Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161330 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Budi Gunadi
"Pada iklan cetak, salah satu upaya memperkuat daya tarik iklan adalah dengan mengoptimalkan Rancang Grafis iklan (art iklan cetak). Rancang Grafis iklan adalah keseluruhan unsur visual, unsur verbal dan unsur aural suatu iklan, yang memiliki peran penting dalam keberhasilan penyampaian pesan iklan. Dari sudut ilmu komunikasi, Rancang Grafis merupakan komunikasi visual iklan, yaitu pesan yang disampaikan dengan menggunakan stimuli-stimuli visual, dengan tujuan tertentu. Studi ini ingin mendapatkan deskripsi tentang bagaimana sebuah pesan visual iklan cetak direncanakan. Unsur-unsur yang menjadi pokok analisis adalah aplikasi visual dari konsep iklan, yaitu layout, ilustrasi, warna, tipografi dan keseluruhan. Obyek penelitian ini adalah iklan BMW 320i dan MB C-180 pada media cetak selama tahun 1994. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana elemen-elemen suatu iklan cetak dirancang menjadi suatu pesan visual sesuai dengan tujuan iklan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan komunikasi visual dan mengetahui muatan sebuah pesan visual iklan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam yang diajukan kepada para informan dari pihak kreator iklan. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat prosedur tertentu dalam merencanakan sebuah iklan. Prosedur tersebut diperlukan untuk mendapatkan iklan yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu bagian penting dari prosedur itu adalah penggalian dan pengolahan ide/konsep iklan. Konsep iklan yang baik merupakan awal dari sebuah kampanye iklan yang baik. Tapi, tepat prosedur bukan jaminan keberhasilan pesan iklan. Iklan cetak BMW 320i dan MB C-180 dibuat dengan memenuhi prosedur tersebut. Pilihan konsep yang digunakan memperhatikan siapa khalayak sasarannya dan disampaikan dengan pendekatan masing-masing sesuai dengan karakteristik produk dan efek yang diinginkan. Adanya perbedaan pendekatan yang dipakai dalam iklan MB (emosional, consumen oriented) dan BMW (rasional, benefit product) ini, yang memiliki khalayak sasaran yang sama secara ekonomi, justru karena menyesuaikan dengan karakter produk dan kondisi psikografis khalayak sasarannya. Baik MB dan BMW sama-sama menunjukkan ingin berkomunikasi dengan khalayaknya. Rancang Grafis serial iklan BMW 320i menghadirkan pesan kepraktisan, kesederhanaan dan daya guna. Konsep iklan ini, walaupun biasa saja, cukup jelas tersampaikan secara visual. Serial iklan MB C-180 hadir dengan pesan visual tentang gaya hidup dan kehidupan. Pada serial iklan tahap sustaining, dengan konsep yang kuat, secara visual pesannya tersajikan dengan baik dan jelas. Sementara pada serial iklan launching, pesan visual yang tampil kurang menunjukkan adanya hubungan konsep yang kuat, sebagai akibat tidak terfokusnya dimensi konsep yang ingin disampaikan. Pada bentuk iklan internasional MB dan BMW ini (yang memiliki buku panduan), pekerja kreatif tampak lebih sebagai 'tukang' saja dan biro iklan hanya menjadi semacam perwakilan media saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kus Hendro Pamungkas
"ABSTRAK
Desain iklan sebagai bentuk pesan di media cetak, memegang peran penting dalam tercapainya keberhasilan penyampaian pesan dari pihak komunikator kepada khalayak sasarannya. Dalam merencanakan desain iklannya, pengiklan sebelumnya harus mengetahui keadaan calon khalayak sebenarnya, agar lambann-lambang nonverbal yang digunakan dalam desain iklan tersebut dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami khalayak. Lambang-lambang nonverbal yang terdapat dalam desain iklan dapat dibagi dalam 3 kelompok unsur, yaitu firt. Typagraphy dan Layout. Pemahaman desain iklan pada khalayak pembaca, dapat disebut sebagai proses Interpretasi, yang pada dasarnya terbagi atas dua tahapan yaitu a) Organisasi Persepsi desain di organisasikan dalam bentuk yang dimana unsur-unsur mereka kenal, dan b) Evaluasi dimana bentuk-bentuk tersebut diberi arti sesuai dengan keinginan pelaku persepsi. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan bagaimana desain serta elemen-elemen desain dibuat dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode survey, tujuan pengiklan dibandingkan dengan hasil interpretasi pembaca dengan alat ukur statistik rho Spearman. Pada iklan TIRA, desain dibuat didasarkan atas tema Natural, pengiklan menggunakan elemen art dan typagraphy untuk mengkomunikasikan tema tersebut, sedang unsur layani digunakan untuk mengarahkan pola baca khalayak agar sesuai dengan yang diinginkan. Khalayak sasaran TIRA yaitu pembaca majalah MODE yang diambil dengan teknik snawball dalam menginterpretasikan desain iklan ini pada umumnya mengalami kesulitan, yang disebabkan oleh tidak akrabnya lambang nonverbal yang digunakan pengiklan dalam menterjsmahkan tema natural tersebut. Kesulitan yang dialami khalayak pembaca ini menyebabkan tingkat kesesuaian arti pada pengiklan dan khalayak sasarannya (yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan proses komunikasi) menjadi sangat rendah."
