Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romad Anjar Sukrawan
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan langkah awal pada total quality management. Perhitungan biaya kualitas mencakup akumulasi dari biaya conformance dan biaya non-conformance, dimana biaya conformance merupakan biaya yang keluar untuk mencegah terjadinya kualitas yang buruk dan biaya nonconformance merupakan biaya dari kualitas yang buruk yang disebabkan karena kegagalan produk. Analisis biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal diperlukan atau tidaknya improvement.
Metode ABC digunakan untuk membantu penghitungan biaya kualitas yang lebih efektif. Perhitungan biaya kualitas pada PT. X melibatkan biaya-biaya yang terjadi pada rentang Bulan April 2007 hingga Februari 2008, yang mencakup biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya kegagalan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari biaya kualitas merupakan biaya kegagalan, dengan kondisi biaya kualitas terhadap penjualan rata-rata sebesar 14%.

Measuring and analyzing the cost of quality is the first step in total quality management. Measuring the cost of quality is consist a sum of conformance plus non-conformance costs, where cost of conformance is the price paid for prevention of poor and cost of non-conformance is the cost of poor quality caused by product. Cost of quality analysis can be used as a initial information to knows whether improvement is necessary to do or not.
The ABC methode is use to helps defining quality costs more effectively. The cost of quality calculation in PT. X incurred cost in April 2007 until Februari 2008, consist of prevention cost, appraisal cost, and failure cost. The result of the cost of quality showed that more than 50% cost of quality are failure cost, with the average condition of the cost of quality toward selling is about 14%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2008
S50281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Putradinata
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan. Penggunaan metode ABC, untuk mendapatkan besaran perhitungan biaya kualitas yang lebih akurat. Perhitungan biaya kualitas di PT. X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas perusahaan yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan yang terjadi di PT. X pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode Januari 2005-Maret 2006 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas di PT X berada dalam bentuk biaya kegagalan yaitu sebesar 80%, diikuti biaya pencegahan sebesar 15%, sedangkan kategori biaya penilaian memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 5% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Usulan dari hasil analisis biaya kualitas dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut.

Measuring and analyzing the cost of quality is the first step in quality management program. Cost of quality consists of all cost associated to quality control activities, quality system planning, prevention and covering poor product quality characteristic. Cost of quality can be used as information to identify major opportunities for product and process quality improvement. By measuring that cost of quality, company also knows potential expenses which can be saved, and finally higher profit margin can be reached. The ABC method is use to define the better COQ calculation. The first step of measuring the cost of quality in PT X is identify all production and supporting activities that related to cost of quality elements. The cost of quality for any period is the sum of prevention cost, appraisal cost and failure cost which PT. X spend at that period. The result of the cost of quality calculation for January 2005 until Maret 2006 showed that the highest percentage, about 80%, is failure cost, then about 15% due to prevention cost, finally the lowest percentage about 5% of cost of quality is appraisal cost. Chance to reduce the cost of quality is at failure cost category. Based on COQ analyze, response proposed to reduce that failure cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Rachmatika
"Penelitian ini mengusulkan perhitungan biaya produk dengan menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC). Objek studi kasus adalah PT X, sebuah perusahaan e-commerce yang menjual produk organik lokal. Penurunan profitabilitas PT X ditengarai karena tidak akuratnya biaya produk sehingga pengambilan keputusan penetapan harga jual menjadi tidak tepat. Indikasi ketidakakuratan adalah informasi biaya produk yang tersedia saat ini hanya berasal dari pembelian bersih dan biaya overhead belum dialokasikan ke produk. Oleh karena itu, biaya overhead harus ditelusuri secara akurat ke produk untuk menghindari distorsi informasi biaya. Studi ini menelusuri biaya overhead ke produk menggunakan matriks Expenses-Activity-Dependence (EAD) dan Activity-Product-Dependence (APD) dalam studi kasus pada e-commerce yang belum banyak dibahas. Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus dan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan delapan responden serta analisis dokumen. Hasil penelitian menemukan perbedaan yang signifikan antara biaya produk dengan metode ABC dengan biaya produk saat ini tersedia di PT X. Perbedaan paling signifikan sebesar 139% terdapat pada produk isi ulang. Implikasinya PT X perlu menetapkan kembali harga jual berdasarkan biaya produk dengan metode ABC.

