Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Stroke merupakan penyakit yang banyak menimbulkan kecacatan fisik akibat
defisit neorologi yang menetap. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan tingkat
kecacatan adalah melalui progam rehabilitasi yang diawali dengan mobilisasi dini yang
harus dilakukan secara teratur dan kontinyu oleh klien.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan pasien post stroke melakukan mobilisasi dini. Penelitian dilakukan di IRNA B
Lantai 6 RS Fatmawati dengan responden sebanyak 30 orang.
Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bersifat Cross Sectional, rata-rata
usia responden 60,2 tahun, sebagian besar (93,3%) beragama Islam, pendidikan
responden sebagian best (33,3%) SLTP, lamanya responden dirawat rata-rata 13-14
hari. Dilihat dari pekerjaan responden 40% bekerja sebagai wiraswasta, rata-rata tingkat
kepatuhan klien post stroke melakukan mobilisasi dini adalah 2,59 %yang dikategorikan
baik. Hasil uji bivariat menunjukkan karakteristik klien yang berhubungan dengan
kepatuhan melakukan mobilisasi diri adalah umur, agama dan lamanya hari dirawat.
Penelitian ini memiliki keterbatasan dari aspek metodolog sehingga
direkomendasikan untuk mengambi sample pada bebrapa RS dan melakukan uji statistik
yang lebih baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5182
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dastono Susantoro
"Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga diartikan sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisir tingkah lakunya. Bila individu merasakan suatu kebutuhan, maka akan mendorong individu untuk berbuat sesuatu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi klien terhadap tingkat kemandirian pada klien dengan storke non hemoragik.
Desain penelitian yang dilaksanakan adalah metode deskriptif eksploratif, sample yang diambil dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke non hemoragik yang dirawat di IRNA B lantai I kanan, lantai II kiri, poliklinik saraf dan Instalasi Rehabilitasi Medik di RS. Cipto Mangunkusumo sebanyak 30 orang. Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang mengacu pada teori dan konsep motivasi. Dari 15 item yang diajukan kuesioner kepada responden, rata-rata klien memiliki motivasi mandiri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi klien terhadap tingkat kemandirian yaitu faktor pendidikan, pengetahuan, minat, dukungan keluarga, orang terdekat, dan perawat dalam memberi motivasi pada klien baik selama menjalani perawatan, pengobatan maupun rehabilitasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5267
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Akhyani
"Range of Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan yang digunakan sebagai program rehabilitasi pada pasien stroke. Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan otot yang disebabkan oleh kerusakan motorik akibat stroke. Latihan ROM sebaiknya dilakukan sedini mungkin setelah kondisi pasien stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROM dini yang dilakukan oleh perawat terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental dengan menggunakan equvalent pre dan post test kontrol, yang dibandingkan secara pararel yaitu membandingkan lcelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sampel pada penelitian ini adalah pasien stroke di ruang Neurologi RSCM Jakarta, yang diambil dengan metode consecutive sampling. Sampel berjumlah 30 pasien.
Hasil penelitian menunjukan bahwa latihan ROM dini yang dilakukan oleh perawat pada pasien stroke berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot pasien. Penulis merekomendasikan kepada perawat yang terlibat langsung dalam perawatan pasien stroke untuk lebih mengoptimalkan lagi Iatihan ROM umuk mencegah atau meminimalkan kecacatan pada pasien.

Range of Motion (ROM) is a form of practice which is used as a rehabilitation programme for stroke patient. This practice is aimed to repair the muscles frailty caused by motoric damage from the stroke. The ROM practices should be done as soon as possible after the patient is in a stable condition.
This research is aimed to discover the effects of early ROM applied towards the muscles strength improvement on stroke patient. This is a quacy experimental research by using equivalent of pre and post test control, which is pararelle compared, by means comparing the intervention groups and the control groups. ‘The samples ofthe research is the stroke patient of Neurology’s room at RSCM Jakana, collected with consecutive sample methods on 30 amounts of patients.
The result of this research shows that the early ROM practices applied towards the stroke patient is effected significantly towards the muscles strength improvement. The writer recommend the nurse which is involved directly to the stroke patient treatment to optimized the ROM practices in order to prevent or minimized physical defects on the patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5672
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Wicaksono
"Pendahuluan Transplantasi ginjal menawarkan kualitas hidup dan tingkat sintasan yang lebih baik bagi pasien dengan gagal ginjal stadium akhir. Namun, disfungsi berkemih dapat mengakibatkan penurunan kapasitas kandung kemih pada pasien yang memiliki riwayat oliguria atau anuria preoperatif yang berkepanjangan. Hal ini memengaruhi secara negatif kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor praoperasi yang terkait dengan terjadinya disfungsi berkemih setelah transplantasi ginjal.
