Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Fransiska D. H
"ABSTRAK
Pada masa dewasa madya, seorang wanita umumnya mengalami berbagai
perubahan dalam hidupnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya menurun banyak
terjadi pada ranah fisik dan psikososialnya (Papalia et al., 2001). Perubahan
penampilan yang terjadi seiring dengan pertambahan usia seperti rambut yang
memutih serta kulit yang mulai mengeriput, serta gejala-gejala fisik dan
psikologis yang menyertai datangnya menopause seringkah mendatangkan
keadaan yang tidak menyenangkan bagi para wanita yang mengalaminya. Tak
hanya itu, perubahan psikososial yang berkaitan dengan mulai dewasanya anakanak
juga dapat menimbulkan masalah, khususnya bagi para wanita yang
merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja). Kedewasaan anak-anak membuat
seorang wanita yang terbiasa menghabiskan hidupnya untuk mengasuh anak-anak
kini kehilangan sumber kegiatan utamanya. Ia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh
keluarganya, khususnya oleh anak-anaknya (Unger & Crawford, 1992).
Kompleksitas masalah perubahan peran dan tanggung jawab serta
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang muncul tersebut dapat
menimbulkan stres yang bertumpuk pada beberapa wanita dewasa madya (Papalia
et al., 2001), terutama pada mereka yang merupakan ibu berperan tunggak Hal ini
selanjutnya berkaitan dengan keadaan kesejahteraan psikologis mereka. Menurut
Ryff (1989) orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik adalah orang
yang mampu merealisasikan dirinya secara kontinu, mampu menerima diri apa
adanya, mampu menjalin hubungan yang hangat dengan orang laint memiliki
kemandirian dalam tekanan sosial, memiliki arti dalam hidup, serta mampu
mengkontrol lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya
yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif^ peneliti berharap dapat
memperoleh gambaran dan pemahaman yang mendalam mengenai permasalahan
yang diajukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian
dilakukan melalui metode wawancara dan observasi Subyek dalam penelitian ini
berjumlah empat orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
ini
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara umum wanita dewasa
madya yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) memiliki
kesejahteraan psikologis yang baik. Hal ini dapat terlihat dalam keenam dimensi
kesejahteraan psikologis yang diajukan oleh Ryff (1989). Meskipun para ibu tidak
bekerja ini pada masa dewasa madyanya mengalami berbagai perubahan, baik
yang sifatnya fisik maupun psikososial ternyata mereka dapat menerima dan
bereaksi secara positif terhadap perubahan-perubahan tersebut. Beberapa faktor
yang nampaknya berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka antara
lain adalah adanya dukungan dari keluarga dan pemahaman wanita yang
bersangkutan terhadap proses yang dialaminya. Faktor lain yang juga cukup
penting adalah karakteristik pribadi dari masing-masing wanita tersebut.
Perbedaan karakteristik pribadi ini mempengaruhi cara mereka dalam bereaksi
terhadap hal-hal yang teijadi di dalam maupun di luar diri mereka yang
selanjutnya juga berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut, peneliti
mengajukan beberapa hal yang dapat dilakukan agar para wanita berperan tunggal
yang akan dan sedang memasuki masa dewasa madya dapat melewati masa itu
dengan baik dan optimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah
dengan memberikan pemahaman kepada para wanita tersebut mengenai
perubahan-perubahan yang mereka alami pada masa dewasa madya serta dengan
meningkatkan dukungan keluarga bagi para wanita yang berada pada masa
dewasa madya tersebut. Selain itu, para wanita yang bersangkutan juga perlu
menyiapkan suatu aktivitas lain di luar rutinitas kehidupan rumah tangganya
sebagai alternatif bila ia sudah tak banyak terlibat lagi dalam tugas pengasuhan
anak.
Untuk memperkaya hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan
yang melibatkan subyek dengan latar belakang demografis serta keadaan keluarga
yang lebih beragam sehingga hasil-hasil penelitian ini pada akhirnya dapat
bermanfaat bagi lebih banyak wanita dari latar belakang yang beragam. Selain itu,
perlu juga dilakukan penelitian perbandingan terhadap keadaan kesejahteraan
psikologis wanita dewasa madya yang berperan ganda (bekerja) agar dapat
diketahui dengan lebih pasti aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang khas pada
kedua kelompok tersebut. Terakhir, karena adanya keterbatasan kemampuan
generalisasi pada pendekatan kualitatif^ maka sebaiknya dilakukan juga penelitian
dengan pendekatan kuantitatif agar dapat diperoleh gambaran umum mengenai
keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya, baik yang bekerja
maupun yang tidak bekerja."