This study is to propose a product costing using the Activity-Based Costing (ABC) method. The object of the case study is PT X, an e-commerce company that sells local organic products. The decline in the profitability of PT X is presumed to be due to inaccurate product costs, leading to inappropriate decision-making regarding the selling price. Inaccuracy indicates that currently available product cost information only comes from net purchases. In contrast, overhead costs have not been allocated to products. Therefore, overhead costs must be accurately traced to products to avoid distortion of cost information. Previous studies on the ABC method mainly focused on manufacturing companies. This study traces overhead costs to products using Expense-Activity-Dependence (EAD) and Activity-Product-Dependence (APD) matrices in a case study on e-commerce that has not been widely discussed. This research uses a case study strategy and a qualitative approach. Data collection was done through interviews with eight respondents, plus document analysis. The study found a significant difference between product costs using the ABC method and the costs of products currently available at PT X. The most significant difference of 139% is in the refill product. The implication is that PT X needs to re-price its products based on product costs using the ABC method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuankotta, Jamaluddin
"Rumah sakit merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Namun, tak sedikit keluhan selama ini diarahkan pada kualitas pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah, terutama rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Di antara berbagai unit yang ada di rumah sakit adalah laboratorium yang merupakan unit paling vital bagi rumah sakit dan merupakan prioritas bagi program peningkatan kualitas. Sebagai usaha untuk mencapai peningkatan kualitas, diperlukan suatu studi mengenai biaya kualitas (quality cost).
Tujuan penulisan ini adalah menghitung berbagai parameter biaya untuk menilai kualitas indikator sebuah rumah sakit. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengalokasikan biaya kualitas adalah Activity Based Costing (ABC) dengan Metode ABC ini dapat digunakan untuk memudahkan identifikasi biaya kualitas.
Penelitian ini mengambil tempat di RSUD Cibinong yang merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Kabupaten Bogor. Penghitungan biaya kualitas ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi peningkatan suatu pelayanan rumah sakit.

Hospitals are one of spearheads for developing people health. However, there are many complains addressed against the hospital service quality which is still poor, especially for regional or state hospitals. Laboratory is one of the vital units and a becomes hospital priority for quality improvement program. As an effort to reach better quality, a certain study about quality cost is needed.
The main purpose of the study is to see calculate many cost parameters to analyze the quality of a hospital laboratory. The method used to identify, measure, and allocate the quality cost is Activity Based Costing (ABC). The ABC Method can be used to identify the many quality costs.
This research is in Cibinong Regional Public Hospital which is one of the biggest hospitals in Bogor County. This quality cost calculation became only a first information to improve hospital quality service.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51738
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Everson, Rolan
"Dewasa ini perusahaan semakin dituntut lebih efisien disamping tetap mempertahankan kualitas produk dan/atau jasa yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan karena persaingan diantara dalam satu industri semakin ketat dalam usaha untuk merebut dan/atau mempertahankan pangsa pasar.
Di lain pihak, konsumen semakin kritis terutama mengenai masalah kualitas dan harga yang kompetitif. Produsen semakin tidak mempunyai pilihan. Selain dituntut untuk memenuhi kehendak konsumen dalam hal kualitas dan harga.
Untuk meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya berpengaruh pada harga jual suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan.
Agar pihak perusahaan dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan, perusahaan dituntut untuk mengetahui bagaimana terjadinya dan mengapa terjadi biaya tersebut.
Sebagaimana diketahui, biaya dikeluarkan karena adanya aktivitas yang dilakukan. Jadi dengan memahami aktivitas yang dilakukan dalam menghasilkan produk dan/atau jasa, maka perusahaan akan dapat untuk mengendalikan biaya.
Salah satu komponen biaya yang sulit untuk dikendalikan karena tidak dapat secara langsung dihubungkan ke obyek biaya adalah biaya tak langsung (overhead).
Dengan pengalokasian biaya tak langsung, metode Activity Based Costing berbeda dengan metode tradisional dalam penggunaan pemicu (driver). Pemicu yang digunakan mencerminkan aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing obyek biaya. Jadi, metode Activity Based Costing sangat berkepentingan dengan aktivitas dalam melakukan proses produksi.
Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan agar penggunaan metode Activity Based Costing dapat diimplementasikan dengan lebih baik, yaitu besarnya biaya tidak langsung dan beragamnya produk yang ditawarkan.
Sebagai perusahaan di bidang produksi Asphalt Hotmix yang memiliki 9 jenis produk, PT. X perlu menerapkan metode Activity Based Costing dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP), untuk menghasilkan HPP yang lebih akurat.
Disamping itu, dengan menerapkan metode Activity Based Costing, dapat dipilah-pilah aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah, sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.

