Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlyana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk konstruksi hubungan antara lakilaki dan perempuan yang ditampilkan dalam lirik lagu kelompok musik Potret. Bentuk konstruksi hubungan laki-laki dan perempuan seperti apa yang ingin ditampilkan dalam lirik lagu kelompok musik Potret Bagaimana cara mereka menampilkan konstruksi tersebut dalam lirik lagu mereka Benarkah Potret melakukan dekonstruksi terhadap hubungan laki-perempuan yang patriarkis lewat lirik lagunya Dalam ilmu komunikasi, kajian ini termasuk dalam wilayah studi analisa wacana kritis (Critical Discourse Anatysis). Pendekatan analisa wacana {discourse anatysis) adalah sebuah pendekatan yang melihat bahasa sebagai medium untuk berinteraksi dan merepresentasikan gagasan dan ideologi. Salah satu cabang dalam pendekatan ini adalah analisa wacana kritis, atau critical discourse analysis. Pendekatan ini digunakan untuk mengidentifikasikan perspektif yang menekankan pada hubungan antara bahasa dan kekuasaan, dan peran discourse anatysis dalam kritik sosial dan budaya. Di tengah maraknya lagu-lagu Indonesia yang mendukung konstruksi hubungan laki-perempuan yang timpang, Potret dikenal menyajikan bentuk konstruksi hubungan lakilaki dan perempuan yang berbeda lewat lirik lagu-lagunya. Kelompok musik, yang terdiri dari Melly Goeslaw, Anto Hoed dan Arie Ayunir, ini cenderung mempunyai lirik yang menempatkan perempuan dalam posisi superior dan laki-laki dalam posisi inferior. Beberapa lagu yang dianggap peneliti mampu memberikan gambaran tentang perlawanan kelompok musik Potret adalah Terbujuk, Salah, Diam dan Ingin Di Cium. Untuk menganalisa keempat lagu ini digunakan pendekatan analisis tekstual dan intertekstual yang dikembangkan oleh Norman Fairclough. Analisa tekstual dibagi menjadi tiga unsur, yaitu representasi, relasi dan identitas, dengan tujuan mengetahui gagasan yang ditampilkan Potret dalam lirik lagunya. Sementara dalam analisa intertekstual, penelitian ini berusaha melihat hubungan antara kognisi sosial penulis lirik dan teks yang dibuat, didukung dengan kognisi sosial dari konsumen. Metode pengumpulan data primer dengan mengambil lirik lagu-lagu Potret karena penelitian ini mengutamakan analisa pada teks wacana. Metode pengumpulan data sekunder adalah dengan wawancara mendalam dengan penulis lirik, Melly Goeslaw dan beberapa konsumen yang dianggap dapat mewakili sisi anak muda dan tokoh feminis. Metode pengumpulan data sekunder kedua adalah dengan studi kepustakaan. Dari penelitian ini ditemukan sebagian besar dari lirik lagu Potret menggambarkan tokoh perempuan yang penuh percaya diri, menerima kondisi dirinya apa adanya, dan menjadikan itu sebagai kelebihannya untuk mendapatkan yang diinginkan. Sebagian besar lirik lagu Potret, sebaliknya, menggambarkan tokoh laki-laki dengan sifat-sifat yang buruk dan tidak mendapatkan keuntungan apa-apa. Keempat lagu Potret yang diteliti tampak mengangkat kenyataan yang ada dalam keseharian masyarakat Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Hanya saja kenyataan ini terkadang tidak muncul, karena adanya batasan-batasan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan pola penyampaian yang sederhana dan gamblang, Melly seakan memaksa publik untuk mengakui bahwa tema-tema yang diangkatnya fenomena perempuan materialistis, perempuan yang mendua, pemberontakan perempuan terhadap penindasan dan kegenitan perempuan masa kini, adalah sebuah realita. Kelebihan lainnya, adalah bahwa Potret menyampaikan melalui kacamata perempuan, sehingga lagu-lagu tersebut tampak mendukung gerakan feminis."
