Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181671 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedeh Kurniasih
"Bertambahnya umur lanjut usia (Iansia) akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis dengan perubahan tersebut dapat mempengaruhi konsep diri (harga diri). Menurur Depkes RI (2002), perbedaan tempat tinggal antara lingkungan panti werda dan keluarga akan mempunyai pengaruh yang sama atau berbeda terhadap perkembangan harga diri lansia. Dari pernyataan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran harga diri lansia yang tinggal di panti werda dengan harga diri Iansia yang tinggal di tengah keluarga dengan tujuan untuk menggambarankan perbandingan harga diri Iansia yang tinggal di panti werda dan di tengah keluarga.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnjk simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuisioner dengan skala Gurrman terdiri dari 15 pernyataan yang sesuai dengan variabel penelitian. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 orang Iansia dari panti werda dan 20 orang Iansia yang tinggal di tengah keluarga. Hasil peneilian ini berdasarkan uji chi-square menyatakan tidak ada perbedaaan harga diri Iansia yang tinggal di panti werda dan di tengah keluarga. Kesimpulannya hasil pnelitian sesuai dengan hipotesis yang diajukan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5362
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina
"Perasaan rendah diri datang bersamaan den gan perubahan Esik, hilangnya daya tarik dan penampilan seksual yang tepat mungkin rnngakibatkan pria atau wanita merasa ditolak oleh kelompok sosial (Hurlock, 1996, hal. 407). Di panti wredha usia lanjut mempunyai kesempaian untuk melakukan komunikasi dengan mereka yang usianya sebaya, saling hertukar pengalaman, saling rnemberi dukungan Serta melakukan kegiatan bersama mereka yang mempunyai minat yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang rnempengaruhi haxga diri usia lanj ut di panti wredha. Penelitian ini dilakukan pada panti sosial tresna wredha "Budi Mulia" pada tanggal 21 - 30 Agustus 2001 dengan 30 responden. Desain penelilian yang di gunakan adalah deskriptif eksploratif dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden diperoleh bahwa perubahan penampilan sebagian besar tidak mempengaruhi (93,333 %) terhadap harga diri usia lanjut di panti wredha. Faktor Perubahan nilai sosial masyarakat juga tidak mempengaruhi harga diri usia Ianj ut di panti wredha (80 %), dan faktor ketergantungan pada orang lain dirasakan oleh sebagian besar responden (50 %) kurang mempengaruhi harga diri usia lanjut. Hal ini disebabkan karena usia lanjut tinggal bersama di panti wredha yang sudah cukup Rama sehingga usia lanjut dapat saling mengerti, tolong menolong, dan sudah beraclaptasi dengan lingkungan panti wredha. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi harga diri usia lanjut perlu dilakukan penelitian pada usia lanjut yang tinggal di luar panti wredha."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5236
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Lanjut usia menurut WHO, yaitu usia lebih dari 60 tahun. Pada usia Ianjut mengalami
perubahan dan penurunan fungsi organ sehingga dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
misalnya personal hygiene mengalami hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran dan menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
personal hygiene pada pasien lanjut usia.Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
sederhana. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna werda Bakti Mulya Cipayung
dengan sampel 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi untuk melakukan personal hygiene berupa faktor eksternal dan
internal. Faktor internal terdiri dari :pengalaman(91,11%), pengetahuan (62,22%), dan
perilaku sehat (87,78%). Sedangkan faktor eksternal budaya (77,78%), status kesehatan
(S5,56%). Dapat dilihat bahwa pengalaman merupakan faktor terbesar dalam
meningkatkan personal hygiene pada Ianjut usia. Beberapa hal yang direkomendasikan
pada penelitian ini, yaitu sampel yang lebih diperbanyak agar hasil yang diperoleh dapat
mendekati gambaran yang jelas dari populasi, kuisioner yang diberikan agar dapat dibuat
lebih sederhana, desain penelitian tidak hanya deskripsi sederhana tetapi juga dibuat
desain korelatif atau sederhana."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5149
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Puji Lestari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subekti
"ABSTRAK
Perpindahan usia lanjut ke panti werda merupakan masa transisi pengalaman
hidup, dimana pertimbangan penempatannya adalah karena alasan
terbatasnya sumber pendukung dari keluarga dan ketergantungan fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang arti dan makna
dari pengalaman tiga bulan pertama usia laujut tinggal di panti werda,
Penelitian ini menggunakan metode riset kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi deskriptif terhadap tujuh orang partisipan di panti werda Griya
Asih Lawang. Metode pengumpulan data adalah wawancara secara mendalam
dan menggunakan catatan lapangan, serta menggunakan metode analisis data
studi Fenomenologi Colaizzi (1978). Hasil penelitian: peneliti dapat
mengidentifikasi sembilan tema yaitu 2 alasan tinggal di panti werda, perasaan
tinggal di panti werda, masalah yang dirasakan di panti werda, perubahan
sejak tinggal di panti werda, makna terhadap diri sendiri dan makna terhadap
keluarga, sumber dukungan, bentuk dukungan dan harapan terhadap hasil
pelayanan. Kesimpulan : arti dan makna pengalaman tiga bulan pertama usia
lanjut tinggal di panti werda yang digambarkan dalam tema-tema yang
muncul, harus dipahami secara mendalam dan dimaknai secara utuh dan
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada usia lanjut di
panti werda. Hasil penelitian ini mempakan isu penting yang dapat
teridentifikasi dan menjadi masukan bagi perawat, petugas panti, pengelola
panri untuk melaksanakan program orientasi, tindakan pencegahan primer
dan sekunder yang tepat untuk mengurangi dampak merugikan dari masa
transisi perpindahan usia lanjut ke panti werda. Perlu mengembangkan hasil
penelitian ini agar berguna untuk mengembangkan model asuhan keperawatan
komunitas pada agregat usia lanjut khususnya di area panti werda."
