Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Windi Roswidiyastuti
"Sebuah proyek agar mudah dikendalikan harus diuraikan dalam bentuk komponen-komponen individual dalam struktur hirarki, yang dikenal dengan Work Breakdown Structure (WBS). Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara hirarkis menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan dengannya. Struktur dalam WBS mendefinisikan tugas-tugas yang dapat diselesaikan secara terpisah dari tugas-tugas lain, memudahkan alokasi sumber daya, penyerahan tanggung jawab, pengukuran dan pengendalian proyek. Pembagian tugas menjadi subtugas yang lebih kecil tersebut dengan harapan menjadi lebih mudah untuk dikerjakan dan diestimasi lama waktunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dari kriteria WBS dan mengetahui besarnya rangking/ peringkat terhadap pengendalian proyek serta mendapatkan rekomendasi action plan yang dilakukan dari faktor kriteria WBS yang dominan berdasarkan kepada acuan standar Project Management Institute (PMI) Practice Standar for Work Breakdown Structure tahun 2001 dan berkolaborasi dengan A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK_ Guide) - Fourth Edition tahun 2008.
Metode penelitian ini dilakukan adalah metode studi kasus pada Proyek Pekerjaan Lanjutan Perluasan dan Renovasi Gedung dan Pembangunan Gedung Parkir Roda 2 Tahap II Badan Pusat Statistik, Jakarta dengan menggunakan kuisioner dan wawancara terhadap pakar. Data hasil kuisioner akan dianalisa dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) ialah suatu metode analisis untuk mencari faktor-faktor kriteria WBS yang berpengaruh terhadap pengendalian proyek dengan memberikan rangking/ peringkat dari hasil survey proyek.
Hasil penelitian ini adalah ada dua puluh faktor dari kriteria WBS yang dominan terhadap pengendalian proyek yang terdiri dari 4 variabel konsep yang berindikator deliverables dan manajemen; 1 variabel kegunaan WBS yang berindikator input utama; dan 15 variabel panduan pembuatan WBS yang berindikator pada resiko dan WBS, Perencanaan, sumberdaya, manajemen dan WBS, perincian level, Faktor-faktor yang dipertimbangkan, dan pertimbangan dalam mengukur WBS. Dari hasil temuan tersebut perlu menentukan action plan untuk mengendalikan proyek sehingga menjadi efektif yaitu seluruh pekerjaan WBS pada penyusunan dokumen kontrak harus mudah dikendalikan, dimonitor serta deliverables terukur.

A project is made manageable by first breaking it down into individual components in a hierarchical sructure, known as the work breakdown structure (WBS). Basically WBS constitutes a list that gets character top down and hierarchicaling to enlighten component who shall be built and work that gets bearing with it. Such a structure defines task that can be completed independently of other task, facilitating resource allocation, assigment of responsibilities, and measurement and control of the project. Different levels as task, sub-task, and work package becomes easier to be worked and gets most estimation.
This research intent to identify factors of WBS criteria which influence control of project and knows of influence level to project control and then get recommendation of action plan one that is done from WBS criteria factor that dominant bases from standard Project Management Institute (PMI) Practice Standar for Work Breakdown Structure 2001 and collaboration with A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK_ Guide) - Fourth Edition 2008. Approach of research that used is case study method project of Extensions Continuing Work and Building Renovation and Motorcycle Parking Building in Phase II at Badan Pusat Statistik, Jakarta by use of questioner and interviewing experts. Questioner's result data this will be analysed by used of Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The method is used to find out WBS criteria's factor that influenced to project control by giving ranks/ level from project survey result.
This observational result is available twenty factors of dominant WBS criterion to project control that consisting of 4 concept variable that gets deliverables and management indicators; 1 using a WBS variable that gets primary input indicator; and 15 creates WBS variable that gets project risk and the WBS, resource planning, management and the WBS, WBS level of detail, factors to be considered, and WBS measurement considerations.Of that finding result needs to determine action plan for control of project as effective which is exhaustive WBS'S work in document contracts to easy have controlled, monitored and deliverables to be measured.
"
2009
S50475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Propezite Nurhutama Mustain
"Dalam proyek konstruksi bendungan khususnya pada proyek bendungan urugan tanah dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS (Work Breakdown Structure) merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap estimasi biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS Bendungan. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Urugan Ditjen SDA (2004) dan BOQ (Bill of Quantity) proyek bendungan yang berada di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko. Sebagai hasilnya, penelitian ini akan mengusulkan standar WBS yang berbasis risiko untuk proyek-proyek bendungan urugan tanah yang dapat meningkatkan estimasi biaya proyek.

