Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Nathania
"ABSTRAK
Postnatal depression (PND) merupakan salah satu masalah yang paling umum terjadi pada ibu dalam masa sekitar 1 bulan sampai 1 tahun setelah melahirkan. PND dialami oleh sekitar 10-23% ibu yang baru melahirkan. Salah satu faktor resikonya adalah usia ibu saat melahirkan. Ibu yang melahirkan pada usia remaja dan dewasa madya, cenderung memiliki resiko yang lebih besar dalam mengalami PND. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat perbedaan PND menurut usia ibu saat melahirkan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan cara cross sectional study design, dengan setting hospital-based. PND diukur menggunakan alat ukur Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) versi Indonesia, pada 359 sampel ibu, yang baru melahirkan dan memiliki bayi berumur 1 bulan hingga 1 tahun, di Puskesmas Sukmajaya, Depok. Responden kemudian dikelompokkan menurut tahapan usia saat melahirkan, menjadi kelompok remaja, dewasa muda, dan dewasa madya. Selanjutnya, peneliti melihat perbedaan skor EPDS dengan menggunakan teknik statistik ANOVA dan tes lanjutan post-hoc. Dari hasil olah statistik, ditemukan perbedaan mean EPDS yang signifikan antara kelompok usia saat melahirkan remaja, dewasa muda, dan dewasa madya. Namun dari hasil uji beda post-hoc, perbandingan antar kelompok yang signifikan hanya ditemukan pada perbedaan antara kelompok usia melahirkan remaja dengan kelompok usia melahirkan dewasa muda.

ABSTRACT
Postnatal depression (PND) is one of the most common problems among women that occurs during approximately one month to one year after childbirth. PND is experienced by approximately 10-23% of mothers who give birth. One risk factor is age of the mother at the time of delivery. Adolescence and middle adult mothers are at greater risk of experiencing PND. Therefore, this research needs to be conducted to examine a comparison of PND on mothers by age-stages at delivery. This is a quantitative study using cross sectional study design, with hospital-based setting. PND is measured using the Edinburgh Postnatal Depression Scale version (EPDS)-Indonesian Version, to 359 sample of mothers, who had just given birth and have a baby aged one month to one year in Puskesmas Sukmajaya, Depok. Samples were grouped to the age of the mothers when they give birth, which are group of adolescence, young adults and middle adults. To see differences between the three groups, researcher looked at the mean differences in EPDS scores using ANOVA and post-hoc test statistical technique. From the statistical results, researchers found a significant difference in mean of EPDS between adolescence, young adults and middle adults age stages groups at delivery. However, from the results of a post-hoc test, differences between groups was found significant only on comparison to the difference between the adolescent group and the young adult group."
2010
S3573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tisna Yanti
"Proses melahirkan adalah sesuatu yang berarti dan merupakan peristiwa yang penuh dengan stress, pada wanita yang proses melahirkannya aman akan menjadikannya sebagai suatu pengalaman positif dan memuaskan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tentang bagaimana persepsi ibu terhadap bantuan yang diberikan perawat pada saat melahirkan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif sederhaha dengan pengambilan sample secara ‘°total sampling °‘.diperoleh sample sebanyak 20, data diperoleh melalui pengisian kuesioner atas persetujuan responden. Dari data tersebut kemudian data dikumpulkan dan di olah dengan menggunakan rumus tendensi sentral, dari pengolahan data didapatkan hasil, perawat memberikan bantuan secara emosional pada saat rnelahirkan sebanyak 62,7 %, perawat memberikan bantuan langsung pada ibu pada saat melahirkan sebanyak 78,75% 60.65 % perawat memberikan informasi kepada ibu pada saat melahirkan, S0 % perawat memberikan dukungan emosional dan informasi pada ibu saal melahirkan, 79 % perawal memberikan bantuan langsung dan dukungan emosional pada ibu saat melahirkan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ibu mempunyai persepsi positif terhadap bantuan perawat pada saat melahirkan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5213
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mayke Sugianto Tedjasaputra
"Bahasa memegang peranan penting dalam proses perkembangan seorang anak, fungsi mendasar dari bahasa adalah untuk berkomunikasi dan merupakan "alat" interaksi sosial timbal balik. Selain itu, bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, mempelajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak akan meningkat. Pada usia 18 bulan terjadi lonjakan bahasa, ditandai dengan kesenangan anak untuk memberi nama pada objek atau peristiwa yang dijumpainya. Lingkungan mempunyai peranan dalam perolehan bahasa, dan usia menjelang 2 tahun merupakan masa yang tepat untuk berlangsungnya pembelajaran bahasa. Bila pembelajaran bahasa tidak dimulai sejak dini, akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak di kemudian hari, antara lain terhambatnya komunikasi dengan sesama manusia, terhambatnya proses belajar dan berpikir.
