Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Persepsi manusia mempengaruhi dalam perilaku manusia, khususnya dalam penelitian ini ingin mengetahui persepsi klien stroke berulang terhadap faktor risiko terjadinya stroke. Penelitian ini menggunakan desiain deskripsi sederhana dan menyimpulkan bahwa persepsi klien stroke masih kurang terhadap faktor risiko terjadinya stroke sehingga peneliti merekomendasikan untuk dilakukan pendididkan kesehatan secara khusus pada klien stroke untuk mencegah stroke berulang. Peneliti juga merekomendasikan untuk dilakukan perbaikan dalam pengambilan sampel, pembuatan instrumen yang meliputi tabulasi dan materi sehingga memudahkan dalam perhitungan dan hasil yang lebih valid."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5152
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Lisbeth
"Stroke adalah suatu sindrom klinis akibat gangguan aliran dara menuju otak, timbul mendadak yang biasanya mengenai penederita berusia 45-80 tahun. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu bemoragik akibat pecahnya oembuluh darah otak dan stroke non hemoragik akibatanya adanya thrombus atau embolus pada pembuluh darah otak. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kepatuhan penderita stroke dalam mendhindari resiko yang dapat diubah dengan kejadian stroke berulang
Stroke is a clinical syndrome due to disruption of blood flow to the brain, arising suddenly which usually affects patients aged 45-80 years. According to the cause, stroke is divided into two, namely hemorrhagic stroke due to rupture of a blood vessel in the brain and non-hemorrhagic stroke due to a thrombus or embolus in a cerebral blood vessel. The conclusion of this study is that there is no relationship between the compliance of stroke patients in avoiding modifiable risks and the incidence of recurrent stroke."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Stroke merupakan penyebab utama disabilitas kronis dan penyebab kematian urutan ke tiga terbanyak pada orang dewasa (Satyanegara, 1998). Menurut Lumbantobing (2001) stroke dapat terjadi pada setiap usia, dari bayi sejak lahir sampai pada usia lanjut. Makin tinggi usia seseorang makin banyak kemungkinan untuk terserang stroke. Sedangkan menurut Misbach (1999) usia terkena stroke antara 18 sampai 95 tahun, wanita lebih banyak dibandingkan pria, yaitu 53,8 : 46,2. faktor yang menimbulkan percepatan serangan stroke diantaranya usia dan jenis kelamin, sehingga sering digunakan sebagai referensi dalam pendidikan kesehatan pada pasien risiko stroke. Novianti (2000) yang meneliti hubungan faktor resiko usia dan jenis kelamin terhadap terjadinya serangan stroke didapatkan nilai koefisien korelasi ( r ) = 0,49 yang bermakna mempunyai hubungan yang rendah antara usia dan jenis kelamin pria. Hasil penelitian ini, peneliti menggunakan desain deskriptif perbandingan antara kelompok usia 20 sampai 89 tahun, dengan jumlah kelas = 7, kelompok wanita ( Y ) 39,61 dengan SDy 18,8. Uji statistik yang digunakan adalah uji independen didapatkan t hitung 4,14. Setelah ditunjuk pada tabel distribusi t pada nilai kemaknaan 0,05 dan df = 37, nilai kritisnya adalah 2,042, maka t hitung lebih besar dari t tabel (nilai kritis) atau p=a, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara faktor risiko usia dan jenis kelamin terhadapt serangan stroke."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5047
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lami Trisetiawati
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko stroke berulang pada pasien paska stroke pertama di RS Pusat Otak Nasional dan faktor risikonya.
Metode: Desain penelitian ini adalah cohort retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke serangan pertama yang menjalani pelayanan rawat inap pada tahun 2014 dan memiliki catatan rekam medik yang lengkap. Analisis data mengunakan regresi cox multivariat.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bulan ≤ 15,umur ≥ 60 tahun memiliki risiko lebih besar untuk terjadinya stroke berulang ; pada bulan < 15, overweight memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya stroke berulang; pada bulan ≤ 15, obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya stroke berulang; pada bulan ≤ 30, pre hipertensi memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya stroke berulang ; pada bulan ≤ 15, hipertensi grade 1 dan 2 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya stroke berulang, ; kontrol yang tidak teratur memiliki risiko 8,71 kali lebih tinggi untuk terjadinya stroke berulang.