Metode Sebanyak 71 pasien yang telah menjalani transplantasi ginjal yang berhasil di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Jakarta dijaring sebagai subjek. Karakteristik praoperatif di antaranya usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, diabetes melitus, riwayat anuria praoperatif, dan durasi terapi substitusi ginjal dijaring dan diolah. Analisis multivariat dilakukan untuk menemukan korelasi karakteristik praoperatif dengan kejadian disfungsi berkemih pasca operasi yang diukur dengan skor International prostate symptom score storage (IPSS-s) sub-skor > 5, skor overactive bladder symptom score (OABSS) > 5, laju aliran maksimum (Qmax) > 15 mL/detik, dan volume residual pascakemih (PVR) > 50 mL.
Hasil Tampak adanya korelasi signifikan skor IPSS-s yang mengindikasikan masalah pada fase filling dengan durasi dialisis praoperatif (rasio odds [OR] 1,052; interval kepercayaan 95% [CI] 1,006-1,1001, P 1⁄4 ,027). Usia yang lebih tua dan anuria preoperatif berkorelasi positif dengan skor OABSS > 5 (OR 1,104 dan 33,567, p-value 0,004 dan 0,002, secara berturut-turut). Korelasi negatif diamati antara jenis kelamin laki-laki dan Qmax > 15 mL/s (OR 1,73; 95% CI 0,033-1,907, P 1/4 ,038). Jenis kelamin laki-laki berkorelasi negatif dengan kejadian PVR > 50 mL (OR 0,231; P 1/4 ,043) tetapi berkorelasi positif dengan adanya riwayat diabetes melitus (OR 8,146; 95% CI 1,548-42,864, P 1/4 ,013). Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian usia pasien, jenis kelamin, dan riwayat medis masa lalu dapat membantu klinisi menentukan risiko pasien dalam memprediksi terjadinya disfungsi berkemih setelah transplantasi ginjal.

Introduction Renal transplantation offers a better quality of life and survival rate for patients with end-stage renal disease. However, voiding dysfunction may have results such as decreased bladder capacity that have been observed in patients with prolonged oliguria or anuria, impacting a patient’s quality of life. This study aimed to investigate preoperative factors associated with the occurrence of voiding dysfunction after renal transplantation Methods Seventy-one patients’ data who had undergone successful renal transplantation at Cipto Mangunkusumo General Hospital in Jakarta were collected. Preoperative characteristics including age, sex, history of hypertension, diabetes mellitus, preoperative anuria, and duration of renal substitution therapy were obtained. Multivariate analysis were performed examining the correlation of preoperative characteristics with postoperative voiding dysfunction measured by International Prostate Symptom Score storage (IPSS-s) sub-score > 5, overactive bladder symptom score (OABSS) > 5, maximum flow rate (Qmax) > 15 mL/cc, and postvoid residual volume (PVR) > 50 mL.
Results A significant correlation of IPSS-s score suggesting storage problem with duration of preoperative dialysis was observed (odds ratio [OR] 1.052; 95% confidence interval [CI] 1.006-1.1001, P 1⁄4 .027). Older age and preoperative anuria were positively correlated with OABSS score > 5 (OR 1.104 and 33.567, P value .004 and .002, respectively). Negative correlation was observed between male sex and Qmax > 15mL/s (OR 1.73; 95% CI 0.033-1.907, P 1⁄4 .038). Male sex was negatively correlated with PVR > 50 mL (OR 0.231; P 1⁄4 .043) but positively correlated with the presence history of diabetes mellitus (OR 8.146; 95% CI 1.548-42.864, P 1⁄4 .013).