2001
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medina Basaib
"[ABSTRAK
Sebagai salah satu band perintis punk, Sex Pistols kerap dijadikan simbol pergerakan punk di Inggris pada akhir dekade 1970. Sex Pistols dihubungkan dengan pergerakan melawan pemerintah, dan sebagai akibatnya mereka dilarang untuk tampil selama beberapa waktu. Lirik lagu-lagu Sex Pistols saat itu dirasa membawa pengaruh buruk terutama bagi pendengarnya karena dianggap menyebarkan ideologi tertentu. Sebagai produsen sebuah wacana, penulis lirik dapat menuangkan ideologinya dalam lirik sebagai media untuk menyampaikan aspirasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ideologi tersebut disampaikan melalui lirik lagu dan pengaruhnya terhadap pendengar lagu-lagu Sex Pistols. Penulis menggunakan kajian analisis wacana kritis Fairclough dalam menganalisis hubungan antara sebuah wacana dengan ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan kata yang digunakan penulis lirik berpengaruh terhadap penyebaran ideologi tertentu kepada pendengarnya. Selain itu, lagu-lagu yang penulis kaji pun mempunyai kesamaan, yaitu merupakan kritik terhadap kondisi sosial-politik pada masa itu.

ABSTRACT
;As one of the punk pioneers, Sex Pistols was associated with punk movement at The United Kingdom in the 1970?s era. Sex Pistols then was connected to some strikes against the government and they got banned many times. Sex Pistols songs lyrics were considered as bad influence because of the song writer?s ideology. As the producer of a discourse, the song writers were able to put their ideology in the lyric. This study aims to find out how the ideology was put in the lyric and what it brings to Sex Pistols? listeners. This study applies Critical Discourse Analysis by Fairclough in order to find out the connection between a discourse and ideology. The result shows that the song writers? choice of words effectuate the diffusion of ideology to their listeners. Also, the songs that were analysed have something in common, which is all of them are critics toward social and political condition at that time.
;As one of the punk pioneers, Sex Pistols was associated with punk movement at The United Kingdom in the 1970?s era. Sex Pistols then was connected to some strikes against the government and they got banned many times. Sex Pistols songs lyrics were considered as bad influence because of the song writer?s ideology. As the producer of a discourse, the song writers were able to put their ideology in the lyric. This study aims to find out how the ideology was put in the lyric and what it brings to Sex Pistols? listeners. This study applies Critical Discourse Analysis by Fairclough in order to find out the connection between a discourse and ideology. The result shows that the song writers? choice of words effectuate the diffusion of ideology to their listeners. Also, the songs that were analysed have something in common, which is all of them are critics toward social and political condition at that time.
;As one of the punk pioneers, Sex Pistols was associated with punk movement at The United Kingdom in the 1970?s era. Sex Pistols then was connected to some strikes against the government and they got banned many times. Sex Pistols songs lyrics were considered as bad influence because of the song writer?s ideology. As the producer of a discourse, the song writers were able to put their ideology in the lyric. This study aims to find out how the ideology was put in the lyric and what it brings to Sex Pistols? listeners. This study applies Critical Discourse Analysis by Fairclough in order to find out the connection between a discourse and ideology. The result shows that the song writers? choice of words effectuate the diffusion of ideology to their listeners. Also, the songs that were analysed have something in common, which is all of them are critics toward social and political condition at that time.
, As one of the punk pioneers, Sex Pistols was associated with punk movement at The United Kingdom in the 1970’s era. Sex Pistols then was connected to some strikes against the government and they got banned many times. Sex Pistols songs lyrics were considered as bad influence because of the song writer’s ideology. As the producer of a discourse, the song writers were able to put their ideology in the lyric. This study aims to find out how the ideology was put in the lyric and what it brings to Sex Pistols’ listeners. This study applies Critical Discourse Analysis by Fairclough in order to find out the connection between a discourse and ideology. The result shows that the song writers’ choice of words effectuate the diffusion of ideology to their listeners. Also, the songs that were analysed have something in common, which is all of them are critics toward social and political condition at that time.
