Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gagan Ganda Mulya
"ABSTRAK
Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terns
dilakukan, di mana Gum pada masa sekarang dituntut untuk senantiasa meningkatkan
kemampuan profesionalnya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Pendidikan dasar sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah yang bertujuan
untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat warga negara dan anggota umat
manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang mengutamakan aktivitas jasmani
dan kebiasaan hidup sehat sehari-hari mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan
pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, sosial serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang
Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam realitasnya melakukan berbagai
interaksi dengan makhluk lain melalui berbagai situasi, seperti situasi di dalam pendidikan
di mana di dalamnya terjadi peristiwa pengajaran yang bertujuan untuk pencapaian tujuan
pendidikan. Siswa sebagai peserta didik yang dibimbing di dalam interaksi edukatif
memunculkan persepsi tentang Gum yang mengajarkan dirinya di dalam pelajaran
pendidikan kesehatan yang efektif ataupun sikap Gum di dalam interaksi dengan siswa,
baik secara positif maupun negatif (Simpson, 1980 dalam Handayani,1996), Siswa
mempersepsikan Gum dari hasil interaksinya di dalam kelas selama mereka belajar di
sekolah.
Efektifitas mengajar di dalam penjelasannya mempunyai variasi dari level sekolah
yang punya area dan konten yang berbeda dari populasi berbeda. Gum sebagai salah satu
faktor ekstemal mempengamhi prestasi belajar siswa, Di dalam penelitian, persepsi siswa
memiliki hubungan dengan self- efficacy di mana self efficacy punya peranan penting
untuk mencapai hasil yang baik di dalam pendidikan (Zimmerman, 1996). Lebih lanjut
Zimmerman menjelaskan bahwa self- efficacy berperan di dalam motivasi akademis. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara
persepsi siswa terhadap efektifitas Guru dengan self- efficacy prestasi pendidikan kesehatan
di Sekolah Dasar.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI (enam) di SDN Pamulang in yang
beijumlah 94 siswa di mana peneliti berasumsi bahwa siswa kelas enam sudah memilild
pengalaman yang memadai dari basil interaksinya dengan .Guru. Siswa diberikan 2 (dua)
kuesioner, pertama adalah kuesioner self- efficacy prestasi pelajaran penjaskes, kedua
adalah persepsi siswa terhadap efektifitas guru pelajaran pendidikan kesehatan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability dan teknik yang
digunakan adalah accidental sampling. Kemudian data dari basil kuesioner tersebut
dianalisa dengan teknik Alpha Coefisien Cronbach dan teknik korelasi Pearson Product
Moment yang ada di dalam program SPSS versi 11.00.
Dari penelitian yang dilakukan, terdapat hubungan yang positif antara persepsi
siswa terhadap efektifitas Guru dengan self- efficacy. Bila Guru dipersepsikan efektif di
dalam mengajarnya maka siswa akan memilild self- efficacy yang tinggi. Sebaliknya bila
Guru tersebut dipersepsikan tidak efektif maka self- efficacy siswa rendah.
Saran b^i penelitian selanjutnya adalah di dalam penggunaan sampel penelitian
dari sekolah lain, dengan Guru yang berbeda maka akan terlihat perbedaan di dalam
persepsi siswa terhadap efektifitas Guru yang berhubungan dengan self- efficacy."
2003
S2862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Nurlaela Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan burnout guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Pengukuran self efficacy menggunakan alat ukur yang telah dikembangkan, yaitu Norwegian Teacher Self Efficacy for Reprodutive Health Education Scale (NTSES-RHE) dan pengukuran burnout menggunakan alat ukur hasil adaptasi Maslach Burnout Inventory (MBI).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan semua dimensi pada self efficacy dengan personal accomplishment pada burnout; keeping discipline pada self efficacy dengan semua dimensi pada burnout. Tidak terdapat perbedaan tingkat self efficacy pada guru berdasarkan data demografis; terdapat perbedaan tingkat burnout pada guru berdasarkan jenis kelamin, lama mengajar, dan pengalaman pelatihan inklusif. Dengan kata lain, kurangnya keyakinan guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi cenderung membuat guru memunculkan perasaan kurang efektif pada dirinya dan ketidakyakinanan guru membuat siswa patuh paling berpotensi memunculkan burnout. Pemberian pelatihan kepada guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi dapat meningkatkan self efficacy guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi; membantu guru menegakkan disiplin dapat menurunkan burnout guru di sekolah dasar inklusif.