1990
S3977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Ima Sinurma
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"Dalam situasi transisi politik tahun 1999, munculnya kebebasan berpolitik, yang ditandai dengan berdirinya banyak partai, di satu sisi, memicu munculnya kembali aliran-aliran ideologi partai seperti ketika Indonesia menganut sistem liberal 1955-1959. Kebebasan pers yang hampir tanpa batas pasca reformasi, di sisi lain, menghidupkan lagi "panggilan sejarah" media massa Indonesia yang telah memasuki era industri.
Pertautan antara keduanya pers dan partai politik-dalam situasi transisional itu tentu menjadi sangat khas. Bagi pers, berbagai kemungkinan bisa terjadi dalam meliput partai-partai politik : lebih berorientasi pada semangat ideologis, idealis, politik ataukah lebih mementingkan ekonomi --hal-hal mana yang ingin ditemukan dalam penelitian ini.
Dengan menggunakan analisis wacana kritis sebagai metode pembacaan terhadap berita-berita sembilan parpol selama kampanye Pemilu 1999, ternyata 10 koran yang diteliti menunjukkan pencitraan dan orientasi pemberitaan yang berbeda di antara mereka. Mereka memanfaatkan tanda-tanda bahasa (membangun wacana) dalam mengembangkan pencitraan tersebut tempat dimana motif yang mereka miliki bersembunyi : motif ideologis, idealis, politis dan ekonomi tadi.
Untuk pengembangan politik yang sehat (demokratis) pola pengkosntruksian parpol yang terlalu berorientasi pada kepentingan kelompok sealiran saja maupun yang sangat mengutamakan nilai jual berita, jelas bukan isyarat yang baik. Hal ini seyogyanya menjadi bahan pertimbangan bagi pers Indonesia untuk peliputan-peliputan parpol di masa yang akan datang. Untuk para pengkritisi pers, penelitian seperti ini dapat diperkaya untuk memastikan dijalankannya tanggung-jawab sosial oleh pers atau pelaku komunikasi lainnya (pengiklan, humas, politisi, dan sebagainya)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lala Palupi Santyaputri
"Studi ini menitikberatkan bahwa dalam Cultural studies suatu semiotik komunikasi visual, yang adalah penandaan suatu penerimaan artefak pada receptor akan menjadi suatu hal yang mengalami sosialisasi nilai melalui media yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari yaitu media televisi.
Iklan televisi sebagai salah satu hasil teknologi yang saat ini kian menjadi suatu komoditi ekonomi yang tidak saja mempengaruhi suatu produk atau satu stasiun televisi itu sendiri, lebih besar lagi mempengaruhi perekonomian suatu negara. Dalam hal ini selain pengaruhnya besar pada bidang ekonomi penerimaan oleh para pemirsa juga besar pengaruhnya.
Penggunaan model wanita dalam iklan seringkali menjadi suatu diskusi yang tidak pernah selesai. Hal ini juga dipicu dengan adanya iklan-iklan yang lebih mengkomersialkan model wanita yang dipakainya daripada produk yang ditawarkan.