Dam construction project especially earthfill dam can be successful if the scope of works is defined in accordance with the requirement. Work Breakdown Structure (WBS) divides tasks into smaller items which makes them easier to be controlled. WBS standardization has critical impact on the cost of project. The purpose of this research is to develop WBS of dam construction project. The methodology used to develop the WBS of dam is based on the regulation and guidelines related to the implementation of dam construction such as The General Specification of Earthfill Dam, Ministry of Public Works and Public Housing Indonesia (2004) and bill of quantity from earthfill dam projects in Indonesia. The research is conducted by making a questionnaire survey for dam project contractors. The output of this study is WBS standard which comprises of 6 levels by analyzing dominant risk variables that may affect project cost control and WBS standard development with risk responses recommendation. As a result, this research will propose a risk-based WBS standard for earthfill dam projects that can improve the cost estimate of the project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wili Andri Utama
"Irigasi mempunyai peran vital, karena berfungsi sebagai penyediaan air untuk lahan-lahan pertanian, perkebunan, dan perikanan. Untuk merancang saluran irigasi, perencanaan yang matang sangat diperlukan supaya tujuan pembuatan saluran tercapai. Namun di lain pihak, pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelakaan kerja juga meningkat. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja. Peraturan dan ketentuan tentang pembiayaan K3 yang ada di Indonesia belum diatur secara jelas dan terukur. Peraturan yang ada mengenai pembiayaan K3 diatur di tiga peraturan yaitu, Peraturan Menteri No. 31 Tahun 2015, Surat Edaran Menteri PUPR No. 66 Tahun 2015, Peraturan Menteri PUPR No. 28 Tahun 2016 serta yang terakhir Surat Edaran Menteri PUPR No. 11 Tahun 2019. Menurut Cooper dan Kaplan (1992), perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko apa saja yang berpotensi bahaya pada pekerjaan irigasi, pembuatan safety plan dengan menggunakan standar WBS berbasis risiko, dan hasil dari peneltian ini dapat membuat analisa struktur biaya K3 untuk pekerjaan irigasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Data Primer diperoleh dengan melakukan survey kepada para pakar dan responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa jatuh dari ketinggian merupakan potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi pada proyek Saluran/Irigasi. Pengendalian yang dilakukan dengan pengendalian administratif, penggunaan APD serta APK dengan Komponen Biaya K3 Umum dan Khusus. Dari hasil perhitungan biaya K3 berbasis WBS pada 2 proyek, diperoleh rata-rata sebesar 0.862% dimana persentase tersebut masih sesuai dengan kebijakan beberapa BUMN Konstruksi.

Irrigation have a vital role, because serves the provision of water for agricultural, plantation and fisheries lands. To design irrigation channels, careful planning is needed so that the goal of making the channel is achieved. But on the other hand, the implementation of construction projects in Indonesia in general the number of work accidents also increased. Referring to the data from the Social Services Provider Agency (BPJS), nationally the number of work accident accidents in the construction sector was recorded as the national sector with the highest number of occupational accidents. The regulations and provisions regarding HSE financing in Indonesia have not been clearly and measurably regulated. Existing regulations regarding HSE financing are regulated in three regulations, namely, Ministerial Regulation No. 31 of 2015, Circular of the Minister of Public Works and Public Housing No. 66 of 2015, the Minister of Public Works and Public Housing Regulation No. 28 of 2016, and the last in Circular of the Minister of Public Works and Public Housing No. 11 of 2019. According to Cooper and Kaplan (1992), Activity-Based Costing (ABC) has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. This study aims to identify any risks that are potentially hazardous in irrigation work, making a safety plan using risk-based WBS standards, and the results of this research can make Analysis cost of safety for irrigation works. This research uses a qualitative approach and descriptive analysis. Primary data is obtained by conducting surveys of experts and respondents. Based on the results of the study it was found that falling from a height is a potential hazard with the highest risk value in the Irrigation/Channel project. Controlling proceed by administrative controls, the use of PPE as well as GER with General and Special OSH Cost Components. From the results of WBS-based OSH cost calculations on 2 projects, an average of 0.862% was obtained where the percentage is still in accordance with the policies of several Construction SOEs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyanto Nugroho
"Dalam Proyek konstruksi jembatan baja khususnya pada jembatan girder baja dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap pengendalian biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS jembatan pada girder baja. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 dan Spesifikasi Khusus Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol 2017 BPJT yang berbasis risiko. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa 15 variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko.