This research was conducted to study the correlation between self efficacy and burnout among teacher in teaching reproductive health education to special need students at inclusive elementary school. Self efficacy was measured using a developed instrument named Norwegian Teacher Self Efficacy for Reproductive Health Education Scale (NTSES-RHE); and burnout was measured using a modification instrument named Maslach Burnout Inventory (MBI).
The results showed negative significant correlation between all of self efficacy dimentions and personal accomplishment in burnout; keeping discipline in self efficacy with all of burnout dimentions. There is no difference in teacher self efficacy level according to demographic data. There are differences in teacher burnout level according to gender, length of teaching, and inclusive training experience. It means, the lack of teacher self efficacy in teaching reproductive health education tend to make teacher feel uneffective; the lack of keeping discipline is the most potential burnout cause. Giving a reproductive health education training can improve teacher self efficacy in teaching reproductive health education; and help teacher keep discipline can reduce teacher burnout at inclusive elementary school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ain Rahmiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah atribusi berperan sebagai mediator dalam hubungan persepsi siswa terhadap penilaian guru dengan self-efficacy siswa dalam pelajaran matematika. Terdapat empat penyebab dalam atribusi yang akan dilihat dalam penelitian ini, yaitu kemampuan, usaha, keberuntungan, dan derajat kesulitan tugas. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari persepsi siswa terhadap penilaian guru, atribusi, dan self-efficacy dalam pelajaran matematika. Kuesioner diisi oleh 330 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 7 tiga SMP Negeri di Pontianak dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribusi siswa pada kemampuan dan usaha pada saat sukses, serta kemampuan saat gagal berperan sebagai partial mediator dalam hubungan persepsi siswa terhadap penilaian guru dengan self-efficacy siswa dalam pelajaran matematika. Hal ini menunjukkan pentingnya pembentukan atribusi yang adaptif untuk meningkatkan self-efficacy siswa.

The aim of this study is to explore the role of attribution as mediator in the relationship between student's perception of teacher ability evaluation and self-efficacy in mathematics. The causes stem from four attribution categories, namely ability, effort, luck, and task difficulty. The data was collected through self-report questionnaire about student's perception of teacher ability evaluation, self-efficacy in mathematics, and causal ascription for success and failure. The questionnaire is filled by 330 of 7th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Pontianak.
Results show that the effect of student's perception of teacher ability evaluation on self-efficacy in mathematics was mediated partially by the ability attribution of success, effort attribution of success and ability attribution of failure. The results indicate the the important role of adaptive attribution to increase self-efficacy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Fawzia
"Implementasi integrasi teknologi khususnya di bidang pendidikan di Indonesia penting untuk dilaksanakan, namun masih ditemukan guru-guru yang belum terbuka terhadap perubahan dan tidak yakin akan kemampuannya untuk mengintegrasikan teknologi di dalam kelas. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterbukaan terhadap perubahan dan self-efficacy for technology integration pada guru sekolah dasar (SD). Sebanyak 88 guru SD yang berasal dari empat SD Negeri di Jakarta dan empat SD Negeri di Bogor berpartisipasi pada penelitian ini.
Alat ukur yang digunakan adalah Computer Technology Integration Survey (CTIS) yang diadaptasi dari Wang, Ertmer, dan Newby (2004) untuk mengukur self-efficacy for technology integration dan The Innovativeness Scale (TIS) yang diadaptasi dari Van Braak (2001) untuk mengukur keterbukaan terhadap perubahan, yang terdiri dari faktor technological innovativeness dan faktor general innovativeness.
Hasil Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara technological innovativeness (r = 0,366, p < 0,01) maupun general innovativeness (r = 0,406, p < 0,01) dan self-efficacy for technology integration pada guru SD di Jakarta dan Bogor. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada sekolah dan pemerintah untuk memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan keterbukaan terhadap perubahan dan keyakinan untuk mengintegrasikan teknologi pada guru sekolah dasar.