Alasan mengapa Inul Daratista yang digunakan sebagai Studi kasus adalah Inul merupakan suatu simbol model yang secara cepat namanya menjadi perbincangan setiap hari dalam semua media dalam kurun waktu empat bulan dan akhirnya menjadi fenomena sendiri karena kontroversinya dan menjadi perbincangan dalam hal pendidikan, ilmu sosial, agama, dan membuat semua orang akhirnya mengakui keberadaannya sebagai seseorang.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan: (1) menemukan stereotipe wanita sebagai subyek dalam budaya patriarkhi di Indonesia, dan (2) menemukan semiotik iklan yang tidak harus selalu menjadi suatu komodifikasi wanita, dalam iklan yang dibintangi oleh Inul Daratista, dan (3) menafsirkan makna atas penggunaan model Inul Daratista pada iklan sebagai Studi kasus.
Penemuan penelitian melalui metode wawancara dan teori representasi yaitu melihat iklan yang menggunakan model Inul Daratista sebagai medan praktek-praktek pertandaan (signifying practices). Iklan dipahami sebagai teks-teks dan praktek-praktek yang berfungsi intuk menandai (sign-i-fy), untuk meproduksi makna, masuk dalam analisa tekstual menggunakan metode analisis semiotika. Menurut cultural studies metode semiotika dari Roland Barthes merupakan metode yang paling berpengaruh dalam tekstual analisis nedium visual. Penjelasan tahap demi tahap untuk menyingkap makna-makna yang ada di dalam teks dilakukan secara hermeneutik.
Karya Iklan televisi memiliki pertimbangan kode-kode yang dapat dipahami pemirsanya. Makna dari karya-karya seperti ini mudah dikenali. Karena memiliki elemen-elemen visual yang dipilih, dikomposisikan, dikerjakan menjadi Sebuah sistem representasi, diorganisasi dan dikonstruk seperti bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T12237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Wirawan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reny Yuliati
"ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi isyarat-isyarat yang dapat membedakan produksi
pesan pengelabuan dan produksi pesan yang jujur dalam komunikasi bermediasi komputer
terutama berbasis teks, dan menginvestigasi apakah adanya kesempatan merencanakan
pesan dapat mempengaruhi perilaku komunikator yang memproduksi pesan pengelabuan.
Penelitian ini mengkaji pengelabuan dalam proses komunikasi interaktif baik secara konsep
maupun operasional sehingga lebih menggambarkan kondisi di dunia nyata, dan hal ini
masih jarang dilakukan pada studi-studi komunikasi pengelabuan terdahulu. Melalui
metode eksperimen, partisipan penelitian dipasangkan sebagai komunikator dan komunikan
untuk menghasilkan percakapan diadik. Dengan memanipulasi produksi pesan (pesan
pengelabuan atau pesan jujur) dan perencanaan (dengan persiapan atau spontan),
diprediksi bahwa komunikator yang memproduksi pesan pengelabuan akan menghasilkan
perilaku yang berbeda dengan komunikator yang memproduksi pesan jujur pada komunikasi
bermediasi komputer. Hasil penelitian dari pengolahan 2 x 2 MANOVA between-subject
design, didapatkan secara empiris, bahwa komunikator yang memproduksi pesan
pengelabuan cenderung lebih jarang menggunakan kata yang merujuk pada diri sendiri,
lebih banyak merujuk pada orang lain, lebih sering menggunakan kata pengingkaran, sering
mengajukan pertanyaan dan banyak mengedit pesan. Namun, ketika komunikator diberikan
waktu untuk merencanakan pesan, maka waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi pesan
lebih singkat dan pengeditan pesan tidak terlalu banyak muncul dibandingkan dengan
produksi pesan pengelabuan secara spontan

ABSTRACT
This research examines verbal and nonverbal cues in the production of
deceptive and truthful message in computer-mediated communication, especially
communication based on text, and explores whether planning messages can affect
communicators? behavior. This research reviews both conceptualization and
operationalization of deception in the interactive communication. Therefore, it can
simulate conditions in the real world which has rarely been done in previous studies.
Through experiment methods, research participants were paired as sender and
receiver to produce dyadic conversation. By manipulating message production
(deceptive or truthful message) and message planning (either with preparation or
spontaneous), it is predicted that a sender who produces deceptive message will
show different behavior than a sender who produces truthful message in the
computer-mediated communication. The result from processing 2 x 2 MANOVA
between-subject design empirically shows that senders, who produce deceptive
message, tend to use fewer words which refer to him/herself, more other-directed
pronouns, more negation words, ask more questions and edit message. However,
when the sender is given more time to plan a message, the time needed to produce a
message will be shorter and message editing process will be less than the
spontaneous deceptive message production"
2016
07-18-559201109
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astarini R. Yukasanu
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>