Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatikhul Yatuni Asmara
"Nyeri adalah gangguan rasa nyaman yang dialami oleh klien pasca pembedahan laparatomi yang berasal dari Iuka insisi di abdomen. Penanganan nyeri ada 2 macam, yaitu secara farmakologi dan nonfarmakologi. Kompres dingin sebagai salah satu bentuk stimulasi cutaneus merupakan contoh penanganan nyeri nonfarmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivitasan kompres dingin dalam menurunkan nyeri pada klien pasca pembedahan laparatomi 1-2 hari. Metode penelitian yang digunakan adalah pr-eexperiment one group pretest postest. Data diperoleh dari klien pasca pembedahan laparalomi 1-2 hari yang dirawat di ruang IRNA A lantai 4 kiri RSUPN Cipto Mangunkusumo yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Metode pengolahan data yang digunakan yaitu fischer exact probability test. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat nyeri pada klien pasca pembedahan laparatomi 1-2 hari sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5041
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi Sinardja
"Nyeri pasca bedah merupakan salah satu penyebab nyeri akut yang paling umum. Penanganan nyeri yang efektif merupakan komponen fundamental dari pelayanan pasien yang berkualitas. Di RS Prima Medika belum ada protokol standar penanganan nyeri pasca bedah. Tujuan penelitian ini untuk mengukur intensitas nyeri pasien pasca bedah di RS Prima Medika, membuat protokol standar penanganan nyeri pasca bedah di RS Prima Medika dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan aman bagi pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui observasi intensitas nyeri pada pasien pasca laparotomi dan wawancara mendalam dengan informan serta telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan intensitas nyeri pada periode 24 jam pasca bedah adalah nyeri ringan, pada periode 48 jam pasca bedah intensitas nyeri bervariasi antara nyeri ringan sampai sedang dengan prosedur penanganan nyeri yang tidak terarah dengan baik. Diperlukan suatu SOP untuk memberikan penanganan nyeri pasca bedah yang optimal.

Fundamental component to serve a quality service to the patient. There is no Standard operating procedure in pain management in Prima Medika Hospital. The aim of this study is to measure the intensity of pain in postoperative patient in this hospital, to arrange a standard operating procedure for postoperative pain management to serve a quality and safe service to the patient.
This is a qualitative descriptive study where data were collect by observed pain intensity in post laparotomy patient, in-depth interviews with the informans and reviewed documents.
Result show that pain intensity in 24 hours after surgery were mild, and in 48 hours the pain intensity were mild to moderate with no proper protocol. A standard operatimg procedure is needed to give the best pain management to the patient
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wifanto Saditya Joe
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Swabhawa Uttama
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
"ABSTRAK
Angka kejadian apendisitis di negara maju khususnya daerah perkotaan meningkat. Apendisitis dapat terjadi karena gaya hidup yang kurang baik dalam pola konsumsi makanan rendah serat masyarakat perkotaan. Komplikasi apendisitis antara lain perforasi sehingga menimbulkan efek, salah satunya adalah keluhan nyeri. Pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung adalah intervensi keperawatan yang efisien, sederhana dan mandiri. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan anak post operasi laparotomi appendiktomi dengan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung. Evaluasi dari pemberian posisi semi fowler terbukti memberikan rasa nyaman dan mengurangi nyeri pada anak dengan post operasi laparotomi appendiktomi. Intervensi keperawatan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung dapat menjadi evidence based practice pada anak post laparotomi appendiktomiKata kunci: Appendiktomi, manajemen nyeri, pemberian posisi.

