Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurjanah
"Tujuan penelitian ini adalah mendapat gambaran pengaruh terapi generalis dan latihan keterampilan sosial terhadap pencapaian identitas diri remaja panti asuhan di kabupaten Banyumas. Penelitian desain quasi experimental with pre-post test control group melibatkan remaja usia 12-20 tahun di 3 panti asuhan berjumlah 60 orang (30 orang kelompok intervensi dan 30 orang kontrol) yang dipilih dengan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan identitas diri remaja meningkat sebanyak 5,13 poin (p value < 0,05) pada kelompok intervensi setelah mendapatkan terapi generalis dan latihan keterampilan sosial. Penelitian ini merekomendasikan perlunya terapi generalis dan latihan keterampilan sosial pada remaja untuk meningkatkan pencapaian identitas diri remaja.

The purpose of this study was identify of the influence of generalists therapy and social skills training on orphanage adolescent identity achievement in Banyumas. Quasi-experimental research design with pre-post test control group involved 60 adolescents ages 12-20 years in three orphanages (30 intervention group and 30 control persons) selected by purposive sampling.
Results showed self-identity adolescents increased by 5.13 points (p value <0.05) in the intervention group after given a generalist therapy and social skills training. This study recommends the need for generalists therapy and social skills training on adolescents to improve adolescent identity achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hernida Dwi Lestari
"ABSTRAK
Harga diri adalah evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif (Santrock, 2003). Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran pengaruh terapi generalis dan suportif terhadap harga diri rendah pada remaja laki-laki di Panti Sosial Asuhan Anak di Jakarta. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah “ Quasi Experimental Pre-Post Test with “ Control Group”melibatkan remajausia 13 – 20 tahun di 2 panti asuhan berjumlah 34 orang (34 orang kelompok intervensidan 34 orang kelompok kontrol) yang dipilih dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh harga diri remaja laki-laki setelah mendapatkan terapi generalis dan suportif dengan kelompok yang mendapatkan terapi generalis (P value>0.05). Penelitian ini merekomendasikan perlunya terapi generalis pada remaja laki-laki yang mengalami harga diri rendah sebelum dilakukan terapi suportif untuk meningkatkan harga diri remaja.

ABSTRACT
Self-esteemis the evaluation ofthe individual againsthimselfin a positiveornegative(Santrock, 2003). This studyaims toget apicture ofthe influence ofgeneralistandsupportivetherapyforlow self esteeminmen adolescentinSocial TherapeuticChildCareinJakarta. The purpose of this study aims to determine the effect of generalists and supportive therapy for adolescent self esteem in Jakarta. Design use quasi experimental pre test and post test with control group involved 34 adolescents age 13 – 20 years in two orphanages (34 intervention group and 34 control person) selected by purposive sampling. The results showed there was nodifference in the effect of self-esteem of teenage boy safter getting generalists and supportive therapy group who received treatment with generalists (P-value>0.05). The study recommends the need for generalists therapy in adolescent males who have low self-esteem prior to supportive therapy for adolescent self-esteem."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolinda Suciliyana
"Wabah Coronavirus disease-19 (COVID-19) mengharuskan pemerintah membuat kebijakan bahwa semua kegiatan termasuk pembelajaran dilakukan secara daring. Kebijakan tersebut akhirnya mengharuskan untuk tinggal dirumah yang dimungkinkan dapat mengurangi latihan fisik pada semua orang tak terkecuali pada remaja. Latihan fisik pada remaja berkolerasi dengan tingkat efikasi diri yang tinggi. Efikasi diri dan niat tergantung pada seberapa banyak dukungan yang diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan latihan fisik remaja pada situasi pandemi COVID-19. Penelitian menggunakan desain cross sectional pada 384 remaja di Kabupaten Banyumas. Sampel sekolah diperoleh dengan metode probability sampling dengan cara cluster sampling. Hasil analisis Chi Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan dukungan sosial (keluarga dan teman) dengan latihan fisik (p value=0,001 dengan OR: 2,091; p value=0,003 dengan OR: 1,892 dan p value=0,001 dengan OR: 2,052). Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik berganda diperoleh bahwa efikasi diri menjadi faktor yang paling berhubungan dengan latihan fisik (OR: 1.791) setelah dikontrol oleh variabel lain (dukungan keluarga, dukungan teman, dan usia). Remaja yang memiliki efikasi diri tinggi dan dukungan sosial (keluarga dan teman) yang tinggi cenderung lebih aktif melakukan latihan fisik. Efikasi diri sebagai faktor dominan yang paling berhubungan dengan latihan fisik remaja pada situasi pandemi COVID-19. Remaja yang memiliki efikasi diri tinggi cenderung lebih aktif melakukan latihan fisik daripada remaja yang memiliki efikasi diri yang rendah. Penelitian ini merekomendasikan program self-efficacy: enhancement melalui teach: group untuk meningkatkan efikasi diri remaja dan dukungan sosial sebagai upaya meningkatkan latihan fisik remaja pada situasi pandemi COVID-19.