Nowadays company was asked to be efficient to survive its product quality and 1 or its service. This condition was caused by tight competition among industries in every business to complete and/or maintains its market share.
In other side, consumers become critical especially about quality problems and competitive price. Producer has no choice. They were asked to fulfill consumer's will in quality and prices.
To improve efficiency at last influencing to company selling price a company was forced to control its expenses.
In order controlling the expenses, company was asked to know how and why the expenses occur.
As we know, expenses occur because of activities. So by understanding the activities done to produce the product and/or service, company can control its expenses.
One of the expenses components that were hard to be controlled because it is indirectly connect to the expenses object is overhead.
By allocating overhead, Activity Based Costing method is different from traditional method in driver usage. Driver we use to express activity consumed by expenses objects. Activity Based costing method being concerned with activity in doing production process
Few conditions that must be concerned in order to implement Activity Based Costing Method, that is how much the overhead and how many products were offered.
As an Asphalt Hot mix production company, it has 9 products, PT. X need to implement Activity Based Costing to decide Production Cost Price (PCP), to produce accurate PCP.
Besides by implement Activity Based Costing, we can separate activities that give additional value and not, so production expenses become more efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fatin
"Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan yang merupakan produsen makanan dan minuman dengan skala multinasional sehingga memiliki risiko biaya selisih kurs yang berasal dari translasi mata uang asing akibat dari transaksi bisnis menggunakan mata uang asing. Selisih biaya kurs yang muncul perlu dialokasikan hingga tingkat produk agar PT X dapat menghitung biaya produksi yang sesuai sehingga menghasilkan harga produk dengan akurat dan andal. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini deskriptif analisis dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian adalah menganalisis dasar alokasi yang tepat dengan menggunakan metode ABC untuk mengalokasikan biaya selisih kurs pada akun PRO dan menganalisis dampak penggunaan dasar alokasi terhadap biaya produksi sehingga menghasilkan pengambilan keputusan yang akurat dan andal.

This research is a case study of a company that is a multinational food and beverage producer, so it has a risk of foreign exchange costs originating from foreign currency translation as a result of business transactions using foreign currencies. The difference in exchange costs that arise needs to be allocated to the product level so that PT X can calculate the appropriate production costs so as to produce product prices accurately and reliably. The approach used in this study is a descriptive analysis using qualitative methods. The result of this research is to analyze the appropriate allocation basis using the ABC method to allocate foreign exchange costs to PRO accounts and analyze the impact of using the allocation basis on production costs so as to produce accurate and reliable decision-making."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siahaan, Frans Agustinus
"Mengukur dan menganalisa biaya kualitas (Cost Of Quality) adalah suatu langkah awal dalam program manajemen kualitas. Sistem COQ adalah batu loncatan dalam peningkatan kepentingan dikarenakan COQ-related activities mengkonsum sebanyak 25% atau lebih dari sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.
Akutansi biaya tradisional, dimana yang menjadi fungsi utamanya adalah penilaian inventori dan penentuan pendapatan untuk laporan finansial eksternal, sehingga tidak dapat melingkupi informasi COQ yang dibutuhkan. Namun, kekurangan-kekurangan ini dapat dengan mudah diatasi dengan activity-based costing (ABC). ABC menggunakan dua langkah prosedur untuk mendapatkan akurasi biaya dari bermacam objek-objek biaya dan melacak sumber dari biaya pada aktivitas dan kemudian melacak biaya dari aktivitas pada objek biaya.
Kegagalan-kegagalan kegiatan pengendalian di PT. X dalam mengurangi kegagalan produk, antara lain adalah kurangnya kegiatan pencegahan dan penilaian dalam mengantisipasi kegagalan produk yang terjadi, dan kegiatan pencegahan yang dilakukan cenderung lebih bersifat mencegah, tidak khusus dilakukan menangani kegagalan utama yakni waste, serta belum dilakukannya pembuatan data lengkap mengenai kegiatan pada biaya kualitas sehingga informasi yang diperoleh kurang lengkap.

