Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kalista Dewi Adenis
"ABSTRAK
Situasi perekonomian di Indonesia yang tidak stabil menjadikan masalah pengangguran sebagai suatu masalah nasional yang sangat serius. Hal ini disebabkan jumlah tenaga keija yang tersedia tidak sebanding dengan lapangan pekeijaan yang terbatas. Kondisi perekonomian di Indonesia yang kian memburuk ini menyebabkan banyak orang cenderung menerima saja pekeijaan yang ditawarkan demi memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa memikirkan lebih jauh apakah ia akan merasa cocok dengan pekerjaan tersebut. Idealnya, setiap manusia memiliki pekerjaan yang sesusu dengan keinginannya. Karena pada dasarnya, sesungguhnya setiap manusia mendambakan suatu pekerjaan dimana mereka dapat menggunakan kecakapan dan kemampuannya, mengekspresikan sikap dan nilai serta yang dapat melibatkan mereka dalam tugas. Menurut Holland (1978), setiap individu mempunyai tipe-tipe kepribadian tertentu yang mengarahkan kepada suatu karakteristik pekeijaan tertentu yang sesuai untuk dirinya. Tipe-tipe kepribadian tersebut dirumuskan ke dalam 6 tipe kepribadian yakni, tipe Realistik, tipe Investigatif, tipe Artistik, tipe Sosial, tipe Enterprising, dan tipe Konvensional. Holland (1978) juga merumuskan 6 tipe lingkungan keija, yakni, tipe Realistik, tipe Investigatif, tipe Artistik, tipe Sosial, tipe Enterprising, dan tipe Konvensional. Individu akan merasa puas apabila tipe kepribadiannya sesuai dengan lingkungan keijanya. Kepuasan kerja individu dalam pekeijaannya merupakan suatu hal yang sangat esensial untuk kelangsungan hidup organisasi. Manusia yang tipe kepribadiannya tidak sesuai dengan lingkungan keijanya akan merasa tidak puas dengan pekeijaannya, yang akhirnya menyebabkan suatu perilaku yang disebut sebagai perilaku penarikkan diri (withdrawal). Diantara perilaku penarikkan diri tersebut, berhentinya seseorang dari pekeijaannya merupakan perilaku yang paling merugikan bagi setiap perusahaan atau organisasi. Menurut Mobley, Homer & Hollingsworth (1978), individu mengalami beberapa tahapan kognitif sebelum memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, yakni pikiran untuk berhenti dari pekerjaan (thoughts of Ieaving the job), intensi untuk mencari pekerjaan lain (intention to search for artother job) dan intensi untuk meninggalkan pekeijaan (intention to leave the y 06). Tahapan-tahapan kognitif tersebut dialami individu secara berurutan. Tahapan-tahapan kognitif ini menandakan bahwa seorang individu merasa tidak puas dengan pekerjaannya.Hal ini dikarenakan semakin individu merasa tidak puas dengan pekerjaannya, semakin individu tersebut memiliki intensi untuk meninggalkan pekerjaannya. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini bermaksud meneliti adakah hubungan antara tipe kepribadian Konvensional dengan intensi meninggalkan pekeijaan pada karyawan yang bekerja pada lingkungan kerja Konvensional. Penelitian ini difokuskan hanya pada lingkungan kerja Konvensional karena dianggap sebagai model lingkungan kerja yang paling dapat mengendalikan perbedaan umur, jenis kelamin, kelas sosial, intelegensi, dan tingkat pendidikan yang mungkin terjadi di dalamnya. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan pada 100 orang karyawan yang bekerja pada lingkungan kerja Konvensional. Setelah dilakukan penghitungan statistik, hanya 46 subyek penelitian yang dapat dikategorikan sebagai bertipe kepribadian Konvensional berdasarkan teori Holtand. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian Konvensional dengan intensi meninggalkan pekeijaan. Ditemukan bahwa individu dengan tipe kepribadian Konvensional yang sesuai dengan lingkungan kerja Konvensional, tetap memiliki intensi untuk meninggalkan pekeijaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian-penelitian lainnya yang menjadi dasar dari permasalahan pada penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, peneliti mengajukan beberapa saran bagi penelitian sejenis selanjutnya, yaitu menggunakan subyek penelitian yang bekerja pada satu jenis pekeijaan yang sama, jumlah item pertanyaan yang lebih banyak sehingga tipe kepribadian yang hendak diteliti dapat tergali lebih baik, mengukur discrepancy antara persepsi terhadap tipe kepribadian dan lingkungan pekerjaannya, melakukan pengukuran kepuasan keija per fasetnya, dan memperbanyak jumlah subyek sehingga hasil penelitiannya dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas."