In the steel bridge construction project, especially on the steel girder bridge can be successful if the definition of project scope in accordance with the requirements. WBS is a smaller item and easily controlled. WBS standardization is very important because will greatly affect the cost control. The purpose of this research is to develop WBS of steel girder bridges. Method based on the regulation of the General Specification of Highways 2010 Revision 3 and Special Specification of Toll Roads 2017 from Toll Road Regulatory Agency BPJT for cost control project. The results of this study is WBS standards of 6 level with 15 dominant risk variables by analyzing possible risks that may affect cost control project and development of standard WBS with recommended risk responses. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Daniel Alfonso Manahan
"ABSTRAK
Proyek Green Building membutuhkan penanganan yang berbeda dari proyek bangunan konvensional. Salah satu faktor yang sangat penting agar proyek dapat terkelola dengan baik adalah dengan melakukan analisa faktor risiko beserta biaya kontingensi dari aktivitas pekerjaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas, risiko dan biaya kontingensi pada proyek Green Building khususnya GREENSHIP NB, dimana aktivitas tersebut didapat dari pengembangan WBS. Metode penelitian meliputi studi literature, analisa risiko, dan studi kasus Proyek X. Hasil penelitian ini mendapati biaya kontingensi pada Proyek X adalah sebesar 10,96 terhadap biaya investasi Green Building. Selain biaya kontingensi, dalam penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 15 tindakan pencegahan dan 9 tindakan perbaikan atas 20 peristiwa yang memiliki risiko tinggi, dimana perisitiwa-peristiwa tersebut dapat terjadi pada 244 aktivitas yang telah dikelompokkan kedalam 22 paket pekerjaan berbasis WBS.

ABSTRACT
Green Building project requires different treatment than conventional building project. One of the crucial factors for successful managing projects is an analysis of risk factors along with contingency fees from the activity of the project. The objectives of the research are to identify activity, risk factor, and analyze contingency cost in Green Building in particular GREENSHIP NB project, where the activity is derived based on WBS. The methodology consists of literature study, risk analysis, and case study of Project X. The results of this research found contingency cost in Project X is up to 10.96 from investment of Green Building. In addition, there are 15 preventive and 9 corrective actions on 20 high risk events, where high risk events can occur in 244 activities that have been decomposition into 22 work package in WBS."
2017
T48772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Muhammad Nicodemus
"Infrastruktur merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Perkembangan infrastruktur di Indonesia saat ini terbilang sangat masif. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak proyek-proyek yang telah maupun tengah dibangun terutama pada bidang salah satunya flyover. Dengan kompleksitas dan risiko yang tinggi tersebut, pekerjaan infrastruktur flyover harus mendapatkan perhatian lebih khususnya pada aspek safety. Pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelekaan kerja juga meningkat. Tingginya angka kecelakaan kerja yaitu total kecelakaan kerja pada 2018 sebanyak 173 ribu kasus dengan 32% diantaranya didominasi oleh sektor konstruksi. Angka ini meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan dampak pasca insiden tersebut, pada awal 2018 Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh pekerjaan konstruksi layang di Indonesia. Terjadinya kecelakaan ini memberikan dampak yang negatif terhadap proyek seperti korban jiwa, material, waktu, biaya dan lain-lain. Masalah K3 secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan ini adalah kurangnya anggaran K3 dalam proyek ataupun tidak pernah dialokasikan secara spesifik dalam kontrak, tetapi tergabung dalam kategori biaya umum sehingga implementasi K3 menjadi kurang maksimal. Salah satu aspek yang diyakini dapat memperbaiki kondisi keselamatan kerja adalah dengan tersedianya anggaran yang layak dan secara khusus dialokasikan untuk pelaksanaan SMK3 di proyek konstruksi. Perencanaan biaya K3 dapat dilakukan secara akurat apabila aktivitas pada proyek dapat terdefinisi dengan baik. Salah satu cara untuk menurunkan aktivitas pada proyek secara detail adalah dengan melakukan penyusunan Work Breakdown Structure (WBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan, metode dan aktivitas pekerjaan pada Proyek Infrastruktur flyover berdasarkan standar WBS penelitian terdahulu, mengidentifikasi potensi bahaya dan pengendalian risiko, mengidentifikasi sasaran dan program K3, mengidentifikasi komponen biaya K3 dan menganalisis besaran K3 yang digunakan pada proyek Infrastruktur flyover. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Data Primer didapatkan dengan melakukan survey kepada pakar dan responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Girder jatuh karena sling putus / crane terguling merupakan potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi pada proyek Infrastruktur Flyover. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan pengendalian administratif, penggunaan APD serta APK dengan Komponen Biaya K3 Umum dan Khusus. Dari hasil perhitungan biaya K3 berbasis WBS pada 2 proyek, diperoleh rata-rata sebesar 1.42% dimana persentase tersebut masih sesuai dengan kebijakan beberapa BUMN Konstruksi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi khususnya di Kementerian PUPR dengan tujuan pencegahan kecelakaan kerja atau menurunkan tingkat kecelakaan, serta diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menghitung besaran biaya K3 pada saat penawaran proyek bagi badan usaha jasa konstruksi khususnya di Indonesia.