]
"
2015
S61088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zetty Karyati
"ABSTRAK
Citraan adalah sarana yang digunakan sastrawan untuk membentuk citra melalui media bahasa. Citraan yang terdapat dalam karya sastra dapat dibagi atas tujuh jenis, yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan pencecapan, citraan perabaan, citraan gerak, dan citraan pikiran.
Dalam menuliskan lirik-lirik lagunya, EGA banyak menggunakan citraan gerak. Citraan gerak menjadikan gambaran lebih hidup dan dinamis. Dengan citraan jenis ini EGA mengajak pembaca untuk seakan-akan turut menyaksikan suatu gerakan. Selain citraan gerak, citraan yang juga banyak dipakai adalah citraan pikiran. Citraan pikiran merangsang pembaca untuk berpikir lebih dalam untuk menafsirkannya.
Lirik lagu-lagu yang dipilih penulis sebagai sampel adalah yang terhimpun dalam album Cinta Sebening Embun. Salah satu alasan pemilihan album tersebut adalah karena lirik lagu-lagu yang terdapat dalam album tersebut merupakan lirik lagu-lagu yang berasal dari ketiga belas album terdahulu. Dengan demikian, diharapkan dapat mewakili keseluruhan karya Ebiet G. Ade.

"
1995
S11338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putrawan Yuliandri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas, praktik resistensi dalam wacana lirik lagu grup musik metal Purgatory. Dengan menggunakan paradigma kritis, kemudian mengintegrasikan pada kajian budaya kritis ke dalam proses komunikasi politik. Musik metal dinilai sebagai medium komunikasi maupun bentuk budaya subkultur yang dapat dipandang sebagai medium resistensi yang penting, baik secara budaya maupun politik. Tesis ini menemukan, narasi hegemonik Barat terhadap Islam, yang selalu dikaitkan dengan wacana sentimen negatifnya, direspon sekaligus dilawan balik counter-hegemoni oleh wacana lirik lagu Purgatory. Diskursus yang membentuk wacana lirikal Purgatory yang resisten itu dibingkai oleh beragam konteks diskursus Islam dan Barat yang terjadi di masa lalu baik dalam konteks global maupun saat ini dalam konteks Indonesia. Runtuhnya rezim represif Orde Baru, menghadirkan fenomena ledakan Islam di arena politik dan kebudayaan. Dengan ditandai oleh maraknya simbol-simbol keagamaan di ruang publik, peningkatan religiusitas pribadi serta perkembangan lembaga-lembaga Islam dan gaya hidup baru. Beragam praktik diskursus ini pada gilirannya membentuk sebuah proyeksi identitas Islam yang lebih cair dan lebih moderat, sebagai bagian dari tantangan umat muslim dalam menghadapi sekularisasi modernitas Barat. Tesis ini berhasil menemukan, bahwa wacana musik metal Islam yang disuarakan oleh Purgatory menjadi sarana dalam membentuk identitas, kohesi sosial, sampai dengan politik kebudayaan religius Islam dikalangan subkultur musik metal di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis explains a resistance practice found in the song lyrics discourse of an Indonesian metal band called Purgatory. A critical paradigm, alongside with cultural studies and political communication, is used to dissect the problem. Metal music is considered as a communication media or a sub culture form that can also be seen as an important resistance medium, not only culturally but also politically. The research founds that a common narrative of a Western hegemony that has always been associated with its negative sentiment, was responded the other way around by Purgatory. A discourse that forms a narrative resistance in the song lyrics from Purgatory is framed with many Islamic and Western discourse which were happened in the past, globally or in Indonesia only. The collapse of the New Order regime brought a huge Islamic phenomenon in political and culture circle. Religious symbols appears in an open public space, personal religious rsquo lawfulness arises, new lifestyle comes up, and the emergence of Islamic institutions. These various political practices will get its own turn to form a projection of a more balanced Islam identity as a part of Moslems rsquo challenges to face the modern Western secularization. The research also founds that an Islamic metal music vocalized by Purgatory happens to be a tool to form identity, social cohesion, and even the culture of Islamic political amongst metal music subculture in Indonesia."
