Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200698 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarahmatun Kusminarin
"Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana hubungan antara tingkat stres pada dimensi stres dalam pekeijaan polisi dan karakteristik kepribadian beradasarkan Myers Briggs Type Indicator pada anggota brimob Polri yang pernah mendapat tugas di daerah konflik Aceh. Selain itu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui preferensi kepribadian dan temperamen berdasrkan Myers Briggs Type Indicator dari anggota Polri yang bertugas di Aceh dan tingkat stres yang mereka alami.
Subyek penelitian ini adalah anggota Korps Brimob Polri yang pernah melakukan dinas ke daerah konflik Aceh, namun pada penelitian ini subyek berada pada Mako Korps Brimob Kelapa Dua dan jumlah keseluruhan subyek adalah 96 orang. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur. Alat pertama yaitu untuk mengukur tingkat stres pada masing-masing dimensi stres pada pekeijaan polisi, yang merupakan pengembangan dari hasil penelitian mengenai stres pada anggota Brimob Polri yang bertugas di daerah konflik Aceh oleh Dartono (2003) dan sebagai tambahan dimasukan juga tingkat stres pada situasi kondisi perang. Alat tes kedua hasil adaptasi dari Myers Briggs Type Indicator Form M self scoreable yang sebelumnya telah digunakan dalam skripsi Yulistia (2003) yang kemudian dilakukan revisi mengingat karakteristik subyek dengan tingkat pendidikan yang berbeda.
Selain itu dimasukan juga data tambahan sebagai data control untuk melihat variasi demografi subyek, hal ini dilakukan karena stres juga dipengaruhi oleh hal-hal lain diluar karakteristik kepribadian yang akan diteliti. Pengolahan data adalah dengan menentukan preferensi subyek dan menentukan temperamennya, kemudian dianalisa dengan melakukan perhitungan korelasi dengan tingkat stres sehingga diperoleh gambaran umum hubungan keduanya.Untuk melihat hubungan antara preferensi dari Myers Briggs Type Indicator dengan tingkat stres digunakan teknik korelasi Spearman dan untuk temperamennya digunakan analisis statistik Anova one-way.
Dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa mayoritas subyek penelitian memiliki preferensi kepribadian extravert, sensing, feeling dan judging. Temperamen subyek penetian yang paling banyak adalah sensing-judging atau dengan istilah lain dalam Keirsey & Bates (1978) adalah guardian. Dari hasil perhitungan tingkat stres itu sendiri dengan menggunakan median sebagai batasan untuk menentukan apakah subyek termasuk kedalam tingkat stres tinggi atau rendah, didapatkan hasil bahwa dari semua dimensi rata-rata subyek berada pada tingkat stres yang rendah. Setelah dilakukan perhitungan statistik dengan teknik korelasi Spearman untuk mencari hubungan preferensi dengan tingkat stres pada semua dimensi stres, ditemukan hubungan yang signifikan antara dimensi T-F dengan stres bahaya nyata 0.252), stres perasaan bahaya (r= -0.282), stres melakukan sesuatu diluar kewenangan (r= -0.225), stres kehidupan yang kurang layak (r= -0.356) dan stres terisolasi (r= - 0.258). Sementara perhitungan anova one-way tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara temperamen kepribadian dengan semua tingkat stres pada masing-masing dimensi stres.