Semantik atau makna kata serta kalimat, merupakan salah satu komponen bahasa yang sangat panting untuk diteliti, sebab semua aspek bahasa sangat bergantung pada semantik. Walaupun anak mampu berbicara tetapi tidak memahami makna kata atau kalimatnya, akan berdampak pada terhambatnya komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Di sisi lain, bermain simbolik atau kemampuan merepresentasikan pengalaman actual maupun khayalan melalui penggunaan beberapa objek, gerakan, atau bahasa; menjadi prasyarat untuk dikuasainya kemampuan linguistik tertentu. Ada hubungan yang berrnakna antara tingkatan bermain simbolik dengan perkembangan semantis anak. Bentuk interaksi ibu-anak jugs mempengaruhi kegiatan bermain pada anak, termasuk bermain simbolik.
Penelitian mengenai perolehan bahasa telah banyak dilakukan di negara Barat, dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai perolehan bahasa pada anak-anak di Indonesia yang berusia di bawah tiga tahun masih langka. Perbedaan budaya akan mempengaruhi perolehan bahasa pada anak, setiap bahasa memiliki kekhususan dalam sistim bahasa yang berlaku dan kesediaan serta cara ibu mengajak anak berkomunikasi berperan terhadap perolehan bahasa.
Adanya perbedaan bahasa serta budaya tersebut, menimbulkan keinginan pada penulis untuk meneliti perkembangan semantis dan tingkatan bermain simbolik atas dasar budaya dan Bahasa Indonesia. Selain itu akan diteliti bentuk interaksi ibu dan jenis bermain pada anak yang terjadi saat mereka bermain bersama.
Tingkatan bermain simbolik dan jenis bermain anak akan didata melalui kegiatan bermain ibu-anak dengan menggunakan The Symbolic Play Test yang telah dimodifikasi oleh penulis. Pada kesempatan ini sekaligus didata kosa kata anak dan bentuk interaksi yang dilakukan ibu. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima anak yang berusia 18, 20 dan 22 bulan, dan setiap subjek didampingi oleh ibunya masing masing. Metode untuk mengumpulkan data dilakukan melalui observasi, dilengkapi dengan wawancara terhadap ibu atau orang lain yang terlibat dalam pengasuhan anak.
Mengingat subjek yang terbatas, hasil penelitian ini tidak dapat berlaku umum, namun dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa perkembangan semantis berhubungan dengan tingkatan bermain simbolik. Bentuk interaksi ibu yang paling utama adalah mengarahkan perhatian anak dengan memberikan instruksi atau mengajukan pertanyaan, dan kegiatan bermain yang paling sering terjadi adalah bermain eksploratif.
