Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosa Muharwal
"Standar kualitas pada industri pelayanan atau jasa sangat sult ditentukan karena adanya perbedaan penilaian dari masing-masing konsumennya. Pada industri jasa pengelolaan gedung karena banyaknya pihak yang terlibat dan keaneka ragaman kebutuhan penyewa selalu menyebabkan timbulnya persepsi dan ekspektasi yang berbeda antara pihak manajemen dan pihak penyewa sehingga sering terjadi komplain. Untuk mengetahui penilaian kinerja manajemen atas aspek-aspek pelayanan yang diberikan terhadap penyewa, maka dilakukan survey dengan responden yang menyewa ruangan di Menara UPH.
Dari penilaian terhadap aspek-aspek tersebut dapat diketahui aspek mana yang menyebabkan terjadinya complain dari pihak penyewa. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan manajemen, maka digunakan metode Quality Funtion Deployment (QFD). QFD menterjemahkan penilaian penghuni kedalam atribut jasa yang diberikan oleh manajemen. Sehingga hubungan keterkaitan antara metode-metode pelayanan yang diberikan terhadap aspek-aspek pelayanan menghasilkan prioritas dari metode pelayanan itu sendiri yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

Good quality standard in service industry are very difficult to determine because many kind evaluation by each customer. In building management industry because so many part who involve and the variety of the tenant needs that become a different perception and expectation between the management and tenant, with the result are complaints. To determine the performance evaluation of the management for service aspect provide to tenants, therefore has a survey to respondents who stay at UPH Tower.
From the evaluation of service aspect that given by the management, it's will know which service aspect that caused many complaints from the tenants. To improve the quality of management service, Quality Function Deployment method is used; to determine inter relation between services methods used by the management with services aspect provided, in order that the most closed inter relation method can be determine to fulfill those services aspects that could become a consideration for the management to improve the services of quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanoum Salsabila
"Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan e-government untuk mengatasi masalah desentralisasi sehingga dapat meningkatkan dan memperluas hubungan antara pemerintah dan pihak lain dengan memanfaatkan teknologi informasi. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, pemerintah mulai menerapkan sistem pemerintahan berbasis elektronik melalui e-government untuk mendorong peningkatan pelayanan publik. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) merupakan salah satu izin lingkungan yang harus dibuat untuk pengambilan keputusan dan dasar pemberian izin untuk melakukan usaha dan atau kegiatan. Berdasarkan data yang diberikan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (DPMPTSP DKI Jakarta), persentase keterlambatan penerbitan cenderung meningkat dari awal Februari hingga Oktober 2021 dengan persentase keterlambatan tertinggi pada Oktober 2021 sebesar 48,1%.. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model kualitas layanan pada website pemerintah yang menggabungkan eGovQual dan TAM sehingga dapat mencegah keterlambatan dari layanan pengurusan izin UKL-UPL. Hasil dari riset ini ialah faktor layanan yang menjadi prioritas perbaikan adalah informasi yang terkandung di situs web Jakevo terbaru yang memiliki nilai PGCV terbesar yaitu 9,3400 sehingga perbaikan yang harus dilakukan ialah menyediakan informasi yang lebih detail dan terbaru, serta menyediakan contoh template dokumen yang dipersyaratkan

Indonesia is one of the countries that implements e-government to overcome the problem of decentralization so that it can improve and expand the relationship between the government and other parties by utilizing information technology. Based on Presidential Regulation Number 95 of 2018 concerning Electronic-Based Government Systems, the government has begun to implement an electronic-based government system through e-government to encourage the improvement of public services. Environmental Management Efforts and Environmental Monitoring Efforts (UKL-UPL) is one of the environmental permits that must be made for decision making and the basis for granting permits to conduct businesses and or activities. Based on data provided by the DKI Jakarta Provincial Government Investment and One Stop Service (DPMPTSP DKI Jakarta), the percentage of delays in issuance tends to increase from early February to October 2021 with the highest percentage of delays in October 2021 at 48.1%. aims to build a service quality model on a government website that combines eGovQual and TAM as to prevent delays in the UKL-UPL permit issuance service. The result of this research is that the service factor that is the priority for improvement is the information contained on the latest Jakevo website which has the largest PGCV value of 9.3400 so that improvements that must be made are to provide more detailed and up-to-date information, as well as provide examples of the required document templates."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Prameswari
"Penelitian ini membahas mengenai manajemen persediaan material MRO pada salah satu industri minyak dan gas di Indonesia. Permasalahan terkait persediaan yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah tidak tercapainya target stock out level sebesar 0,50% di mana dapat berakibat pada menurunnya service level serta mengganggu jadwal kegiatan produksi akibat kekurangan material MRO.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem manajemen persediaan material MRO yang optimal untuk meminimalisasi stock out serta mendapatkan peningkatan service level dan penurunan total biaya persediaan yang dihasilkan.
