Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Muhammad Hidayat Martin
"Seiring dengan perkembangan zaman terjadi pergeseran dalam kehidupan bermasyarakat kita. Peran seorang ibu yang dulu hanya sebagai pengatur urusan rumah tangga kini telah bertambah karena semakin banyak ibu yang bekerja di luar rumah. Dengan bekerja di luar rumah maka waktu ibu untuk bertemu dan mengasuh anak berkurang. Terbatasnya waktu pertemuan anak dengan ibunya membawa pengaruh pada perkembangan anak. Hoffman (1989, dalam Berk 1991) menyatakan bahwa ibu bekerja lebih menekankan kemandirian pada anaknya sehingga anak akan mencapai kemandirian yang lebih baik.
Penelitian ini ingin menguji apakah benar bahwa anak yang ibunya bekerja berbeda tingkat kemandiriannya dengan anak yang ibunya tidak bekerja. Subyek penelitian ini adalah anak usia 3-5 tahun yang ibunya bekerja full time, dan anak usia 3-5 tahun yang ibunya tidak bekerja. Subyek diambil yang berusia 3-5 tahun, karena pada usia Ini diharapkan anak sudah melewati tahap autonomy vs shame and doubth. (Erikson 1963).
Kemadirian anak usia 3-5 tahun ini diukur dengan menggunakan kuesioner skala kemandirian yang disusun berdasarkan 4 aspek kemandirian, Aspek-aspek tersebut didapatkan dari berbagai literatur yang didasarkan pada teori Erikson dan Bandura. Ke-4 aspek tersebut adalah self regulation, self control, self efficacy, dan self determination. Dari hasll uji coba diperoleh 44 Item yang valid dan reliabel untuk mewakili aspekaspek kemandirian dengan angka reliabilitas 0.8945. alat tersebut diberikan pada 48 anak-anak usia 3-5 tahun yang ibunya bekerja full time dan 48 anak usia 3-5 tahun yang ibunya tidak bekerja.
Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis diperoleh hasil yang menunjukkan adanya perbedaan yang siknifikan pada tingkat kemandirian antara anak yang ibunya bekerja full time dangan anak yang ibunya tidak bekerja. Selain itu dari data tambahan juga diperoleh informasi bahwa tidak terdapat perbedaan kemandirian yang signifikan antara anak laki-laki dan perempuan, dan juga pada anak yang anak sulung dan bukan sulung. Tetapi terdapat perbedan kemandirian antara anak yang mempunyai pengasuh dan tidak mempunyai pengasuh, serta anak yang sudah mengikuti pendidikan (pra sekolah) dan anak yang tidak mengikuti pendidikan pra sekolah.
Kami berharap penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah pengetahuan dan memberikan masukan pada ibu yang berkerja dan juga bagi ibu yang tidak bekerja. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dibuat alat yang lebih balk lagi, yaitu yang jumlah itemnya lebih banyak dan seimbang antara yang satu dengan aspek yang lain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulda Meiri Ara
"Dewasa ini, dengan tingginya biaya hidup, tampaknya rencana untuk memiliki keluarga kecil merupakan suatu solusi yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pada kenyataannya, memang telah banyak orang tua yang menyadari hal ini dan tidak sedikit yang merencanakan hanya memiliki satu anak saja, seperti survey yang dilakukan oleh Ann Laybourn- seorang psikolog dari Skotlandia- pada masyarakat di Eropa. Di Indonesia sendiri survey yang menunjukkan semakin meningkatnya keinginan orang tua untuk memiliki anak tunggal tampaknya belum ada. Namun, mengingat keberhasilan KB di Indonesia tampaknya hal tersebut tidak mustahil terjadi.
Sayangnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang memandang negatif pada anak tunggal, dimana anak tunggal sering dianggap sebagai anak yang tidak beruntung, anak yang egois, nakal, tidak mandiri, dan lain sebagainya. Hal ini perlu segera diatasi --karena dengan selalu memandang negatif pada anak justru dapat memperburuk perilaku anak- antara lain adalah dengan melakukan penelitian yang dapat membuktikan bahwa anak tunggal tidak selalu memiliki sifat negatif.
