Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yanuar Yudha Ninggar
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S2519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rauli
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Widiaryani S. Sumitro
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armawati Arbi
"Studi analisis isi majalah wanita Femina melihat kecenderungan isi artikelnya dalam jangka waktu 20 tahun time series tahun 197511976-an dan tahun 199511996-an berfokus pada stereotip tentang wanita dengan variabel sifat, peran dan hubungan komunikasi pria dan wanita. Ideologi patriarki menyebarkan nilai sexis Sistem nilai ini mempengaruhi sifat berdasarkan jenis kelamin yang kaku, yaitu feminin untuk wanita dan maskulin untuk pria. Peran berdasarkan jenis kelamin dan pembagian kerja yang sexis pula menyebabkan hubungan komunikasi pria dan wanita tidak simetris sehingga peran wanita dan kerjanya tidak dihargai karena sebagian menganggap sesuatu yang nature bukan nurture. Masyarakat telah berubah dan wanita telah banyak bergerak di sektor publik sehingga mereka menggugat hak istimewa pria yang mengurangi hak wanita. Masa akan datang nilai sexis yang kaku akan memudar seining kemajuan zaman, maka kemitrasejajaran pria dan wanita tebih mudah tercipta.
Metode penelitian yang digunakan untuk melihat perhitungan perbedaan penampilan stereotip pada tahun 1970-an dan 1990-an secara univariat ( frekuensi ), secara bivariat (means) dengan perhitungan uji t - tes. Secara multivariat menggunakan persen stereotip negatif dan positif saja dan pengolahan data dengan analisis korespodensi teknik doubling.
Secara multivariat tampak jelas perubahan ke arah mana berkembangnya stereotip tersebut apakah tetap negatif, tetap positif, dari negatif ke positif, atau sebaliknya.
Diperoleh temuan bahwa Femina tahun 1975/1976-an dan 1995/1996-an telah mengurangi menampilkan sifat feminin dan sifat maskulin yang seksis secara kaku. Sifat tersebut sebaiknya dimiliki insan pria dan wanita. Namun, masih ada beberapa kategori pemisahan sifat berdasarkan jenis kelamin secara kaku.Sebaliknya ada beberapa kategori perubahan dari stereotip positif pada tahun 197511976-an justru berkembang menjadi negatif pada Femina tahun 199511996-an. Hal ini tergambar dari hasii perubahan peran pria dan wanita dan kecenderungan menampilkan hubungan komunikasi yang simetris dan juga tidak simetris.
Pergeseran peran pria dan wanita pada tahun 1970-an adalah menampilkan lebih dominan peran tradisi, transisi dan peran ganda. Sedangkan Femina tahun 1990-an lebih dominan menampilkan peran kontemporer, ganda pria dan wanita dan multi peran pria dan wanita. Variabel hubungan komunikasi pria dan wanita ada yang ke arah negatif dan positif seimbang. Jadi berdasarkan basil penelitian, kecenderungan media adalah melihat situasi dan kondisi masyarakat. Di satu sisi media menjaga keseimbangan antara melakukan perubahan dan sisi lain menjaga kestabilitasan.( Denis, 1989 )"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Catherine Heru Utomo
"ABSTRAK
Salah satu hambatan yang sering ditemui wanita di
tempat kerja adalah pelecehan seksual. Dalam menghadapi
pelecehan seksual reaksi yang dianggap paling menguntung-
kan bagi korban adalah reaksi asertif, karena reaksi ini
dapat meninimalkan emosi negatif yang timbul setelah
pelecahan seksual. Reaksi asertif meliputi ekspresi pera-
saan, pendapat dan keinginan korban secara jelas, langsung
dan jujur. Halaupun demikian wanita seringkali terhambat
untuk bertindak asertif, karena perilaku tersebut tidak
sesuai dengan peran jenis kelamin yang diharapkan ada pada
wanita. Selama ini wanita lebih diharapkan untuk bertindak
pasif, submisif dan nonasertif sesuai dengan stereotip
peran jenis kelanin yang telah diterima luas dalam masya-
rakat. Wanita yang secara kaku berpikir dan bertindak
sesuai stereotip peran jenis kelamin dapat dikatakan
sebagai wanita yang berpandangan peran jenis kelamin
tradisional; wanita ini sulit untuk bertindak di luar
stereotip yang ada. Sedangkan wanita yang berpandangan
peran jenis kelamin nontradisional lebih fleksibel dalam
berpikir dan bertindak di luar stereotip. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah terdapat perbedaan reaksi antara
wanita yang berpandangan peran jenis kelamin tradisional
dan nontradisional dalam menghadapi pelecehan seksual di
tempat kerja. Jenis reaksi yang akan dilihat digolongkan
menjadi asertif, pasif agresif, agresif dan nonasertif.
Dalan penelitian ini terdapat 42 subyek yang menda-
patkan alat penelitian berupa skala yang nengukur pandan-
gan peran jenis kelamin dan kuesioner reaksi terhadap
pelecehan seksual. Selain itu juga dilakukan wawancara
sebagai probing atas jawaban-jawaban subyek pada kuesion-
er. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan reaksi antara wanita yang berpandangan peran
jenis kelamin tradisional dan nontradisional dalam mengha-
dapi pelacehan seksual di tempat kerja.
