Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Ade Amalia
"Proses akuisisi lahan merupakan salah satu proses terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek pembangunan tower Base Transceive Station (BTS). Akuisisi lahan tidak mudah dilakukan karena ada banyak pihak yang berkaitan dengan dengan perolehan izin pembangunan tower di lahan tersebut. PT SK, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa pembangunan dan penyewaan tower BTS, mempercayakan pada vendor untuk melakukan akuisisi lahan. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan proyek pembangunan tower, dibutuhkan evaluasi kinerja kontraktor Sitac yang juga dapat digunakan untuk mengakomodasi pemilihan atau penunjukkan kontraktor untuk proyek selanjutnya. PT SK perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja kontraktor akusisi lahan, baik yang bersifat kualitatif, maupun kuantitatif. Selain itu, dibutuhkan suatu model yang dapat menilai kinerja vendor atau kontraktor akusisi lahan berdasarkan faktor-faktor tersebut tersebut. Dalam penelitian ini, akan dihasilkan suatu model rating kinerja kontraktor dengan menggunakan metode Analytic Network process (ANP), yaitu suatu metode pengambilan keputusan yang mempertimbangkan adanya berbagai macam hubungan ketergantungan dan timbal balik. Seluruh data yang digunakan untuk memperoleh model rating ini merupakan pendapat subyektif dari para pihak PT SK yang dianggap berpengalaman dalam menangani proyek pembangunan tower, termasuk shareholder PT SK. Proses pembuatan model ini dimulai dari pemilihan kriteria dan sub kriteria sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan kinerja kontraktor Sitac, penentuan hubungan antar sub kriteria dan kriteria, serta pembobotan kriteria dan sub kriteria tersebut. Penelitian ini juga menghasilkan contoh rating dan form untuk model tersebut yang dapat diaplikasikan PT SK untuk evaluasi kinerja kontraktor akuisisi lahan.

Site Acquisition (Sitac) is one of the most important process which may determine the success of Base Transceive Station (BTS) tower construction project. Site acquisition is not that easy to do, because there are many people who related in getting permittion for tower construction in that site. PT SK, a company which run a bussiness in providing BTS tower construction and rental, trusting their vendor for most of activities in site acquisition process. Therefore, to support the success of tower construction project, it needs site acquisition vendor performance evaluation which can also accomodate vendor selection for next project. PT SK should also identify factors which influence the success of contractor or vendor performance in site acquisition, both qualitative and quantitative. Beside that, it need a model to evaluate vendor or contractor performance based on those factors. In this research, it will be created a rating model for site aqcuisition vendor performance using the Analytic Network process (ANP), a decision making method that makes it possible for us to deal systematically with all kinds of dependence and feedback. All supported data which used to generate this rating model is derived from subjective decision by several experts in PT SK who experienced in tower construction project, including shareholder. Rating model construction is started from selecting criteria and sub criteria which influence the success of site acquisition contractor performance, identifying relationship between sub criteria and criteria, and then weighting those criteria and criteria. This research also generate rating sample and a form which can be applicated by PT SK in evaluating site acquisition contractor performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Iwan Setiawan
"Persaingan dalam industri pertambangan yang ketat di Indonesia yang merupakan negara yang mempunyai potensi mineral ketiga terbesar di dunia membuat suatu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilannya dalam bisnis. Selain itu perlu ada suatu model yang dapat menilai tingkat keberhasilan perusahaan itu dengan faktor-faktor itu sebagai indikator.
Dalam penelitian ini dirancang model untuk melakukan rating kinenja perusahaan pertambangan dengan metode Analytic Hierarchy Process. Pertama-tama kriteria dan sub kriteria sebagai indikator kinerja perusahaan pertambangan dipilih dan dibobotkan oleh para ahli pertambangan, lalu dibuat model rating untuk perusahaan pertambangan berdasarkan kriteria dan sub kriteria itu. Hasil yang diperoleh adalah model rating kinerja perusahaan pertambangan. Suatu contoh rating untuk perusahaan pcrtambangan batubara dibuat untuk menjelaskan kegunaan model itu.

