Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117891 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yomi Novitasari
"Individu yang baru melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi mengalami berbagai permasalahan, baik dalam aspek akademis maupun sosial. Permasalahan yang dialami mahasiswa baru akan lebih berat ketika ia harus tinggal terpisah dari orangtua dan kerabatnya. Mereka dituntut untuk memiliki kemampuan beradaptasi dan cara berespon yang baik terhadap kesulitan yang mungkin terjadi dalam situasi akademis dan sosial yang baru. Salah satu media yang dapat membantu mereka menghadapi kesulitan adalah buku harian. Buku harian dapat dijadikan sarang katarsis dan coping terhadap kesulitan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa menuliskan permasalahan di buku harian, selain membuat seseorang merasa lega, juga dapat memperluas perspektifnya terhadap kesulitan itu. Sehingga ia mampu untuk menemukan solusi-solusi permasalahannya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengadakan penelitian untuk melihat bagaimana peran kekerapan menulis di buku harian pada cara berespon mahasiswi terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru, dan apakah ada perbedaan antara mahasiswi yang menulis di buku harian dengan yang tidak menulis, dalam cara berespon mereka terhadap kesulitan yang terjadi selama mereka menjadi mahasiswi tahun pertama UI dan tinggal di tempat yang terpisah dengan orangtua ( di asrama UI). Cara berespon terhadap kesulitan tersebut diukur dengan Adversity Response Profile (ARP) yang akan menghasilkan skor Adversity Quotient (AQ) dan keempat dimensinya yaitu Control (C), Ownership (O), Reach (R), dan Endurance (E). Peneliti juga menyebarkan kuesioner tentang buku harian untuk mahasiswi yang menulis di buku harian. Kuesioner tersebut memberikan data tambahan berupa aktivitas subjek penelitian dalam menulis di buku harian dan kekerapan mahasiswi dalam merasakan manfaat coping emosi setelah menulis di buku harian. Data hasil penelitian yang berupa skor ARP (AQ,C,O,R,E) dan skor kekerapan menulis di buku harian yang diperoleh mahasiswi di kelompok A akan diolah menggunakan perhitungan statistik yaitu regresi untuk melihat peran kekerapan menulis di buku harian pada cara berespon mereka terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru.
Berdasarkan perhitungan regresi tersebut ditemukan bahwa kekerapan menulis di buku harian tidak berperan secara signifikan pada cara berespon mahasiswi terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru. Analisa selanjutnya pada dimensi-dimensi cara berespon tersebut (AQ) juga membuktikan bahwa kekerapan menulis di buku harian tidak berperan secara signifikan pada persepsi mahasiswi mengenai kemampuannya untuk mengatasi kesulitan, pada keinginan mahasiswi untuk mengambil alih tanggung jawab dalam memperbaiki situasi sulit, pada persepsi mahasiswi mengenai jangkauan kesulitan ke dalam aspek kehidupannya yang lain, dan pada persepsi mahasiswi mengenai lamanya kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru akan berlangsung.
Selanjutnya, peneliti menggunakan uji t test untuk melihat perbedaan mean skor AQ, C, O, R, dan E antara mahasiswi yang menulis di buku harian dengan yang tidak menulis. Hasil perhitungan t test tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok mahasiswi yang menulis di buku harian dengan yang tidak menulis, dalam cara berespon mereka terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru, persepsinya terhadap kemampuan dirinya sendiri untuk mengatasi kesulitan, keinginannya untuk mengambil alih tanggung jawab dalam memperbaiki situasi yang buruk, persepsinya akan jangkauan kesulitan ke dalam aspek kehidupannya, dan persepsinya atas lamanya situasi sulit akan berlangsung."