Implementation of the technology integration especially in the field of education in Indonesia is important to be implemented, but still found the teachers were not yet open to change and are not confident in their ability to integrate technology in the classroom. This correlational study aims to seek the relationship between openness to change and self-efficacy for technology integration among elementary teacher.
Computer Technology Integration Survey (CTIS) was used to assess self-efficacy for technology integration (Wang, Ertmer, & Newby, 2004) and The Innovativeness Scale (TIS) was used to assess openness to change that consists of technological innovativeness factor and general innovativeness factor (Van Braak, 2001). 88 elementary teachers from four public elementary schools in Jakarta and four public elementary schools in Bogor participated in this study.
The result of this study showed a positive and significant correlation between technological innovativeness and self-efficacy for technology integration (r = 0,366, p < 0,01) and also between general innovativeness and self-efficacy for technology integration (0,406, p < 0,01) among elementary teacher in Jakarta and Bogor area. Based on this result, it is suggested for school and government to provide technology training for elementary teacher in order to improve their openness to change and self efficacy to integrate technology.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arniati Prasedyawati Herkusumo
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa dalam proses belajar mengajar secara klasikal di sekolah terdapat kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rata-rata (siswa biasa) dan terdapat pula siswa yang mempunyai kemampuan yang lebih unggul daripada kelompok siswa biasa (siswa berbakat). Namun dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal, inteligensi bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan belajar. Banyak faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan belajar, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa.
Pada penelitian ini, faktor dari dalam diri siswa yang dimaksud adalah pengaturan diri dalam belajar dan 'self efficacy', sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dimaksud adalah lingkungan belajar di rumah. Berdasarkan pandangan di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana terdapat perbedaan antara siswa berbakat dan siswa biasa dalam variabel-variabel di atas, dan sejauhmana hubungan variabel-variabel tersebut dengan prestasi belajar yang diperoleh.
Dalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas I SMA, dimana pada masa ini siswa dianggap telah menunjukkan perkembangan kematangan fisik, mental, emosional dan sosial (Hurlock, 1978). Melalui kajian teoritis tentang keberbakatan, pengaturan diri dalam belajar, 'self efficacy', lingkungan belajar di rumah dan prestasi belajar, maka dalam penelitian ini diajukan 5 hipotesis yang diuji kebenarannya pada 110 orang sampel siswa, yang terdiri dari 55 orang yang termasuk kelompok siswa berbakat dan 55 orang siswa yang termasuk kelompok siswa biasa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji perbedaan memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa berbakat dengan siswa biasa pada variabel-variabel pengaturan diri dalam belajar (nilai t = 16,64 pada p [ 0,05); self efficacy (nilai t = 11,06 pada p [0,05); dan prestasi belajar (nilai t = 22,32 pada p [0,05). Sedangkan pada variabel lingkungan belajar di rumah tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa berbakat dengan siswa biasa (nilai t = 0,57 pada p > 0,05).
Adapun hasil korelasi ganda memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara pengaturan diri dalam belajar, 'self efficacy', lingkungan belajar di rumah dan inteligensi dengan prestasi belajar (R = 0,91873).
Dengan demikian maka hasil penelitian ini telah menjawab permasalahan yang diajukan yaitu sejauhmana ada perbedaan antara siswa berbakat dengan siswa biasa pada pengaturan diri dalam belajar, 'self efficacy', lingkungan belajar di rumah, dan prestasi belajar. Serta sejauhmana hubungan antara pengaturan diri dalam belajar, `self efficacy', lingkungan belajar di rumah, dan inteligensi dengan prestasi belajar.