Dalam penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa
reaksi asertif adalah reaksi yang paling menguntungkan
karena tidak menimbulkan reaksi emosional negatif pada
diri korban, dan hubungan korban dengan pelaku tetap baik
setelah pelecehan. Namun hanya sebagian kecil subyek yang
melakukan reaksi ini, dan mereka masih sulit membedakan
reaksi asertif dari reaksi agresif dan nonasertif. Untuk
itu peneliti menyarankan untuk mengembangkan suatu pélati-
han asertif bagi para wanita, khususnya untuk menghadapi
pelecehan seksual. Untuk penelitian selanjutnya juga
disarankan untuk melihat lebih jauh perilaku agresif pada
wanita, untuk memperbaiki skala pengukuran, nemperbaiki
metoda wawancara serta meneliti self-blame pada korban
pelecehan."
1995
S2542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rainingsih Hardjo
"Tugas dan panggilan untuk membangun bangsa dan negara adalah konsekuensi logis dari Kemerdekaan yang telah dicapai. Berkenaan dengan itu Pemerintah Orde Baru telah merumuskan Pola Pembangunan Nasional. Pembangunan nasional Indonesia menempatkan manusia Indonesia sebagai fokus, maka manusia Indonesia merupakan pelaku dan tujuan dari Pembangunan Nasional.
Pembangunan Nasional tersebut dilaksanakan oleh seluruh manusia Indonesia, termasuk oleh para kaum wanitanya, walaupun dalam kenyataannya, pada konteks sejarah, bahwa kaum wanita belum mendapat mitra sejajar dengan kaum pria. Hal ini tercermin pada panorama sejarah perjuangan wanita Indonesia yang sudah dimulai sejak zaman Hindu hingga zaman pembangunan dewasa ini. Adapun sifat dan bentuk perjuangannya terbagi atas :
1. The Period of Awakening (1909-1942)
2. The Transitional Period (1942-1945)
3. After the Proclamation of Independence.
The Period of Awakening (1903-1942). Pada periode ini pergerakan wanita Indonesia sudah dimulai sejak abad 19, dan dipelapori oleh wanita berbagai bagian negara, antara lain oleh R.A. Kartini dari (Central Java), yang memperjuangkan persamaan hak-hak bagi wanita dalam segala bidang serta dalam ikatan perkawinan menolak poligami.
Perjuangan ini dilanjutkan dengan adanya Konggres Wanita Indonesia, tanggal 22 Desember 1923 di Yogyakarta untuk meningkatkan status kaum Wanita. Konggres Wanita pertama ini, menekankan kebutuhan akan pendidikan bagi anak-anak perempuan dam meningkatkan status wanita dalam perkawinan. Kemudian dilanjutkan dengan Konggres Wanita Indonesia ke-3, yang menekankan pada situasi wanita dalam pekerjaan dan hak wanita untuk bersuara dan sebagai pegawai negeri.
Pada The Transitional Period (1942-1945), Indonesia diduduki oleh Jepang dan Fujinkai (Japanese World for Women's Association), melakukan aktivitas-aktivitas meliputi:
1. Menanamkan patriotisme dikalangan wanita Indonesia
2. Mendirikan dapur umum.
3. Mengurangi pengangguran.
4. Meningkatkan sandang dan hasil pertanian
5. Meningkatkan industri rumah tangga.
6. Mengadakan kursus memberantas buta huruf.
Untuk memikat partisipasi wanita dalam perang Asia Timur Raya, Jepang mendirikan "Persatuan Srikandi" yang anggotanya terdiri dari anak wanita yang berumur antara 15-20 tahun, yang akhirnya membentuk suatu kekuatan yang melahirkan solidaritas dikalangan wanita. Pendudukan Jepang diutamakan bagi pembebasan dari penindasan Kolonial Belanda, sehingga menghambat aktivitas wanita Indonesia untuk berkembang ke dalam suatu pergerakan wanita. Akhirnya wanita bersama pria secara kontinue melakukan pergerakan Nasional.
Selanjutnya After the Proclamation of Independence, pada tanggal 17 Agustus 1945, awal tahun 1946 Organisasi Wanita Indonesia memperoleh identitas dan disatukan kedalam satu federasi yang dinamakan "KOWANI" termasuk diantaranya PERWARI. Dengan demikian berdasarkan sejarah, pergerakan wanita indonesia telah menunjukkan kemampuannya yang tidak saja melakukan pekerjaan yang di pandang hanya pantas dilakukan oleh kaum pria.
Karenanya, penghargaan terhadap partisipasi wanita dalam perjuangan kemerdekaan, UUD 1945 menjamin persamaan hak-hak bagi wanita dan pria di segala bidang. Namun demikian, masih timbul pertanyaan : sampai sejauh mana UUD 1945, pasal 27 (ayat 1 & 2) yang mencerminkan inspirasi persamaan hak bagi wanita di segala bidang pembangunan dapat terwujud. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, penulis menyorotinya dari titik sentral pernbangunan nasional beserta aparatur penyelenggaranya, khususnya pada pegawai negeri sipil wanita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini menggambarkan tentang peran ganda perempuan dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan sosial keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang peran ganda perempuan, khususnya pelaksanaan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga, istri pendamping suami, pendidik ' pengatur rumah tangga dan sebagai pencari nafkah...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>