Dari hasil analisa tambahan mengenai karakteristik demografi dari subyek diperoleh gambaran mengenai hubungan antara lama dinas subyek dengan tingkat stres pada jam kerja yang tidak teratur dan stres merasa terisolasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa karakteristik kepribadian memiliki hubungan dengan tingkat stres pada dimensi stres pekeijaan polisi pada anggota Brimob yang pernah bertugas di daerah konflik Aceh. Namun untuk melihat lebih jauh mengenai hubungan ini diasumsikan dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara yang mendalam dengan subyek."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmat Dartono
"Penugasan di daerah konflik mempunyai banyak konsekuensi yang harus dihadapi oleh anggota Brimob yang sedang mendapat tugas. Konsekuensi negatif yang dihadapi berpotensi menimbulkan stres pada anggota Brimob tersebut. Agar mereka bisa tetap survive selama bertugas maka mereka harus mengembangkan strategi coping untuk mengatasi stres yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber stres anggota Brimob selama bertugas di konflik Aceh dan strategi coping apa yang paling banyak digunakan. Penelitian ini dilakukan di Mako Korps Brimob Kelapa Dua dengan sampel anggota Brimob yang baru pulang dari penugasan di Aceh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber stres anggota Brimob selama bertugas di Aceh terdiri dari sumber stres fisiologis, psikologis, dari dalam diri, dari keluarga dan dari lingkungan. Keluarga dan lingkungan ternyata lebih potensial menjadi sumber stres. Diikuti kemudian sumber stres fisiologis, psikologis, dan dari dalam diri. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa sumber stres dari keluarga pada anggota Brimob yang sudah menikah lebih besar dibandingkan yang belum menikah. Hal ini disebabkan beban keluarga yang ditanggung oleh mereka yang sudah menikah lebih besar. Mengenai strategi coping, ternyata anggota Brimob menggunakan ketiga strategi coping yang ada yaitu Problem-Focnsed Coping, Emotion- Focused Coping, dan Maladaptive Coping.
Namun demikian Problem- Focnsed Coping lebih banyak digunakan oleh anggota Brimob selama bertugas di Aceh, kemudian diikuti Emotion-Focused Coping dan Maladaptive Coping. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa anggota Brimob yang berpangkat Perwira lebih banyak menggunakan Problem-Focnsed Coping dibandingkan yang berpangkat Bintara maupun Tamtama. Fenomena ini disebabkan karena fungsi, peran, dan tanggung jawab seorang Perwira yang dituntut untuk menyelesaikan setiap masalah secara efektif. Anggota Brimob yang pernah bertugas di daerah konflik juga lebih banyak menggunakan Problem-Focnsed Coping karena mereka sudah terbiasa dengan lingkungan penugasan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumaryadi
"Sebagai seorang prajurit TNI AL khususnya Korps Marinir yang sedang mendapat tugas di daerah konflik di Nanggroe Aceh Darussalam, banyak sekali konsekuensi yang harus dihadapi. Konsekuensi negatif yang mereka hadapi selama bertugas di daerah konflik berpotensi menimbulkan stres, sehubungan dengan tugas mereka dalam menjaga stabilitas dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesi dari ancaman Gerombolan Sparatis Aceh. Tugas dan tanggungjawab mereka sebagai seorang prajurit dituntut untuk selalu sigap dan tanggap terhadap segala kemungkinan yang terjadi di lapangan. Tugas dan tanggungjawab yang berat di tambah lagi dengan medan tugas yang rawan dan cukup silit membuat para prajuri cukup rentan terhadap terjadinya stres, Penelitian ini lebih difokuskan pada kondisi yang dapat menimbulkan stres atau penyebab timbulnya stres (stressor).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber stres anggota prajurit Korps Marinir selama bertugas di daerah konflik di NAD. Penelitian ini dilakukan di Brigede 2 Marinir Cilandak dengan sampel anggota Maririr yang baru pulang dari penugasan di NAD. Pada penelitian ini jenis sumber stres yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan alat ukur adalah pembagian jenis sumber stres menurut Sarafino (1994). Sumber stres menurut Sarafino tersebut terbagi atas tigas jenis, yakni sumber stres yang berasal dari diri sendiri, keluarga dan komunitas dan masyarakat (lingkungan).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata sumber stres yang berasal dari diri sendiri dan keluarga yang potensial menimbulkan stres dibandingkan dengan sumber stres yang berasal lingkungan. Perbedaan yang signifikan terjadi pada l.o.s. 0.05 pada anggota Marinir yang sudah menikah dan pada mereka yang bertempat tinggal di luar kesatuan (kontrak) dan yang tinggal di rumah dinas. Sumber stres dari keluarga pada anggota yang sudah menikah lebih besar dibandingkan dengan anggota yang belum menikah. Hal ini disebabkan karena beban keluarga yang ditanggung oleh mereka yang sudah menikah lebih besar.