2003
S3188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Perawaty R.
"Remaja adalah masa transisi dari anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja akan mengalami banyak perubahan dalam tumbuh kembang. Tidak semua perubahan yang teqiadi dapat dihadapi remaja, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Remaja memerlukan orang tua untuk mendampingi dan membantu mereka mencapai tumbuh kernbang yang optimal, begitu juga remaja yang mempunyai orang tua tunggal.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembang remaja dengan orang tua tunggal.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif seclerhana dengan metode statistik tendensi sentral. Sampel yang digunakan adalah remaja dengan orang tua tunggal dengan batasan usia 11-20 tahun di Kelurahan Rawasari, Jakarta Pusat. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dengan 27 pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden terdapat 63,33 % berjenis kelamin perempuan dan 36,67 % adalah laki- laki dengan persentasi tertinggi (50 %) berada dalam rentang usia 15-17 tahun. Setelah di uji dengan menggunakan tendensi sentral didapatkan 93,33 % remaja mempunyai tumbuh kembang yang optimal. Faktor yang paling dominan mempengaruhi tumbuh kembang remaja dengan orang tua tunggal adalah perkembangan biologis (faktor internal) dan teman-teman sebaya (faktor eksternal)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4978
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Zakiah I
"ABSTRAK
Berdasarkan data hasil survei penduduk Indonesia tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia diperoleh data bahwa laki-laki yang menjadi duda karena kematian istri berjumlah 1.490.738 orang sedangkan perempuan yang menjadi janda karena kematian suami berjumlah 6.661.874 orang. Hal ini jelas terlihat bahwa jumlah janda atau orang tua tunggal wanita lebih banyak dibandingkan duda atau orang tua tunggal laki-laki yang disebabkan karena kematian pasangannya. Oleh karena itu, subyek pada penelitian ini dikhususkan pada orang tua tunggal wanita. Adapun tugas yang paling berat sebagai orang tua tunggal adalah pengasuhan anak baik itu orang tua tunggal pria ataupun wanita. Pengasuhan anak secara tidak langsung merupakan suatu usaha mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan masa mendatang. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita dalam menghadapi segala permasalahannya termasuk proses pengasuhan anak ingin dilihat pada penelitian ini. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita ini dilakukan untuk mencapai tujuan pada perannya. Orang tua tunggal wanita mengarahkan komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku dalam mencapai tujuan hidupnya yang dikenal dengan self-management. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai 4 subyek. Penelitian ini diperoleh gambaran self-management dari keempat subyek. Gambaran self-management disusun dari proses interaksi komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku. Dari ketiga komponen ini, komponen afeksi merupakan pemicu terbesar dalam proses interaksi. Dengan kata lain, komponen afeksi mengambil alih kendali komponen kognisi dan tingkah laku pada proses interaksi. Proses interaksi ini dilakukan keempat subyek untuk mencapai tujuan sebagai orang tua tunggal wanita yang baik. Seperti halnya proses interaksi yang dilakukan oleh keempat subyek yaitu pengendalian terhadap perasaan tidak terbebani sebagai perannya menjadi orang tua tunggal. Mereka berpikir dengan keyakinan bahwa mereka bisa melaksanakan perannya itu. Pada akhirnya mereka membuktikan dengan melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua tunggal dengan baik dan keberhasilan dalam pengasuhan anak."