The outbreak of the Coronavirus disease-19 (COVID-19) requires the government to make a policy that all activities including learning are carried out online. The policy finally requires staying at home which is possible to reduce physical exercise for everyone, including teenagers. Physical exercise in adolescents is correlated with a high level of self-efficacy. Self-efficacy and intention depend on how much support is received. This study aims to determine the relation between self-efficacy and social support with adolescent physical exercise during the COVID-19 pandemic. The study used a cross sectional design on 384 adolescent in Banyumas. The result of Chi Square analysis showed that there was a significant relationship between aelf-efficacy and social support (family and friends) with physical exercise (p value=0,001 with OR: 2,091; p value=0,003 with OR: 1,892 dan p value=0,001 with OR: 2,052). The result of multivariate analysis with binary logistic regression showed that self-efficacy is the most related factor with physical exercise (OR: 1,791) after being controlled by other variables (family support, friend support, and age). Adolescents who have high self-efficacy and high social support (family and friends) tend to be more active in physical exercise. Selfefficacy as the dominant factor most related to adolescents physical exercise in the COVID-19 pandemic situation. Adolescents who have high self-efficacy tend to be more active in doing physical exercise than adolescents who have low self-efficacy. This study recommends a self-efficacy: enhancement program through teach: group to increase adolescents physical exercise in the COVID-19 pandemic situation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahayu
"Prodroma early psychosis merupakan perubahan-perubahan sebelum mengalami psikotik yang banyak terjadi pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga terhadap prodroma early psychosis, ansietas dan harga diri remaja di panti asuhan. Desain penelitian ini quasi eksperimental pre-post test with control group dengan sampel 77 remaja yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, 38 remaja mendapatkan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga dan 39 remaja mendapatkan tindakan keperawatan ners. Uji analisisnya menggunakan ANNOVA Repeated Measure dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menurunkan gejala prodroma early psychosis dan ansietas serta meningkatkan harga diri remaja secara bermakna p value < 0,05 . Prodroma early psychosis berhubungan dengan ansietas dan harga diri p value < 0,05 . Terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada remaja panti asuhan yang mengalami prodroma early psychosis, ansietas dan harga diri rendah.