2017
T46880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nurfadhillah Delima
"Skripsi ini menganalisis sebuah lirik lagu Eminem yang berjudul Brain Damage dari albumnya The Slim Shady Show. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Analisis skripsi ini terfokus pada kata-kata yang digunakan dan ragam bahasa Black English dan slang Amerika yang terdapat dalam lirik lagu Brain Damage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui maksud penggunaan kata-kata tertentu dan Black English serta slang Amerika dalam lirik lagu tersebut dan hubungannya dengan latar belakang kehidupan Eminem dahulu. Penulis mengaitkan teori analisis wacana kritis dengan teori transkultural Pennycook, black English, dan slang Amerika, untuk menganalisis lirik lagu tersebut dan melihat penyebaran budaya hiphop. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara latar belakang kehidupan Eminem dengan penggunaan kata-kata tertentu dalam lirik lagunya.

This study is to analyze a song called Brain Damage by Eminem from his album The Slim Shady Show. This study uses descriptive qualitative research methods. The analysis of this thesis focuses on the words used and the Black English variety and American slang in the lyrics of the song Brain Damage. This study aims to find out the purpose of the use of certain words, Black English, and American slang in the lyrics of the song and its relationship to the life of Eminem's in the past. This study applies the Critical Discourse Analysis by Fairclough, the Transcultural theory by Pennycook, Black English, and American slang to analyze the song lyrics and to see the spread of hiphop culture. The results prove that there is a relationship between the background of Eminem's life with the use of certain words in the lyrics of the song."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S118
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Widoretno Dyah Palupi
"Skripsi ini membahas mengenai representasi diri Tablo di dalam tiga lirik lagu karyanya dengan menganalisis kondisi yang melatarbelakangi penulisan serta cara penyampaian representasi dari penulis di dalam lagu. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif mengacu pada wawancara Tablo dan lirik dari lagu yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan yang digambarkan dalam lirik lagu-lagu tersebut merepresentasikan kondisi Tablo yang sedang berada di dalam kontroversi pemalsuan ijazah serta memiliki alur yang sesuai dengan situasi penulis di saat penulisannya. Representasi dilakukan dengan penggunaan simbol-simbol.

This thesis discusses Tablo's self-representation in his lyrics of his three songs titled Jip, Mitbadakeso, and Gomaun Sum by analyzing the condition behind the writing process and the way the author self-represents themselves inside their works. The study is done with qualitative descriptive method by referring to Tablo's interview and the lyrics from the said songs. The result shows that the description found in the song lyrics represents Tablo’s condition when he was under a diploma-forgery controversy and also that they have a recurring plot that fits the situation the author was in when he wrote them. Symbols are used to represent author's condition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Sastri Utami
"Fenomena penggunaan bahasa Inggris yang disisipkan dalam lagu-lagu populer yang berbahasa non-Inggris saat ini sedang menjadi tren di kalangan generasi muda yang berasal dari negara-negara yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris. Fenomena ini juga terjadi di negara Korea dengan genre musik mereka yang disebut K-Pop. Akibat perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, terutama internet, yang begitu pesat, lagu-lagu K-Pop kemudian menyebar dan dikenal luas oleh publik internasional, termasuk di Indonesia. Penyisipan bahasa Inggris dalam lirik lagu K-Pop tersebut memiliki maksud serta tujuan tertentu yang berhubungan dengan cerminan penyampaian identitas si penyanyi.Penelitian ini mengambil contoh lima lirik lagu K-Pop yang dipopulerkan oleh salah satu grup band Korea, Super Junior, dan menelaahnya dengan metode analisis grammar fungsional dan analisis wacana kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penerapan berbagai macam strategi pembentukan identitas (acts of identity) dalam masing-masing lirik lagu yang digunakan untuk menyampaikan representasi wacana identitas tertentu. Fenomena penggunaan bahasa Inggris itu sendiri didorong oleh beberapa latar belakang yang berhubungan dengan hegemoni ideologi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memahami fenomena hibridisasi bahasa Inggris dengan bahasa lain dalam sebuah teks lagu serta membantu pemahaman wacana identitas serta faktor makro-sosiologi ideologi hegemoni yang melatarbelakanginya.