Infrastructure is an important element in the development of a country. In recent years in Indonesia, numerous projects have been built and quite a lot is also being built especially flyover infrastructure. Possess high complexity and risk, flyover infrastructure work requires huge attention, especially its safety aspect. In 2018, 32% of 173.000 work accident cases in Indonesia were from the construction sector, and still increasing. These accidents led to a loss of life, material, time, cost, etc. Meanwhile, the OHS issues in Indonesia are still often overlooked, indicated by the high number of working accidents. The poor allocation of the OHS budget is one of the causes of the high number of work accidents, it can be overcome by thoroughly defining the activities on the project, such as preparing a Work Breakdown Structure. This study aims to identify various elements, such as work packages, methods, work activities, potential hazards, risk control, OHS targets and its cost component, also analyze the OHS amount used in Flyover Infrastructure project, by using qualitative approach and descriptive analysis.The study found that Girder falls due to broken slings/rolled cranes is a potential hazard with the highest risk value in the Flyover Infrastructure project. Controlling is proceeded by administrative control, the use of PPE as well as GER with General and Particular OHS Cost Components. From the calculation of WBS-based OHS costs in 2 projects, an average of 1.42% was obtained where the percentage is still compliant with the policies of several Construction SOEs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Amalia Ilmi
"

Sebuah proyek konstruksi terdiri dari banyak kegiatan. Agar lebih mudah dikelola, kegiatan dibagi menjadi lebih kecil yang disebut paket pekerjaan. Sementara pekerjaan pada proyek konstruksi dan unsur-unsurnya relatif sama dan ini dapat di standardisasi dan digunakan sebagai dasar untuk program universal untuk pekerjaan konstruksi. Standarisasi WBS akan memungkinkan otomatisasi proses perencanaan proyek dan karenanya akan meminimalkan terjadinya kesalahan manajemen biaya pada proyek. Tujuan dari penerapan ini adalah untuk mengembangkan standar kamus dan checklist berbasis WBS untuk perencanaan estimasi biaya pada pekerjaan pelabuhan laut, mengidentifikasi sumber yang berpotensi dapat berdampak pada cost overrun suatu proyek. Metode penelitian ini menggunakan metode survei kepada para pakar pelabuhan laut untuk mengetahui standar kamus dan checklist berbasis WBS. Survei divalidasi oleh para pakar sebagai dasar dalam pengembangan standar kamus dan checklist WBS. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan standar kamus dan checklist berbasis WBS pada proyek konstruksi pelabuhan laut untuk perencanaan estimasi biaya.