2007
T22881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Anwar
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran analisis hubungan dukungan sosial dan olahraga terhadap kemampuan kognitif lanjut usia, menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, dengan jumlah responden 133 lansia yang ada di PSTW Budi Mulia DKI Jakarta. Varibel pengaruh dalam penelitian ini adalah dukungan sosial dan olahraga, varibel terpengaruh dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif, sedangkan varibel confounding (usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan). Hasil penelitian mendapatkan hubungan dukungan sosial dan olahraga terhadap kemampuan kognitif bermakna, analisis menggunakan analisis bivariat (chi square) dengan alfa (<0,005) menunjukkan ada hubungan dukungan sosial dengan kemampuan kognitif (p value = 0,000) dan hubungan olahraga dengan kemampuan kognitif (p value = 0,001 ) Pada analisis regresi logistik hubungan dukungan sosial dan olahraga terhadap kemampuan kognitif dengan variabel confounding (umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan) menunjukkan bahwa lansia yang mendapatkan dukungan sosial baik berpeluang memiliki kemampuan kognitif yang baik 3,25 kali CI (95% ; 1,486 - 7,114) dibandingkan lansia yang mendapatkan dukungan sosial kurang setelah dikontrol varibel jenis kelamin, lansia yang melakukan kegiatan olahraga berpeluang 2.47 kali memiliki kemampuan kognitif CI (95%: 1,072 - 5,700) dibandingkan lansia yang kurang melakukan kegiatan olahraga setelah dikontrol varibel Jenis kelamin. Faktor yang paling dominan adalah dukungan sosial terhadap kemampuan kognitif. Dampak penelitian ini diharapkan kepada lansia untuk selalu beraktivitas dengan membaca, berolahraga dan kegiatan sosial lainnya sehingga kemampuan kognitif dapat dipertahankan.

The goal of this research is to describe relation analyze between social support and exercise with cognitive ability of older adult. Research design is descriptive correlation with cross-sectional approach. Number respondent are 133 older adult in Budi Mulia is nursing home Jakarta. Independent variables in this research are social support and exercise, dependent variable is cognitive ability, and confounding variable are ages, sex, and education level. The result of this research is a meaningful relation between social support & exercise with cognitive ability. This research uses bivarian analyze (chi square) with alfa (<0,005) describe the relation between social support with cognitive ability (p value = 0,000) and relation between exercise with cognitive ability (p value =0,002). In regretion logistic analysis the relation social support and exercise to cognitive ability with confounding variable (ages, sex, and education level) describe that older adults with good social support have good cognitive ability 3,25 times CI (95% ; 1,486 - 7,114), from older adult with less social support after controlled by sex variable. Older adults which doing good exercise have cognitive ability 2,47 times CI (95 % : 1,072 - 5,700) from older adults with less exercise after controlled by sex. The dominant factor is social support to cognitive ability, the impact of this research is to encourage older adult to always have activity like read, exercise & other social activities so their cognitive ability can be maintenance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sari
"Masa lanjut usia, hampir selalu identik dengan berbagai macam perubahan yang mengarah pada kemunduran. Perubahan-perubahan yang dialami lansia pada aspek fisik, kognitif, sosial dan emosional sering berpengaruh terhadap kehidupan pribadi mereka. Keadaan kesehatan yang buruk, ingatan yang makin berkurang, kehilangan peran dalam pekerjaan; kehilangan pasangan hidup atau teman sejawat, merupakan contoh-contoh perubahan yang membuat mereka sering merasa tidak berharga, tidak berguna dan kurang menghargai diri sendiri. Lebih jauh lagi hal ini mempengaruhi keterlibatan dan pola interaksi mereka dengan lingkungan sekitarnya.