Dari penelitian ini juga ditemukan perbedaan yang signifikan pada anggota yang bertempat tinggal di rumah dinas dan yang tinggal di luar kesatuan (kontrak). Sumber stres yang terjadi pada kedua kelompok ini lebih potensial terjadi dibandingkan dengan anggota Marinir yang belum menikah (tidur dalam) dan anggota yang bertempat tinggal di rumah sendiri. Hal ini dikarenakan anggota yang tinggal di rumah dinas dan yang kontrak mempunyai beban yang lebih besar dibandingkan dengan anggota yang tidur dalam dan yang tinggal dirumah sendiri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kalista Dewi Adenis
"ABSTRAK
Situasi perekonomian di Indonesia yang tidak stabil menjadikan masalah pengangguran sebagai suatu masalah nasional yang sangat serius. Hal ini disebabkan jumlah tenaga keija yang tersedia tidak sebanding dengan lapangan pekeijaan yang terbatas. Kondisi perekonomian di Indonesia yang kian memburuk ini menyebabkan banyak orang cenderung menerima saja pekeijaan yang ditawarkan demi memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa memikirkan lebih jauh apakah ia akan merasa cocok dengan pekerjaan tersebut. Idealnya, setiap manusia memiliki pekerjaan yang sesusu dengan keinginannya. Karena pada dasarnya, sesungguhnya setiap manusia mendambakan suatu pekerjaan dimana mereka dapat menggunakan kecakapan dan kemampuannya, mengekspresikan sikap dan nilai serta yang dapat melibatkan mereka dalam tugas. Menurut Holland (1978), setiap individu mempunyai tipe-tipe kepribadian tertentu yang mengarahkan kepada suatu karakteristik pekeijaan tertentu yang sesuai untuk dirinya. Tipe-tipe kepribadian tersebut dirumuskan ke dalam 6 tipe kepribadian yakni, tipe Realistik, tipe Investigatif, tipe Artistik, tipe Sosial, tipe Enterprising, dan tipe Konvensional. Holland (1978) juga merumuskan 6 tipe lingkungan keija, yakni, tipe Realistik, tipe Investigatif, tipe Artistik, tipe Sosial, tipe Enterprising, dan tipe Konvensional. Individu akan merasa puas apabila tipe kepribadiannya sesuai dengan lingkungan keijanya. Kepuasan kerja individu dalam pekeijaannya merupakan suatu hal yang sangat esensial untuk kelangsungan hidup organisasi. Manusia yang tipe kepribadiannya tidak sesuai dengan lingkungan keijanya akan merasa tidak puas dengan pekeijaannya, yang akhirnya menyebabkan suatu perilaku yang disebut sebagai perilaku penarikkan diri (withdrawal). Diantara perilaku penarikkan diri tersebut, berhentinya seseorang dari pekeijaannya merupakan perilaku yang paling merugikan bagi setiap perusahaan atau organisasi. Menurut Mobley, Homer & Hollingsworth (1978), individu mengalami beberapa tahapan kognitif sebelum memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, yakni pikiran untuk berhenti dari pekerjaan (thoughts of Ieaving the job), intensi untuk mencari pekerjaan lain (intention to search for artother job) dan intensi untuk meninggalkan pekeijaan (intention to leave the y 06). Tahapan-tahapan kognitif tersebut dialami individu secara berurutan. Tahapan-tahapan kognitif ini menandakan bahwa seorang individu merasa tidak puas dengan pekerjaannya.Hal ini dikarenakan semakin individu merasa tidak puas dengan pekerjaannya, semakin individu tersebut memiliki intensi untuk meninggalkan pekerjaannya. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini bermaksud meneliti adakah hubungan antara tipe kepribadian Konvensional dengan intensi meninggalkan pekeijaan pada karyawan yang bekerja pada lingkungan kerja Konvensional. Penelitian ini difokuskan hanya pada lingkungan kerja Konvensional karena dianggap sebagai model lingkungan kerja yang paling dapat mengendalikan perbedaan umur, jenis kelamin, kelas sosial, intelegensi, dan tingkat pendidikan yang mungkin terjadi di dalamnya. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan pada 100 orang karyawan yang bekerja pada lingkungan kerja Konvensional. Setelah dilakukan penghitungan statistik, hanya 46 subyek penelitian yang dapat dikategorikan sebagai bertipe kepribadian Konvensional berdasarkan teori Holtand. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian Konvensional dengan intensi meninggalkan pekeijaan. Ditemukan bahwa individu dengan tipe kepribadian Konvensional yang sesuai dengan lingkungan kerja Konvensional, tetap memiliki intensi untuk meninggalkan pekeijaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian-penelitian lainnya yang menjadi dasar dari permasalahan pada penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, peneliti mengajukan beberapa saran bagi penelitian sejenis selanjutnya, yaitu menggunakan subyek penelitian yang bekerja pada satu jenis pekeijaan yang sama, jumlah item pertanyaan yang lebih banyak sehingga tipe kepribadian yang hendak diteliti dapat tergali lebih baik, mengukur discrepancy antara persepsi terhadap tipe kepribadian dan lingkungan pekerjaannya, melakukan pengukuran kepuasan keija per fasetnya, dan memperbanyak jumlah subyek sehingga hasil penelitiannya dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas."