A construction project consists of many activities. To be more easily managed, activities are divided into smaller called work packages. The elements of construction project work are relatively similar, and these can be standardized and used as a basis for a universal program for construction project. The WBS standards can be developed into a dictionary and checklist that will help the project planning process and is expected to minimize the occurrence of cost management errors on the project. The purpose of this research is to develop a dictionary and checklist standard based on Work Breakdown Structure (WBS) for planning cost estimates for seaport project construction, identifying sources that can potentially have an impact on a project's cost overrun. This research method uses a survey method to seaport expert’s validation and interviews using questionnaires to find the WBS-based dictionary and checklist standards. This research is expected to be a standard reference dictionary and checklist based on Work Breakdown Structure (WBS) at seaport construction projects for cost estimation planning.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenudin Sakti Wibowo
"Aktivitas pekerjaan pada proyek konstruksi dapat mengalami gangguan yang dikarenakan oleh berbagai hal, salah satu penyebabnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Identifikasi dan analisa awal potensi bahaya pada setiap paket pekerjaan, metode pelaksanaan, aktivitas pekerjaan, sumber daya dan lingkungan yang ada dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Tetapi penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja masih belum maksimal, hal ini dikarenakan tidak adanya anggaran terpisah pada sektor ini. Sehingga, pembiayaan pada sistem manajemen ini diambil dari anggaran proyek, yang menyebabkan berkurangnya keuntungan perusahaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko serta pengendaliannya, mengidentifikasi dan mengembangkan sasaran dan program K3, mengidentifikasi dan menganalisis komponen biaya K3 serta menghitung biaya K3 pada proyek infrastruktur bendungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Survey kepada ahli dan responden digunakan untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder biaya K3 existing diperoleh dari proyek dengan teknik accidental sampling. Potensi bahaya terjatuh dari ketinggian adalah potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian administratif dan penggunaan APD dan APK. Struktur komponen biaya K3nya termasuk biaya khusus K3. Dari hasil perhitungan biaya K3 pada 3 proyek, diperoleh biaya K3 rata-rata sebesar 1,27% atau lebih tinggi dari kebijakan beberapa perusahaan BUMN.

Work activities on construction projects can experience problems caused by various things, one of which is the occurrence of workplace accidents. Early identification and analysis of potential hazards in each work package, implementation method, work activities, resources and the existing environment can prevent work accidents from occurring. But the application of an occupational health and safety management system is still not optimal, this is due to the absence of a separate budget in this sector. Thus, financing in this management system is taken from the project budget, which causes a reduction in the profits of the construction company. The objectives of the study are to identify the potensial hazards, risk assessment and to identify the risk controls, to identify the safety objectives and programmes, to identify and to analyze the safety cost components and also to calculate the total of safety cost. This research is used qualitative approach and descriptive analysis. Surveying to the experts and respondents is used to get primary data, and the secodary data for existing safety cost is obtained from the projects with accidental sampling technique. Falling from height is the highest risk. The risk controls which can do are administrative controls and using PPE and Wor Potective Equipment. The safety cost compoonets is categorized as safety specific cost. The safety cost calculation results from 3 project samples are 1,27% or higher than the policy of some construction state owned company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Danu Purwanti
"Sejak diterapkannya kebijakan percepatan proyek infrastruktur, industri konstruksi juga meningkat di Indonesia. Industri konstruksi adalah industri yang berbahaya sehingga sering memakan korban. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak kecelakaan konstruksi dalam pembangunan rumah susun sewa, yang telah menyebabkan kerugian moral dan material, proyek yang dihentikan dan proyek yang tertunda. Kurangnya anggaran terpisah yang secara khusus ditujukan untuk menerapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah salah satu penyebab buruknya penerapan SMK3 dalam proyek konstruksi dan mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan di tempat kerja. Di Indonesia, meskipun ada beberapa peraturan yang mengatur penerapan SMK3, tidak ada peraturan khusus yang mengatur bagaimana menyiapkan anggaran yang masuk akal untuk penerapan SMK3. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan, metode kerja dan aktivitas pekerjaan, mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko serta pengendaliannya, mengidentifikasi dan mengembangkan sasaran dan program K3, mengidentifikasi dan menganalisis komponen biaya K3 serta menghitung biaya K3 pekerjaan mekanikal pada proyek rusunawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Survey kepada ahli dan responden digunakan untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder biaya K3 existing diperoleh dari proyek dengan teknik accidental sampling. Cidera karena kebocoran gas adalah potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian administratif dan penggunaan APD dan APK. Struktur komponen biaya K3nya termasuk biaya khusus K3. Dari hasil perhitungan biaya K3 pada 5 proyek, diperoleh biaya K3 rata-rata sebesar 0.087% atau lebih rendah dari kebijakan beberapa perusahaan BUMN.