Saran yang diajukan bagi penelitian yang sama di masa mendatang, adalah memperbesar cakupan usia subjek dan mendata kosa kata anak dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hal yang ke dua, perlu disusun alat inventori bahasa anak usia Batita yang nantinya dapat digunakan secara luas dan menjadi bahan untuk membuat norma perkembangan bahasa anak usia Batita di Indonesia. Melakukan penelitian longitudinal mengenai manfaat bermain simbolik dengan pemahaman bacaan pada anak, menjelang masuk Sekolah Dasar. Membuat rancangan program pelatihan bagi para ibu (orang tua) atau pemerhati anak mengenai cara berinteraksi yang benar untuk merangsang perkembangan bahasa dan bermain pada anak."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T18522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roswiyani
"Postpartum depression atau Depresi Pasca Melahirkan (DPM) merupakan salah satu bentuk depresi yang dialami oleh satu di antara 10 ibu yang melahirkan anak pertama. DPM berlangsung pada tahun pertama hingga 2 tahun setelah kelahiran anak. DPM merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang dapat menimbulkan masalah dalam hubungan ibu dan anak, gangguan psikopatologis pada anak dan keterlambatan perkembangan anak. Perempuan yang mengalami DPM cenderung diliputi perasaan sedih sehingga kurang peka untuk memberikan afek positif pada anaknya. Intensitas kesedihan tinggi sering disertai keinginan untuk bunuh diri atau membunuh bayinya sendiri. Keadaan ini menimbulkan dampak buruk bagi seluruh anggota kelurga karena ibu cenderung menarik diri dan menolak merawat bayi, sehingga anak mengalami kekurangan kasih sayang.
Penelitian kualitatif guna memperoleh informasi tentang penyebab DPM dan hal-hal yang membantu mengatasi DPM ini menggunakan metode wawancara mendalam dan melibatkan 4 subjek sukarelawan yang mengalami depresi setelah melahirkan. Panduan wawancara dilandasi oleh panduan dari Rosenberg, et al (2003) dan National Mental Health Association, (2003).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 4 subjek mengalami DPM; 1 subjek mengalami babyblues, dengan gejala mirip DPM namun hanya berlangsung seminggu. Gejala DPM meliputi (a) gejala sesak napas, mual hingga muntah, (b) perasaan bersalah terhadap bayi mereka, (c) kurang mampu merawat diri, (d) mudah tersinggung, (e) mencemaskan bayi secara berlebihan atau bersikap kurang peduli terhadap bayi, disertai (f) menurunnya motivasi, (g) enggan bersosialisasi, dan (h) sulit mengambil keputusan. Ragam penyebab DPM meliputi (a) ketidakbahagiaan pemikahan, (b) perasaan tidak mampu menyusui bayi, (c) stress akibat peningkatan berat badan, (d) pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan, (e) kurangnya dukungan emosional dari suami, (f) stres pengasuhan bayi, (g) tekanan sosial ekonomi, (h) kecemasan selama kehamilan. Hal-hal yang dapat membantu subjek mengatasi DPM meliputi dukungan sosial dan emosional selama periode kehamilan dan kelahiran. Dukungan sosial mencakup dukungan dari (a) pasangan, (b) keluarga dan (c) teman dekat dalam bentuk (a) pemberian informasi, bantuan selama menjalani kehamilan dan kelahiran, serta (b) bantuan pengasuhan bayi. Dukungan emosional terbesar diperoleh dari pasangan dalam hal (a) pemberian afeksi dan (b) komunikasi selama masa kehamilan dan kelahiran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dindainlez Nao Hava
"Mayoritas ibu memulai menyusui sebagai cara memberi makan bayinya, namun di Indonesia sendiri hanya 66,06% ibu yang mempertahankan ASI eksklusif sampai bulan keenam. Telah diketahui faktor jenis persalinan, kepuasan dengan pereda nyeri persalinan, dan perawatan pascapersalinan memiliki pengaruh terhadap motivasi menyusui. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan kepuasan ibu saat melahirkan dengan motivasi ibu dalam menyusui. Penelitian cross-sectional ini menggunakan teknik consecutive sampling pada 131 responden di Kelurahan Meruyung. Alat ukur yang digunakan adalah Breastfeeding Motivational Instructional Measurement Scale (BMIMS) dan Satisfaction with Childbirth Experience (SWCBE). Hasil penelitian didapatkan nilai signifikansi < 0,001 dengan r = 0,386 yang dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan berpola positif antara kepuasan ibu saat melahirkan dengan motivasi ibu dalam menyusui. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan kualitas layanan bersalin serta pengembangan program pelayanan berupa konseling dan edukasi menyusui bagi para ibu.