2007
S3524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Rika Wardani
"Fenomena perceraian di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2023 dengan mencapai 463.654 kasus. Keluarga dengan orang tua tunggal memiliki permasalahan tidak terpenuhinya berbagai fungsi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemenuhan fungsi keluarga pada keluarga dengan orang tua tunggal di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik purposive sampling dengan 108 orang tua tunggal di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan uji univariat. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa orang tua tunggal di Kota Depok sebagian besar adalah kelompok usia dewasa muda atau 20 sampai 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan menengah (SMA), bekerja sebagai wiraswasta, pendapatan kurang dari UMR, telah menjadi orang tua tunggal selama 3 sampai 5 tahun, dan status perceraian cerai hidup. Secara umum, sebagian besar orang tua tunggal di Kota Depok terpenuhi fungsi keluarganya. Fungsi keluarga terpenuhi pada sebagian fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, dan fungsi perawatan kesehatan. Sedangkan fungsi afektif, sebagian fungsi sosialisasi, dan fungsi ekonomi masih belum terpenuhi. Rekomendasi peneliti adalah bagi keluarga orang tua tunggal yang fungsi keluarganya terpenuhi, disarankan untuk terus mempertahankan fungsi keluarga yang baik. Sementara itu, bagi keluarga yang fungsi keluarganya belum terpenuhi, penting untuk memanfaatkan jaringan sosial dan pelayanan pendukung, seperti konseling keluarga atau pelatihan keterampilan, untuk meningkatkan kapasitas dalam memenuhi fungsi keluarga. Bagi perawat dapat pemberian konseling keluarga untuk mencegah terjadinya permasalahan keluarga termasuk peningkatan kasus perceraian.

The phenomenon of divorce in Indonesia has increased in 2023, reaching 463,654 cases. Single-parent families have the problem of not fulfilling various family functions. The purpose of this study was to determine the description of the fulfillment of family functions in single-parent families in Depok City. This study used a cross-sectional research design with a purposive sampling technique with 108 single parents in Depok City. This study used a univariate test. The results of the research analysis show that single parents in Depok City are mostly in the young adult age group or 20 to 40 years old, female, secondary education level (SMA), working as self-employed, income less than the minimum wage, have been single parents for 3 to 5 years, and divorce status divorced alive. In general, most single parents in Depok City can fulfill their family functions. Family functions are partially fulfilled in the socialization function, reproduction function, and health care function. While affective functions, some socialization functions, and economic functions are still not fulfilled. The researcher's recommendation is for single-parent families whose family functions are fulfilled, it is advisable to continue to maintain good family functions. Meanwhile, for families whose family functions have not been fulfilled, it is important to utilize social networks and support services, such as family counseling or skills training, to increase the capacity to fulfill family functions. Nurses can provide family counseling to prevent family problems including an increase in divorce cases"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wieka Dyah Partasari
"Penelitian ini meneliti ayah sebagai orang tua tunggal dengan menfokuskan pada gambaran pengalaman kehilangan serta tahap-tahap yang dialami oleh ayah sebagai orang tua tunggal, masalah-masalah yang dialami dalam peran ayah sebagai orang tua tunggal, serta bagaimana proses perubahan peran dari ayah dalam keluarga lengkap menjadi ayah sebagai orang tua tunggal. Penelitian ini dilakukan karena perubahan peran seorang pria menjadi ayah yang lebih terlibat dalam pengasuhan anak bukanlah proses yang mudah dan menjadi lebih sukar dijalani jika seorang ayah juga berperan sebagai orang tua tunggal.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data teknik wawancara mendalam (depth interview) karena dianggap paling sesuai untuk menjelaskan fenomena yang ingin diteliti, yang merupakan fenomena unik dengan perkiraan jumlah kasus yang ditemui di lapangan sangat terbatas. Subjek utama dipilih secara purposive dengan karakteristik pria sebagai orang tua tunggal karena kematian pasangannya, sudah berperan sebagai orang tua tunggal selama sedikitnya 1 tahun, memiliki anak berusia di bawah 18 tahun, memiliki pekerjaan, dan pendidikan minimal SMTA. Selain 4 orang subjek utama, wawancara mendalam juga dilakukan terhadap 4 orang subjek pendukung untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai fenomena ini.
Dari hasil penelitian dapat ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengatasi kehilangan dan dukacita, masalah-masalah utama yang dihadapi, serta faktor-faktor yang dapat menunjang keberhasilan perubahan peran seorang ayah dari suatu keluarga yang lengkap menjadi seorang ayah sebagai orang tua tunggal. Penelitian juga menemukan hal-hal yang khas budaya Indonesia yang tidak ditemukan dalam penelitian di negara-negara Barat. Karena itu, perlu penelitian lanjutan di Indonesia tentang ayah sebagai orang tua tunggal akibat perceraian dan tentang dampak pengasuhan pada anak-anak yang dibesarkan oleh ayah sebagai orang tua tunggal.