The competition in mining industry in Indonesia, that has the third highest mineral potential in the world, is forcing the companies to understand the key factors of its business success. There is also a need for a model that can rate the companies’ success using the factors as indicators.
In this research, a performance rating model for mining company is designed using Analytic Hierarchy Process. First, the criteria and sub criteria as performance indicators is chosen and weighted by mining experts, and then a rating model is constructed based on the criteria and sub criteria. The result is a performance rating model for mining company. An example of coal mining company rating is illustrated to explain the use of the model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Dachyar
"Persaingan dalam industri pertambangan yang ketat di Indonesia yang merupakan negara yang mempunyai potensi mineral ketiga terbesar di dunia membuat suatu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilannya dalam bisnis. Selain itu perlu ada suatu model yang dapat menilai tingkat keberhasilan perusahaan itu dengan faktor-faktor itu sebagai indikator. Dalam penelitian ini dirancang model untuk melakukan rating kinerja perusahaan pertambangan dengan metode Analytic Hierarchy Process. Pertama-tama Kriteria dan Sub Kriteria sebagai indikator kinerja perusahaan pertambangan dipilih dan dibobotkan oleh para ahli pertambangan, lalu dibuat model rating untuk perusahaan pertambangan berdasarkan Kriteria dan Sub Kriteria itu. Hasil yang diperoleh adalah model rating kinerja perusahaan pertambangan. Suatu contoh rating untuk perusahaan pertambangan Batubara dibuat untuk menjelaskan kegunaan model itu.

The competition in mining industry in Indonesia, that has the third highest mineral potential in the world, is forcing the companies to understand the key factors of its business success. There is also a need for a model that can rate the companies' success using the factors as indicators. In this research, a performance rating model for mining company is designed using Analytic Hierarchy Process. First, the Criteria and Sub Criteria as performance indicators is chosen and weighted by mining experts, and then a rating model is constructed based on the Criteria and Sub Criteria. The result is a performance rating model for mining company. An example of coal mining company rating is illustrated to explain the use of the model."
2004
JUTE-XVIII-2-Juni2004-127
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rifai Aji Wibowo
"This thesis discusses about how to select partners in the supply of land rigs based on the criteria for the administrative evaluation, technical evaluation and financial evaluation, using the Analytic Network Process (ANP).
Results of this study indicate that the technical evaluation has the highest weighting, followed by administration evaluation and financial evaluation; and the most influential sub criteria are the rig equipment.

Tesis ini membahas mengenai cara untuk memilih mitra kerja dalam penyediaan rig darat berdasarkan kriteria pada evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga, dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi teknis mempunyai bobot tertinggi, diikuti oleh evaluasi administrasi dan evaluasi harga; dan sub kriteria yang paling berpengaruh adalah peralatan rig.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sudarwanto
"Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja pada industri konstruksi adalah dengan meningkatkan kinerja jasa konsultan konstruksi. Untuk itu diperlukan pengukuran kinerja pada tingkatan organisasi jasa konsultan konstruksi, baik dari sisi finansial maupun non finansial. Penelitian ini menggunakan metode Balance Scorecard BSC dan Analytic Network Process ANP , dimana BSC merupakan metode untuk mengukur kinerja pada tingkatan organisasi yang meliputi ukuran-ukuran finansial maupun non finansial. ANP digunakan untuk menganalisis keterkaitan antar indikator kinerja. Penelitian ini menghasilkan suatu model pengukuran kinerja pada industri jasa konsultan konstruksi, yang mencakup 21 indikator kinerja yang tersebar pada 4 perpektif BSC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan sistem kerja, mempertahankan daya saing terhadap pasar dan produktivitas karyawan menempati prioritas teratas dalam pengukuran kinerja yang memiliki pengaruh besar terhadap kinerja suatu organisasi jasa konsultan konstruksi.