Since the implementation of the policy of accelerating infrastructure projects, the construction industry has also increased in Indonesia. The construction industry is a dangerous industry that often takes casualties. In recent years there have been many construction accidents in the construction of rental apartments, which have caused moral and material losses, projects that were stopped and projects that were delayed. Lack of separate budgets that are specifically prepared in implementing the Occupational Safety and Health System is one of the causes of the poor implementation of SMK3 in construction projects and create high rates of accidents in the workplace. In Indonesia, although there are several regulations governing the implementation of SMK3, there are no specific regulations that regulate how to prepare a reasonable budget for the implementation of SMK3. The objectives of the study are to identify the work package, method, activities, to identify potensial hazards, risk assessment and to identify the risk controls, to identify the safety objectives and programmes, to identify and to analyze the safety cost components and also to calculate the total of safety cost. This research is used qualitative approach and descriptive analysis. Surveying to the experts and respondents is used to get primary data, and the secodary data for existing safety cost is obtained from the projects with accidental sampling technique. Injury due to gas leal is the highest risk. The risk controls which can do are administrative controls and using PPE and Wor Potective Equipment. The safety cost compoonets is categorized as safety specific cost. The safety cost calculation results from 5 project samples are 0.087% or lower than the policy of some construction state owned company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Ahmad Fauzi
"Dengan kekurangan kebutuhan rumah susun sewa yang masih sangat besar, maka kebutuhan pembangunan rumah susun sewa di masa yang akan datang masih sangat tinggi. Pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelakaan kerja juga meningkat.Industri konstruksi adalah industri yang berbahaya sehingga sering memakan korban. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja. Khususnya pada pekerjaan elektrikal, banyak terjadi kecelakaan kerja saat pekerjaan elektrikal yang mebahayakan para pekerja elektrikal. Untuk itu perlu dibuatkan simulasi pemodelan biaya SMK3 agar dapat memperkirakan biaya yang dibutuhkan dengan informasi proyek yang minimum pada tahap awal. perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Untuk membuat perhitungan biaya berbasis aktivitas, membuat WBS dan menentukan item pekerjaan secara tepat merupakan upaya yang bermanfaat dan diperlukan untuk penilaian risiko berbasis aktivitas yang efektif. Maka berdasarkan temuan di atas, mengingat masih tingginya rencana pembangunan rumah susun sewa, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan masih belum diterapkannya pembiayaan K3 secara menyeluruh, maka penelitian ini fokus terhadap pengembangan biaya K3 untuk pekerjaan komponen elektrikal pada bangunan gedung rumah susun sewa di Provinsi DKI Jakarta berbasis WBS. Dan hasil akhir penelitian ini didapatkan bahwa presentase total biaya K3 sebesar 0.087%, dengan adanya perhitungan biaya K3 membuat nilai proyek semakin meningkat.

With the lack of rental housing needs still very large, the need for building rental apartments in the future is still very high. In the implementation of construction projects in Indonesia in general the number of work accidents also increased. The construction industry is a dangerous industry that often takes its toll. Referring to the Manpower Social Service Provider (BPJS) data, nationally the number of occupational accidents in the construction sector is recorded as the highest national sector work accident rate. Especially in electrical work, there are many work accidents during electrical work that endanger electrical workers. For this reason, it is necessary to make a simulation of SMK3 cost modeling in order to estimate the costs needed with minimum project information at an early stage. Activity-based cost calculation has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. To make activity-based cost calculations, making WBS and determining work items appropriately is a useful effort and is needed for effective activity-based risk assessment. So based on the above findings, given the high plan of building rental flats, the high number of occupational accidents and the lack of comprehensive OSH funding, this study focuses on developing OSH costs for the electrical component work in rental flats in DKI Province. Jakarta-based WBS. And the final results of this study found that the percentage of total OHS costs was 0.087%, with the calculation of OHS costs made the value of the project increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>