Penelitian ini berusaha mengangkat sifat positif dari anak tunggal, yang melalui penelitian sebelumnya dikatakan bahwa salah satu sifat positif dari anak tunggal adalah sifat mandiri. Mengingat adanya perbedaan kondisi lingkungan antara anak tunggal dengan anak bukan tunggal (bersaudara), dimana antara lain anak tunggal terbiasa sendiri untuk melakukan banyak hal, sedangkan pada anak bukan tunggal (bersaudara) memiliki kakak atau adik yang dapat menjadi tempat meminta pertolongan disarnping orang tua; maka timbul dugaan adanya perbedaan kemandirian antara anak tunggal dengan anak bersaudara. Di samping itu adanya pengaruh dan aktivitas ibu yang bekerja dalam mendorong dan meningkatkan anak menjadi mandiri, menimbulkan dugaan adanya perbedaan kemandirian antara anak tunggal yang ibunya bekerja dengan anak tunggal yang ibunya tidak bekerja.
Dengan demikian, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kemandirian dengan kondisi sebagai anak tunggal atau anak bukan tunggal (bersaudara) ?, apakah ada perbedaan kemandinan antara anak tunggal dengan anak bukan tunggal (bersaudara) ? dan apakah ada perbedaan kemandirian antara anak tunggal yang ibunya bekerja dengan anak tunggal yang ibunya tidak bekerja?. Untuk memperkaya hasil penelitian, maka hendak diketahui pula apakah ada perbedaan kemandirian antara pria dengan wanita?
Subyek pada penelitian ini adalah remaja (tunggal atau bukan tunggal), hal ini karena kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan utama pada masa remaja. Dalam rangka untuk menyetarakan tingkat pendidikan, maka di ambil remaja yang memiliki tingkat pendidikan SMU.
Kemandirian anak tunggal maupun anak bukan tunggal diukur dengan menggunakan kuesioner. Skala Kemandirian yang disusun berdasarkan 7 aspek kemandirian yang diperoleh melalui literatur. Adapun ke-7 aspek tersebut adalah kebebasan, inisiatif, percaya diri, tanggung jawab, kontrol diri, pengambilan keputusan, dan ketegasan diri.
Dari hasil uji coba alat diperoleh 72 item yang valid dan reliabel untuk mewakili aspek-aspek kemandirian dengan angka reliabilitas 0,906. Alat yang sudah siap ini kemudian dibedakan pada responden remaja dari beberapa SMU negeri yang diperoleh secara acak.
Setelah seluruh kuesioner terkumpul, dilakukan analisa dan interpretasi hasil. Melalui perhitungan statistik diperoleh hasil korelasi r = - 0,185 (p = 0,019). Angka korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian dengan kondisi sebagai anak tunggal atau bukan tunggal. Sedangkan dari hasil perhitungan t-test ditemukan hasil bahwa ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara anak tunggal dengan anak bukan tunggal, namun dalam perbandingan antara anak tunggal yang ibunya bekerja dengan anak tunggal yang ibunya tidak bekerja diperoleh hasil yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Hasil analisa tambahan yang melakukan perbandingan kemandirian antara pria dengan wanita, menunjukkan tidak ada perbedaan kemandirian yang signifikan diantara keduanya.
Melalui penelitian ini, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah pengetahuan dan sedikit banyak dapat menepis mitos buruk yang selama ini sering dilekatkan pada anak tunggal, walaupun disadari penelitian ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan uji validitas eksternal pada alat dan melakukan perbandingan antar kelompok subyek pada masing-masing aspek kemandirian."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Lestiati Pratiwi
"ABSTRAK
Setiap orang tua tentunya memiliki harapan-harapan pada anak yang
diasuh dan dirawatnya. Salah satu harapan orang tua adalah agar anaknya
mencapai keberhasilan. Kriteria keberhasilan yang dicapai oleh seorang anak
mengandung makna yahg sangat luas, namun pada anak usia sekolah atau SD
kriteria keberhasilan umumnya didasarkan atas prestasi belajarnya di sekolah.
Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang anak sangat erat kaitannya
dengan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua, terutama ibu, sebagai
orang yang terdekat dengan anak. Bagi ibu yang sepenuhnya tinggal di rumah
mengasuh dan merawat anaknya, diharapkan ia dapat mengawasi dan
membimbing anaknya, sehingga ia mengetahui segala hambatan dan kesulitan
anaknya.
Namun, zaman yang telah berkembang pesat pada saat ini, telah
membuka kesempatan yang luas bagi wanita untuk berkarya di luar rumah.