Objective: This study aims to determine the risk of recurrent strokein patients with post-stroke first in the brain center of the national hospitaland the risk factors that influence.
Methods: This study was a retrospective cohort. The sample in this study is the first to attack all stroke patients who underwent inpatient services in 2014 and had a complete medical record. Analysis of data using multivariate cox regression.
Results: The results showed that in ≤ 15, ≥ 60 years of age have a greater risk for recurrent stroke; in <15 overweight have a higher risk for recurrent stroke; in ≤ 15, obesity have a higher risk for recurrent stroke; in ≤ 30, pre-hypertension are at higher risk forrecurrent stroke; in ≤ 15, hypertension grade 1 and 2 have a higher risk for the recurrent stroke; control irregular had 8.71 times higher risk for recurrent stroke.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holiness Berti
"ABSTRAK
Kejadian stroke berulang semakin meningkat dan menjadi penyumbang kematian utama kecacatan dan kematian pada pasien stroke. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran diri (self awareness) pasien stroke terhadap faktor-faktor risiko stroke yang dimilikinya, diperlukan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi stroke terstruktur berbasis audiovisual terhadap self awareness stroke berulang pada pasien stroke. Desain penelitian ini quasi eksperimen dengan pre test and post test non equivalent control group pada 32 responden (n intervensi = n kontrol = 16) yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan setelah diberikan edukasi stroke terstruktur berbasis audiovisual terhadap peningkatan self awareness stroke berulang dengan p value <0,0001. Penelitian ini merekomendasikan bahwa edukasi stroke terstruktur berbasis audiovisual dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan mandiri dalam upaya preventif dan promotif pencegahan stroke berulang.

 


The incident of recurrent stroke is increasing and is a major contributor to disability and death in stroke patient. This is caused by the lack of self awareness of stroke patients about the risk factors they have, so efforts are needed to overcome them, including by providing education. This study was aimed to determine the effect of Audiovisual-Based Structured Stroke Education on recurrent Stroke self awareness in stroke patients. Design of this study was quasi-experimental with a pre-test and post-test non equivalent control group with 32 respondents (n intervention = n control = 16) taken by consecutive sampling technique. Result of analysis shows significant effect of audiovisual-based structured stroke education on recurrent stroke self-awareness with p value < 0,0001. This study recommends that audiovisual-based structured stroke education can be one of independent nursing interventions in preventive and promotive efforts to prevent recurrent strokes.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryanti Satyadi Sutrisna
"Stroke dikenal sefama ini sebagai kelumpuhan separuh badan,
gangguan bicara, hingga berakibat pada kematian. Korban stroke kalau
tidak meninggal biasanya menjadi cacat sehingga menjadi beban bagi
keluarganya. Stroke lebih banyak dikaitkan dengan tekanan darah tinggi
atau hipertensi serta penyakit kardiovaskuler yang berkaitan dengan
jantung dan pembuluh darah yang diderita oteh orang~orang lanjut usia_
Pada kenyataannya, stroke menyerang siapa saja, terlepas dan kelompok
usia atau sosial ekonomi tertentu. Hasil survei ?Kesehatan Rumah Tangga'
tahun (995 memperlihatkan bahwa stroke dan penyakit kardiovaskuler
lainnya adalah penyebab paling banyak kasus kematian pada kelompok
usia 35 tahun. Stroke' dianggap menyerang orang secara tiba-tiba, tetapi sebenamya ada faktor-faktor yang dapat dijadikan tanda awal teriadinya serangan. Faktor itu disebut faktor risiko. Dengan adanya faktor ini, seseorang akan lebih rentan terserang. Cara yang terbaik untuk mencegah stroke adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang masih dapat dikontrol, yaitu: hipertensi, kadar kolesterol tinggi, kegemukan, gangguan tidur, kebiasaan merokok, kurang berolah raga, stres, dan penggunaan pil KB pada wanita. llmu kedokteran berfokus pada faktor ristko yang Iangsung
berhubungan dengan tisik dan kurang memperhatikan keadaan psikoiogis
pasiennya.
Secara teori banyak hal yang dapat menjadi faktor risiko stroke.
Berdasarkan tinjauan kepustakaan, penelitian ini menentukan tujuan untuk melihat sejauh mana peran sires dan sumber sires yang berupa Stressful. Life Event, Stressful Life Styfe, dan Tipe Kepribadian individu Tipe A berperan menjadi faktor nsiko pada terjadinya stroke pada usia muda.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, telah dilibatkan 90 orang
subyek penelitian yang terbagi dalam 2 kalompok, kelompok pertama
adalah 40 pasien pasca stroke yang sedang menjalani rawatjalan di bagian polisaraf rumah sakit RSCM, RSPAD dan RS. POLRI. Kelompok kedua
adalah orang yang bukan pasien, tidak pernah stroke dan aktif bekerja.
Kepada mereka dibenkan alat ukur STR, yang mengukur sires individu
sebeium terjadinya serangan, alat ukur SLE yang mengukur peristiwa hidup penuh stres yang mereka alami sebelum serangan, alat ukur SLS yang mengukur gaya hidup stres yang mereka jalani sebelum serangan, dan alat ukur TA yang mengukur ciri-ciri Kepribadian individu Tipe A. Alat ukurnya semua berbentuk kuesioner. 'Data yang dipero|eh diolah dengan perhitungan nilai untuk mendapatkan gambaran perbedaan individu yang stroke dengan individu yang tidak stroke pada stres dan sumber stres.
Kemudian data diolah dengan multipel regresi untuk mendapat gambaran
seberapa besar peran stres dan sumber stres pada individu penderita
stroke dan individu bukan penderita stroke.
Banyak penelitian sebelumnya yang meneliti stroke, mengatakan
faktor fisik yaitu hipertensi dan penyakit kardiovaskuler yang berperan sebagai faktor risiko penyebab serangan stroke. Namun sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin membuktikan berperannya faktor psikologis, maka penelitian ini membuktikan pengaruh stres dan sumber stres sebagai faktor risiko. Dengan perkataan lain, keberadaan stres dan sumber stres sebagai faktor risiko, dapat membedakan kerentanan SBSBOFBDQ terhadap serangan stroke Mereka yang mengalami stres dan mengalami keterpaparan terhadap sumber stres mempunyai kemungkinan yang Iebih besar mendapatkan serangan stroke.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan faktor psikologis
sebagai faktor risiko yang berperan secara bermakna dalam meningkatkan
kerentanan seseorang mengalami serangan stroke. Unluk selanjutnya.
Tentu dibutuhkan penelitian-penelitian lebih lanjut untuk menguatkan hasil peneiitian ini. Untuk itu ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan pada penelitian lebih Ianjut, yaitu: alat ukur diperbaiki, sampel diperbanyak memperluas variabel bebas dengan mengikut sertakan faktor psikologis iainnya. Selain itu variabei kontrol yang dapat disertakan sebagai variabel bebas adalah variabel jenis kelamin.
Pada banyak penelitian ditemukan bahwa individu dengan jenis kelamin"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Sustrani
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003
616.81 LAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006
616.81 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Fernandes
"Ansietas merupakan masalah psikososial yang banyak terjadi pada klien stroke. Ansietas yang tidak ditangani dapat menjadi penyulit bagi klien untuk mengikuti program pengobatan secara efektif dan memperlambat proses pemulihan. Salah satu psikoterapi yang dapat diberikan untuk mengatasi ansietas adalah Acceptance and Commitment Therapy (ACT).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ACT terhadap ansietas klien stroke yang dirawat di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test with control group. Sampel penelitian berjumlah 60 orang dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan skor rata-rata ansietas antara kelompok yang mendapatkan ACT (intervensi) dengan kelompok yang tidak mendapatkan ACT (kontrol) p value=0,002 (P<0,05). ACT direkomendasikan untuk diterapkan sebagai terapi keperawatan untuk mengatasi ansietas pada klien stroke yang dirawat di rumah sakit umum.

