Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
John Martono
"Dalam era globalisasi ini, di mana persaingan sangat ketat, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan proses bisnisnya dengan efisien dan efektif egar dapat tetap bertahan. Proses aliran material merupakan salah satu hal yang sangat pentiag bagi perusahwm manufuktur dahan menjalenkaa opemsional.aya. Oleh karena itu, untuk mendapatkaa proses aliran material yang efektif dan efisien. setiap risiko yang mungkin teljadi hams ditangani dengan cepat dan tepat. Dalam hal ini, anallsis risiko diperluksn untuk dopa! mengidentifikasi dan menangani risiko yang ada agar tidak merugikaa perusahwm. Failure Mode anti F/fect Analysis (FMEA) merupakan salah satu metode dahan meiakuksn analisis risiko yang seriog digunuksn. Dengan metode ini, risiko-risiko yang poteosial teljadi dapat diukur nilainya dahan hentuk Risk Priority Number sehingga pi.bak perusahwm dapat menentukan prioritas terlmdap tindakan yang uksn diambil berdasarkan nilai tersebut. PT Komatsu lodooesia yang bergerak dalam bidang manufuktur alat-alat bera1 dan komponen-komponennya, saat ini lebih dominan mengganuksn swnber daya manusia di dalam proses aliran material sepertl penerimaan, iospeksi, penyiropanan, dan pengeluaran material. Hal ini tentu saja uksn menimhnlksn risiko akibat human error pada perusahwm. Berdasauksn basil anallsis risiko, didapatkan sembilan risiko pada proses aliran material daJam Material Control and Supply PT Komatsu lodonesia SIIategi penanganan tiap risiko dibuat untuk meminimalkan kerugian atau babaya yang ditimbulkan risiko itu terlmdap perusahwm. Dengan adanya strategi-strategi itu, proses aliran material daJam perusahwm akan menjadi lebib efektif dan efisien sehlngga bal ini uksn meningksakan keuotungan dan daya saing bagi perusahwm.

in this globalization era, where the competition is very tight, e&>b company was forced to run its business processes effectively and efficiently in order to continue to exist. Matetial flow process is one of the most important things for the manufucturlng companies in doing their operational. Thus, to achieve the effective and efficient material flow process, the potential risks that might occur must be managed irmnediately and properly. In this ease, risk analysis is required to identify and control the hazards that imperil the corporate. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is one of the risk analysis tools that often to be used. By way of FMEA, the potemial risk could be measured in Risk Priority Number (RPN) therefore the company could ptioritize tbe actions should be taken against tbe risk based on that value. Nowadays, PT Komatsu Indonesia as the heavy equipment manufucturing company, using more Innnan resource in marerial flow process such as receivins, verification, storage., and issuing. Cerminly, this will provoke tbe potential risk ceused by human error to organization. Derived from risk analysis, there are nine potential risks in marerial flow process at the Material Control and Supply PT Komatsu Indonesia. The strategies against them were mede to mitigate tbe effects that bad caused to tha company. Through those strategies, the effective and efficient marerial flow process will be achieved. These positively increase beoefits and competitive advantages for the company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardy Muhammad Ichsan Sukirman
"Risiko dan ketidakpastian dalam kegiatan pemboran merupakan suatu hal yang lumrah dihadapi di industri hulu migas. Tidak diantisipasinya risiko akan berakibat fatal pada biaya pemboran. Kesiapan aspek material tangible oleh KKKS (Owner Company) adalah suatu keharusan dan menjadi faktor pertimbangan utama jadi atau tidaknya proyek. Pemboran tidak bisa dimulai atau dilanjutkan ke tahap trayek berikutnya, ketika material tidak tersedia dalam kuantitas yang mencukupi. Perusahaan harus menjamin ketersediaan material dengan tetap memperhatikan faktor keekonomian dan finansial dalam sudut pandang proses bisnis SCM (Supply Chain Management): Pengelolaan persediaan.
Penelitian dilakukan terhadap 12 jenis material tangible utama, dalam rentang waktu 2 tahun (2018-2019), mencakup 33 sumur bor (7 eksplorasi dan 26 eksploitasi), berdasarkan 4 parameter data primer sebagai informasi historis berupa jumlah: Persediaan, permintaan, pembelian, dan pemakaian. Kerangka berpikir yang digunakan dalam analisis risiko ini mengacu pada ISO 31000 Supply Chain Risk Management (SCRM). Analisis risiko dilakukan secara kuantitif dengan bantuan Crystal Ball®[1] untuk memperoleh nilai perkiraan risiko serta melakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh, sehingga dapat dilakukan berbagai upaya untuk menurunkan risiko pada tingkatan yang dapat diterima.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan utama adalah Casing 9.5/8 in. Simulasi model optimasi dapat meningkatkan probabilitas tercapainya kondisi persediaan sehat hingga 78,19%. Dengan menerapkan faktor koreksi sebesar 8,33% terhadap keputusan pembelian secara keseluruhan, sehingga kondisi persediaan sehat dengan toleransi risiko sebesar 10% dari nilai persediaan dapat tercapai.