2005
S3509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarahmatun Kusminarin
"Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana hubungan antara tingkat stres pada dimensi stres dalam pekeijaan polisi dan karakteristik kepribadian beradasarkan Myers Briggs Type Indicator pada anggota brimob Polri yang pernah mendapat tugas di daerah konflik Aceh. Selain itu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui preferensi kepribadian dan temperamen berdasrkan Myers Briggs Type Indicator dari anggota Polri yang bertugas di Aceh dan tingkat stres yang mereka alami.
Subyek penelitian ini adalah anggota Korps Brimob Polri yang pernah melakukan dinas ke daerah konflik Aceh, namun pada penelitian ini subyek berada pada Mako Korps Brimob Kelapa Dua dan jumlah keseluruhan subyek adalah 96 orang. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur. Alat pertama yaitu untuk mengukur tingkat stres pada masing-masing dimensi stres pada pekeijaan polisi, yang merupakan pengembangan dari hasil penelitian mengenai stres pada anggota Brimob Polri yang bertugas di daerah konflik Aceh oleh Dartono (2003) dan sebagai tambahan dimasukan juga tingkat stres pada situasi kondisi perang. Alat tes kedua hasil adaptasi dari Myers Briggs Type Indicator Form M self scoreable yang sebelumnya telah digunakan dalam skripsi Yulistia (2003) yang kemudian dilakukan revisi mengingat karakteristik subyek dengan tingkat pendidikan yang berbeda.
Selain itu dimasukan juga data tambahan sebagai data control untuk melihat variasi demografi subyek, hal ini dilakukan karena stres juga dipengaruhi oleh hal-hal lain diluar karakteristik kepribadian yang akan diteliti. Pengolahan data adalah dengan menentukan preferensi subyek dan menentukan temperamennya, kemudian dianalisa dengan melakukan perhitungan korelasi dengan tingkat stres sehingga diperoleh gambaran umum hubungan keduanya.Untuk melihat hubungan antara preferensi dari Myers Briggs Type Indicator dengan tingkat stres digunakan teknik korelasi Spearman dan untuk temperamennya digunakan analisis statistik Anova one-way.
Dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa mayoritas subyek penelitian memiliki preferensi kepribadian extravert, sensing, feeling dan judging. Temperamen subyek penetian yang paling banyak adalah sensing-judging atau dengan istilah lain dalam Keirsey & Bates (1978) adalah guardian. Dari hasil perhitungan tingkat stres itu sendiri dengan menggunakan median sebagai batasan untuk menentukan apakah subyek termasuk kedalam tingkat stres tinggi atau rendah, didapatkan hasil bahwa dari semua dimensi rata-rata subyek berada pada tingkat stres yang rendah. Setelah dilakukan perhitungan statistik dengan teknik korelasi Spearman untuk mencari hubungan preferensi dengan tingkat stres pada semua dimensi stres, ditemukan hubungan yang signifikan antara dimensi T-F dengan stres bahaya nyata 0.252), stres perasaan bahaya (r= -0.282), stres melakukan sesuatu diluar kewenangan (r= -0.225), stres kehidupan yang kurang layak (r= -0.356) dan stres terisolasi (r= - 0.258). Sementara perhitungan anova one-way tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara temperamen kepribadian dengan semua tingkat stres pada masing-masing dimensi stres.
Dari hasil analisa tambahan mengenai karakteristik demografi dari subyek diperoleh gambaran mengenai hubungan antara lama dinas subyek dengan tingkat stres pada jam kerja yang tidak teratur dan stres merasa terisolasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa karakteristik kepribadian memiliki hubungan dengan tingkat stres pada dimensi stres pekeijaan polisi pada anggota Brimob yang pernah bertugas di daerah konflik Aceh. Namun untuk melihat lebih jauh mengenai hubungan ini diasumsikan dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara yang mendalam dengan subyek."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyya Amanda
"Individu yang melakukan perkawinan campur seringkali dianggap memiliki kepuasan perkawinan yang rendah. Hal ini didasari oleh perbedaan latar belakang budaya dan banyaknya tekanan serta tantangan yang dihadapi dalam perkawinan. Kepribadian memiliki kontribusi dalam kepuasan perkawinan, salah satu trait kepribadian yang berkontribusi adalah agreeableness. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara trait kepribadian agreeableness dengan kepuasan perkawinan pada individu yang melakukan perkawinan campur. Penelitian ini dilakukan kepada 90 partisipan yang terdiri dari 76 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 14 Warga Negara Asing (WNA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara trait kepribadian agreeableness dan kepuasan perkawinan.