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini di waktu yang akan datang, penulis menyarankan perlunya penggunaan lebih dari satu alat ukur untuk menjaring siswa berbakat, perlunya penelitian untuk menguji validitas eketernal dan reliabilitas dengan metode dan teknik lain dari Skala Pengaturan Diri Dalam Belajar dan Skala Self Efficacy yang disusun untuk keperluan penelitian ini. Selain itu juga disarankan agar dalam mendapatkan data prestasi belajar siswa perlu kiranya untuk menggunakan alat tes yang baku. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramwidya Mazmur Novia
"Masa remaja adalah masa untuk memilih dari berbagai macam pilihan yang berkaitan dengan karier masa depan. Salah satunya adalah memilih peminatan di SMA yang dalam kurikulum 2013 dilakukan pada waktu siswa duduk di kelas 10. Proses memilih peminatan erat kaitannya dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Salah satu faktor yang dapat membantu siswa untuk dapat mencapai efikasi diri pengambilan keputusan karier adalah persepsi siswa mengenai dukungan sosial yang didapatkan dari guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mengenai dukungan dari guru, yaitu guru bidang studi dan guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier pada siswa SMA kelas 10. Partisipan penelitian ini terdiri dari 200 orang siswa SMA kelas 10 di Depok yang telah memilih peminatan.Persepsi dukungan guru diukur menggunakan Teacher Support Scale dari McWhirter (1997, dalam Metheny, McWhirter, & O’Neil, 2008) dan efikasi diri pengambilan keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale dari Taylor dan Betz (1983, dalam Taylor & Betz, 2006) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Korelasi antara persepsi dukungan guru, baik guru bidang studi maupun guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil akan didiskusikan lebih lanjut.

Adolescence is a time to choose from a wide variety of career options related to the future. One of them is to choose a specialization in high school which in the Kurikulum 2013 performed when students sitting in 10th grade. The process of selecting specialization is closely related to career decision-making self-efficacy. One of the factors that can help adolescents reach their career decision-making self-efficacy is the perception of students regarding social support obtained from the teacher. The purpose of this study was to determine the relationship of perceived support from teachers, which is divided as subject teachers and schoolcouselors, with the career decision-making self-efficacy on 10th grade students in high school. The participants of this study are 200 10th grade students in senior high school in Depok who have chosen specialization. Perceived teacher support was measured using the Teacher Support Scale from McWhirter (1997, in Metheny, McWhirter, & O'Neil, 2008 ), and career decision-making self-efficacy was measured using the Career Decision Self -Efficacy Scale from Taylor and Betz (1983, in Taylor & Betz, 2006) which has been adapted and modified by the researcher. The correlation between perceived teacher support, both subject teachers and school-counselors, with career decision-making self-efficacy showed significant results. The results will be discussed further.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wibowo
"ABSTRAK
Pertumbuhan transportasi udara dewasa ini menuntut
dibutuhkannya tenaga penerbang yang andal dan siap pakai.
Tingginya tingkat kebutuhan penerbang di Indonesia membuat
nilai tenaga penerbang ini sangat tinggi di bursa tenaga
kerja. Hal ini juga menyebabkan banyak orang tertarik untuk
menjadi penerbang. Meskipun banyak orang, terutama para
pemuda tertarik menjadi penerbang, namun sesungguhnya tugas
yang dihadapi seorang penerbang tidaklah ringan. Seorang
penerbang harus mampu nenyerap berbagai informasi yang ada
dengan cepat, mengolahnya, untuk kemudian mengambil
tindakan yang semestinya dengan cepat. Tugas ini menuntut
keterampilan kognitif dan motorik yang sangat tinggi.
Selain berat tugas ini mengandung risiko yang sangat
tinggi, karena sangat banyak kecelakaan pesawat yang
menelan korban jiwa. Berbagai penelitian juga membuktikan
sebagian besar kecelakaan pesawat diakibatkan oleh
kesalahan awak pesawat itu sendiri. Dengan demikian
individu yang bertugas sebagai penerbang harus benar-benar
menguasai dengan sangat baik keterampilan yang
dipersyaratkan. Ini merupakan tantangan bagi sekolah-
sekolah penerbang yang ada, dimana mereka harus benar-benar
memperhatikan keterampilan yang telah dikuasai siswanya
untuk menjamin keselamatan terbang.