The majority of mothers start breastfeeding as a way to feed their babies, but only 66.06% of Indonesian mothers maintain exclusive breastfeeding until the sixth month. It is known that the type of delivery, satisfaction with labor pain relief, and postpartum care have an influence on breastfeeding motivation. The purpose of this study was to identify the relationship of mother’s satisfaction during childbirth with mother’s motivation in breastfeeding. This cross-sectional study used a consecutive sampling technique on 131 respondents in Kelurahan Meruyung. The measurement tools used are Breastfeeding Motivational Instructional Measurement Scale (BMIMS) and Satisfaction with Childbirth Experience (SWCBE). The results of the study obtained a significance value of < 0.001 with r = 0.386 which can be concluded that there is a significant and positive relationship between mother’s satisfaction during childbirth and mother’s motivation in breastfeeding. This research is expected to increase awareness of the quality of maternity services and the service programs development of counseling and breastfeeding education for mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferena Debineva
"Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial sehingga mereka berinteraksi satu sama lain dan membandingkan dirinya dengan individu lain. Perbandingan diri ini melibatkan sikap dan penilaian terhadap individu lain dan terhadap atribut yang dimiliki individu tersebut. Individu yang tidak dapat diterima oleh kelompok, rentan mendapatkan evaluasi yang negatif dari kelompok lainnya. Kelompok orientasi seksual yang paling rentan mendapatkan penilaian negatif adalah kelompok biseksual. Sikap atau prasangka negatif terhadap kelompok biseksual dikenal dengan istilah biphobia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan sikap biphobic antara heteroseksual (laki-laki dan perempuan) dan homoseksual (laki-laki dan perempuan) terhadap biseksual (laki-laki dan perempuan). Terdapat 155 partisipan yang berusia dewasa muda (81 heteroseksual dan 74 homoseksual) yang mengisi kuesioner Biphobia Scale Male, Biphobia Scale Female (Mulick & Wright Jr., 2011), dan Klein Sexual Orientation Grid (Klein, 1993). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan sikap biphobic yang signifikan antara heteroseksual dan homoseksual terhadap biseksual, dimana sikap yang paling negatif ditunjukkan oleh laki-laki heteroseksual terhadap laki-laki biseksual.

Humans are basically social creatures which urge them to interact with one another and compare themselves with other individuals. This self-comparing behavior involves attitude and evaluation towards other individuals and towards attributes the individual possesses. An individual that cannot be accepted in a group will most likely receive negative evaluations from other groups. The sexual orientation group which receives most negative attitude from other groups is of the bisexual group. This negative attitude or prejudice towards bisexuals is commonly known as biphobia. The main objective of this research was to see the difference of biphobic attitude between heterosexuals (male and female) and homosexuals (male and female) towards bisexuals (male and female). In total, 155 young adults acted as participants (81 heterosexuals and 74 homosexuals) who voluntarily filled in questionnaires of Biphobia Scale Male, Biphobia Scale Female (Mulick & Wright Jr., 2011), and Klein Sexual Orientation Grid (Klein, 1993). Results of the research showed there was a significant difference of biphobic attitude between heterosexual and homosexual toward bisexual, where the most negative biphobic attitude was found in male heterosexuals towards male bisexuals.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S53357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Immawanti
"[Perempuan pasca melahirkan adalah kelompok yang berisiko mengalami perubahan pada fungsi seksual. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan fungsi seksual ibu postpartum pervaginam dengan atau tanpa episiotomi dan pasca bedah sesar. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 225 ibu postpartum yang diambil secara consecutive sampling dari bulan April-Mei 2015. Fungsi seksual dinilai dengan Sexual Function Questionnaire (SFQ). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual pada semua jenis persalinan (p=0,977), begitupun hasrat seksual, gairah seksual, dan orgasme. Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan seksual ibu pada perawatan postpartum yang berkualitas.;The postpartum women is one of group who experience sexual function changes. The aims of the study is to know the comparation sexual function woman after vaginal delivery without episiotomi and post caesarean section. The study was a descriptive study of cross-sectional design. The sample was 225 woman
postpartum was taken by consecutive sampling from April-May 2015. Sexual function was assessed by the Sexual Function Questionnaire (SFQ) score. The results of this study showed there were no significant differences between sexual function and types of delivery (p=0.977), including sexual desire, sexual arousal and orgasm. The results of the study can be used to increase nurses’s service sexual postpartum women for reach quality postpartum care., The postpartum women is one of group who experience sexual function changes.