The risks and uncertainties in gas well drilling activity are common in upstream oil & gas industry. The non-anticipated risk will be fatal to the drilling costs. Readiness of Tangible material aspect by PSC’s (Owner Company) is a must and becoming major consideration factor to the project do or not. Drilling can’t be started or continue to the next trajectory, when the material is not available on sufficient quantity, without ignoring quality. The company must guarantee the availability of material by taking into economic and financial factors in perspective of SCM (Supply Chain Management) business processes: Inventory management.
The research was carried out on 12 main tangible material items, in a span of 2 years (2018-2019), including 33 wellbores (7 explorations and 26 exploitations), based on 4 primary data parameters as historical information of quantity: Initial, requirement, purchasing, and usage. The thinking framework used in this risk analysis refers to ISO 31000 Supply Chain Risk Management (SCRM). Risk analysis used quantitatively method with Crystal Ball® to get the risk forecasting and sensitivity analysis indicating risk priority of the most decisive variable, so that various efforts can be implemented to reducing the risk at a tolerable level.
The results show that the most dominant factor is 9.5/8-inch Casing. Optimization model can increase the probability of health stock achieved up to 78.19%. With implementing correction factor by 8.33% towards purchase decision in overall, so that the health stock condition with 10% risk tolerance of inventory value can be achieved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Elmeizi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko ndash; risiko rantai pasok yang ada pada proses pembelian bahan baku kosmetik di PT Mandom Indonesia, Tbk. Penelitian menggunakan pendekatan COSO Enterprise Risk Management ERM 2004 dengan metode penelitian studi kasus. Data primer yang diperoleh melalalui wawancara dengan Senior Leader Departemen Purchasing, General Manager Bagian Produksi, Manager Bagian Sales Planning, dan General Manager Warehouse. Data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi perusahaan, laporan keuangan, atau laporan tahunan perusahaan dan informasi perusahaan yang berasal dari internet.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 27 risiko rantai pasok yang terbagi menjadi 6 jenis risiko yaitu: risiko sumber daya manusia, produktivitas, penjualan, pengadaan bahan baku, penerimaan bahan baku dan pengawasan gudang, risiko kualitas dan risiko sistem. Perhitungan penilaian setiap risiko didasarkan pada tingkat dampak dan kerentanan terkait dengan dampak dan peluang keterjadian. Berdasarkan tingkat risiko dan dampak yang berpengaruh terhadap perusahaan, maka mitigasi risiko diprioritaskan pada risiko kekurangan produk yang diminta oleh konsumen, ketidaksesuaian jumlah barang datang dengan jumlah pesanan dari supplier dan penerimaan bahan baku dan pengawasan gudang.