Measured and analyze Cost Of Quality (COQ) is a first step in management quality program. Cost Of Quality system is a stepping stone in upgrading priority because cost of quality-related activities consume 25 % or more of using company resources.
Traditional Cost Accounting which is the main goal is inventory assess and income statement for external financial report, so this analyze system cannot covered all of cost of quality information needed. Nevertheless, this lack of information can be easily overcome by using Activity-Based Costing (ABC). ABC has two steps of procedure for gathering cost accuration from many of cost object and tracing sources from cost to activities and then trace activities to cost object.
Restraint activities failures in PT. X can cause defect product, these are minimum prevention and appraisal activities in anticipating defect product that occur, prevention activities was consider only to- prevent, not prior for solving major failure in this matter is waste and bad filling data activities for cost of quality so the information have it is not quite comprehensive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nurul Fatimah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain Activity Based Costing ABC pada PT X dan menganalisis perbandingan hasil perhitungan beban pokok penjualan BPP metal fastener MF , vislon fastener VF , dan plastic fastener PF tipe open dan close antara sistem akuntansi biaya tradisional dan sistem ABC. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan metode deskriptif. Hasil yang didapat adalah penerapan sistem ABC pada PT X dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: mengidentifikasi aktivitas, membebankan biaya sumber daya ke aktivitas dan membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Terdapat perbedaan hasil perhitungan BPP antara sistem ABC dengan sistem akuntansi biaya tradisional, yaitu terjadi overpricing pada produk PF open dan PF close dan underpricing pada produk MF open, MF close, VF open, dan VF close.

ABSTRACT
This research aims to analyze and formulate Activity Based Costing ABC in PT X and Activity based costing of Cost of Goods Sold COGS result calculation, metal fastener MF , vislon fastener VF , and plastic fastener PF open and close type between traditional cost accounting system and ABC. This research method is library research, field research, and descriptive method. Obtained result is the ABC system implementation at PT X can be done in three stages, which are activity identification, charge resource costs to activity and charge activity costs to object costs. Different COGS calculation results obtained between ABC system with traditional cost accounting system, which occured overpricing on product of PF open and PF close and underpricing on product of MF open, MF close, VF open and VF close."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Rizki
"Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan analisis perhitungan unit cost pelayanan hemodialisa berdasarkan traditional costing dan time driven activity based costing, dan juga untuk mengetahui manfaat dan biaya penerapan time driven activity based costing di rumah sakit X. Rumah sakit ini dipilih sebagai sampel karena belum memiliki sistem biaya yang baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan unit cost pelayanan hemodialisa dengan menggunakan time driven activity based costing lebih tinggi dari unit cost dengan metode traditional costing. Time driven activity based costing system lebih mencerminkan aktivitas yang dikonsumsi oleh pelayanan hemodialisa.

The purpose of this research was to show an analysis of unit cost calculation of hemodialysis services based on traditional costing and time driven activity based costing methods and also to analyze costs and benefits of time driven activity based costing method's implementation at X Hospital. This study was conducted using qualitative and study case approach. The result of the study showed that unit cost calculation using time driven activity based costing is higher than by using traditional costing. Time driven activity based costing system reflected more the activities that are consumed by hemodialysis services."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>