Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luciana Rachel Sentausa
"Kehadiran bencana tidak dapat diduga atau dihindari. Definisi bencana sendiri telah mengalami perubahan makna dari bencana alam menjadi keadaan darurat yang berpengaruh negatif bagi kelangsungan bisnis dan industri. Dalam menjalankan proses bisnis Bank X terdapat beberapa potensi gangguan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu proses bisnis Bank X. Bagi Bank X, terjadinya gangguan tidak hanya mengakibatkan kerugian sesaat, namun akan bertambah parah apabila Bank X tidak mampu mengembalikan proses bisnis utama dalam periode waktu yang dapat diterima.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu direncanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam memulihkan keadaan dan proses bisnis pasca terjadinya bencana yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Bank X. Pertimbangan dalam melakukan pemulihan keadaan pasca bencana antara lain proses bisnis yang diprioritaskan, aset yang dibutuhkan, waktu tertunda yang dapat diterima, biaya yang dapat ditoleransi serta prioritas pemulihan dan derajat kritikalitas dari masing-masing aset. Penelitian ini difokuskan pada 9 aplikasi kritikal yang dimiliki Bank X, yang akan membahas secara lebih detail tentang analisa dampak bencana terhadap kelangsungan proses bisnis masing-masing aplikasi, penentuan prioritas pemulihan dan rekomendasi metode backup sebagai upaya pemulihan aplikasi kritikal pada saat terjadi keadaan darurat.

Disaster can't be predicted or avoided. The definition itself has changed from natural disaster to an emergency situation that causes negative imply to business and industries. Dealing with the business process of Bank X, there are some potential risks that can happened and affected the business process of Bank X directly or indirectly. For Bank X, impact of disaster will be worse if the business process not recovered in an acceptable period.
To anticipate the need, a plan of activities in order to recover the business processes have to be composed correctly based on the characteristic of the Bank. There are some considerations in disaster recovery such as prioritized business process, asset that should be able, acceptable period, tolerable cost, prioritized recovery and degree of criticality of assets. This research is focusing on 9 critical applications in Bank X. In this paper we will discuss about impact analysis of the critical applications' business processes, recovery priorities, and backup methods as one of disaster recovery technologies to be implemented in emergency situations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.07.08.67 Sen r
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Betamia Permata
"Kehadiran bencana tidak dapat diduga atau dihindari. Definisi bencana sendiri telah mengalami perubahan makna dari bencana alam menjadi keadaan darurat yang berpengaruh negatif bagi kelangsungan bisnis dan industri. Dalam menjalankan tugas pokok Bagian AdTI - DTI terdapat beberapa potensi gangguan yang dapat menghambat keberlangsungan proses bisnis yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu proses bisnis Bank X. Bagi Bank X, terjadinya gangguan tidak hanya mengakibatkan kerugian sesaat, namun akan bertambah parah apabila Bank X tidak mampu mengembalikan proses bisnis utama dalam periode waktu yang dapat diterima. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu direncanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam memulihkan keadaan dan proses bisnis pasca terjadinya bencana yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Bank X. Pertimbangan dalam melakukan pemulihan keadaan pasca bencana antara lain proses bisnis yang diprioritaskan, aset yang dibutuhkan, waktu tertunda yang dapat diterima, biaya yang dapat ditoleransi serta prioritas pemulihan dan jumlah minimal aset. Analisa dampak terhadap kelangsungan proses bisnis merupakan kajian yang dibahas dalam karya tulis ini. Berdasarkan kedua proses tersebut disusunlah rencana pemulihan pasca bencana yang berupa prosedur dengan skenario-skenario tertentu beserta prosedur dan dokumen pendukungnya, seperti sruktur organisasi pelaksana rencana pemulihan tersebut, denah ruang kerja pengganti, dan daftar nomor telepon personil. Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah berdasarkan panduan dan standar yang diberikan oleh Federal Emergency Management Agency di Amerika Serikat dan National Institute of Standards and Technology yang kemudian disesuaikan dengan keadaan yang ada pada Bagian AdTI - DTI Bank X dengan analisis dampak bencana terhadap proses bisnis terlebih dahulu.