Besarnya penguasaan keterampilan seseorang dapat
diketahui dari kinerja yang ditampilkan dalam menjalankan
tugas. Adapun yang dimaksud dengan kinerja di sini adalah
perilaku yang ditampilkan seseorang sebagai respon terhadap
situasi atau tugas yang dihadapi. Dengan demikian besarnya
keterampilan yang telah dikuasai seorang siswa penerbang
dapat terlihat dari kinerja yang ditampilkannya dalam
menerbangkan pesawat.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang,
salah satu faktor tersebut adalah self efficacy atau
tingkat keyakinan individu akan kemampuannya dalam mengatasi situasi tertentu. Banyak hasil penelitian yang
dilakukan terhadap siswa sekolah umum mengungkapkan bahwa
self efficacy sangat berperan dalam membentuk motivasi dan
meningkatkan usaha seseorang dalam mengatasi situasi yang
kompleks.
Mengingat cukup kuatnya hubungan antara self efficacy
dengan kinerja yang ditampilkan seseorang secara umum, maka
penelitian ini ingin mencoba untuk mengetahui lebih jauh
hubungan self efficacy dengan kinerja seseorang dalam
menerbangkan pesawat. Selanjutnya, hasil penelitian ini
diharapkan dapat membuka landasan baru untuk dilakukan
suatu intervensi terhadap pendidikan penerbang jika
terbukti adanya hubungan yang kuat antara self efficacy
dengan kinerja siswa penerbang dalan menerbangkan pesawat.
Penelitian ini dilakukan terhadap 31 siswa Penerbang
di PLP Curug, mengingat PLP Curug adalah satu-satunya
lembaga pendidikan penerbang sipil yang terbesar dan
terlengkap di Indonesia. Selain itu program pendidikan
penerbang di tempat ini juga menjdai acuan bagi sekolah
penerbang lain di Indonesia.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Self Efficacy dan lembar lembar observasi untuk menguji
keterampilan terbang. Skala self efficacy diberikan
langsung pada subyek yang memenuhi syarat untuk mengukur
tingkat self efficacy mereka. Sedangkan untuk mengukur
kinerja para siswa penerbang, dibutuhkan seorang pengamat
yang akan mendampingi subyek selama menerbangkan pesawat
untuk kemudian memberi penilaian.
Hasil utama penelitian ini menunjukkan tidak adanya
hubungan yang bermakna antara self efficacy dengan kinerja
yang ditampilkan siswa penerbang selama menerbangkan
pesawat. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa sebab,
antara lain tidak dilakukannya pengujian reliabilitas antar
pengamat dalam mengukur kinerja subyek. Alasan tidak
dilakukannya hal tersebut adalah sangat terbatasnya tempat
di dalam pesawat. Sehingga hanya mungkin menampung satu
orang pengamat. Selain itu penyebaran skor self efficacy
yang diperloeh cenderung menyempit sehingga koefisien
korelasi yang diperoleh menjadi rendah. Untuk itu saran
yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
dilakukan uji reliabilitas terhadap alat ukur kinerja.
Selain itu sebaiknya jumlah sampel penelitian diperbesar
agar dapat dicapai hasil yang lebih baik."
1997
S2659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elly Junalia
"Magister Ilmu Keperawatan Peminatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas IndonesiaJudul Tesis Pembimbing: :Hubungan antara Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan Self Efficacy Anak Usia Sekolah di SD Negeri Kreo 5 TangerangAgus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N.Ns. Poppy Fitriyani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom. Self efficacy anak usia sekolah merupakan keyakinan kemampuan diri dalam hal akademik, sosial, dan emosional yang dimiliki oleh anak usia sekolah serta berpengaruh terhadap perilaku anak usia sekolah. Self efficacy merupakan faktor penting dalam perkembangan psikologis anak. Pembentukan dan perkembangan self efficacy anak usia sekolah didukung oleh peran orang tua melalui komunikasi antara orang tua dan anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan self efficacy pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik cluster sampling. Responden penelitian ini adalah 152 siswa kelas 4,5, dan 6 SD Negeri Kreo 5 Tangerang yang berumur 10 - 12 tahun. Instrumen yang digunakan kuesioner komunikasi orang tua dan anak dan kuesioner self efficacy anak usia sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan self efficacy anak usia sekolah p value < 0,001, ? 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan pemberian promosi kesehatan dan intervensi keperawatan pada anak usia sekolah dan keluarga untuk meningkatkan self efficacy dan komunikasi antara orang tua dan anak.