2005
S3509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Rayhana Maimanah
"Penelitian ini fokus untuk menemukan apakah atribut influencer dapat menyebabkan niat pengikut mereka untuk membeli dengan karakterisasi sebagai mediator. Penelitian ini mengembangkan model penelitian berdasarkan teori persuasi yang diciptakan untuk meneliti kepentingan relatif hubungan para-sosial (PSR). Penelitian tersebut memperhitungkan tiga karakterisasi (kepercayaan, keahlian yang dirasakan, dan PSR) serta tiga karakteristik pribadi (sikap homofili, kecantikan fisik, dan daya tarik sosial) sebagai anteseden niat beli. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepada responden Gen Z yang tinggal di wilayah Jabodetabek serta mereka yang sudah membeli setidaknya satu barang atau jasa setelah menonton video di TikTok dari influencer kecantikan favoritnya. Ada 200 responden yang dikumpulkan, dan data dianalisis dengan alat Smart PLS. Studi ini menemukan bahwa PSR memiliki dampak positif paling signifikan terhadap niat beli relatif terhadap karakterisasi lainnya dan hubungan para-sosial secara signifikan terkait dengan tiga atribut pribadi. Survei menunjukkan bahwa strategi pemasaran influencer media sosial perlu disesuaikan berdasarkan atribut dan karakteristik pribadi.

This research focus on finding whether influencer attributes could lead to intention of their followers to purchase with characterizations as a mediator. This research developed the research model based on the theory of persuasion, which was created to research the relative importance of para-social relationship (PSR). The research took into account three characterizations (trustworthiness, perceived expertise, and PSR) as well as three personal characteristics (attitude homophily, physical beauty, and social attractiveness) as antecedents of purchase intention. Data were collected through a questionnaire of respondents for Gen Z who live in Jabodetabek area as well as those who already buy at least one good or service after watching a video in TikTok from their favorite beauty influencer. There were 200 respondents collected, and the data was analyzed using Smart PLS tools. The study found that PSR has the most significant positive impact on purchase intention relative to other characterizations and para-social relationship was significantly related to the three personal attributes. The surveys show that social media influencer marketing strategies need to be adjusted based on personal attributes and characteristics. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Ria Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh social media influencer attributes dan content esthetic terhadap attitude toward endorsed brand dan brand link click behavior pada brand fashion lokal dengan mediasi followers’ brand content engagement untuk pengguna Instagram berusia 17 – 35 tahun di Jabodetabek. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menginvestigasi faktor social media influencer attributes apa yang mempengaruhi attitude toward endorsed brand dan brand link click behavior melalui followers’ brand content engagement. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode partial least square - structural equation modeling (PLS-SEM). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa contributing dapat memediasi hubungan similarity dan followers’ attitude, trustworthiness dan content esthetic memberikan pengaruh terhadap followers’ attitude, followers’ attitude dapat memediasi hubungan antara contributing dan link click behavior, dan followers’ engagement memberikan pengaruh langsung terhadap terjadinya brand link click behavior. 