The purpose of this research is to identify and mitigate supply chain risks of raw materials purchasing process in PT Mandom Indonesia, Tbk. This research used COSO Enterprise Risk Management ERM 2004 approach with study case method. Primary data collected through interviews with Senior Leader of Department Purchasing, General Manager of Production Division, Sales Manager Planning, and General Manager of Warehouse. Secondary data obtained from company documentation, annual reports, and internet.
The result of this research show there are 27 risks of supply chain, which divided in 6 type, that are human resource risks, productivity, sales, raw materials procurement and warehouse supervision, quality risks and system risks. Risks assessment calculation based on level of impact and vulnerability which depends on impact and the likelihood. From the calculation, the risks which have on top priority mitigation are lack of customer demand, unmatched raw materials quantity, receiving and warehouse supervision.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Satriaji Wiryawan
"Tahap procurement dalam Proyek EPC memegang proporsi biaya sekitar 60%-70% dari keseluruhan biaya proyek. Poin kritis dalam tahap ini adalah fase shipping pada material pipa karena sering terjadi keterlambatan pengiriman material ke lapangan. Salah satu metode shipping yang sering digunakan adalah Ex-Work. Analisis risiko pun dibutuhkan untuk menentukan risiko dominan, penyebab dan dampak serta tindakan preventif dan korektif untuk setiap risiko.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT.X dengan metode penyebaran kuisioner dan wawancara mendalam. Hasil yang diperoleh adalah 7 peristiwa risko dominan pada setiap tahap shipping dan risk register keseluruhan risiko untuk pekerjaan piping pada Proyek EPC.

Procurement on EPC Project has budget proportion for around 60% - 70% from the total cost. Critical point on this stage is shipping phase of pipe material because often happen late of delivery to the site. One of shipping method that often used by PT.X is Ex-Work. Risk analysis is needed to determine the dominant risks, causes, effects and also the preventive and corrective actions on each risks.
Type of this research is case study on PT.X with the questionnaire and depth interview. The output are 7 events of dominant risks on each step on shipping and risk register of all risks for each piping work on EPC Project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Muharomah
"Tahapan procurement atau pengadaan material merupakan tahapan yang paling kritis dalam proyek EPC karena memiliki risiko keberhasilan proyek tertinggi yaitu berkisar 60 ? 70 % dari keseluruhan biaya proyek. Di dalam procurement sendiri, fase shipping merupakan fase yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek EPC secara keseluruhan. Material pipa menjadi material utama penghubung alat-alat pabrik dan menjadi salah satu material yang mengalami proses pengadaan material dengan metode shipping di PT. X.
Model kontrak yang sering digunakan PT. X dalam melakukan pembelian material dengan metode shipping secara internasional adalah Free On Board (FOB). Oleh karena itu, analisis risiko terhadap pengadaan material pipa pada fase shipping dengan menggunakan model kontrak Free On Board (FOB) dibutuhkan untuk mencari penyebab, dampak, dan tindakan preventif serta tindakan korektif terhadap setiap risiko yang terjadi.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dan menggunakan metode pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam dengan pakar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif, uji normalitas, uji validitas dan reliabilitas, uji homogenitas, dan analisis kualitatif risiko. Hasil yang diperoleh adalah 4 peristiwa risiko tertinggi dan risk register untuk setiap proses pengadaan material pipa pada proyek EPC.

Procurement phase or material procurement is the most critical phase in EPC project because it has the highest risk of the project's success, which is in the range of 60-70% of total project cost. Within procurement, shipping phase is a phase that has the most influence on the overall EPC project delays. Pipes are the main material because it connects factory equipment, and is one of the materials that undergoes a procurement process of shipping method by PT. X.
The Free On Board (FOB) model contracts are often used by PT. X in the purchase of materials for international shipping. Therefore, the risk analysis of the pipe material procurement phase using a Free On Board (FOB) is required to find out the causes, effects, preventive and corrective measures against any risks that occur.
This research is a case study that uses methods of data collection with questionnaires and interviews with experts. Then, the data provided is analyzed with descriptive analysis, normality test, validity and reliability test, homogeneity test, and qualitative risk analysis. The results are 4 highest risk event and risk register for pipe material procurement on EPC project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Kesuma
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menilai faktor-faktor risiko dan menyusun strategi mitigasi rantai pasokan material distribusi utama di PLN. Identifikasi faktor risiko didasarkan pada tinjauan literatur yang komprehensif di berbagai sektor industri, yang selanjutnya divalidasi oleh ahli. 27 faktor risiko telah diidentifikasi dengan empat sub-kategori risiko yaitu risiko pasokan, risiko operasi, risiko permintaan, risiko man-made dan risiko alam. Penelitian ini menggunakan metodologi Decision Matrix Risk Assessment (DMRA) yang melibatkan evaluasi risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya dikombinasikan dengan Average Risk Scale untuk mengakomodir jumalah responden sebanyak 66. Hasil analisis menunjukkan terdapat 15 faktor risiko yang berada pada zona risiko tinggi antara lain keterbatasan bahan baku, keterbatasan kapasitas pemasok, dan ketergantungan pemasok yang dapat dimitigasi dengan diversifikasi pemasok, serta risiko keterlambatan pengiriman dengan mitigasi pengalokasian unit penerima dipasok oleh pabrikan terdekat. Terdapat total 33 mitigasi risiko yang telah divalidasi para ahli.  