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh profesi kesehatan mental dalam membantu ayah sebagai orang tua tunggal dengan meningkatkan self-efficacy belief yang mereka miliki, serta membantu para ayah sebagai orang tua tunggal agar memiliki kemampuan untuk mengasuh anak-anaknya dengan baik dengan cara mencari sumber-sumber dukungan sosial yang dapat membantunya dalam menjalani kehidupan sebagai orang tua tunggal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Maria Permatasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan resiliensi pada remaja madya dengan status ekonomi sosial rendah di Jakarta. Variabel keterlibatan ayah diukur menggunakan Father Involvement and Nurturant Fathering Scales yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 yang dilihat dari perspektif anak. Variabel resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale 14 item RS-14 oleh Wagnild dan Young 2009 . Partisipan pada penelitian ini sebanyak 207 remaja yang berusia 14 hingga 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan resiliensi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan remaja perlu diperhatikan karena akan berhubungan dengan kemampuan remaja untuk beradaptasi ketika sedang menghadapi kondisi yang sulit.

The purpose of this study is to examine the relationship between father involvement, and resilience among middle adolescence with low social economic status in Jakarta. Father involvement was measured from the child rsquo s perspective using Father Involvement and Nurturant Fathering Scales by Finley and Schwartz 2004. Resilience was measured using Resilience Scale 14 item RS 14 by Wagnild and Young 2009 . The participants are 207 adolescents aged 14 to 18 years old. The result of this research indicated that there is a positively significant relationship between father involvement and resilience. This result showed that the way father involved in adolescent rsquo s life has a correlation with adolescent rsquo s competence in adapting in the wake of life rsquo s misfortunes.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Khairiyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dukungan orang tua dan motivasi berprestasi pada remaja yang berasal dari keluarga miskin. Dukungan orang tua dibedakan menjadi hubungan antara ayah dan ibu, sedangkan motivasi berprestasi dibedakan sesuai dengan dimensinya yaitu, hope for success dan fear of failure. Studi dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 105 remaja 47 laki-laki dan 58 perempuan dengan usia terbanyak partisipan 14 tahun 76 .. Dukungan orang tua diukur dengan Children rsquo;s Report of Parental Behavior CRPBI dan motivasi berprestasi diukur dengan Achievement Motivation Scale Revised AMS-R yang memiliki dua dimensi: hope for success dan fear of failure. Hasil analisis data menggunakan Pearson rsquo;s Correlation menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi berprestasi r 105 = 0.270; p < 0.01 untuk dimensi hope for success,sedangkan untuk dimensi fear of failure terdapat hubungan r 105 = -0.217; p < 0.05. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan program intervensi terkait pengembangan motivasi berprestasi pada remaja melalui pemberian dukungan yang tepat bagi remaja.

ABSTRACT
p.p1 margin 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px font 12.0px Helvetica Neue color 454545 span.s1 text decoration line through The aim of this study is to look for a relationship between parental support and achievement motivation among adolescents from poor family. Parental support is differentiated into support from father and from mother, while achievement motivation is differentiated according to its dimensions, hope for success and fear of failure. Participants were 105 adolescents 47 males, and 58 females with the majority of the participants age is 14 years old 76 from the total participant . Parental support was measured using Children rsquo s Report of Parental Behavior while achievement motivation was measured using Achievement Motivation Scale Revised AMS R which has two dimensions hope for success and fear of failure. Results from Pearson rsquo s Correlation show that there is a significant relationship between parental support and achievement motivation with r 0.270 p 0.01 for hope for success dimension and r 0.217 p 0.05 for fear of failure dimension. Findings from this study can be used to conduct an intervention program for adolescents to develop their achievement motivation through a right kind of support to build their achievement motivation. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hiryadi