Counselor The Relationship between Parent Child Communication and Self Efficacy of School Age Children in SDN Kreo 5 TangerangAgus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N.Ns. Poppy Fitriyani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom. Self efficacy of school aged children is self confidence in the academic, social, and emotional aspects of school aged children and influences the behavior of school aged children. Self efficacy is an important factor in the child 39 s psychological development. The establishment and development of self efficacy of school age children is supported by the role of parents through parent child communication.
This study aimed to determine the relationship between parent child communication and self efficacy in school aged children. This research used cross sectional research design. Sampling with cluster sampling technique. The respondents of this research were 152 students of Kreo 5 State Elementary School grade 4.5, and 6, aged 10 to 12 years old. Instrument used parent child communication questionnaire and self efficacy of school age children questionnaire.
The result of the research showed that there was a relationship between parent child communication and self efficacy of school age children p value
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Tiara
"Performa akademik siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara jenis pemberian umpan balik sebagai faktor eksternal dan academic self-efficacy sebagai faktor internal terhadap performa akademik siswa. Penelitian eksperimen terhadap 101 siswa SMA kelas X dalam setting alamiah di kelas. Siswa diminta untuk mengerjakan soal ulangan harian pelajaran Kewarganegaraan. Selanjutnya, hasil ulangan harian akan dikoreksi dan diberikan umpan balik.
Siswa dibagi menjadi dua kelompok secara acak yaitu sebagian mendapat umpan balik deskriptif berisi tentang informasi spesifik mengenai apa yang sudah benar dan kurang dari hasil ulangan harian yang dikerjakan dan siswa lainnya akan mendapat umpan balik evaluatif berisi tentang ringkasan mengenai seberapa baik siswa dalam mengerjakan ulangan, diberikan dalam bentuk poin nilai dan komentar singkat. Selanjutnya siswa diminta untuk merevisi hasil ulangan berdasarkan umpan balik yang diberikan. Setelah melakukan revisi, siswa diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur academic self-efficacy dari skala Academic Self-Efficacy Subscale from Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C) dengan koefisien Cronbach?s Alpha sebesar α = 0.725.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis umpan balik signifikan mempengaruhi performa akademik siswa F (101)= 45.28, p < .05. Sedangkan, tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari academic self-efficacy terhadap performa akademik siswa F (101)= 0.01, p > .05, begitu juga interaksi antara jenis umpan balik dan academic self-efficacy terhadap performa akademik F (101)=0.146, p>.05. Hasil analisis tambahan menunjukkan jenis kelamin, durasi belajar, nilai UAS semester lalu, dan kesukaan terhadap pelajaran kewarganegaraan berkorelasi dengan performa akademik.

Student's academic performance is influenced by external and internal factors. Experimental research was conducted to determine whether there is influence between the type of feedback as external factors and academic self-efficacy as an internal factor of the student's academic performance. The participants of this experiment are 101 high school students of class X conducted in a natural setting. Students were asked to do an essay test of Citizenship lessons. Furthermore, the results of tests will be corrected and given feedback.
Students were divided into two groups randomly, students who get descriptive feedback contains specific information about how to improve the answer and the others receive evaluative feedback contains a brief comment and point on each answers. Furthermore, students were asked to revise the test based on the feedback given. Once revised, students were asked to fill out questionnaires that measure academic self-efficacy on a scale of Academic Self-Efficacy subscale from Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C) with Cronbach's Alpha coefficient of α = 0.725.
The results showed that the type of feedback significantly effect a student's academic performance F (101) = 45.28, p <.05. Meanwhile, there was no significant effect on academic self-efficacy on student's academic performance F (101) = 0.01, p> .05. Also, there is no significant effect interaction between the type of feedback and academic self-efficacy on academic performance F (101) = 0146, p> .05. Results of additional analyzes indicate gender, duration of study, score final exam in last semester, and interest in Citizenship lessons correlated with academic performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>