Conclusion This study demonstrated that assessment of patient age, sex, and past medical history could help determine patients’ risk for developing voiding dysfunction after renal transplantation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Haveleia
"Ulkus Diabetikum menyebabkan berbagai gangguan kenyamanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan sampel 97 pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur subjektif dengan kualitas tidur yang diukur menggunakan PSQI p: 0,001. Faktor yang mempengaruhi tidur yaitu penghasilan p: 0,014, tingkat stress p: 0,001, medikasi p: 0,026, tingkat nyeri p: 0,048, dan diet p: 0,009. Penelitian menunjukkan pentingnya melakukan pengkajian kualitas tidur dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengatasi masalah tidur pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcer cause various comfort disorders. This research was to identify sleep quality and factors that influence in patients with diabetic ulcer. This research design used cross sectional study with a sampel of 97 diabetic ulcer patients. The results showed that there was a significant difference between subjective sleep quality and sleep quality measured using PSQI p 0,001. Factors that affect sleep are income p 0,014, stress levels p 0,001, medications p 0,026, pain levels p 0,048, and diet p 0,009. The results of this study indicate that the importance of conducting sleep quality assessment with factors that influence to overcome sleep problems in diabetic patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Armalia
"Afasia motorik merupakan salah satu gangguan komunikasi yang terjadi akibat stroke dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kepercayaan diri seseorang yaitu harga diri dan efikasi diri yang mana kedua hal ini merupakan bagian terpenting dari masing-masing individu dalam mencapai status sosialnya dalam berkomunikasi. Teknik restrukturisasi kognitif digunakan untuk efikasi diri dan harga diri dengan memiliki asumsi bahwa dasar restrukturisasi kognitif yaitu respon-respon perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi restrukturisasi kognitif terhadap harga diri dan efikasi diri pasien stroke dengan afasia motorik. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan desain pretest posttest nonequivalent control grup, dimana desain ini melibatkan dua kelompok yang akan diobservasi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada harga diri setelah diberikan intervensi restrukturisasi kognitif dengan (pvalue= 0,001; α<0,05), dan pengaruh yang signifikan pada tingkat efikasi diri setelah diberikan intervensi dengan (pvalue= 0,001; α<0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan restruktuisasi kognitif menjadi salah satu intervensi dalam pemberian asuha keperawatan secara holistik mencakup biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual kepada pasien pasca stroke dengan afasia motorik unutk dapat menaikkan harga diri dan efikasi pada pasien untuk membantu mengolah perasaan dan keyakinan psikologis pasien pasca stroke dalam menjalani proses rehabilitasinya

Motor aphasia is one of the communication disorders that occurs due to stroke and can cause interference with one's self-confidence, namely self-esteem and self-efficacy, both of which are the most important parts of each individual in achieving their social status in communicating. Cognitive restructuring technique is used for self-efficacy and self-esteem with the assumption that the basis of cognitive restructuring is behavioral responses. This study aims to examine the effect of cognitive restructuring therapy on self-esteem and self-efficacy of stroke patients with motor aphasia. This research method uses a quasi-experimental design with a non-equivalent control group pretest posttest design approach, where this design involves two groups to be observed before and after the intervention. The results showed that there was a significant effect on self-esteem after being given a cognitive restructuring intervention with (p-value = 0.001; <0.05), and a significant effect on the level of self-efficacy after being given an intervention with (p-value = 0.001; <0.05). ). The results of this study recommend cognitive restructuring to be one of the interventions in providing holistic nursing care including biological, psychological, sociological and spiritual to post-stroke patients with motor aphasia to increase self-esteem and efficacy in patients to help process the psychological feelings and beliefs of post-stroke patients. in the process of rehabilitation"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruan, Salfitriwati
"Fraktur dapat menyebabkan kecacatan fisik, apabila tidak tertangani dengan baik. Upaya untuk menumnkan kecacatan adalah melalui program rehabilitasi diawali dengan mobilisasi dini yang harus dilakukan secara teratur dan kontinyu oleh klien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi klien post fraktur umuk melakukan mobilisasi dini. Penelitian ini dilakukan di IRNA. C ruang mawar RS Fatmawati Jakarta dengan responden 30 orang.
Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana yang bersifat cross sectional, rata - rata usia responden 30 - 40 tahun (33,3%), sebagian besar responden beragama islam (76,6%), pendidikan responden sebagian besar SLTA(40%).
Rata-rata kepatuhan klien post fraktur melakukan mobilisasi dini adalah 93,3 %yaitu keinginan untuk sembuh dan hidup optimal.
Hasil uji variant menujukan karakteristik yang berhubungan dengan kepatuhan klien melakukan mobilisasi dini adalah usia. Penelitian ini memiliki keterbatasan dari aspek metodologi, sehingga direkomendasikan untuk mengambil sample pada beberapa rumah sakit dan melakukan uji statistik yang lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5448
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Riandhika
"Salah satu upaya pencegahan komplikasi pasien post operasi adalah mobilisasi dini paska operasi. Perawat berperan penting menilai kemampuan mobilisasi tersebut. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini pasien fraktur ekstremitas bawah post operasi ditujukan agar penilaian mobilisasi dapat komprehensif. Studi literatur terhadap penelitian-penelitian dengan topik tersebut bersumber dari platform publikasi internet dengan mencari berdasarkan kata kunci dan menentukan kriteria kelayakan berdasarkan populasi, intervensi, komparasi, dan outcomes. Sebanyak 11 artikel diperoleh dan dilakukan asesmen kualitas untuk melihat risiko bias hasil penelitian. Hasil studi mengidentifikasi 9 faktor internal dan 6 faktor eksternal yang mempengaruhi mobilisasi dini pasien. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini pasien diharapkan dapat meningkatkan edukasi pasien selama fase perioperatif.