Selain itu masalah kesenjangan pengalaman antar generasi muda dan tua sekarang ini, tampaknya membuat kedudukan lansia yang pada masyarakat tradisional dulu merupakan sumber berkat dan restu, menjadi memudar. Menurut penelitian Berg dkk,1981 (dalam Schultz & Moore, 1982) keadaan ini sering menyebabkan lansia mengalami kehilangan 'kepercayaan diri serta lebih jauh lagi mengalami keterasingan dari teman-teman dan keluarga. Keadaan-keadaan tersebut diatas, menurut Schultz & Moore (1984) menimbulkan keterasingan sosial (social isolation) diantara para lansia sehingga mereka mengalami kesepian.
Dari poll pendapat yang dilakukan Haris dkk (dalam Schlutz & Moore, 1984) diperoleh hasil bahwa kesepian merupakan "masalah yang serius" menurut para lansia 65 tahun keatas. Demikian pula penelitian Schultz & Moore (1984) menunjukkan bahwa hampir seluruh subyek penelitian berusia 55-75 tahun mengalami kesepian (taraf sedang) dan hanya 10% yang mengatakan tidak pernah mengalami kesepian. Dengan berasumsi bahwa penelitian-penelitian tersebut dilakukan di Barat dengan kondisi budaya yang berbeda dengan di Indonesia, timbul keinginan penulis untuk meneliti keadaan tersebut di Indonesia, khususnya Jakarta. Adanya pergeseran pola keluarga (dari keluarga luas ke keluarga batih) yang banyak melanda kota-kota besar termasuk Jakarta, menimbulkan berbagai pilihan tempat tinggal bagi para lansia yang tinggal di kota-kota besar. Walaupun sebagian besar lansia di Indonesia tinggal bersama keluarga mereka dirumah, namun penyediaan sarana panti werdha yang memenuhi berbagai fasilitas memungkinkan lansia memilih tempat tinggal bagi mereka sendiri.
Dalam usaha mengetahui gambaran kesepian pada lansia di Jakarta, penulis akan membandingkan variabel tersebut pada kondisi lingkungan tempat tinggal lansia, yaitu lansia yang tinggal di rumah (dengan keluarga) dan lansia yang tinggal di panti werdha. Adapun subyek penelitian yang diambil berusia 60-80 tahun dan masih sehat, dalam arti belum mengalami senilitas, mengingat pengambilan data dilakukan dengan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok tidak terdapat ?lansia yang mengalami kesepian tingkat tinggi (chronic loneliness). Sedangkan gambaran kesepian pada lansia yang tinggal di panti werdha menunjukkan sebagian besar mengalami kesepian tingkat sedang (situational loneliness) dan hanya sebagian kecil tergolong tingkat rendah (transient loneliness). Sementara lansia yang tinggal di rumah lebih banyak yang tergolong tingkat rendah (transient loneliness) dibandingkan tingkat sedang (situational loneliness).
Hasil ini menunjukkan bahwa pada kondisi masyarakat Indonesia, hubungan dan interaksi yang terjalin dalam keluarga masih belum dapat digantikan dengan hubungan sesama teman sebaya sehingga mereka yang tinggal di panti lebih merasa kesepian walaupun mereka berkumpul dengan teman seusia yang cenderung memiliki minat dan ide yang sama. Demikian juga tidak adanya lansia yang tergolong chronic loneliness menunjukkan bahwa rasa penghargaan dan penghormatan terhadap lansia yang dianggap "sesepuh" tampaknya masih berpengaruh sehinqqa dimanapun mereka berada kebutuhan akan hal-hal tersebut cukup terpenuhi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rekawati
"Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan teknik survey yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan, sikap dan praktek lanjut usia dalam melakukan perawatan kebersihan diri di Panti Tresna Wredha Budi Mulia Jakarta Timur. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mengenai kemampuan (pengetahuan, sikap dan praktek) lanjut usia dalam memenuhi perawatan kebersihan dirinya serta pemeriksaan fisik mengenai kebersihan diri lanjut usia. Data dianalisa dari pernyataan pengetahuan, sikap dan praktek yang dikelompokkan dalam variabel pengetahuan, sikap dan praktek. Kemudian berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan, hasil penghitungan dikelompokkan untuk menilai level//tingkatannya.