2003
S3314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kepercayaan diri merupakan sikap seorang individu yang mendorong dirinya untuk menciptakan penilaian positif baik terhadap diri sendiri, orang lain terutama terhadap situasi yang dihadapinya. Rasa percaya diri membuat seseorang merasa mampu menyelesaikan segala masalah dalam hidupnya. Kepercayaan diri anak Iahir dari konsep diri yang anak bangun terhadap dirinya. Sehingga melalui lingkungan yang mendukung pembentukan konsep diri positif pada anak, akan menimbulkan kepercayaan diri yang baik pula dikemudian hari. Penelitian dengan desain korelasi ini bertujuan untuk mengidentifikasikan keterkaitan antara pemberian penghargaan kepada anak terhadap rasa percaya diri anak usia 10-12 tahun. Sampel penelitian berjumlah 35 orang berasal dari populasi siswa kelas lima SD Muhammadiyah 2 Sukmajaya. Analisa data dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian penghargaan terhadap rasa percaya diri anak (P value > alpha; P value= 0,09 ;alpha= 0,05). Rekomendasi dari penelitian ini ialah, penelitian selanjutnya djharap menggunakan sampel yang lebih banyak dari berbagai populasi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. Selain itu, begitu pentingnya rasa percaya diri bagi perkembangan mental anak diharapkan para orang tua dapat mengembangkan hal-
hal positif yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anak."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5788
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aklia Suslia
"Banyaknya anak yang menjadi korban kekerasan di Indonesia terlihat dari tingginya angka kekerasan pada anak. Jika anak mempunyai kesadaran tentang kekerasan yang terjadi pada dirinya maka hal ini akan dapat membantu anak untuk menghindari kekerasan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi anak usia 10-12 tahun terhadap perilaku kekerasan yang menimpanya. Teknik pengambilan sampel penelitian random sampling. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Sebagian besar anak usia sekolah (10-12 tahun) di SDN Pondok Cina IV Depok mempunyai persepsi negatif (51%) tentang kekerasan pada anak. Hal ini bertentangan dengan tingkat pengetahuan yang tinggi (65,2%). Berdasarkan penelitian ini diketahui angka kejadian kekerasan emosional yang tinggi, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi yang rendah. Rekomendasi penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dan konseling bagi korban kekerasan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5535
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosario Endah Pandan Arum
"Tokoh pendiri Logoterapi yaitu Viktor Emille Frankl (dalam Fabry, 1980) menyatakan bahwa hidup bermakna terdapat dalam kondisi apapun, termasuk dalam penderitaan. Salah satu bentuk penderitaan yang dapat menimpa seseorang khususnya seorang perempuan adalah menderita kanker payudara. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat kedua terbesar penyakit mematikan yang diderita oleh perempuan (Kompas, 6 Februari 2002). Penyakit ini dapat menimbulkan penderitaan, tetapi penderitanya masih dapat menjalani hidup bermakna bila ia berhasil menemukan dan memenuhi makna di balik penderitaannya. Hal ini mungkin dicapai karena setiap manusia memiliki kehendak untuk hidup bermakna dan menjadi bahagia hanya jika merasa telah memenuhinya (Frankl dalam Fabry, 1980).
Dalam penelitian ini, ada empat hal yang ingin diteliti, yaitu: 1) Gambaran penderitaan yang dialami oleh penderita kanker payudara; 2) Usaha yang dilakukan untuk mengatasi penderitaan tersebut; 3) Makna penderitaan yang berhasil ditemukan dan dipenuhi; 4) Perubahan hidup yang dialami penderita. Untuk menjawab empat permasalahan ini, peneliti menggunakan teori Logoterapi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena mempelajari suatu fenomena dalam situasi alamiah dan berusaha untuk menginterpretasikannya berdasarkan sudut pandang orang yang diteliti (Denzin & Lincoln, 1994). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu perempuan berusia di atas 40 tahun, ada indikasi mengalami penderitaan karena penyakitnya, dan ada indikasi telah menemukan makna dari penderitaannya.