The aim of this research is to identify, assess risk factors and develop mitigation strategies for the primary distribution material supply chain at PLN. Identification of risk factors is based on a comprehensive literature review in various industrial sectors, which is further validated by experts. 27 risk factors have been identified with four sub-categories of risk, namely supply risk, operational risk, demand risk, man-made risk and natural risk. This research uses the Decision Matrix Risk Assessment (DMRA) methodology, which involves risk evaluation based on probability and impact combined with an Average Risk Scale (ARS) to accommodate a number of respondents of 66. The results of the analysis show that there are 15 risk factors that are in the high risk zone, including limited raw materials, limited supplier capacity, and supplier dependency which can be mitigated by diversifying suppliers, as well as the risk of delivery delays by mitigating the allocation of receiving units supplied by nearby manufacturers. There are a total of 33 risk mitigations that have been validated by experts."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naily Istianah
"Dunia industri menjadi salah satu hal yang terpenting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, perusahaan di bidang industri khususnya
manufaktur tidak sedikit. Perusahaan-perusahaan di industri manufaktur di dalam maupun luar negeri saling bersaing agar dapat memenuhi permintaan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Akan tetapi setiap perusahaan dalam proses produksinya pasti mengalami produksi barang cacat yang tidak bisa dihindari. Adanya produk cacat akan sangat merugikan pihak perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan terhadap produk cacat diperusahaan.
Penelitian ini menganalisis kecacatan potensial dan penyebab potensial terjadinya produk cacat menggunakan metode FMEA dan Diagram Fishbone. Setelah mendapatkan identifikasi penyebab kecacatan, lalu menentukan prioritas resiko dengan Diagram Pareto dan Matriks FMEA untuk dicari rekomendasi perbaikan dengan tool PICA.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kecacatan yang sering terjadi pada jaring nylon multifilament adalah jaring sobek dan jaring lerek. Penyebab potensial mayoritas terjadi pada jaring sobek adalah karena upper hook tajam/kasar bagian pengaitnya. Sedangkan pada jaring lerek, penyebab potensial mayoritas terjadi karena sekoci seret. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya jaring cacat adalah faktor mesin, manusia, dan material. Oleh karena itu, diperlukannya penanganan dalam mengatasi masalah pada proses produksi.