Disaster can't be predicted or avoided. The definition itself has changed from natural disaster to an emergency situation that causes negative implies to business and industries. Dealing with the business process of Division AdTI - DTI, there are some potential risks that can happened and affected the business process of Bank X directly or indirectly. For Bank X, impact of disaster will be worse if the business process not recovered in an acceptable period. To anticipate the need, a plan of activities in order to recover the business processes have to be composed correctly based on the characteristic of the Bank. There are some considerations in disaster recovery such as prioritized business process, asset that should be able, acceptable period, tolerable cost, prioritized recovery and minimum amount of assets. This research discuss about impact analysis of the business process. Recovery plan in this paper includes procedures with some scenarios and the supporting procedures and documents, such as organizational structure that responsible for the recovery process, layout of the substitute working area, and the list of personnel's phone number. Approach used in composing the recovery plan is based on the guidance and standards from Federal Emergency Management Agency of the United States and National Institute of Standards and Technology then adapted with the condition in Division of AdTI - DTI Bank X with business impact analysis at the first."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Putu Rizky Ady
"Kehadiran bencana tidak dapat diduga atau dihindari. Definisi bencana sendiri telah mengalami perubahan makna dari bencana alam menjadi keadaan darurat yang berpengaruh negatifbagi kelangsungan bisnis dan industri. Bagi Bank X, terjadinya bencana tidak hanya mengakibatkan kerugian sesaat, namun akan bertambah parah apabila Bank X tidak mampu mengembalikan proses bisnis utama dalam periode waktu yang dapat diterima. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu direncanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam memulihkan keadaan dan proses bisnis pasca terjadinya bencana yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Bank X. Pertimbangan dalam melakukan pemulihan keadaan pasca bencana antara lain waktu tertunda yang dapat diterima, biaya yang dapat ditoleransi serta proses bisnis yang diprioritaskan. Analisa dampak terhadap kelangsungan proses bisnis serta prioritas aset merupakan kajian yang dibahas dalam karya tulis ini. Berdasarkan kedua proses tersebut disusunlah rencana pemulihan pasca bencana yang berupa skenario-skenario dan struktur organisasi pelaksana rencana pemulihan tersebut. Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah berdasarkan panduan dan standar yang diberikan oleh Federal Emergency Management Agency di Amerika Serikat dan National Institute of Standards and Technology yang kemudian disesuaikan dengan keadaan yang ada pada Bank X.

Disaster can't be predicted or avoided. The definition itself has changed from natural disaster to an emergency situation that causes negative implies to bussiness and industries. For Bank X, impact of disaster will be worse if the bussiness process not recovered in an acceptable period. To anticipate the need, a plan of activities in order to recover the bussiness processes has to be composed correctly based on the characteristic of the Bank. There are some considerations in disaster recovery such as acceptable period, tolerable cost and priority of the bussiness processes. This research discuss about impact analysis of the bussiness process and assets priority. Recovery plan in this paper includes scenarios and the organizational structure that responsible for the recovery process. Approach used in composing the recovery plan is based on the guidance and standards from Federal Emergency Management Agency of the United States and National Institute of Standards and Technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Arif Zulkarnain
"ABSTRAK
Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Penelitian ini membahas Implementasi Sistem mangemen Tanggap darurat pada industri petrokimia di PT "X". Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan implementasi sitem manajemen tanggap darurat untuk mengetahui upaya pengendalian yang sudah dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan dengan diskusi mendalam dengan pihak pihak terkait tanggap darurat, observasi lapangan dan melakukan kajian dokumen terhadap implementasi sistem tanggap darurat yang telah diaplikasikan. hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan perlu mengembangkan prinsip perencanaan kelangsungan bisnis. Hasil penelitian menyarankan bahwa organisasi perlu meningkatkan kapasitasnya utnuk mengelola recovery insiden dengan lebih baik. Perusahaan perlu opsional emergency control room untuk lokasi cadangan untuk mendirikan Pusat Mangemen Insiden. Perusahaan juga perlu meningkatkan program pelatihan untuk keluarga karyawan utnuk meningkatakan kesadaran kondisi emergency dan bagaimana meresponnya