Penelitian ini mencakup tiga tahapan besar, yaitu klasifikasi material, peramalan konsumsi material, dan pengendalian persediaan material MRO dengan model pendekatan pengendalian probabilistik. Model pengendalian probabilistik terdiri atas continuous review system dan periodic review system di mana penentuannya akan berdasar pada hasil analisis terhadap kategori material dan pola data historis konsumsinya.
Penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis perbandingan pencapaian service level serta total biaya persediaan aktual dan hasil penelitian dengan pendekatan Time Phased Order Point (TPOP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencapaian service level dapat ditingkatkan sebesar 69,03% dan dimaksimalkan pada setiap periode serta penurunan total biaya persediaan sebesar 46,23% juga dapat diperoleh.

This research discusses about the inventory management of MRO materials in one of oil and gas company in Indonesia. Inventory-related issue occuring in the company is yet to achieve their stock out level target of 0,50% which may result in a service level reduction and production schedule disruption due to lack of MRO materials.
This research aims to obtain an optimal inventory management system of MRO materials that minimizes stock out and derive an improved service level as well as a reduction in the total inventory cost.
This research includes three major phases which are materials classification, materials consumption forecasting, and materials inventory control with probabilistic model approach. Probabilistic model consists of continuous review system and periodic review system that the decision will strongly be based on the analysis of materials categorization and consumption pattern.
This research also comes with a comparative analysis of service level and total inventory cost derived between actual and research with Time Phased Order Point (TPOP) approach. The results show that service level can be increased by 69,03% and maximized at each period, while a decrease in total inventory cost amounted to 46,23% also can be obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Avriana
"Salah satu bagian dari manajemen proyek adalah manajemen waktu proyek. Dalam pengaplikasiannya, manajemen waktu proyek dapat diterapkan ke dalam seluruh bidang, termasuk industri pembangunan menara infrastruktur alat telekomunikasi. Tingkat pemesanan menara yang tinggi, batasan waktu pembangunan menara dari konsumen, dan jumlah pegawai yang sedikit menjadi tantangan tersendiri bagi sebuah perusahaan dalam melakukan proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja manajemen waktu proyek pembangunan menara dan difokuskan kepada pembangunan menara baru bertipe Greenfield (menara yang dibangun di atas tanah). Pembangunan menara yang dimasukkan ke dalam penelitian adalah pembangunan yang telah selesai dibangun atau seluruh material menara telah terpasang lengkap.
Studi kasus PT X yang merupakan perusahaan pembangunan menara terbesar di Indonesia digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena PT X belum memiliki standar waktu pembangunan menara secara detil maka dalam penelitian dilakukan pengidentifikasian standar waktu pembangunan menara.
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mendefinisikan aktivitas pembangunan menara secara detil. Tahap selanjutnya adalah menentukan jenis keterkaitan antar aktivitas, sumber daya dan durasi yang diperlukan dalam setiap aktivitas.
Kemudian, dengan bantuan metode jalur kritis didapatkan standar waktu pembangunan menara yang akan digunakan sebagai pembanding terhadap waktu actual dalam melakukan evaluasi kinerja manajemen waktu proyek pembangunan menara. Ukuran evaluasi kinerja didapatkan dengan menggunakan rumus time slip dan Indeks Kinerja Penjadwalan.

One of the area of project management is project time management. Project time management can be applied in all of aspects, including in the telecommunication tower industry. The high amount of order, limited time from customer, and limited resources become some special challenge to do this project.
This research is to evaluate the project time management performance in building tower, but it is focused on Greenfield new site (tower which is built on the ground). The data is gained from actual time of the finish tower (all of the materials had completed).