The industrial world is one of the most important things in the economic development of the country. However, there are many companies in manufacturing sector. Domestic and foreign manufacturing companies compete each other to meet
consumer demand from their products. However, each company process must experience the production of defective goods that cannot be avoided in its production.
The existence of a defective product will be very detrimental to the company. Hence, resolving the defective products in the company is needed.
This study analyze the potential defects and the potential cause of defect product could occur using the FMEA and Fishbone Diagram methods. Since obtaining the identification of the defect causes, then determining risk priorities using the Pareto
Diagram and FMEA Matrix to find recommendations for improvement using the PICA tool.
Based on the research results, the defects that can occur in the nylon multifilament net are torn net and lerek net. A potential cause of torn net is because of the sharp/rough upper hook. Whereas in lerek nets, the potential cause is sluggish bobbin case. Factors that affect the occurence of defect nets are machine, human, and material. Therefore, it is necessary to solve problems in the process production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa
"Dalam kondisi perekonomian yang sulit, setiap perusahaan, dalam industri manufaktur khususnya, harus mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan harus dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu yang merugikan finansial. Salah satu aspek yang selalu mempengaruhi keuntungan perusahaaan adalah waste hasil proses produksi. Semakin besar waste yang terjadi mengindikasikan semakin banyak bahan baku yang hilang dan terbuang sia-sia dalam proses produksi. Hal ini akan sangat merugikan perusahaan. Oleh karena itu pengendalian, penanganan dan pencegahan terhadap jumlah waste ini mutlak diperlukan oleh perusahaan.
Penelitian ini memfokuskan pada upaya untuk mencari solusi-solusi untuk menurunkan atau meminimalisir jumlah waste yang timbul dengan menggunakan FMEA. Mula-mula diidentifikasikan jenis-jenis waste yang timbul, kemudian dicari akar permasalahan terjadinya insiden yang menyebabkan waste (insiden kecacatan), dan dilanjutkan dengan mencari solusi yang mungkin.
Dari penelitian diketahui bahwa insiden kecacatan paling sering terjadi pada proses slitting, sehingga dari sini pulalah dihasilkan paling banyak waste. Sementara itu, penyebab utama yang muncul dari insiden pada masing-masing proses adalah gulungan tidak rata pada proses slitiing, muncul garis dari hasil printing, dan kupingan masuk pada proses laminating. Mayoritas kesalahan terjadi karena faktor manusia atau human error. Maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk peningkatan dan pengendalian proses.

In the difficult economic conditions nowadays, every company in the manufacturing industry should be able to compete with other companies. Company must be able to reduce costs that cause the financial disadvantage. One cost that always affects firm profits is the cost of waste in the production process. The more quantity of waste that appear, indicates that there are more material lost in production process. Therefore, the effort to control, treatment and prevention of waste is absolutely needed by the company.
This research focuses on finding the solutions to reduce and minimize the amount of waste using FMEA method. First things to do is identificate type of waste that appear, then we try to find the root causes of those incidents that cause waste and continues to make some solutions.
Based on survey results revealed that three of material that affects 80% of the cost of purchasing material is OPP film, PP cosmoplene and ink. The most frequently occurred incident is one that happen in slitting process, also from this incident the most widely waste produced. Meanwhile, the main causes that arise from incident at each process are the uneven rolls at slitting process, lines at printing process, and "kupingan masuk" on laminating process. Most of the mistakes happen from human error factor. So, it is needed to make some efforts to controlling the process and reduce the human error.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51939
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavianti
"PT Sakura Java Indonesia SJI 3 sebagai perusahaan yang memproduksi muffler menggunakan mesin pres feeder uncoiler dan peralatan pendukung produksi seperti crane dan forklift Dari proses produksi maupun mesin dan peralatan yang digunakan PT SJI 3 memiliki potensi bahaya hazard Potensi bahaya yang sering terjadi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja di PT SJI 3 adalah bahaya mekanik dan bahaya listrik Potensi bahaya mekanik dan listrik ini dapat menimbulkan risiko keselamatan sehingga akan menyebabkan kecelakaan kerja yang pada akhirnya akan menimbulkan kerugian
Skripsi ini membahas penilaian risiko keselamatan pada pekerjaan blank material pada proses pembuatan bracket 54P serta pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 Penelitian ini adalah semi kuantitatif dengan desain deskriptif analitik Identifikasi hazard dan risiko menggunakan metode Job Safety Analysis JSA Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat risiko tertinggi adalah terjepit mesin dies.

PT Sakura Java Indonesia SJI 3 as a manufactory that producing mufflers use a pressing machine feeder machine uncoiler machine and production support equipment i e crane and forklift From its production processes machines and equipments used PT SJI 3 has the hazards Hazards that can lead to frequent accidents is a mechanical and electrical hazards It may cause of safety risk that would cause an accident which will eventually of losses
This study discusses safety risk assessment on the job of blank material in bracket 54P process and control that has been done in PT SJI 3 This study is a semi quantitative with design of analytical descriptive Hazard and risk identification using the Job Safety Analysis JSA The results showed that the higher risk level wedged of dies engine.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>