ABSTRACT
The rate of appendicitis in developed countries especially in urban areas increased. Appendicitis could occur due to the lifestyle because of low fiber food consumption pattern of urban communities. One of the complications of appendicitis was perforations, so that generated pain. Semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone was efficient, simple and eased independent nursing interventions. This paper aimed to describe nursing care of laparotomy appendectomy children in post surgery period with semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone. The evaluation of semi fowler positioning proved to improve children rsquo s comfort and reduced the pain with post surgery laparotomy appendectomy. The intervention of care nursing of semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone could be an evidence based practice to children in post laparotomy appendectomy period. Key words Appendectomy, pain management, positioning.
"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Yuliawati
"Nyeri yang dirasakan individu adalah pengalaman subjektif dan bervariasi yang. merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh. Nyeri dapat diatasi dengan A menggunakan obat-obatan (farmakologik) dan non farmakologik. Oleh karena itu penting bagi perawat mengatasi nyeri pasien untuk memberikan kenyamanan, baik melalui tindakan mandiri maupun tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri perawat adalah manajemen nyeri non farmakologik, diantaranya adalah teknik distraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik distraksi dalam mengurangi nyeri pasien yang dilakukan appendiktomi pada hari rawat pertama. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dari eksgerimental dengan teknik teknik one group dan tanpa kelompok kontrol. Sampel pada penelitian adalah pasien paska appendiktomi hari pertama yang diambil di Ruang Perawatan Bedah Syifa RS. Haji Jakarta. Pengumpulan data dilakukan pada 30 orang sampel yang telah diseleksi sesuai kriteria yang ditentukan. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan perhitungan statistik single sample. Data hasil penelitian diketahui bahwa teknik distraksi efektif dalam mengurangi intensitas dan lama nyeri, tetapi tidak untuk frekuensi nyeri."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5223
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Yuni Sunaryanti
"Nyeri merupakan masalah yang sering dialami pasien setelah menjalani operasi bedah ortopedi. Intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan setelah menjalani operasi bedah ortopedi yaitu pemberian terapi komplementer dan alternatif. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh kompres dingin (cold pack) terhadap nyeri dan kenyamanan pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah. Desain penelitian quasi eksperimen pretest posttest with control group. Metode pemilihan sampel menggunakan consecutive sampling dengan jumlah 32 responden, dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi diberikan kompres dingin menggunakan media cold pack, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan intervensi standar rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kompres dingin (cold pack) terhadap skor nyeri dan kenyamanan setelah diberikan intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p < 0,05; α 0.05). Kompres dingin memberikan pengaruh terhadap nyeri dan kenyamanan, sehingga dapat direkomendasikan sebagai terapi untuk menurunkan tingkat nyeri dan meningkatkan kenyamanan pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah.

Pain is a common problem experienced by patients after undergoing orthopedic surgery. Several interventions to reduce pain and increase comfort after undergoing orthopedic surgery include the provision of complementary and alternative therapies. This research sought to investigate the effect of applying cold pack on pain and comfort of post-operative lower extremity fracture patients. This research employed a quasi-experimental design, using pretest posttest with control group. The samples were selected through consecutive sampling technique, with a total of 32 respondents assigned into intervention and control groups. The respondents in the intervention group were given cold compresses using cold pack, while the control group respondents received standard hospital intervention. The research results revealed that there is a significant effect of cold pack on pain and comfort scores after the intervention was given between the control group and the intervention group (p < 0.05; 0.05). Cold compress affects pain and comfort of experienced by patients, so it can be recommended as a therapy to reduce pain levels and increase comfort in post-operative lower extremity fracture patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Natalia
"Sindrom Steven Johnson (SJJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir diorifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula, dapat disertai purpura. Kelangsungan hidup klien Stevens Johnson Syndrome bergantung pada tingkat pengelupasan kulit, semakin luas pengelupasan kulit semakin memperburuk prognosis. Kompres hangat atau dingin merupakan terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat untuk mengurangi nyeri pada daerah sekitar lesi klien. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui manfaat pemberian kompers hangat atau dingin pada anak dengan Stevens Johnson Syndrome yang diberikan selama lima hari perawatan di rumah sakit. Hasil pemberian kompres hangat dan dingin yang dilakukan selama lima hari perawatan menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri klien  dari skor enam (6) pada hari pertama dilakukan pengkajian menjadi nol (0) pada hari kelima dengan menggunakan alat pengkajian nyeri Wong Baker Face Scale. Pemberian kompres hangat atau dingin untuk mengurangi nyeri anak  dengan Stevens Johnson Syndrome  diharapkan dapat menjadi alternatif tindakan mandiri perawat dalam melaksanakan peran  sebagai pemberi asuhan keperawatan secara holistik.