One of the efforts to improve performance in the construction industry is by improving the performance of construction consultant services. Therefore, it is necessary to measure performance at the level of construction consultant services organization, both financially and non financially. This research uses Balance Scorecard BSC and Analytic Network Process ANP method, where BSC is a method to measure performance at organizational level covering financial and non financial measures. ANP is used to analyze the interrelationship between performance indicators. This study produces a performance measurement model in the construction consultant services industry, which includes 21 performance indicators scattered across 4 BSC perspectives. The results of this study indicate that the improvement of work system, maintaining market competitiveness and employee productivity occupy the top priority in performance measurement that has a major influence on the performance of a construction consulting services organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiki Fahrunnisa
"Penelitian ini dibuat untuk melakukan pengukuran performansi vendor pada Enhanced USO Maintenance Project PT. Telkomsel. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada para pakar atau ahli, dalam hal ini Project Manager dan Koordinator Wilayah. Penelitian ini sangat berguna agar PT. Telkomsel dapat menilai dan memutuskan vendor dan wilayah mana yang memiliki performansi terbaik. Selain metode AHP terdapat aplikasi pendukung pada penelitian ini, yaitu dibuatnya aplikasi berbasis web untuk membantu dalam hal otomatisasi perhitungan AHP. Tujuan dari penelitian adalah Memperoleh tingkat performansi vendor menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) berdasarkan lokasi dari masing-masing vendor.

This study was made to measure vendor performance on Enhanced Maintenance Project USO PT. Telkomsel. Data retrieval is done by distributing questionnaires to the experts, by Project Manager and Regional Coordinator. This study is very useful for PT. Telkomsel to assess and decide vendors and which region has the best performance. In addition to AHP applications are supporting to this research, which made Web-based applications to aid in the automation AHP calculation. The aim of the study was Obtain vendor performance levels using the Analytic Hierarchy Process (AHP) based on the location of each vendor"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Andayani
"Pengukuran kinerja digunakan secara luas oleh unit-unit bisnis dan industri untuk meng-asses- kemajuan atau progres dari rancangan tujuan dan sasaran secara kuantitatif untuk mencapai keefektifan dan efisiensinya. Pengukuran kinerja memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen untuk pengambilan keputusan yang efektif. Pengukuran kinerja maintenance menjadi elemen penting dari pemikiran strategis bagi pemilik aset dan pengelola aset.
Maintenance Scorecard adalah suatu pendekatan yang didesain untuk membantu dalam pembuatan dan pengimplementasian strategi dalam pengelolaan asset-aset perusahaan, diaplikasikan melalui suatu hirarki tujuan atau pendekatan yang terstruktur melalui tiga level fundamental yaitu corporate, strategic dan functional. MSC melalui tiap indikator yang kuantitatif dalam tiap level perusahaan mengukur performa dalam asset management tentang apa yang dilakukan, bagaimana kinerja selama ini dan bagaimana performa setiap tindakan yang sudah dilakukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Terdapat 6 perspektif pengukuran performa dalam MSC yaitu productivity, cost effectiveness, safety, environmental dan learning perspective. Penelitian ini dilakukan untuk merancang Maintenance Scorecard pada PT.XY sebagai perusahan percetakan uang.
Hasil rancangannya adalah adanya usulan hirarki indikator (KPI) dari setiap level perusahaan yang terbagi dalam tiap perspektif MSC. Dari 6 perspektif pada MSC dihasilkan sebanyak 39 usulan indikator performa yang relevan, yang terbagi menjadi : 14 indikator productivity, 8 indikator cost effectiveness, 4 indikator safety, 8 indikator quality, 3 indikator environmental dan 1 indikator learning perspective. KPI yang dihasilkan dari rancangan MSC kemudian dibobotkan dengan metode Analytic Network Process (ANP) menggunakan software super decision. Keluaran dari software adalah urutan prioritas KPI.