The case study from PT X which is the biggest telecommunication tower company in Indonesia is used in this research. Because of PT X does not have the detailed standard time in building tower, then this research did identification of the standard time.
The first step is activity definition. Then, the next steps are activity sequencing which is used for knowing the connection between all of the activities, activity resource estimating, and activity duration estimating. Schedule baseline is calculated based on Critical Path Method.
Then, it will be used for the comparison of actual time in order to evaluate the project time management performance. All of the performance evaluation use time slip and Schedule Performance Index formula.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Yuwono Wicaksono
"Penerapan Total Quality Management perlu dikaji keberhasilannya, yaitu diukur dengan menggunakan Total Quality Index (TQI) yang dimodelkan oleh Tavana. Penilaian TQI dirunut dari aktual pelaksanaan manajemen kualitas suatu organisasi yang mempertimbangkan 8 faktor kritikal manajemen kualitas menurut Saraph dimana penilaian tersebut membandingkan TQI aktual dengan TQI ideal. Selisih dari nilai TQI aktual dengan TQI ideal diharapkan sekecil mungkin yang berarti penerapan TQM lebih baik di organisasi tersebut. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terhadap sejumlah perusahaan manufaktur otomotif dan pangan dimana hasilnya penerapan TQMdi industri otomotif mempunyai nilai rata-rata gap lebih buruk dibandingkan dengan industri pangan. Secara statistik di dapat faktor Hubungan Karyawan saja yang memiliki perbedaan dalam penerapan TQM pada kedua sektor industri tersebut, sehingga dapat ditentukan strategi penerapannya dalam perbaikan kualitas.

Implementation of Total Quality Management needs to be studied success, ie measured using Total Quality Index (TQI), which is modeled by Tavana. TQI traced assessment of the actual implementation of quality management of an organization that considers eight critical factors of quality management according to Saraph where the assessment comparing the actual TQI with ideal TQI. The difference from the value of the actual TQI with the ideal TQI expected as small as possible, which means better application of TQM in the organization. Collecting data using a questionnaire to automotive and food manufacturing companies where the results of TQM implementation in the automotive industry have an average value gap worse than the food industry. Statistically can be a factor in Employee Relations who has a difference in the application of TQM in both the industrial sector, so it can be determined strategy implementation in quality improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fony Carolina
"Pelanggan telepon seluler sendiri dengan CAGR 26,7% akan bertambah menjadi 122,1 juta pada 2010. Perusahaan penyewaan menara telekomunikasi mengambil bagian dalam pengembangan menara BTS (Base Transceiver Station) untuk para penyedia layanan telekomunikasi (operator seluler).
Metode SERVQUAL digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan kesuksesan layanan yang diberikan perusahaan. Metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk menyusun strategi baru untuk memberikan layanan yang terbaik bagi konsumen. Data diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada manajer seluruh operator seluler.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kinerja para perusahaan tower provider baru memenuhi 67.41% harapan operator seluler. Oleh karena itu prioritas service element (respon teknis) yang dapat dilakukan adalah meningkatkan koordinasi antara penyewa dengan tower providernya.

Telecommunication holds a significant role as an information provider. Cellular phone customer themselves, with the CAGR of 26.7% will gradually increase into 122.1 million in 2010. The telecommunication tower provider company will take part in developing BTS (Base Transceiver Station) tower to all telecommunication provider service (celluler operator).
SERVQUAL method is used to identification customer's need and service succeeded by the company. Quality Function Deployment (QFD) method is used to arrange a new strategy for giving the best service to the customer. Data which writer got is from the qustionairre of all celluler operator managers.