Hasil penelitian secara singkat menyimpulkan empat hal, yaitu: 1) Ketiga subyek mengalami penderitaan fisik dan mental; 2) Penderitaan ini berusaha diatasi dengan tiga cara, yaitu menjalani pengobatan medis, usaha yang dilakukan oleh diri sendiri, dan dengan menerima dukungan sosial; 3) Ketiga subyek berhasil menemukan makna penderitaan melalui tiga sumber makna hidup yaitu nilai penghayatan (experiential values), nilai bersikap ('attitudinal values), dan nilai kreatif (Creative values)-, 4) Ketiga subyek mengalami perubahan pada beberapa aspek kehidupan, ada perubahan positif (hubungan dengan Tuhan) dan perubahan negatif (dalam diri sendiri, hubungan dengan teman, dan pekerjaan).
Dari hasil penelitian ini, peneliti menganggap perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang fenomena makna penderitaan pada penderita kanker payudara guna mendapat gambaran dan pemahaman yang lebih baik dan lebih menyeluruh."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Trimardhany
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airin Yustikarini Saleh
"ABSTRAK
Adanya konilik di beberapa daerah di Indonesia menimbulkan
banyak penderitaan, terutama bagi anak-anak. Pertumbuhan anak akan
menjadi terhambat bahkan dapat terhenti akibat situasi lingkungan yang
harus dihadapinya. Pada saat konflik dan pengungsian atau situasi
kedaruratan lainnya anak mengalami peristiwa traumatis seperti
menyaksikan pembunuhan atau kekerasan yang dilakukau oleh dan kepada
orang yang dekat dengan anak. Anak bahkan tidak hanya menjadi saksi atau
nngamat peristiwa saja, melainkan juga menjadi target kekerasan, dimana
hal tersebut dapat menimbulkan trauma pada anak.
Banyak kenyataan menunjukkan bahwa seringkali anak rnenjadi
pihak yang diabaikan, padahal anak memegang peranan penting dalam
membangun masa depan yang penuh damai. Proses perdamaian tidak dapat
berjalan dengan efektif apabila terjadi kegagalan untuk membantu anak
memberikan kontribusi yang positif terhadap perdamaian itu sendiri.
Perdamaian membutuhkan perubahan dalam memandang dan
mempersepsikan lawan, dengan kemampuan untuk memaafkan lawan
sebagai titik awal. Tindakan memaafkan (forgiveness) dan rekonsiliasi
merupakan komponen esensial dalam transformasi kekerasan ke arah
perdamaian.
Oleh karena ilu dibutuhkan suatu program pendidikan nntuk
mengembangkan sikap memaafkan pada anak-anak. Program ini berlujuan
memberikan informasi mengenai tindakan memaaikan kepada anak. Selain
itu memberikan ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk membentuk pola
perilaku memaafkan.
Kekurangan yang terutama adalah program ini belum pemah
diujicobakan pada kelompok anak, terutama pada mereka yang tinggal di
daerah konflik. Dengan demikian, belum diketahni apakah materi serta cara
penyajian yang digunakan benar-benar efektif nntuk mengembangkan sikap
memaafkan pada anak-anak. Selain im surnher materi yang digunakan
dalam program ini masih kurang bervariasi. Analisa kebutuhan yang
digunakan sebagai dasar penyusunan program juga masih terlalu luas,
belum spsifik dalam menggambarkan proses memaafkan secara lebih
mendalam. Hal ini menyebabkan materi program belum menyenluh
karakteristik perilaku anak yang tinggal di daerah konflik herkaitan dengan
perilaku memaafkan.