The aims of the study is to know the comparation sexual function woman after
vaginal delivery without episiotomi and post caesarean section. The study was a
descriptive study of cross-sectional design. The sample was 225 woman
postpartum was taken by consecutive sampling from April-May 2015. Sexual
function was assessed by the Sexual Function Questionnaire (SFQ) score. The
results of this study showed there were no significant differences between sexual
function and types of delivery (p=0.977), including sexual desire, sexual arousal
and orgasm. The results of the study can be used to increase nurses’s service
sexual postpartum women for reach quality postpartum care.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Salsabila
"Proses transisi kehidupan dan peran sosial baru pada ibu postpartum dapat disertai dengan ketidakpastian subjektif, ketidakamanan dan kecemasan yang menyebabkan terancamnya rasa aman. Rasa aman yang dirasakan oleh ibu postpartum akan terjamin apabila didukung dengan asuhan mengayomi dari tenaga kesehatan dan pasangan yang terangkum dalam konsep postnatal sense of security. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tingkat rasa aman yang dirasakan ibu nifas dan faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional survey yang melibatkan 108 ibu postpartum. Mereka dipilih dengan menggunakan metode stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah divalidasi dan diuji menggunakan Parents’ Postnatal Sense of Security (PPSS). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu postpartum berada dalam kategori PPSS rendah dengan rerata skor 56,71, dengan skor tertinggi oleh subdimensi perilaku memberdayakan dan skor terendah oleh subdimensi menyusui. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi PPSS pada ibu postpartum.

The transition process of life and new social roles in postpartum mothers can be accompanied by subjective uncertainty, insecurity and anxiety which causes a threatened sense of security. The sense of security felt by postpartum mothers will be guaranteed if supported by nurturing care from health workers and partners which is summarized in the concept of postnatal sense of security. This study aims to explore the level of security felt by postpartum women and the factors that influence it. This study used a cross-sectional survey approach involving 108 postpartum mothers. They were selected using stratified random sampling method. Data were collected through a validated questionnaire and tested using the Parents' Postnatal Sense of Security (PPSS). The results showed that the majority of postpartum mothers were in the low PPSS category with a mean score of 56.71, with the highest score by the empowering behavior subdimension and the lowest score by the breastfeeding subdimension. Further research needs to be done to find out the specific factors that affect PPSS in postpartum mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shopiati Merdika Nugraha
"Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya keluhan depresi pasca melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbandingan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 106 ibu pasca melahirkan di Tasikmalaya yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale.
Hasil penelitian diperoleh presentase ibu remaja lebih banyak mengeluhkan depresi pasca melahirkan, dan hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa. Namun ada perbedaan keluhan postpartum blues antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya (p=0,032; α= 0,05). Penelitian ini direkomendasikan untuk meningkatkan usaha preventif dan promotif dalam meningkatkan kesehatan ibu pasca melahirkan agar meminimalkan risiko depresi pasca melahirkan.

Age is one of factors that affect the occurrence of postpartum depression complaints. The purpose of this study was to identify the difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya. The method of research in this study was descriptive correlative with cross sectional approach, involving 106 postpartum mothers, collected by stratified random sampling technique. This study used the instrument of Edinburgh Postnatal depression Scale.
The results showed that the adolescent mothers had more postpartum depression complaints, and the data analysis showed there were no difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers. But this study showed there was a difference of postpartum blues complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya (p=0,032; α=0,05). This study recommended to improve the preventive and promotive actions to increase the postpartum maternal health in order to minimize the risk of postpartum depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>