The phenomena of English usage in non-English songs have become a widespread trend among young generation whose native language is not English. This also happens in Korea and in their respective music genre, called K-Pop. Through the fast development of information and telecommunication technology, especially internet have caused K-Pop songs to spread and be known throughout the world mass, including Indonesia. The use of English in K-Pop popular song has particular purpose and meaning related to the representation of identities of its singer. This research has taken samples from five song's lyrics which are popularized by Super Junior, one of K-Pop boy band from South Korea, and has analyzed them through systemic functional grammar and critical discourse analysis.
The result of the research indicates that there is application of some acts of identity on each lyric which is used to portray different representations of identities. The phenomena of English usage itself have to do with certain backgrounds driven by hegemonic ideology. This research is expected to help people understand the growing phenomena of English hybridization in popular song's lyrics and to make them aware of the discourse of identity and macrosociological factor, such as hegemony of ideology, which underlie them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S126
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nafili Pradiva Agdira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konotasi emosi positif dan emosi negatif yang muncul dari penggunaan kata ganti “Aku, Kamu, dan Kita” beserta kata hasil konstruksinya, dalam lirik pada lagu-lagu karya Tiara Andini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan Teknik simak catat. Data penelitian diambil dari lirik tiga belas lagu Tiara Andini yang dikonversi ke dalam format teks dan dianalisis menggunakan perangkat lunak Antconc. Analisis dilakukan pada klausa yang mengandung kata ganti orang (pronomina) untuk mengidentifikasi jenis emosinya. Penelitian menunjukkan bahwa kata ganti "Aku" dan "Ku" lebih sering diasosiasikan dengan emosi positif daripada emosi negatif. Sebaliknya, kata ganti "Kamu" dan "Kau" cenderung menunjukkan keseimbangan antara emosi positif dan negatif. Sementara itu, kata ganti "Kita" menunjukkan sedikit lebih banyak emosi positif daripada negatif. Dengan adanya penelitian  ini, diharapkan dapat membantu memahami bagaimana kata ganti orang dapat mencerminkan konotasi emosi dalam lirik lagu, serta menunjukkan penggunaan analisis semantik dalam studi linguistik.
This research aims to identify the positive and negative emotional connotations that arise from the use of the pronouns “Aku, Kamu, and Kita” along with their constructed forms in the lyrics of songs by Tiara Andini. The study employs a descriptive qualitative method with a note-taking technique. Data for the research were collected from the lyrics of thirteen songs by Tiara Andini, which were converted into text format and analyzed using the Antconc software. The analysis was conducted on clauses containing personal pronouns to identify the types of emotions. The research indicates that the pronouns "Aku" and "Ku" are more often associated with positive emotions than negative ones. Conversely, the pronouns "Kamu" and "Kau" tend to show a balance between positive and negative emotions. Meanwhile, the pronoun "Kita" shows slightly more positive emotions than negative ones. This research is expected to help understand how personal pronouns can reflect emotional connotations in song lyrics, as well as demonstrate the use of semantic analysis in linguistic studies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>