Anxiety is a psychological problem that experienced by patients with stroke. Untreated anxiety can be a serious barrier for the patient to follow an effective treatment program and also slowing down the recovery process. One of psychotherapy that can be provided to treat anxiety is Acceptance and Commitment Therapy (ACT).
The purpose of this study was to determine the effect of ACT towards stroke patient's anxiety who are hospitalized at the National Stroke Hospital Bukittinggi. This study used a quasi-experimental prepost test with control group design. The research sample consisted of 60 people with consecutive sampling technique.
The results of the study revealed that the significant difference of anxiety scores between the groups who received ACT (intervention) with the group without receiving ACT (control), p value=0.002 (P <0.05). ACT was recommended to be applied as a nursing therapy to overcome anxiety to the patient who are hospitalized in the general hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aji Muharrom
"Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia maupun di Indonesia. Terdapat berbagai faktor risiko stroke baik yang dapat dimodifikasi maupun yang tidak. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang paling penting yang dapat dimodifikasi. Namun demikian, masih belum jelas karakteristik hipertensi seperti apa yang paling berisiko terkena stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara lamanya hipertensi, tekanan darah sistolik tertinggi yang pernah dicapai, serta kategori hipertensi dengan terjadinya stroke. Penelitian dilakukan menggunakan desain studi kohort retrospektif pada pasien usia lanjut penderita hipertensi di Poliklinik Geriatri RSUPN-Ciptomangunkusumo tahun 2012-2016. Terdapat 207 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini, dengan 40 di antaranya tercatat menderita stroke. Analisis bivariat menunjukkan hubungan antara lamanya hipertensi dengan stroke p=0.046 , sementara tidak ada hubungan p>0.05 antara tekanan darah sistolik tertinggi yang pernah dicapai maupun kategori hipertensi. Hasil uji multivariat dengan penyesuaian terhadap variabel perancu mendapatkan hubungan antara lamanya hipertensi dan stroke dengan OR 2.019 1.004 ndash; 4.063;IK 95 . Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan terjadinya stroke adalah lamanya hipertensi.

Stroke is the second highest leading cause of death both in the world and in Indonesia. There are various modifiable and non modifiable risk factors of stroke. Among them, hypertension is a well established important stroke risk factor that is modifiable. However, it is unclear which characteristics of hypertension contributes most to the incidence of stroke. This study aimed to determine the association between duration of hypertension, highest systolic blood pressure, and hypertension stages with stroke incidence. A cohort retrospective study was done among elderly hypertensive patients in Geriatric Polyclinic of Ciptomangunkusumo National General Hospital between 2012 and 2016. From 207 subjects, there are 40 stroke incidences. Bivariate analysis showed association between duration of hypertension and incidence of stroke p 0.046 , while there is no association between stroke and either highest systolic blood pressure or hypertension stages. Multivariate analysis with adjustments for confounding variables showed association between duration of hypertension and stroke with OR 2.019 1.004 ndash 4.063 95 CI . From this result, it is concluded that duration of hypertension has the strongest association to stroke.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>