This research found that operator celluler's expectation only reached 67.41% with the effort that have been done by the tower provider company. Therefore, the service element priority (technical response) that ought to be done by the company is increasing coordination between celluler operator and tower provider.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50322
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Fauzia
"Pelayanan publik di bidang perizinan menjadi masalah yang banyak mendapatkan keluhan dari masyarakat. Keluhan tersebut umumnya adalah menyangkut transparansi biaya dan lamanya waktu penyelesaian perizinan. Hal tersebut juga terjadi di Kota Depok. Banyak keluhan dari masyarakat khususnya pelaku usaha tentang pelayanan izin mendirikan bangunan di Kota Depok yang dinilai berbelit-belit dan tidak pro investasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan publik izin mendirikan bangunan di Kota Depok, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan publik bidang perizinan di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang didasarkan pada tujuan penelitian deskriptif dan menggunakan metode survey dan wawancara mendalam pada penelitian ini. Penilaian dari hasil adalah jawaban dari kuesioner dan wawancara mendalam yang digunakan skala likert. Populasi pada penelitian ini berjumlah 2157 orang dan sampel pada penelitian ini
sebanyak 100 orang dan dalam mengumpulkan data digunakan teknik random sampling. Dalam menganalisa data pada penelitian ini menggunakan teknik distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa persepsi masyarakat terhadap Kualitas Layanan
yang diberikan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok sudah baik.Tetapi masih ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan izin mendirikan bangunan di Kota Depok yaitu persyaratan dan informasi yang dibutuhkan oleh pemohon/pengguna jasa layanan tidak dapat diakses melalui internet, pemberian pelayanan yang tidak tepat waktu dan tidak sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan, serta masih adanya praktik pungutan liar oleh petugas untuk mempermudah dan mempercepat pengurusan IMB.
Public services in the licensing sector are a problem that gets a lot of complaints from the public. These complaints are generally related to the transparency of costs and the length of time for the completion of permits. This also happened in Depok City. There are many complaints from the public, especially business actors, regarding the service for building permits in Depok City, which is considered convoluted and not pro-investment. This study was conducted to find out how the implementation of public services for building permits in Depok City, and what factors affect public services in the licensing sector in Depok City. This research uses quantitative approach based on descriptive research objectives and using survey methods and in-depth interviews in this study. Assessment of the results is the answer to the questionnaire and in-depth interviews used Likert scale. The population in this study amounted to 2157 people and the sample in this study
as many as 100 people and in collecting data used random sampling technique. In analyzing the data in this study using a frequency distribution technique. In this study, it is explained that the public's perception of Service Quality However, there are still several factors that affect the service for building permits in Depok City, namely the requirements and information needed by applicants/service users that cannot be accessed via the internet, service delivery which is not timely and not in accordance with the SOP that has been determined, as well as the practice of illegal levies by officers to facilitate and speed up the processing of IMB"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Sena Putra Herlambang
"ABSTRAK
Ketatnya persaingan bisnis khususnya di bidang pengembangan teknologi informasi berbasis transaksi melalui telepon genggam. Memasuki tahun 2013 ini memfokuskan bisnisnya di dalam bidang transaksi telepon genggam. Diperlukan suatu kajian secara menyeluruh untuk membuat kajian mengenai produk ini agar bisa diterima oleh perusahaan yang akan menerimanya. Kajian menyeluruh mengenai produk ini akan dibahas mellaui metode gabungan E-Servqual (E-S-Qual dan E-RecS-QUal), Metode Kano, dan Quality Function Deployment (QFD). Ketiga metode gabungan ini akan bersinergi dan membuat suatu analisis yang komprehensif mengenai performa dari klaim asuransi elektronik ini dari segi kepuasan pelanggan, serta juga memberikan solusi perbaikan yang berdasarkan permintaan dan kepuasan pelanggan. Data didapat dari penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada pemegang sistem Klaim Asuransi Elektronik. Performa dari produk layanan ini banyak yang belum terpenuhi dari segi pengguna dan masih banyak yang harus diperhatikan khususnya pada masalah jaringan dan servis yang diberikan. Perbaikan dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal yang ada pada QFD sampai dengan level 3 sehingga dapat memberikan solusi yang komprehensip dari mulai mengetahui masalah yang terjadi sampai ketahap solusi yang optimal.

