Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Aron P. H.
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kondisi
kesehatan mental antara guru pria dan wanita yang mengajar di SD Negeri
Jakarta. Aspek kesehatan mental yang diteliti adalah penerimaan diri, hubungan
positif dengan orang lain, otonomi, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan
pertumbuhan diri. Hasil penelitian Ryff (1989) menunjukkan bahwa variabel jenis
kelamin tidak mempengaruhi kondisi kesehatan mental individu, sehingga tidak
ada perbedaan aspek penerimaan diri, tujuan hidup dan penguasaan Iingkungan
antara guru pria dan wanita. Aspek hubungan positif dengan orang lain dari
pertumbuhan diri lebih berpengaruh pada wanita dibandingkan dengan pria. Pria
cenderung lebih otonom daripada wanita (Ryff 1989).
Penelitian ini menggunakan alat ukur kesehatan mental ?Scales of
Psychological Well-Being (Ryff 1989). Metode pengambilan sampel adalah non-
probability sampling, sedang teknik pengambilan sampel adalah Incidental Sampling. Sampel diambil dari populasi sampel dengan karakteristik: guru pria
dan wanita di SD Negeri Jakarta, berusia minimal 25 tahun, berpendidikan
minimal SMU dan berpengalaman mengajar minimal 2 tahun di SD Negeri. Data
kontrol sampel terdiri dari jenis kelamin, usia, lama mengajar, tingkat pendidikan,
status perkawinan, penghasilan utama dan tambahan. Pengolahan data kontrol
menggunakan distribusi frekwensi dan persentase, sedang pengolahan data
hipotesa tentang aspek kesehatan mental menggunakan statistik Discriminant
Analysis yang dibantu dengan program SPSS Rel.6.1 di komputer.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental pada
guru pria maupun wanita umumnya tidak memiliki perbedaan. Hanya aspek
otonomi yang berbeda, dimana ternyata guru pria memiliki kondisi aspek otonomi
yang lebih baik daripada guru wanita yang mengajar di SD Negeri Jakarta,
Peneliti menyarankan agar alat ukur yang digunakan benar-benar dapat mengukur
variabel yang akan diteliti. Lakukan uji reliabilitas alat sebelum alat tersebut
diedarkan di lapangan. Selain itu, usahakan agar responden mengisi kuesioner
dalam kondisi yang tenang dan tidak terburu-buru. Sebaiknya peneliti
memberikan penjelasan lebih dahulu agar maksud dan tujuan pengisian kuesioner
itu tercapai. Peneliti juga menyarankan agar pemilihan sampel penelitian lebih
bersifat heterogen."
1998
S2741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S6537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhairi As
"Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa Sekolah Dasar merupakan dasar (fundamen) yang akan memberikan corak, warna, serta arah bagi pendidikan pada tingkat selanjutnya. Faktor utama yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan di tingkat Sekolah Dasar ini adalah guru. Karena itu perhatian yang mendalam terhadap mutu guru sebagai "human faktor" merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Penelitian ini mengkaji hubungan antara kinerja mengajar dengan penguasaan psikologi pendidikan, indeks prestasi, dan mengajar mengingat secara teoritik ketiga aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan mutu kinerja mengajar guru. Pentingnya penguasaan psikologi pendidikan karena keterkaitannya yang erat dengan kinerja mengajar sebagai landasan teoritik kepengajaran. Sementara indeks prestasi dan pengalaman merupakan faktor yang dapat lebih memantapkan kualitas kinerja mengajar khususnya pada guru-guru Sekolah Dasar.
Berdasarkan kajian teoritik diajukan empat hipotesis guna dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini dilakukan pada guru-guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri yang telah berpengalaman mengajar ± 5 tahun. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari sisi penguasaan psikologi pendidikan, ternyata terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja mengajar, namun tingkat penguasaan psikologi pendidikan pada guru-guru SD masih nisbih rendah.
2. Indeks prestasi juga mempunyai hubungan dengan kinerja mengajar. Seperti halnya penguasaan psikologi pendidikan, guru-guru SD lulusan SPG pada umumnya memiliki IP sedang.
3. Pengalaman mengajar tidak memiliki hubungan dengan kinerja mengajar. Artinya meskipun guru tersebut telah mengajar puluhan tahun tetapi tidak mengakibatkan meningkatnya kualitas kinerja mengajarnya.