"Sikap asertif menjadi penting pada masa remaja, karena pada masa ini remaja sudah mulai memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana teman dan lingkungan sosial sangat berpengaruh. Masa remaja merupakan proses dimana mulai senang berkelompok dan melakukan kegiatan bersama-sama dengan teman-teman, dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya remaja kadang menghadapi tekanan-tekanan. Tekanan ini biasa berupa ajakan, rayuan bahkan paksaan untuk melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak ingin dilakukan. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan remaja, termasuk sikap asertif. Penelitian ini merupakan penelitian dcngan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan karakteristik orang tua dan pola asuh keluarga dengan sikap asertif siswa SMA di Kota Banjarmasin. Populasi penelitian adalah siswa yang tercatat di sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Banjarmasin tahun ajaran 2006/2007. Jumlah sampel pada penelitjan ini sebanyak 99 siswa yang dilakukan dengan teknik multistage sampling. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik orang tua yang berhubungan dengan sikap asertif siswa SMA kota Banjarmasin adalah pendidikan ayah (p =0,001), pendidikan ibu (p = 0,000), pekerjaan ayah (p = 0,000), pekerjaan ibu (p= 0,001), dan tipe keluarga (p = 0,008). Sedangkan analisis korelasi pola asuh juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan sikap asertif siswa (p=0,002). Hasil analisis multivariat didapal 3 variabel yang berhubungan dengan sikap asertif yaitu pendidikan ayah, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu, dimana pekerjaan ayah merupakan variabel yang paling dominant berhubungan dengan sikap asertif siswa. Perawat komunitas diharapkan memberikan infonnasi kepada remaja, orang tua tentang sikap asertif dan orang tua meningkatkan komunikasi dan interaksi yang terbuka dan jujur dengan siswa."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Amanda Indri Utami Pidada
"Pada masa remaja individu akan mengalami tekanan yang berkaitan dengan sekolah. Model coping yang fungsional, seperti active coping dan internal coping, dapat membantu remaja dalam menghadapi tekanan terkait sekolah tersebut secara adaptif. Salah satu faktor yang dapat memprediksi penggunaan coping yang fungsional pada remaja adalah family functioning. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap perbedaan penggunaan model active coping dan internal coping antara siswa kelas XII SMA yang memiliki keluarga dengan keberfungsian balanced, moderately balanced, mid range, dan extreme. Hubungan antara ketiga dimensi family functioning pada active dan internal coping juga diteliti dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan pada 447 siswa kelas XII SMA dari sekolah-sekolah di Jabodetabek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penggunaan active coping style antara siswa yang berasal dari keluarga dengan keberfungsian balanced, moderately balanced, mid range, dengan siswa dari keluarga extreme. Tidak ditemukan adanya perbedaan antara keempat kelompok keberfungsian keluarga terhadap internal coping style. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dimensi cohesion, adaptability, dan communication, terhadap active coping style, dan hubungan yang positif antara dimensi adaptability dan communication, terhadap internal coping style.

Adolescence is a time when individuals will experience a lot of stressors, one of stressors is associated with school. Functional coping models, such as active coping and internal coping, can help adolescents to deal with the school related stress adaptively. One factor that can predict the use of functional coping in adolescents is family functioning. In this research, I tested the use of active coping and internal coping model between XII high school students with families that is classified as balanced, moderately balanced, mid range, and extreme. The relationship between the three dimensions of family functioning on active and internal coping is also examined in this study. The study was conducted on 447 XII high school students from schools in Jabodetabek.
The results showed that there was a difference in the use of active coping style between students who came from balanced, moderately balanced, and mid range families, with students from extreme families. There was no difference between the four groups of family functioning to internal coping style. The results also show that there is a positive relationship between cohesion dimension, adaptability, and communication, to active coping style, and positive relationship between adaptability and communication dimension, to internal coping style.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktarina Rizka Putri
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat apakah keberfungsian keluarga dapat berfungsi sebagai prediktor kecanduan internet pada remaja akhir. Pada penelitian ini, partisipan berjumlah 504 orang yang masuk kedalam kategori remaja akhir, yaitu berusia 18 ndash; 22 tahun. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Internet Addiction Test IAT untuk mengukur kecanduan internet dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur keberfungsian dari keluarga yang dipandang oleh partisipan. Kemudian didapatkan hasil bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi kecanduan internet pada remaja akhir R=,145.

This study has the intent to see whether family functioning predict internet addiction among late adolescents. In this study, participants amounted to 504 people who entered into late adolescent category, namely aged 18 22 years. The measuring tool used in this research are Internet Addiction Test IAT to measure Internet addiction and Family Assessment Device FAD to measure the functioning of the families seen by the participants. Then the results obtained that family functioning can significantly predict internet addiction among late adolescents R ,145."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>