Penelitian dilaksanakan di Panti Tresna Wredha Budi Mulia Jakarta Timur dengan mendapatkan responden sebanyak 36 lanjut usia yang dipitih secara acak. Hasil penelitian didapatkan data bahwa pengetahuan lanjut usia mengenai kebersihan diri sangat baik sebesar 72,22 %, baik sebesar 13,89 % dan cukup sebesar 8,33 %. Sikap lanjut usia terhadap perawatan kebersihan diri sebesar 58,33 % bersikap baik, 30,56% bersikap cukup namun masih ada lanjut usia yang bersikap acuh atau kurang terhadap perawatan kebersihan diri yaitu sebesar 11,11 %. Praktek terhadap kebersihan diri yang dilakukan lanjut usia relatif sudah cukup baik, hat ini ditunjukkan dari data yang diperoleh yaitu lansia yang melakukan praktek kebersihan diri sangat baik sebesar 19,44 %, lansia yang melakukan praktek kebersihan diri baik sebesar 27,78 %, lanjut usia yang melakukan perawatan diri cukup sebesar 41,67 % namun masih ada lanjut usia yang m asih kurang dalam melakukan praktek terhadap kebersihan dirinya yaitu sebesar 11,11 %.
Hasil data di atas ternyata tidak sejalan dengan hasil pemeriksaan fisik mengenai kebersihan diri lanjut usia. Sehingga penelitian ini perlu sekali ditindaklanjuti dengan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi semua faktor yang mempengaruhi lanjut usia dalam pemenuhan perawatan kebersihan dirinya. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Atun Dwihandayani
"Semakin meningkat populasi lanjut usia akhir-akhir ini memerlukan penanganan yang lebih serius baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun organisasi-organisasi sosial. melalui kebijakan pemerintah bagi para lansia yang tidak mempunyai keluarga maupun yang mempunyai keluarga tetapi kurang memperoleh perhatian maka pada lansia tersebut di santuni melalui sistem panti seperti PSTW "Budhi Dharma" yang ada di Bekasi.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan dalam pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan lansia, dimana Petugas Panti mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting dan strategis karena merekalah yang berhadapan langsung dengan klien yang dilayani sehingga permasalahan yang dialami klien segera mereka ketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan yang dilakukan Petugas Panti dalam pelayanan terhadap lansia dan mengetahui hambatan yang ditemui oleh Pekerja Sosial dalam melaksanakan peran-peran tersebut.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif Pengumpulan datanya melalui studi kepustakaan, pengamatan, dan wawancara yang ditujukan kepada 13 orang informan terdiri dari 8 orang informan Pekerja Sosial dan 5 orang informan lansia.
Penelitian menggunakan kerangka Petugas Panti menurut buku panduan yang dikeluarkan oleh Depsos 1998, yaitu bahwa ada 7 peran yang dilakukan oleh petugas panti dalam membantu individu dan keluarga.
Temuan penting dari penelitian ini menunjukan bahwa para Petugas Panti di PSTW "Budhi Dharma" telah berusaha melaksanakan perannya. Dalam memberikan pelayanan terhadap lansia Petugas Panti berperan sebagai koordinator, yakni berkoordinasi dengan sesama Petugas Panti untuk melayani para lansia, sebagai penghubung yakni menghubungkan klien dengan sistem sumber, sebagai perantara untuk menengahi konflik yang terjadi antar klien, dan sebagai edukator yakni membimbing/melatih para lansia untuk pengembangan sikap mental dan keterampilan para lansia.
Namun disadari bahwa Petugas Panti belum maksimal melaksanakan perannya, karena terbentur pada beberapa faktor hambatan, baik tingkat pendidikan profesi, faktor klien, maupun kondisi lembaga itu sendiri. Saran yang dapat diajukan adalah ; perlunya peningkatan profesionalisme para Petugas Panti, perlu membangun jaringan kerjasama dengan organisasi sosial atau lembaga lain yang menangani atau mendukung pelayanan terhadap lansia seperti psikolog, dokter, ahli gizi dan lain-lain, serta perlunya hubungan dengan keluarga lansia dilakukan secara efektif oleh Petugas Panti guna membantu pemecahan masalah yang dihadapi lansia.
xiv, 124 halaman, V bab, 9 tabeI, 5 lampiran, 24 buku,1 jurnal, 2 makalah dan 14 dokumen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Setyarso
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S7142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>