Dari temuan-temuan tersebut diajukan saran agar pengajaran psikolog pendidikan di lembaga pendidikan guru lebih ditingkatkan, mengingat pentingnya pelajaran tersebut sebagai dasar untuk melakukan tugas-tugas kepengajaran. Sedangkan untuk indeks prestasi, disarankan agar kehadiran PGSD dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya, hingga kelak lulusan PGSD memiliki IP yang tinggi yang sekaligus memproyeksikan kualitas profesional guru SD.
Sementara yang berkaitan dengan pengalaman mengajar, disarankan agar pembinaan karier guru SD mengacu pada upaya menjadikan guru SD sebagai profesi yang bermutu tinggi dengan segala aspek keprofesionalannya. Upaya-upaya yang harus dilakukan adalah memantapkan sistem supervise yang objektif. Penataran-penataran yang dilakukan harus melalui analisis yang cermat terhadap kebutuhan nyata di lapangan, sehingga penataran akan mempunyai nilai implikasi yang tinggi.Selain itu perlu diadakan penelitian pengembangan, dengan memperluas jangkauan sampel, penggunaan metode yang lebih cermat dan terpadu, alat ukur yang Baku, dan memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas guru Sekolah Dasar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The National System of Education pays less attention to learners so that what the learners should master after the learning process has not the got the proper attention (Depdiknas, 2000). Therefore, the leaners' achievement has not been optimal yet. Teachers are not of the determinants of educational success and have got the central point in teaching and learning processes. Therefore, the skills or competence of the teacher in teaching become minimal mandatory. The research on the teachers' competence indicates that the average competency score of 354 elementary school teachers is 189.44 and it is considered mediocre. There is not any relationship between their eduction with the teaching competence, except their ability to recognize their learners. Therefore, education alone is not enough to make a teacher able to know the students well. Years of teaching do not have any significant relationship with the mastery of subjects taught either even though it is believed that the longer or the more often someone teaches certain subjects the better is his material mastery should be. Therefore, primary school teachers are advised to review the material they teach so that they can improve their mastery and develop further insights."
JPUKIA 4:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this study was to disclose the extent of contribution of the intelectual, emotional and spiritual intellegence of the teachers and principals' leadership on the teahers' performances in Lubuk Pinang, either separately or simultaneously...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Raharjo
"ABSTRACT
This research is classified into a correlation study consisting of two independent variables namely emotional intelligence and teacher professionalism as well as one variable, namely teacher-minded behavior. The research was conducted in Public Elementary Schools in Lemburs Subdistrict, Sukabumi City in 2010 with a sample of 50 people taken by proportional random sampling. The method used is survey and data analysis techniques using statistical correlation test and simple linear regression as well as correlation and linear regression. The hypothesis testing was carried out at a significant level of 0.05. The study produced three conclusions: first, there was a significant positive relationship between emotional intelligence and environmentally sound behavior teachers with a regression equation Y = 84.36 + 0.47X1 and the correlation coefficient ry1 = 0.642. Second, there is a significant positive relationship between teacher professionalism and environmentally sound behavior teachers with a regression equation Y = 45.43 + 0.334X2 and the correlation coefficient ry2 = 0.604. Third, there is a significant positive relationship between emotional intelligence and teacher professionalism with environmentally sound behavior of teachers with a regression equation Y = 37.60 + 0.469X1 + 0.529X2 and the correlation coefficient r.1212 = 0.653.Based on the results of these studies, it can be concluded that the insightful behavior of the teacher's environment can be improved through emotional intelligence and teacher professionalism."
Bogor: Program Pascasarjana Universitas Pakuan, 2017
370 JPLH 5:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Antony Azarsyah
"Gejolak emosi yang dialami oleh remaja menyebabkan mereka rentan terhadap
berbagai masalah perilaku negatif seperti menurunnya prestasi belajar, tawuran,
kenakalan remaja, putus sekolah dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif (NAPZA) hingga perilaku seks bebas. Di masa seperti sekarang ini,
dimana orangtua sibuk dalam usahanya memenuhi kebutuhan keluarga dengan
bekerja justru peran Guru di sekolah lebih besar perannya dibandingkan dengan
peran orangtua. Dengan porsi pertemuan yang lebih besar dengan murid tentu
para guru juga harus dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan jiwa remaja.