ABSTRACT
Emergency can be assumed as various definition depends on the background and the case. Basicly its have same meaning, unplanned condition occur can be dangerous for people life and health, asset property damage and environment. This study discusses about Emergency Response Sistem Mangemen Implementation in the petrochemical industri in PT "X". The purpose of this study is to describe the implementation of emergency response manajement sistem to determine control measures have been carried out. This study is a qualitative research with descriptive design. Data collected by in-depth discussions with the relevant parties to emergency response, field observations and conduct a document review of the implementation of an emergency response sistem that has been applied. Research results indicate that companies need to develop the principle of business continuity planning to make sure its contionuity. The results of the study suggest that the organization needs to increase its ?X?acity separately manage insidents with better recovery. Companies need an optional emergency control room for the backup location to establish the Centre Mangemen insident. Companies also need to increase training programs for employees' families separately to greater awareness of the condition of emergency and how to respond it.;"
2016
T46689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandita Humaira Luthfiya Artanti
"Bangunan bertingkat tinggi seperti gedung perkantoran yang berlokasi di wilayah padat penduduk dengan aktivitas tinggi seperti DKI Jakarta rentan dan berisiko tinggi terhadap bahaya kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di gedung kantor PT X berdasarkan elemen dalam NFPA 1600 edisi 2019: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi langsung, serta telaah dokumen perusahaan. Data yang terkumpul dianalisis kesesuaiannya terhadap standar NFPA 1600 edisi 2019 dan Permen PU No. 20/PRT/M/2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total persentase elemen NFPA 1600 edisi 2019 yang terpenuhi sebesar 91,58%, terpenuhi sebagian sebesar 4,49%, tidak terpenuhi sebesar 1,68%, dan tidak dapat diaplikasikan sebesar 2,24%. Sedangkan total persentase elemen Permen PU No. 20/PRT/M/2009 yang terpenuhi sebesar 87,50% dan terpenuhi sebagian sebesar 12,50%. Secara keseluruhan, penerapan sistem tanggap darurat terhadap bahaya kebakaran di gedung kantor PT X sudah baik, namun terdapat beberapa aspek yang perlu dievaluasi kembali oleh perusahaan seperti struktur tim tanggap darurat, penilaian risiko gedung terhadap bahaya kebakaran, serta prosedur pemulihan dari insiden kebakaran.