Steven Johnson Syndrome (SJJ) is a syndrome that affects the skin, mucous membranes of the diorifisium, and eyes with a general condition that varies from mild to severe. Skin disorders in the form of erythema, vesicles or bullae, may be accompanied by purpura. The survival of patients with Stevens Johnson Syndrome depends on the level of the exfoliation, the more extensive the exfoliation, the worse the progonisis A warm or cold compress is a non-pharmacological therapy which can be conducted independently by the nurse to relieve pain in the area around the lesion of the patient. The purpose of this paper is to discover the benefit of using the warm or cold compress to the child with Stevens Johnson Syndrome which is given for five nursing days in hospital. The result of giving the warm or cold compress for five nursing days shows a decrease in the pain of the client from a score of six (6) on the first day of the assesment to zero (0) on the fifth day using Wong Baker Face Scale pain assesment tool. The warm and cold compress treatment to reduce the pain of the child with Stevens Johnson Syndrome is expected to become an alternative independent treatment from nurses in carrying out their role as providers of holistic nursing care. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Yuliani Sekriptini
"Pengambilan darah intravena dapat menimbulkan nyeri dan traumatik pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh madu terhadap skor nyeri anak saat pengambilan darah. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sampel diambil dengan consecutive sampling, terdiri dari kelompok intervensi yang mendapatkan madu per oral (34 responden) dan kelompok kontrol mendapatkan plasebo (34 responden) usia responden 1-6 tahun. Skor nyeri dievaluasi dengan Children?s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale (CHEOPS). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rata-rata skor nyeri anak pada kelompok madu dan kelompok plasebo (p=0,001). Peneliti menyimpulkan pemberian madu per oral dapat menurunkan skor nyeri pada anak saat pengambilan darah intravena.

The intravenous blood taken can cause pains and be traumatic for child.This research has the aims to identify The influence of giving honey decreasing on the score of pain. The design of this research is quasi experiment. Samples were taken by consecutive sampling which consists of the intervened group who obtained honey per oral (34 respondents) and controlled group obtained plasebo (34 respondents) kelompok.The score of pains are evaluated with Children?s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale (CHEOPS) respondents aged 1-6 years. The result of analysis shows there is a significant difference on the average score of pains between the intervened and controlled group (p=0,001). The researcher concluded that the giving of honey per oral can decrease the score of pains on child when the intravena blood taken.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Ulandini
"Lansia adalah seseorang dengan usia 60 tahun atau lebih yang mengalami proses penuaan dan berdampak terhadap perubahan sistem metabolisme tubuh mereka, salah satunya sistem kardiovaskuler. Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia adalah hipertensi. Di tingkat nasional, DKI Jakarta menempati urutan kesembilan mengenai prevalensi hipertensi yaitu 33,43%. Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Adapun manifestasi dari hipertensi tengkuk terasa tegang atau nyeri leher yang dapat mengganggu lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk menyajikan dan memaparkan hasil analisis Asuhan Keperawatan Penurunan Nyeri Tengkuk Pada Lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung dengan terapi manajemen nyeri non-farmakologis berupa kompres hangat warm water zack dan relaksasi napas dalam. Pemberian terapi dengan warm water zack untuk mengompres bagian tubuh yang sakit dan mengurangi keluhan nyeri. Hasil evaluasi pemberian intervensi selama tujuh hari menggunakan instrument Short-Form Mcgill Pain Questionnaire didapatkan skor nyeri menurun dari sebelum intervensi yaitu 16 dan sesudah intervensi menjadi 4. Respon subjektif yang didapatkan seperti klien sudah mengetahui cara mengurangi dan menghilangkan nyeri. Hal ini mengartikan bahwa kompres hangat warm water zack dan relaksasi napas dalam yang dilakukan dapat menurunkan nyeri tengkuk keluhannya. Terapi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat dan staff lahan praktik untuk mengimpelementasikan sebagai salah satu intervensi mandiri perawat.

The Elderly is someone aged 60 years or more who is experiencing the aging process and has an impact on changes in their body's metabolic system, one of which is the cardiovascular system. One of the most common diseases suffered by the elderly is hypertension. At the national level, DKI Jakarta ranks ninth regarding the prevalence of hypertension, which is 33.43%. Hypertension is a condition where the blood pressure against the artery walls is too high. The manifestations of hypertension are neck tension or neck pain which can interfere with the elderly in carrying out their daily activities. This writing was made with the aim of presenting and explaining the results of the analysis of Nursing Care for Reducing Neck Pain in the Elderly at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung with non-pharmacological pain management therapy in the form of warm water zack warm compresses and deep breath relaxation. Giving therapy with warm water zack to compress the sick body part and reduce pain complaints. The results of the evaluation of the intervention for seven days using the Short-Form McGill Pain Questionnaire instrument showed that the pain score decreased from before the intervention, namely 16 and after the intervention to 4. Subjective responses were obtained such as the client already knowing how to reduce and eliminate pain. This means that Zack's warm water compresses and deep breathing relaxation can reduce his neck pain. This therapy is expected to be input for nurses and practice staff to implement it as one of the independent nurse interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>