This research aims to analyze the influence of social media influencer attributes and content aesthetics on attitude toward endorsed brands and brand link click behavior in local fashion brands, mediated by followers' brand content engagement for Instagram users aged 17–35 in Jabodetabek. In this study, the researcher intends to investigate which social media influencer attributes affect attitude toward endorsed brands and brand link click behavior through followers' brand content engagement. This research is a quantitative study using the partial least square - structural equation modeling (PLS-SEM) method. The results of this study found that contributing can mediate the relationship between similarity and followers' attitude, trustworthiness and content aesthetics influence followers' attitude, followers' attitude can mediate the relationship between contributing and link click behavior, and followers' engagement directly affects brand link click behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Agistya
"Perkembangan teknologi tengah mengalami kemajuan pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia khususnya di integrasi Artificial Intelligence (AI) di berbagai sektor, salah satunya adalah penggunaan virtual influencer sebagai social media endorser. Penelitian ini menganalisis pengaruh Virtual Influencer’s Perceived Anthropomorphism terhadap Satisfaction With Experience dan Purchase Intention yang dimediasi oleh Social Presence, Cognitive Response (Credibility dan Perceived Usefulness), dan Affective Response (Perceived Enjoyment dan Flow) pada konsumen kalangan Gen Z di Indonesia. Dengan fokus penelitian pada Arbie Seo, virtual influencer yang sedang tren di Indonesia, penelitian ini menggunakan 479 sa­­mpel data responden melalui penyebaran kuesioner online kepada responden yang pernah melihat konten Arbie Seo sebagai virtual influencer di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Virtual Influencer’s Perceived Anthropomorphism, Social Presence, Perceived Usefulness, dan Perceived Enjoyment yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Satisfaction With Experience. Begitu juga Satisfaction With Experience yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Purchase Intention. Sedangkan, Credibility dan Flow tidak berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction With Experience. Temuan dalam penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk mempertimbangkan aspek dan karakteristik virtual influencer sebagai endorser produk mereka di kalangan Gen Z.

The rapid advancement of technology, particularly in Indonesia, has led to the integration of Artificial Intelligence (AI) across various sectors, such as the use of virtual influencers as social media endorsers. This study aims to analyze the impact of Virtual Influencer's Perceived Anthropomorphism towards Satisfaction With Experience and Purchase Intention, mediated by Social Presence, Cognitive Response (Credibility and Perceived Usefulness), and Affective Response (Perceived Enjoyment and Flow) among Gen Z consumers in Indonesia. Focusing on Arbie Seo, a trending virtual influencer in Indonesia, the study employs 479 respondent data samples collected through an online questionnaire to specific respondents who have watch Arbie Seo's content as a virtual influencer on social media. The findings show that Virtual Influencer's Perceived Anthropomorphism, Social Presence, Perceived Usefulness, and Perceived Enjoyment have significant effect on Satisfaction With Experience. In turn, Satisfaction With Experience also affect Purchase Intention significantly. However, Credibility and Flow do not have significant effect on Satisfaction With Experience. These findings can help companies in considering aspects and characteristics of virtual influencers as endorsers for their products among Gen Z consumers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cleoputri Al Yusainy
"ABSTRAK
Pemahaman yang objektif mengenai tingkah laku manusia adalah satu
bekal penting bagi calon sarjana psikologi. Kriteria kematangan pribadi
adalah patokan "universal" (tanpa diskriminasi jender maupun kategori
sosial lain) untuk menilai tingkah laku yang sebaiknya dikembangkan
individu. Karena itu, penelitian mengenai pemahaman terhadap kriteria ini
perlu dilakukan. Dengan teknik quota sampling, 180 mahasiswi dan
mahasiswa tingkat akhir fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan
Universitas Gadjah Mada diminta memberikan penilaian terhadap SPDK
(Skala Penilaian Dimensi Kematangan) ciptaan Matindas (1993) untuk
kategori "manusia yang matang" serta untuk kategori jender. Hasil uji khi
kuadrat (X2) untuk kategori "manusia yang matang" menunjukkan bahwa
sebelas dimensi SPDK diterima sebagai indikator kematangan pribadi.
Sementara hasil uji t untuk kategori jender (sebagai refleksi skema jender
subjek) menemukan perbedaan penilaian terhadap kematangan
"perempuan" dan "laki-laki" pada empat dimensi SPDK. Kedua hasil ini
menyiratkan pentingnya pendidikan dan pelatihan tambahan bagi calon
sarjana psikologi guna meningkatkan pemahaman atas dimensi kematangan yang diterima tetapi dengan nilai rendah maupun yang secara bias dibedakan berdasarkan jender."
2004
S3370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>