Tesis ini ingin mengetahui peranan Guru BK dalam penanggulangan masalah
kesehatan jiwa remaja siswa-siswi SMP Negeri di Jakarta Timur thun 2014.
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan desain
studi cross sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah Guru
Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP Negeri di Kota Administratif
Jakarta Timur. Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP
Negeri di Kota Administratif Jakarta Timur sebanyak 293 orang. Sampel yang
diambil berjumlah 110 orang. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri di Kota
administrative Jakarta Timur tempat Guru BK mengajar. Analisis Bivariat
menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Sosiodemografi Guru
BK dengan praktik Guru BK. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan praktik Guru BK dengan p value = 0,001. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara sikap Guru BK terhadap masalah kesehatan jiwa remaja dengan
praktik Guru BK dengan p value 0,391. Hasil analisis multivariat menyimpulkan
variabel yang berhubungan bermakna dengan praktik Guru BK adalah
pengetahuan. Diketahuinya adanya hubungan yang kuat antara latar belakang
pendidikan dengan praktik, tetapi tidak signifikan yang berarti fenomena ini hanya
terjadi di sampel, tidak pada populasi

Emotions experienced by adolescents cause them vulnerable to a variety of
negative behavioral problems such as declining student achievement, brawl,
juvenile delinquency, school dropout and abuse of narcotics, psychotropic and
addictive substances (drugs) to free sex. In times like this, where busy parents in
meeting the needs of working families with precisely the role of teachers in
schools greater role than the role of a parent. With a larger portion of the meeting
with the students of course teachers should also be equipped with knowledge of
adolescent mental health. This thesis would like to know the role of Guidance And
Counseling Teacher in the response to adolescent mental health problems students
of Junior High School in East Jakarta in 2014. Design research conducted in this
research is to use cross-sectional study design. The population in this study is the
Guidance and Counseling Teacher who served in the Junior High School in East
Jakarta Administrative City. The number of the Guidance and Counseling teachers
in East Jakarta Administrative City is 293 people. Samples taken amounted to 110
people. The experiment was conducted at the Junior High School in East Jakarta
Administrative City where teachers teach. Bivariate analysis concluded there was
no significant association between sociodemographic of Guidance And
Counseling Teacher with practice. There is a significant relationship between
knowledge of the practice of Guidance And Counseling Teacher with p value =
0.001. There is no significant relationship between of Guidance And Counseling
Teacher attitudes toward adolescent mental health problems in Guidance And
Counseling Teacher practices with p value 0.391. Results of multivariate analysis
concluded that the variables significantly associated with the practice of Guidance
And Counseling Teacher is knowledge. Knowledgeable strong correlation
between educational background with practice, but not significant, which means
this phenomenon only occurs in the sample, not the population
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penilaian teman sejawat dan siswa terhadap kinerja guru pendidikan jasmani (Penjas) SD Negeri di Kabupaten Purworejo, Banyuurip dan Kutoarjo terkait dengan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Artikel ini hanya membahas kompetensi pendagogik dari guru penjas tersebut. Desain penelitian adalah survey dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada teman sejawat dan siswa. Populasi adalah seluruh guru penjas di SD di Wilayah Purworejo, Banyuurip dan Kutoarjo dengan sampel sebanyak 200 guru yang diambil dengan teknik random sampling. Kuesioner yang kembali sebanyak 164 eksemplar. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik persentase untuk memudahkan pemaparan dan mendeskripsikan secara naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian besar teman sejawat menilai bahwa kompetensi pedagogik guru Penjas di SD di Wilayah Purworejo, Banyuurip dan Kutoarjo sudah baik (88%) atau sangat baik (29,2%). Siswa menilai kompetensi pedagogik guru Penjas mereka dengan sangat baik 33,9%, baik 16,8% dan cukup baik14,8%. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah bahwa guru Penjas di SD di Wilayah Purworejo, Banyuurip, dan Kutoarjo harus terus meningkatkan kemampuannya dalam segala hal terutama kompetensi pedagogik karena penilaian siswa masih belum optimal."
JPUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>