Prodroma early psychosis is the changes before psychotic occurs in adolescents. This study aims to determine the effect of nursing actions ners, cognitive therapy and family psychoeducation towards prodroma early psychosis, anxiety and Self esteem and of adolescents in orphanages. The research design was quasi experimental pre post test with control group with 77 adolescent samples selected using purposive sampling technique, 38 adolescents got nursing action ners, cognitive therapy and family psychoeducation and 39 adolescent got nursing action ners. Test analysis using ANNOVA Repeated Measure and Independent t test. The results showed that nursing care, cognitive therapy and family psychoeducation decreased prodroma early psychosis and anxiety symptoms as well as increased adolescent self esteem significantly p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Monica
"Remaja panti asuhan rentan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial dan mengembangkan potensi diri yang ditandai dengan sikap apatis, menarik diri, dan inferior. Hal ini mengindikasikan bahwa remaja panti asuhan cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah sehingga berdampak pada minimnya ketahanan diri dari gejala depresi dan kesulitan untuk menjalani tugas-tugas perkembangannya. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis yaitu dukungan sosial dan kecerdasan emosional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh antara dukungan sosial dan kecerdasan emosional terhadap kesejahteraan psikologis remaja di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti (WKB) Depok. Sumber dukungan sosial yang difokuskan yaitu yang berasal dari pengasuh dan juga teman sebaya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif kepada 68 remaja Panti Asuhan WKB Depok yang dipilih dengan metode sampel jenuh. Hasil penelitian mengungkapkan kesejahteraan psikologis sebagian besar remaja panti berada pada kategori tinggi (n=37). Selain itu, diungkapkan bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis dengan nilai Somers’D sebesar 0,279 dan signifikansi 0,005<0,05. Hal ini menunjukkan pengaruh yang signifikan dan lemah. Kemudian, penelitian ini juga mengungkapkan tidak adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap kesejahteraan psikologis.

Orphanage adolescents are vulnerable to difficulties in establishing social relationships and developing their potential, which is marked by apathy, withdrawal, and feelings of inferiority. This indicates that orphanage adolescents tend to have low psychological well-being, affecting their resilience against depression symptoms and their ability to fulfill developmental tasks. One of the factors that can influence psychological well-being is social support and emotional intelligence. Therefore, this study aims to identify the influence of social support and emotional intelligence on the psychological well-being of adolescents at Wisma Karya Bakti (WKB) Orphanage in Depok. The sources of social support focused on in this study are those from caregivers and peers. This research used a quantitative approach on 68 adolescents from WKB Orphanage in Depok, selected using a saturated sampling method. The results revealed that the psychological well-being of the majority of the orphanage adolescents was in the high category (n=37). Additionally, it was found that social support significantly influences psychological well-being with a Somers' D value of 0,279 and a significance of 0,005<0,05. This shows a significant but weak influence. Furthermore, the study revealed that emotional intelligence does not affect psychological well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erti Ikhtiarini Dewi
"Masalah psikososial ansietas muncul sebagai reaksi dari stres akibat meningkatnya beban dalam merawat anak tunagrahita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi kelompok suportif terhadap perubahan beban dan tingkat ansietas keluarga dalam merawat anak tunagrahita di SLB Kabupaten Banyumas. Desain penelitian quasi experimental, pre-post test with control group. Tempat penelitian di SLB C Yakut dan SLB Kuncup Mas Banyumas. Sampel penelitian adalah seluruh keluarga anak tunagrahita yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan beban dan tingkat ansietas keluarga sebelum dan setelah mendapatkan terapi kelompok suportif. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya dibentuk parent support group di SLB, beranggotakan keluarga yang memiliki anak tunagrahita.

Anxiety as a psychosocial problems was emerged as stimulated by burden of taking care of mentally retardated children. The purpose of this study was to analyze the effect of supportive group therapy toward the burden and family anxiety level in the care of children at SLB Kabupaten Banyumas. The research used quasi-experimental pre-post test with control group design. The research site took place at SLB C Yakut and SLB Kuncup Mas Banyumas. The sample research was the entire family of mentally retardated children who met the inclusion criteria. Results showed that there was a significant difference in family burden and anxiety levels before and after getting a supportive group therapy on the group. Recommendations of this study is the need to establish a parent support group in special schools, family members who have mental retardated children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sambodo Sriadi Pinilih
"ABSTRAK
Hambatan fisik yang dimiliki anak tunarungu dapat berpengaruh pada perkembangan psikologis dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh SST terhadap keterampilan sosialisasi dan social anxiety remaja tunarungu. Penelitian menggunakan desain quasi exsperiment pre-post test with control group. Sampel 76 orang terpilih secara total sampling di SLB-B Karya Bhakti dan SLB-B Dena Upakara Kabupaten Wonosobo. Rata-rata peningkatan keterampilan sosialisasi sebesar 8,38% dan didapatkan rata-rata penurunan skor social anxiety 8,97. Hasil penelitian diketahui perbedaan yang bermakna skor keterampilan sosialisasi dan social anxiety pada remaja tunarungu sebelum dan setelah diberikan terapi SST.