Berkaitan dengan kekurangan-kekurangan tersebut, penulis
menyarankan agar pengguna program ini terlebih dahulu menguji coba
program ini sebelum menggunakannya. Dengan demikian dapat dilakukan
modiiikasi program jika memang dipérIukan. Tambahan aktivitas juga
dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di daerah konflik
yang berbeda-bedn, disesuaikan dengan adat istiadat dan Icehudayaan
setempat. Untuk penggunaan yang lebih luas, pada kelompok anak yang
lebih besar, penulis sangat menyarankan adanya analisa kebutuhan pada
setiap kelompok anak yang akan mengikuti program Hal ini disebabkan
setiap program pendidikan selalu bersifat tailor made, yaitu penyusunan
program disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta agar
program lebih mengenai sasaran. Dengan analisa kebutuhan, maka materi
dan penyajian program dapat disesuaikan dengan kbutuhan yang muncul
pada tiap-tiap kelompok anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Putri Naulia
"ABSTRAK
Diagnosis dan pengobatan kanker anak dapat menimbulkan stres pada anak kanker dan orang tua. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi stres anak kanker dan ibunya. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden anak kanker dan ibunya melalui teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap stres anak yaitu usia anak, frekuensi dukungan sosial anak, dan frekuensi stres ibu. Hasil analisis berikutnya didapatkan bahwa usia anak sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap stres anak (p=0,003). Variabel yang berpengaruh terhadap stres ibu adalah usia ibu, tingkat pendidikan, status pernikahan, jumlah anak, dukungan sosial ibu, kepentingan dukungan anak, jenis terapi anak dan stres anak. Hasil analisis berikutnya didapatkan bahwa status pernikahan sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap stres ibu (PIP-F, p=0,013; PIP-D, p=0,010). Perlu dioptimalkan dukungan sosial dan manajemen stres untuk dapat meningkatkan koping anak dan ibu sehingga tercapai kualitas hidup yang lebih baik

ABSTRACT
The diagnosis and treatment of pediatric cancer might be stressful for children and their parents. The Research aims to identify factors that correlate to the child dan their mothers‟stress. This study used cross sectional design, with total sample of 99 cancer children and their mothers. The result shown that some variables affect child‟s stress: child‟s age, frequency of social support and frequency of mother‟s stress. The study further found that child‟s age as the most factor associated with child‟s stress (p=0,003). Variables that affect mother‟ stress: Mother‟s age, education level, marital status, number of children, mother‟s social support, the important of social support, therapy and child‟s stress. The study further found that marital status as the most factor associated with mother‟s stress (PIP-F p=0,013; PIP-D p=0,010). Social support and stress management need to be optimized to improve coping of children and mother to reach a better quality of life."
2016
T46496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Sofiyah
"ABSTRAK
Anak terdiagnosa kanker umumnya mengalami pengobatan yang mempengaruhi
kondisi emosional, kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual pada anak juga orangtua.
Penelitian bertujuan mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual orang tua terhadap
kesejahteraan spiritual dan kualitas hidup anak yang mengalami kanker. Desain
penelitian cross sectional pada 81 pasang orang tua anak dengan teknik consecutive
sampling. Data dianalisis secara bivariat multivariat menggunakan regresi linier. Hasil
penelitian menunjukkan hubungan bermakna, arah kekuatan sedang dan positif antara
kesejahteraan spiritual orang tua dengan kesejahteraan spiritual anak (r: 0,324;
Pvalue:0,003) dan hubungan antara kesejahteraan spiritual anak dengan kualitas hidup
anak (r: 0,324; Pvalue: 0,003), serta hubungan bermakna, kekuatan lemah dan positif
antara kesejahteraan spiritual orang tua dengan kualitas hidup anak (r: 0,263 Pvalue:
0,018). Peneliti merekomendasikan perawat mengidentifikasi dan asuhan keperawatan
spiritual perlu ditingkatkan pada anak yang mengalami kanker dan keluarganya

ABSTRACT
Children diagnosed cancer generally undergo treatments affected emotional state,
quality of life and spiritual well-being. This study aims to determine relationship of
parents spiritual well being against the childrens spiritual well-being and quality of life
who have cancer. Cross-sectional study design in 81 pairs of parents-children taken with
consecutive sampling. Data analyzed using bivariate multivariate linear regression. The
results showed significant correlation with direction and strength of relationship was
positive between parent spiritual well-being with children spiritual well-being (r: 0.324
Pvalue: 0.003) and between childrens spiritual well being with children quality of life
(r: 0,356; Pvalue; 0,001) significant correlation with direction and strength of weak
positive correlation between parents spiritual well-being with childrensquality of life
(r:0.263 Pvalue: 0.018). Researchers recommend the nurse to identify and carry out
spiritual well being care for children and parent with cancer"
2015
T46457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>