Berdasarkan data yang diperoleh, saat ini banyak sekali wanita yang telah
memasuki dunia kerja, baik yang belum atau sudah berkeluarga. Pada awalnya
keterlibatan wanita dalam dunia kerja, terutama bagi yang sudah berkeluarga,
menimbulkan pendapat yang berbeda-beda, ada yang mendukung namun ada
juga yang menentang.
Dari beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa ternyata anak yang
ibunya bekerja lebih mandiri, percaya diri, memiliki tanggung jawab, memiliki
intelektual yang lebih tinggi, lebih berorientasi pada pencapaian prestasi dan
memberikan keterampilan-keterampilan untuk mengembangkan minat anak
daripada anak yang ibunya tidak bekerja. Tampaknya terdapat perbedaan
pengasuhan antara ibu bekerja dan tidak bekerja. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hoffman (dalam Hyde, 1985) yang menyatakan bahwa bagi ibu yang
tinggal sepenuhnya di rumah akan memiliki pengasuhan yang berbeda dengan
ibu yang bekerja di luar rumah.
Beberapa ahli mengatakan bahwa pada dasarnya anak sangat perlu
dibekali keterampilan-keterampilan untuk mencapai keberhasilan baik di
sekolah atau di kemudian hari. Rich (1992) memperinci bahwa ada 10
keterampilan yang harus diberikan pada anak, yaitu keterampilan untuk ;
menumbuhkan rasa percaya diri; untuk menumbuhkan rasa usaha pada anak
dalam mengerjakan suatu pekerjaan, menumbuhkan motivasi pada anak;
menumbuhkan rasa agar anak memiliki tanggung jawab; menumbuhkan inisiatif ;ketekunan ; agar agar anak dapat bekerja sama dengan orang lain ; agar anak
memperhatikan orang lain ; melatih anak agar dapat berpikir rasional dan
melatih anak untuk memecahkan masalah. Keterampilan-keterampilan ini
disebut sebagai Keterampilan Mega. 10 keterampilan ini telah dilakukan oleh
sebagian besar ibu-ibu di Amerika dan mereka merasakan manfaatnya
terutama untuk keberhasilan anak di sekolah.
Di Indonesia bagi anak yang berprestasi, tanpa disadari para ibu
mungkin menerapkan 10 keterampilan tersebut. Penerapan keterampilan itu
dapat saja terjadi bila tingkat pendidikan ibu cukup baik, berada pada kelas
sosek menengah dan tinggal di perkotaan, karena memungkinkan mereka
untuk memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai pengasuhan anak. Oleh
karena itu penelitian ini ingin mengetahui penerapan keterampilan mega antara
ibu bekerja dan tidak bekerja dari anak SD yang berprestasi. Ingin dilihat
apakah terdapat perbedaan dalam penerapan keterampilan mega antara ibu
bekerja dan tidak bekerja tersebut. Alasan membandingkan antara ibu bekerja
dan tidak bekerja karena dari hasil penelitian sebelumnya terdapat perbedaan
pengasuhan antara ibu bekerja dan tidak bekerja, kemudian ingin dilihat apakah
juga terdapat perbedaan penerapan keterampilan mega tersebut .dalam
mengasuh anak-anak mereka.
Dari 70 responden dalam penelitian ini , yang terbagi atas 35 responden
ibu bekerja dan 35 responden ibu tidak bekerja, diperoleh hasil bahwa tidak
terdapat perbedaan dalam penerapan keterampilan mega dan kedua kelompok
cenderung menerapkan seluruh keterampilan tersebut. Pada ibu bekerja,
keterampilan yang lebih sering diterapkan pada anak-anaknya adalah untuk
menumbuhkan agar anak dapat bekerja sama dengan orang lain, sedangkan
pada ibu tidak bekerja yang lebih sering diterapkan adalah untuk menumbuhkah rasa percaya diri pada anak."
1996
S2954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destha Andila Novyan
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self esteem ibu dan interaksi ibu-anak usia toddler pada keluarga miskin. Self esteem ibu diukur menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) yang telah diadaptasi oleh Sarandria (2012) dan interaksi ibu-anak diukur menggunakan Parenting Interaction with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Penelitian ini dilakukan pada 71 pasang partisipan, yaitu ibu dan anak usia toddler yang berasal dari keluarga miskin. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product Moment Correlation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem ibu dan interaksi ibu-anak usia toddler pada keluarga miskin (r = -0,234, p = 0,049, signifikan pada LoS 0,05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan intervensi kepada ibu dari keluarga miskin berupa pemberian pengetahuan mengenai perkembangan anak dan cara mengasuh serta berkomunikasi yang baik kepada anak.