ABSTRACT
Physical barriers that have children with hearing impairment can affect the psychological and social development. This study aims to clarify the effect of SST on the socialization skills of deaf adolescents and social anxiety. The research design uses a quasi exsperiment pre-post test with control group. Selected sample of 76 people in total sampling in SLB-B Karya Bhakti and SLB-B Dena upakara Wonosobo district. The average increase of 8.38% of socialization skills and obtained an average reduction of social anxiety score of 8.97. Survey results revealed a significant difference scores socialization skills and social anxiety in adolescents with hearing impairment before and after the therapy given SST.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T31915
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Rosiana Masithoh
"Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh Latihan Ketrampilan sosial terhadap kemampuan sosialisasi pada lansia yang mengalami kesepian di Panti wredha. Desain penelitian ini adalah quasi experimental, pre-post test with control group. Tempat penelitian di Panti Wredha A (Intervensi) dan Panti Wredha B (Kontrol) di Kabupaten Semarang. Sampel penelitian adalah 27 lansia kelompok intervensi dan 28 lansia sebagai kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan skor kemampuan sosialisasi lansia setelah dan sebelum dilakukan Latihan Ketrampilan Sosial. Terdapat peningkatan kemampuan sosialisasi pada lansia pada kelompok intervensi. Rekomendasi penelitian ini adalah Latihan Ketrampilan Sosialisasi direkomendasikan pada lansia dengan kesepian.

The aim of this research was to analyze the correlation between social skill training and socialization ability of eldery with loneliness in nursing home. This research used quasi experimental pre-post test with control group design. The research took place at nursing home 'A' for intervention group with 27 subjek and nursing home ?B? for control group with 28 subjek.
The result showed a significant difference of elderly socialzation ability before and after that there was training with social skill training. It is proved by an increase of social ability of eldery in intervention group. This research recommended that social skill training needs to be given in elderly with loneliness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haifa Zharfani Shafyra
"Penelitian ini mengenai gambaran harga diri remaja penerima manfaat di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama (PU) 3 Tebet dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga diri tersebut, yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Harga diri merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia dan dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif individu. Harga diri juga merupakan salah satu bagian penting dari perkembangan aspek sosioemosional pada masa remaja. Di sisi lain, baik anak remaja maupun anak panti asuhan justru seringkali memiliki harga diri yang rendah. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada 14 orang informan, yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Terkait waktunya, penelitian ini berlangsung sejak November 2021 hingga Juni 2022. Hasil penelitian menunjukan bahwa 4 dari 5 penerima manfaat di PSAA PU 3 Tebet memiliki harga diri yang cenderung tinggi. Adapun 1 penerima manfaat lainnya memiliki harga diri yang cenderung rendah. Tinggi rendahnya harga diri tersebut ditunjukan dari adanya penilaian positif ataupun negatif terhadap diri mereka sendiri, terutama terkait perasaan diterima, perasaan mampu, dan perasaan berharga. Tingginya harga diri penerima manfaat di PSAA PU 3 Tebet disebabkan karena faktor lingkungan sosial (keluarga, pengasuh, dan teman sebaya) yang seringkali memberi dukungan sosial kepada mereka, serta tingginya tingkat intelegensi yang mereka miliki. Di samping itu, adanya pemenuhan berbagai kebutuhan penerima manfaat sebagai upaya mensejahterakan anak terlantar juga mempengaruhi tingginya harga diri mereka. Adapun faktor yang mempengaruhi rendahnya harga diri informan yaitu adanya permasalahan dengan teman, rendahnya tingkat intelegensi, serta adanya citra tubuh negatif yang mana juga berkaitan dengan faktor usia dan jenis kelamin. Hal ini dikarenakan remaja perempuan seringkali memiliki citra tubuh yang negatif dibanding remaja laki-laki. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa harga diri remaja penerima manfaat di PSAA PU 3 Tebet cenderung tinggi dan lebih disebabkan karena adanya hubungan baik dengan orang-orang di sekitar mereka, yang mana hubungan tersebut pada akhirnya mempengaruhi harga diri mereka dari segala aspek, yaitu aspek perasaan diterima, perasaan mampu, dan perasaan berharga. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, berupa pengayaan mata kuliah Kesejahteraan Anak dan Perlindungan Anak serta Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial.