High-rise buildings such as office buildings located in densely populated areas with high activity such as DKI Jakarta are vulnerable and have a high risk of fire hazard. This study aims to analyze the emergency response preparedness for fire hazards in the PT X office building based on the elements in the 2019 edition of NFPA 1600: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management and Permen PU Nomor 20/PRT/M/2009. This research design uses a qualitative approach with a descriptive design. The data used are primary and secondary data collected through interviews, direct observation, and review of company documents. The collected data was analyzed by comparing it with the 2019 edition of the NFPA 1600 standard and Permen PU No. 20/PRT/M/2009. The study results showed that the total percentage of elements of the 2019 edition of NFPA 1600 that were fulfilled was 91.58%, partially fulfilled was 4.49%, not fulfilled was 1.68%, and not applicable was 2.24%. Meanwhile, the total percentage of elements of Permen PU No. 20/PRT/M/2009 that were fulfilled was 87.50% and partially fulfilled was 12.50%. Overall, the implementation of emergency response preparedness for fire hazards in PT X's office building is good, but there are several aspects that need to be re-evaluated by the company such as the structure of the emergency response team, building risk assessment for fire hazards, and recovery procedures from fire incidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Yulianto
"Sistem rencana tanggap darurat dibuat untuk merespon terjadinya emergensi evakuasi medis (Medivae) yang terjadi di tempat kerja guna memperkecil akibat yang lebih parah atau serius dari suatu kasus kecelakaan kerja maupun sakit keras secara cepat, tepat, benar dan akurat.
Penelitian bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesiapan implementasi sistem rencana tanggap darurat sehingga dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan efisien bagi pekerja maupun perusahaan. Penelitian ini termasuk penelitian analisis deskriptif dengan disain studi evaluasi terhadap kesiapan implementasi sistem respon emergensi untuk menghadapi evakuasi medis (Medivae) di Kilang LNG Tangguh Papua yang dilakukan pada awal sampai pertengahan 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedelapan elemen emergensi respon ditemukan bahwa sistem komunikasi menempati tingkat kelayakan tertinggi (85,2 % = sangat layak), disusul Organisasi dan jalur komando di urutan kedua (82,9 % = sangat layak) dan kelayakan terendah ditemukan pada elemen transportasi laut (59,0 = tidak layak).
Direkomendasikan untuk meningkatkan fasilitas transportasi pendukung evakuasi medis terutama transportasi laut, dan perlunya sosialisasi sistem emergensi respon yang lebih intensif kepada seluruh karyawan serta perlunya menyediakan jadwal rutin simulasi dan latihan emergensi evakuasi medis untuk diimplementasikan secara konsisten.

Emergency response plan was developed to response the Medical Evacuation (Medivac) at work site to minimize the impact or severity of accident or illness properly, quickly, accurately and correctly.
The purpose of this research is to measure the readiness of implementation ERP system correctly, effective and efficient for workers, Type of this research is descriptive analysis by designed of evaluation study on implementation the emergency responce plan to handle medical evacuation plan at LNG Tangguh Papua since early 2007 until mid 2007.
The conclusion of this research are communication system is the highest element on readiness(85,2%), followed by evacuation response and command line system (82,9%). Air and marine transportation is the lowest level of readiness (59,0%).
Rekomendation has been given to improve communication of the emergency response plan for all workers, develop reguler drill and excercise for at workers consistantly, and provide medical doctor specialist on site clinic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21197
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatullah
"Kejadian kapal tanker terbakar hampir setiap tahun terjadi di Indonesia ini merupakan pekerjaan rumah bagi para operator kapal dan pemerintah sebagai regulator untuk mengatasi hal tersebut mengingat kapal tanker merupakan kapal yang didesain sedemikian rupa yang seharusnya aman digunakan untuk mengangkut bahan bahan berbahaya seperti crude oil gas dan bahan kimia Penelitian ini membahas tentang evaluasi sistem proteksi aktif proteksi pasif dan sistem tanggap darurat kebakaran di sebuah kapal tanker Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian sistem proteksi aktif sistem proteksi pasif dan sistem tanggap darurat kebakaran dengan standar Safety Of Life At Sea SOLAS 1974 metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi dan telaah dokumen yang ada di kapal Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem proteksi aktif sistem proteksi pasif dan sistem tanggap darurat kebakaran di kapal tanker X belum seluruhnya memenuhi standar SOLAS rsquo 74 dan ini bias menjadi salah satu penyebab banyaknya kejadian kebakaran pada kapal tanker di Indonesia.