One of the efforts to prevent complications in postoperative patients is early mobilization after surgery. The nurse have an important role in assessing the ability of this mobilization. Identifying the factors that influence early mobilization of postoperative lower limb fracture patients is intended for a comprehensive assessment of mobilization. Literature studies on research on these topics are sourced from internet publication platforms by searching based on keywords and determining eligibility criteria based on population, intervention, comparison, and outcomes. A total of 11 articles were obtained and quality assessment was carried out to see the risk of bias in the study results. The results of the study identified 9 internal and 6 external factors that influence the early mobilization of patients. Knowledge of the factors that influence early mobilization of patients is expected to improve patient education during the perioperative phase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada saal ini telah dirasakan banyaknya permasalahan yang ada pada generasi
nzuda seperti lawuran, sek bebas, NAPZA. Menurut Wibisono (2001) bahwa masalah
penyalahgunaan zat (narkotika, alkohol, beberapa jenis psikotropikan dan zat adiktif
lain). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentfikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku klien NAPZA untuk berhenti mengkonsumsi abat-obatan. Ada dua faktor yang
diteliti yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari jenis ras, jenis kelamin,
sifat fisik, sifat kepribadian, bakat pembawaan, dan intelegensia. Sedangkan faktor
ekstern terdiri dari lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi, dan kebudayaan..
Penelitian ini dilakukan pada 28 responden dengan menggunakan desain penelitian
deskriptif eksploratif dan pengambilan sampel digunakan teknik purposive sampling.
Penelitian dilakukan di Pamardi Siwi pada tanggal 31 Desember 2002 sampai dengan 2
Januari 2003. Dari hasil penelitian didapatkan faktor yang mempengaruhi perilaku klien
NAPZA untuk berhenti mengkonsumsi obat-obatan yailu dari faktor ekstern yang
dominan rerdiri dari agama (beribadah dan berada di tempat suci sebanyak 96,4 %),
lingkungan (orangtua yang sering marah 82% dan teman-teman yang mengajak
memakai 84,3%), dan sosial ekonomi (besar atau kecilnya uang saku 74, 9%). Sedangkan
dari faktor intern yang dominan terdiri dari intelegensia (sifat lambat mengambil
keputusan dan lambat dalam melaksanakan 89,3 %), dan sifat kepribadian (mudah putus
asa 82,1% dan mudah bergaul sebanyak 71,4%). Dari penelitian disimpulkan bahwa
faktor ekstern lebih banyak mempengaruhi klien NAPZA untuk berhenti mengkonsumsi
obat-obatan dibandingkan denganfaktor intern. Selanjutnya hasil penelitian diharapkan
menjadi pelajaran bagi instansi kesehatan, orangtua, tokoh masyarakat, tenaga
kesehatan, yayasan terkait untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi klien
NAPZA untuk berhenti mengkonsumsi obat-obatan, dan juga diharapkan bagi yang
terkait diatas bisa rneningkatkan sarana atau kondisi yang mendukung untuk faktor-
faktor yang terkait terutama yang dominan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5154
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Rohdiana
"Gangguan pendengaran sensorineural merupakan salah satu komplikasi pada otitis media supuratif kronik (OMSK). Kelainan ini bisa bersifat sementara atau permanen dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Pemeriksaan audiometri konvensional, masking dan tes Sensorinural Acuity Level (SAL) dapat menilai seberapa besar kejadian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan pendengaran sensorineural pada OMSK dan faktor yang berhubungan.
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang bersifat deskriptif analitik yang dilakukan di Poli THT RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari-Mei 2015 melibatkan 73 telinga OMSK. Gangguan pendengaran sensorineural pada OMSK didapatkan sebanyak 24,7% dan umumnya terjadi pada frekuensi tinggi. Tipe OMSK, durasi penyakit, dan tipe perforasi dapat memengaruhi gangguan pendengaran sensorineural dan secara statistik bermakna. Gangguan pendengaran sensorineural terjadi pada OMSK dan pemeriksaan audiometri yang benar dapat menentukan kejadian ini. Tipe OMSK, durasi penyakit, dan tipe perforasi memengaruhi kejadian gangguan pendengaran sensorineural pada OMSK.

Sensorineural hearing loss is one of the complications of chronic suppurative otitis media (CSOM). This order can be temporary or permanent and influenced by many factors. Conventional audiometry, masking, and Sensorineural Acuty Level (SAL) test can diagnose this incident. This study aims to determine the prevalence sensorineural hearing loss in chronic suppurative otitis media and related factors.
This study was a cross sectional descriptif analytic which done at ENT Department Cipto Mangunkusumo Hospital periode January to May 2015 involving 73 ears of CSOM. The prevalence of sensorineural hearing loss in CSOM is about 24,7% and generally occurs at high frequency. Type of CSOM, duration of disease, and type of perforation may affect sensorineural hearing loss and statistically significant. Sensorineural hearing loss accurs in CSOM and audiometry examination can determine this condition. Type of CSOM, duration of disease, and type of perforation influence the incidence of sensorineural hearing loss in CSOM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>