This research discusses the overview of the adolescent beneficiaries‟s self-esteem at Putra Utama 3 Orphanage Tebet and the factors that influence that self-esteem, based on the discipline of Social Welfare Science. Self-esteem is part of basic human needs and can affect the subjective well-being of individuals. Self-esteem is also an important part of the development of socio-emotional aspects in adolescent. On the other hand, both adolescent and orphans often have low self-esteem. The research was conducted using a qualitative approach with a descriptive type. The data collection method used is in- depth interviews with 14 informants, selected by purposive sampling technique. Regarding the time, this research took place from November 2021 to June 2022. The results showed that 4 out of 5 beneficiaries at PSAA PU 3 Tebet have high self-esteem. The other 1 beneficiary has low self-esteem. The high and low self-esteem is indicated by their positive or negative evaluation of themselves, especially related to feeling of belonging, feeling of competence, and feeling of worth. The high self-esteem of beneficiaries in PSAA PU 3 Tebet is caused by social environmental factors (family, caregivers, and peers), which often provides social support to them, also their high level of intelligence. In addition, the fulfillment of various needs of beneficiaries as an effort to improve the welfare of neglected children also affects their high self-esteem. The factors that influence the benefiaciary low self-esteem are problems with friends, low levels of intelligence, and negative body image which are also related to age and gender factors. This is because adolescent girls often have a negative body image compared to boys. Thus, based on the results of the study, it is known that the self-esteem of the beneficiaries at PSAA PU 3 Tebet tends to be high. This is largely due to the good relationship with their significant others, in which the relationship ultimately affects their self-esteem from all aspects, namely the aspect of feeling belonging, feeling competence, and feeling of worthy. The results of this study are expected to contribute to the Social Welfare Science program, particularly the courses on Child Welfare and Child Protection, also Human Behavior and the Social Environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesha Hestyana Sari
"Perkembangan remaja dikenal sebagai perkembangan krisis pencarian identitas diri yang meliputi aspek perkembangan yang bersifat fisik hingga mental. Kegagalan remaja dalam mencapai aspek perkembangan psikososial dapat menyebabkan remaja bingung peran hingga gangguan konsep diri. Salah satu upaya intervensi untuk mengoptimalkan pencapaian identitas diri adalah pemberian terapi kelompok terapeutik. Tujuan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah mendesiminasikan hasil penerapan terapi kelompok terapeutik sebagai optimalisasi pencapaian tugas perkembangan identitas diri remaja. Metode yang digunakan adalah case series. Analisis dilakukan pada 14 orang remaja dengan kondisi sehat dan aktif bersekolah. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan aspek perkembangan identitas diri sebesar 21,6%. Rekomendasi dilakukan dengan melibatkan perawat puskesmas beserta kader kesehatan jiwa untuk memberikan edukasi dan stimulasi tumbuh kembang remaja untuk mencapai perkembangan identitas diri yang optimal.

Adolescent development is known as the development of a self-identity search crisis which includes aspects of development that are physical to mental. The failure of adolescents to achieve aspects of psychosocial development can cause adolescents to be confused about their roles to impaired self-concept. One of the intervention efforts to optimize the achievement of self-identity is the provision of therapeutic group therapy. The purpose of this specialist's final scientific work is to disseminate the results of the application of therapeutic group therapy as an optimization of the achievement of adolescent self-identity development tasks. The method used is case series. The analysis was carried out on 14 teenagers who were healthy and active in school. The results obtained indicate an increase in aspects of self-identity development by 21.6%. Recommendations are made by involving puskesmas nurses and mental health cadres to provide education and stimulation of adolescent growth and development to achieve optimal self-identity development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>