In Indonesia almost every year there are cases of a fire on a tanker vessels this is a problem for the vessel operators and government as regulators to solve this matter considering tanker is a ship who have specially designed in to be use for the safe transport of hazardous materials such as crude oil gas and chemicals This study discusses the evaluation of active protection systems passive protection and emergency response systems of fire in a ship tanker Objective of this study was to determine the suitability of active protection systems passive protection systems and fire emergency response system with standard Safety Of Life At Sea SOLAS 1974 the method used is descriptive research methods through observation and review of existing documents on board From the research it can be concluded that the active protection system passive protection systems and fire emergency response system in ship tanker X not fully meet the standards of SOLAS 74 This can be one of the causes of many case tanker vessels caught fire in Indonesia
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yasin
"Kecelakaan besar dalam industri minyak dan gas bumi meskipun relatif jarang terjadi namun sering bersifat katastropik, yang menyebabkan kematian pada pekerja dalam jumlah besar, kerusakan aset perusahaan yang bernilai tinggi dan pencemaran lingkungan. Meskipun penyebabkan utama kecelakaan sering disebabkan oleh faktor manusia, namun kegagalan manajemen tanggap darurat dalam menangani kecelakaan, memberikan kontribusi besar yang menyebabkan kecelakaan lebih parah dan kerugian semakin besar. Kesiapan manajemen tanggap darurat pada operasi hulu minyak dan gas mutlak diperlukan dalam upaya mempersiapkan penanganan setiap kecelakaan dan kondisi darurat. Dalam upaya untuk terus menjaga tingkat kesiapan dan efektifitas manajemen tanggap darurat secara regular perlu dilakukan proses evaluasi.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan melakukan evaluasi sistem sistem manajemen tanggap darurat di perusahaan hulu minyak dan gas yang beroperasi di laut dalam, dengan ketentuan pada National Fire Protection Association (NFPA) 1600 edisi 2013. NFPA 1600 edisi 2013 telah menyediakan proses evaluasi secara lengkap dan mandiri yang bisa diaplikasikan terhadap sistem manajemen tanggap darurat baik pada perusahaan maupun pemerintahan. Proses evaluasi menggunakan sepuluh elemen dari tahap implementasi tanggap darurat yang meliputi, rencana persyaratan umum, pencegahan ,mitigasi, informasi umum dan komunikasi krisis, peringatan pemberitahuan dan komunikasi, prosedur operasi, manjemen insiden, operasi tanggap darurat, rencana kelangsungan bisnis dan pemulihan, serta bantuan dan dukungan kepada karyawan.
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa perusahaan telah memenuhi sebagian besar ketentuan yang berlaku. Perusahaan juga telah memiliki sumber daya, infrastruktur dan prosedur yang diperlukan dalam penanganan tangap darurat. Namun pemahaman para pekerja dilapangan terhadap prosedur, peran dan tanggung jawab dalam melaksanakan operasi tanggap darurat masih kurang. Perusahaan perlu mempertimbangan sumber daya external dalam mendukung operasi darurat sehubungan kondisi operasi yang terpencil. Dalam business continuity plan, perusahan perlu mempertimbangkan alternatif tempat bekerja, untuk membantu proses pemulihan pada saat terjadi ganguan operasi. Sehubungan letak geografis fasilitas operasi yang berada di jalur laut bebas, perusahaan perlu mempertimbangkan risiko dan membuat strategi mitigasi yang tepat terhadap potensi bahaya dari operasi kapal dan nelayan pada fasilitas operasi.

Major accidents in the oil and gas industry is relatively rare, but it was cause catastrophic incident which lead fatality, assets and environmental loss. Although major of cause is human factors, but the failure of emergency management is part of major contribution that cause increasing severe of accidents and loss. The readiness of emergency management in upstream oil and gas operations is important to response emergencies. In order to continue maintain the level of readiness and effectiveness of emergency management, it is necessary to perform evaluation on regular basis.
In this paper the authors conducted research to evaluate emergency management system in the upstream oil and gas company that located in the depth water area, with the requirement from the National Fire Protection Association (NFPA) 1600, 2013 edition. NFPA 1600 edition 2013 has provided self- assessment that can be applied to emergency management system both at the company and government. The evaluation process uses the ten elements of the implementation phase that consist: common plan requirements, prevention, mitigation, crisis communication and public information, warning, notification and communications, operational procedures, incident Management, emergency operations, business continuity and recovery, and employee assistance and support.
From the research, shown that the company has not been fully complied with requirement of the NFPA 1600, 2013 edition. The Company has the resources, infrastructure and procedures that needs to address emergencies, but the understanding of the workers in the field related the procedures, roles and responsibilities in implementing emergency response need to be improved. Company need to consider external resources to support emergency operations. In The business continuity plan, companies need to consider alternative work place, to support the recovery process while interruption of operations occurred. Due to current position of facilities is located on international shipping line , the company need to develop appropriate mitigation strategies to address risk related ship that passed around facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Putri Elfaiza
"