This study is conducted to find the relationship between mother`s self esteem and mother-toddler interaction in poverty family. Self esteem is measured using Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) which was adapted by Sarandria (2012) and mother-child interaction is measured using Parenting Interaction with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). The participant in this research are 71 pairs of mother and toddler from poverty family. Data was analyzed using Pearson Product Moment Correlation technique. The result showed that there is a significant correlation between mother`s self esteem and mother-toddler interaction in poverty family (r = -0,234, p = 0,049, significant at LoS 0,05). The result suggest an intervention for mother in poverty family like giving knowledge about children development, child rearing, and interaction with children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Herawati
"Ibu primipara akan mengalami proses menyusui. Proses menyusui (laktasi) merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap ibu setelah melahirkan, termasuk ibu primipara (perempuan yang pertama kali melahirkan). Keberhasilan pemberian ASI sangat dipengaruhi oleh teknik menyusui yang benar. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar dan kecukupan ASI pada bayi. Desain penelitian deskriptif sederhana dengan consecutive sampling sebanyak 106 responden.
Didapatkan hasil penelitian untuk tingkat pengetahuan teknik menyusui (perlekatan mulut bayi pada payudara, posisi, persiapan dan cara) kurang baik sebesar 50,9%, tetapi untuk tingkat pengetahuan tanda bayi cukup memperoleh ASI baik 56,6%. Penelitian ini merekomendasikan akan peningkatkan kesadaran pemenuhan kecukupan ASI pada bayi dan kenyamanan bagi ibu (pencegahan perlukaan payudara dan kepercayaan diri tinggi saat menyusui bayinya).

Primiparous mothers will experience the process of breastfeeding. Breastfeeding process (lactation) is a natural process that happens to every post partum mother, including primiparous mothers (women whohave given birth once). Breastfeeding success is strongly influenced by the proper breastfeeding technique. This study aimed to describe theprimiparous mothers’ level of knowledge of the proper breastfeeding technique and the adequacy of breast milk for the baby. The design of this study was simple descriptive with consecutive sampling. The samples were 106 respondents.
The result showed that the level of knowledge of breastfeeding techniques (the baby’s latch, positioning, preparation and method) 50.9% was not good, but the level of knowledge of the indication that the baby getssufficient breast milk was good(56.6%). This study recommends the increase of mothers’ awareness to breastfeed their babies sufficiently and the mothers’ convenience (preventing breast injury and improving breastfeeding self efficacy).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Fitriani
"Sarapan merupakan asupan makanan pertama dan terpenting dalam sehari. Kebiasaan sarapan penting bagi anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan ibu mengenai kebiasaan dan sikap sarapan anak usia sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknik stratified random sampling digunakan untuk pengumpulan data pada 106 responden. Penelitian menggunakan kuesioner untuk kemudian dianalisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan 64,2% ibu mengetahui frekuensi sarapan anak setiap hari dan 50,94% ibu memiliki pengetahuan baik mengenai sikap sarapan anak. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan kebiasaan sarapan anak dengan mengoptimalkan pengetahuan ibu mengenai manfaat sarapan bagi anak usia sekolah.

Breakfast is the first and the most important meal of the day. Eating breakfast is beneficial for school-age children. The aim of the study is to describe mother’s knowledge about breakfast habits and attitudes of their children. This study design was quantiative descriptive. Stratified random sampling technique on 106 respondents was used to collect data. This study used questionnaire in purpose analyzed by univariate analysis.
The results showed 64,2% mothers knew that children eat breakfast everyday and 50,94% mothers had good knowledge about children breakfast attitudes. Optimazing mother’s knowledge was needed to improve breakfast habits of school-age children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"Imunisasi dapat menimbulkan reaksi simpang yang dikenal dengan istilah kejadian ikutan pasca imunisas ( KIPI). KIPI dapat berupa demam, nyeri,bengkak dan kemerahan dilokasi penyuntikan. Reaksi ini tidak banyak terjadi pada bayi pasca imunisasi, namun kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menangani KIPI dapat menimbulkan dampak yang lebih berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dan keterampilan ibu dalam menangani reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survei pada 55 sampel di puskesmas Citeureup. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang KIPI baik (65,5%) dan tingkat keterampilan ibu dalam menangani reaksi KIPI cukup baik ( 61,8%). Disarankan agar perawat puskesmas melakukan kunjungan keluarga pada kasus KIPI.