ABSTRACT
The tightness of Business competition, especially in the field of development of information technology-based transactions through mobile phones. Entering 2013 is focusing its business in the field of mobile phone transaction. It requires a thorough assessment to make assessment of the product to be accepted by the company that will receive it. A comprehensive review of the product will be discussed with combined E-SERVQUAL method (ES-QUAL and E-Recs-QUAL), Kano Method, and Quality Function Deployment (QFD). All three methods will be combined and make a comprehensive analysis of the performance of electronic insurance claims in terms of customer satisfaction, as well as providing repair solutions based on demand and customer satisfaction. Data obtained from the distribution of questionnaires distributed to the person of Electronic Insurance Claims system management. The performance of these services has not full fill the costumer expectation and still a lot to be considered, especially on the issue of the network and the services. The improvement can be done by considering the things that exist in QFD up to level 3 so as to provide a comprehensive solution from beginning to recognize the problems that occurred until optimal solution level."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di tengah persaingan yang semakin ketat, rumah sakit sebagai industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan harus memberikan pe!ayanan yang berkualitas supaya koosumen merasa puas. Dengan demikian konsumen akan kembali menggunakan pelayanan rumah sakit tersebut dan mendatangkan keuntungan/laba bagi rumah sakit. Rumah sakit St Carolus sebagai salah satu rumah sakit yang besar perlu terus meningkalkan kualilas pelayanan sehingga dapat memenangkan persaingan. Kualltas suatu pelayanan didefinisfkan oleh konsumennya sehingga pihak rumah sakit perlu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, Quality Function Deployment adalah suatu metode untuk perencanaan dan pengembangan produk terstruktur yang memungkinkan tim pengembang untuk menentukan dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen dan kemudian mengevaluasi tiap kemampuan produk atau jasa secara sistematik dengan melihat dampaknya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan membangun matriks House of Quality (HOQ} diharapkan pihak rumah sakit mendapatkan gambaran mengenai atribut kebutuhan konsumen prtoritas dan dapat mengambil tindakan operasional yang tepat. Voice of Customer didapatkan dari studi literatur dan wawancara dengan pihak rumah sakit. kemudian dilakukan pengukuran harapan dan kepuasan konsumen terhadap pelayanan rumah sakit melalui penyebaran kuesioner. Atribut kebutuhan dan Keinginan konsumen kemudian diterjemahkan ke dalam rencana teknis perusahaan. Setelah matriks HOQ selesai dibuat maka dilakukan analisa terhadap keseluruhan…"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Ratna Uli
"Pemeliharaan merupakan aktivitas yang harus dilakukan untuk mempertahankan kondisi fasilitas seperti pada saat awal dan dapat terus berproduksi sesuai dengan kapasitas aslinya. Pemeliharaan secara berkala dan kunjungan pemeriksaan ke semua menara menjadi bagian dari pendekatan pemeliharaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Pemeliharaan menara dan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) yang baik akan menjamin operasional BTS. Namun tetap saja, setiap kegiatan operasional dan pemeliharaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan tidak akan pernah bisa lepas dari risiko yang mungkin terjadi. Manajemen risiko perlu dilakukan untuk mengidentifikasikan, mengukur, dan kemudian menyusun strategi penanganan risiko.
Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup pelaksanaan pemeliharaan menara telekomunikasi pada PT X, dimana kegiatan pemeliharaan didefinisikan sebagai seluruh aktivitas yang dilakukan sejak site selesai dibangun. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu kemudian disusun mulai dari risiko yang termasuk kategori tinggi sampai dengan kategori rendah. Risiko yang termasuk dalam peringkat lima besar yang akan masuk dalam tahap analisis alokasi biaya dengan menggunakan OptQuest.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh usulan penanganan untuk setiap risiko dan memperoleh alokasi biaya yang optimal untuk lima risiko teratas. Hasil yang ingin didapatkan dari simulasi tersebut adalah optimasi alokasi biaya yang ada dengan beberapa asumsi dana yang tersedia untuk mengelola resiko.

Maintenance represents activity that company must do to get the facility condition as build and to get the facility original capacities. Periodical maintenance and control visit to all towers become the part of approach maintenance-focused that company done. Good maintenance of tower and Base Transceiver Station infrastructure can guarantee operational of BTS. But every process done by every companies can never be free from risks that may happen. Therefore a risk management need to be accomplished to identificate, measure and then prepare strategy to manage risks as base to build risk management intact.
This research is done in telecommunications tower maintenance at PT X, where maintenance activities defined as all activity conducted since site have been developed. Risk item will be assessed by survey; then compiled the risk from high category up to low category. Risk which include in five biggest enter in phase analyze cost allocation by using OptQuest.
The research`s objectives are to get response planning to each risk and do budget alocation analysis to mitigate the risks. The expected result from the simulation is optimation of budget allocation with several available budget assumptions to manage the risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>