Skripsi ini membahas tentang identifikasi system tanggap darurat kebakaran di PT.X yang bertujuan untuk mengidentifikasi pemenuhan sistem tanggap darurat kebakaran di PT.X pada tahun 2020 yang mengacu kepada National Fire Protection Association (NFPA) 1600 edisi 2019: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management. Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik, yang menggunakan dua jenis data, yaitu data primer melalui wawancara dan observasi lapangan, serta data sekunder melalui telaah dokumen perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan system tanggap darurat di PT.X dengan NFPA 1600 edisi 2019 sebesar 77%, tidak terpenuhi sebesar 21%, dan yang tidak teraplikasikan sebesar 2%. Persentase tidak terpenuhinya dikarenakan perusahaan belum menunjukkan komitmen dan perencaan program sampai pasca kebakaran (keberlanjutan, pemulihan, dan analisis dampak bisnis). Persentase tidak teraplikasikan dikarenakan tidak seluruh subelemen yang ada pada NFPA 1600 edisi 2019 kompatibel dengan kondisi perusahaan dan kondisi di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan komitmen dan perencanaan program tanggap darurat kebakaran yang lebih komprehensif hingga pasca kebakaran agar program dapat berjalan dengan lebih baik.

 

 


This thesis discusses the identification of fire emergency response systems at PT.X, which aims to identify the fulfillment of fire emergency response systems at PT.X in 2020 which refers to the National Fire Protection Association (NFPA) 1600 edition 2019: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management. This study is qualitative with descriptive analytic approach, which uses two types of data: primary data was obtained through interviews and field observations, and secondary data was through documents review. From this study, it can be concluded that the fulfillment of the emergency response system at PT.X with NFPA 1600 2019 edition is 77%, not fulfilled by 21%, and that was not applied by 2%. The percentage was not fulfilled because the company has not shown commitment and program planning until post-fire (sustainability, recovery, and business impact analysis). The percentage was not applied because not all sub-elements in NFPA 1600 edition 2019 are compatible with conditions in company and in Indonesia. The company is required to improve the commitment and planning in order to be more comprehensive for fire emergency response program to post-fire so that the program can run better.

 

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janissa Ekapratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perencanaan dan penganggaran pada masa tanggap darurat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan membangun kerangka perencanaan dan penganggaran responsif gender dalam masa tanggap darurat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivisme dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan (1) telaah dokumen kebijakan strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana yaitu Renstra K/L, Renja, RKA K/L, dan DIPA BNPB, dan (2) wawancara dengan pemangku kebijakan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta instansi terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa belum dilaksanakan perencanaan dan penganggaran responsif gender di Badan Nasional Penanggulangan Bencana, maka dari itu kerangka perencanaan dan penganggaran responsif gender pada masa tanggap darurat perlu dibangun dengan mempertimbangkan konsep dan peran gender pada masa tanggap darurat.

This study aims to look at how planning and budgeting during the emergency response period at the National Disaster Management Agency and build a framework for gender responsive planning and budgeting during the emergency response period at the National Disaster Management Agency. This study uses a post positivism approach with qualitative methods. Data collection was carried out by (1) reviewing the strategic policy documents of the National Disaster Management Agency, namely Strategic Plan for Ministries / Agencies, Work Plan, RKA K / L, and Budget Document of BNPB, and (2) interviews with stakeholders in the National Disaster Management Agency, and related agencies . The results of the study show that gender responsive planning and budgeting has not yet been implemented in the National Disaster Management Agency, hence the gender responsive planning and budgeting framework in the emergency response period needs to be built by considering the concepts and roles of gender during the emergency response period."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>