Immunization can cause intersection reaction which known as adverse events following immunization (AEFI). AEFI can cause fever reaction, pain, swelling,and redness in the baby. Mother lack of knowledge about the incidence of it and how to handle the reaction of adverse events following immunization can make heavier affect. The aim of this study is to know a description about the level of mother’s knowledge and skills is occurring adverse events following immunization reaction. This research method using description with survey approach of 55 sample in puskesmas Citeureup. The result from this research about mother’s knowledge of adverse events following immunization is good (65,5%) and the level of mother’s skill is quite well (61,8%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Riyani
"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteritik ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang DBD dan penanganannya di ruang rawat anak RSAB Harapan Kita. Metode penelitian yang digunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang anaknya di rawat inap dengan DBD di ruang anak RSAB Harapan Kita berjumlah 55 orang. Metode dalam pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 45 orang (82%) memiliki pendidikan tinggi. Hasil uji bivariat menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara usia, tingkat pendidikan dan status pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang DBD dan penanganannya (P= >0,05). Penelitian ini merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan desain penelitian yang berbeda seperti desain penelitian eksperimen atau yang mengarah ke observasi untuk melihat secara langsung penanganan ibu terhadap anak yang dirawat dengan DBD.

The purpose of this study was to determine the relationship characteristic of mothers with maternal knowledge about dengue and handling in the child care room RSAB Harapan Kita. The method of research used descriptive correlative design with cross-sectional approach. The sample of this study were all mothers in the hospitalized children with dengue in RSAB Hrapan Kita 55 people. The sampling method using quota sampling. The showed that most respondents as many as 45 people (82%) are college education. Bivariate test results stating that there was no relationship between age, education level and employment status of the mothers knowledge about dengue and treatment (p>0,05). This study recomeds further research should use different research design such as experimental design or research that leads to the observation to see fitsthand the handling of mothers of children who were treated with DHF.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Suharti
"Pada ibu balita yang bekerja akan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi kunjungan ke posyandu. Perilaku mereka untuk datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu juga merupakan upaya untuk mencegah dan mendeteksi sedini mungkin gangguan dan hambatan pertumbuhan pada balita.
Tujuan penelitian diperolehnya informasi pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu pada ibu pekerja di Banjarnegara Jawa Tengah tahun 2012. Metode penelitian kuantitatif deskriptif observasional pada 68 sampel. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji statistic chi square.
Hasil penelitian: Sebagian besar ibu memiliki perilaku ?baik? terhadap kunjungan ke Posyandu (57,4%), pendidikan rendah (54.4%), bekerja di bagian produksi (92,6%), jumlah anak dan urutan balita sebagian besar adalah ke 2 yaitu sebanyak 47,1%. Sebagian besar balita diasuh oleh kakek neneknya (72,1%), responden memiliki pengetahuan ?cukup? (51,5%), memiliki sikap mendukung (54,4%) dan dukungan keluarga ?baik? (52,9%)
Kesimpulan : ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan perilaku kunjungan ke posyandu pada ibu pekerja di Banjarnegara Jawa Tengah tahun 2012 (p<0,05).
Saran: Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan dipuskesmas tentang upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu pada ibu pekerja.

Toddler mom working on will affect the level of participation posyandu visit. Their behavior to come and utilize health services at posyandu also an effort to prevent and detect problems early and growth inhibition in obtaining information balita.
Tujuan research knowledge, attitudes and support for family-related behavior on the mother's visit to posyandu Banjarnegara workers in Central Java in 2012. Method of quantitative descriptive observational study on 68 samples. Data analysis was performed with univariate and bivariate analysis using chi square test statistic.
The results: Most of the mothers behave 'properly' on a visit to the IHC (57.4%), low education (54.4%), working in production (92.6%), and the sequence number of children under five is the second most as many as 47.1%. Most of the children cared for by grandparents (72.1%), respondents have knowledge of 'enough' (51.5%), an attitude of support (54.4%) and family support 'good' (52.9%)
Conclusion: there is a relationship between knowledge, attitudes and behaviors of family support with a visit to the mother posyandu Banjarnegara workers in Central Java in 2012 (p <0.05).
Tip: Provide training for health workers dipuskesmas about improving knowledge, attitude and family supportrelated behavior in the mother's visit to posyandu workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>