Performance Measurement used widely by business and industrial units for assesing the improvement or progress of designed targets and goals quantitavely to achieve effectiveness and efficiency. Performance measurement give information required by management for the effective decision making. The measurement of maintenance performance has become an essential element of strategic thinking of asset owners and asset managers.
Maintenance Scorecard (MSC) is an approach which is designed to assist the strategy development and implementation in company asset management, it is applied through the hierarchical of goals or structured approached into three fundamental level that is corporate, strategic and functional. MSC through its quantitative indicators in every company level measure the asset management performance about what have to do, how is the current performance and how is the performance of the action taken to achieve company goals. There are 6 perspectives of performance measurement in the MSC that is productivity, cost effectiveness, safety, quality, environmental and learning perspectives. This research goal is to design Maintenance Scorecard in PT. XY as banknote printers. The design result is a suggestion of the hierarchical indicators (KPI) in every company level stated in each MSC perspective.
Based on the 6 MSC perspective the results 39 suggested relevan performance indicator that is : 14 indicators for productivity perspective, 8 indicators for cost effectiveness perspective, 4 indicators for safety perspective, 8 indicators for quality perspective, 3 indicators for environmental perspective and 1 indicator for learning perspective. The suggested KPI result from MSC design is weighted using Analytic Network Process (ANP) method processed with super decision software. The output is the priority of KPI."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatria Ariesta
"Sistem pengukuran kinerja harus secara efektif dapat dimonitori melalui KPI sebagai matriks pengukurannya. BSC merupakan sistem pengukuran kinerja yang melalui strategy mapnya dapat mengidentifikasi hubungan antar sasaran strategis yang ada di dalamnya dengan finansial sebagai goal akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh KPI pada Departemen LMO sebagai rantai pasok di CNOOC SES Ltd. yang telah menerapkan BSC. Selanjutnya dicari keterkaitan antar KPI dan strategic objective dengan menggunakan metode ANP, sehingga dapat dicari pula Strategic objective yang paling berpengaruh. Hasil yang didapat yaitu terdapat 5 KPI baru untuk BSC LMO. Komputasi ANP menunjukkan bahwa improve inventory management merupakan strategic objective yang paling besar pengaruhnya terhadap strategic objective lainnya.

Performance measurement system should effectively be monitored through KPIs as a measurement matrix. BSC is a performance measurement system through it‟s strategy map can see the strategic objective relations in it with financial as final goal. The purpose of this study is to obtain KPIs LMO in LMO Department as supply chain at CNOOC SES Ltd. that have implemented the BSC. Subsequently sought inter-relation between strategic objectives and KPIs using ANP method, so that can be searched also the most influential strategic objective. The result is there are 5 new KPIs for BSC LMO. ANP computation shows that improve inventory management is a strategic objective the greatest influence on other strategic objectives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Yusuf
"Banyaknya hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan buruknya kinerja biaya proyek konstruksi, salah satu penyebabnya adalah kompetensi manajer proyek. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan kompetensi-kompetensi apa yang perlu dioptimalkan untuk tiap-tiap jenis proyek dengan lokasi yang berbeda. Dilakukan survey menggunakan kuesioner dan wawancara, kemudian data ditabulasi serta divalidasi pakar. Hasil kesimpulan para pakar menggunakan perbandingan berpasangan dalam ANP menunjukkan bahwa kompetensi performance harus diprioritaskan diantara 3 grup kompetensi dan jenis proyek dengan kode Sg paling sensitif terhadap kinerja biaya. Sedangkan lokasi proyek yang paling sensitif terhadap kinerja biaya adalah Papua.

The number of previous research that says the poor performance of the project cost of construction, one reason is the project manager's competence. This study aims to model what competencies need to be optimized for each type of project to a different location. Survey conducted using questionnaires and interviews, then data is tabulated and validated the expert. The conclusion of the experts using the ANP pairwise comparisons showed that performance competencies should be prioritized among three groups of competence and the type of project with code Sg most sensitive to cost performance. While the location of the project is most sensitive to the cost performance is Papua."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>