Individuals who engage in mixed marriages are often considered to have low marital satisfaction. This is based on differences in cultural backgrounds and the many pressures and challenges faced in marriage. Personality has a contribution to marital satisfaction, one trait of personality that contributes is agreeableness. This study aims to look at the relationship between personality trait agreeableness and marital satisfaction in individuals who engage in mixed marriages. This research was conducted on 90 participants consisting of 76 Indonesian Citizens (WNI) and 14 Foreign Citizens (WNA). The results showed there was a significant relationship between agreeableness personality trait and marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Rachmalita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tuntutan pekerjaan dan kesejahteraan pekerja di lingkungan kerja pada pekerja di perusahaan Jabodetabek. Penelitian ini juga ingin mengetahui peran dukungan sosial dalam hubungan tuntutan pekerjaan dan kesejahteraan pekerja di lingkungan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah WWQ (Parker & Hyett , 2011) dan COPSOQ II (Pejtersen, Kristensen, Borg & Bjorner, 2010). Dari 261 partisipan (83 laki-laki (31.8%) dan 178 perempuan (68.2%), ditemukan bahwa dukungan sosial tidak dapat memoderasi pengaruh dari tuntutan pekerjaan terhadap kesejahteraan pekerja ​(​beta = -.03, p >​ .05, tidak signifikan)​.
This study aims to determine the relationship between job demands and workplace well-being on workers in Jabodetabek companies. This study also wants to find out the role of social support in the relationship between job demands and workplace well-being. This research is a quantitative study with correlational design. The research instruments used in this study were WWQ (Parker & Hyett, 2011) and COPSOQ II (Pejtersen, Kristensen, Borg & Bjorner, 2010). Of the 261 participants (83 men (31.8%) and 178 women (68.2%), it was found that social support cant moderate the effect of job demands on workplace well-being ​(​beta = -.03, p >​ .05, not significant)​."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Agistya
"Perkembangan teknologi tengah mengalami kemajuan pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia khususnya di integrasi Artificial Intelligence (AI) di berbagai sektor, salah satunya adalah penggunaan virtual influencer sebagai social media endorser. Penelitian ini menganalisis pengaruh Virtual Influencer’s Perceived Anthropomorphism terhadap Satisfaction With Experience dan Purchase Intention yang dimediasi oleh Social Presence, Cognitive Response (Credibility dan Perceived Usefulness), dan Affective Response (Perceived Enjoyment dan Flow) pada konsumen kalangan Gen Z di Indonesia. Dengan fokus penelitian pada Arbie Seo, virtual influencer yang sedang tren di Indonesia, penelitian ini menggunakan 479 sa­­mpel data responden melalui penyebaran kuesioner online kepada responden yang pernah melihat konten Arbie Seo sebagai virtual influencer di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Virtual Influencer’s Perceived Anthropomorphism, Social Presence, Perceived Usefulness, dan Perceived Enjoyment yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Satisfaction With Experience. Begitu juga Satisfaction With Experience yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Purchase Intention. Sedangkan, Credibility dan Flow tidak berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction With Experience. Temuan dalam penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk mempertimbangkan aspek dan karakteristik virtual influencer sebagai endorser produk mereka di kalangan Gen Z.

The rapid advancement of technology, particularly in Indonesia, has led to the integration of Artificial Intelligence (AI) across various sectors, such as the use of virtual influencers as social media endorsers. This study aims to analyze the impact of Virtual Influencer's Perceived Anthropomorphism towards Satisfaction With Experience and Purchase Intention, mediated by Social Presence, Cognitive Response (Credibility and Perceived Usefulness), and Affective Response (Perceived Enjoyment and Flow) among Gen Z consumers in Indonesia. Focusing on Arbie Seo, a trending virtual influencer in Indonesia, the study employs 479 respondent data samples collected through an online questionnaire to specific respondents who have watch Arbie Seo's content as a virtual influencer on social media. The findings show that Virtual Influencer's Perceived Anthropomorphism, Social Presence, Perceived Usefulness, and Perceived Enjoyment have significant effect on Satisfaction With Experience. In turn, Satisfaction With Experience also affect Purchase Intention significantly. However, Credibility and Flow do not have significant effect on Satisfaction With Experience. These findings can help companies in considering aspects and characteristics of virtual influencers as endorsers for their products among Gen Z consumers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyana Wahyu Sejati
"Pacaran merupakan awal hubungan dekat bagi remaja yang berlaiann jenis kelamin. Tanpa adanya kesepakatan yang jelas mengenai batasan pacaran, terkadang tanpa disadari atau direncanakan remaja dapat terbawa untuk melakukan hubungan seksual sebelum mereka menikah. Hasil penelitian di DKI Jaya dan DI Yogyakarta menunjukkan bahwa sebanyak 34.7% remaja mengaku berciuman bibir pada saat pacaran dan 4,1% telah melakukan hubunagn seksual. Teman sebaya diduga sebagai salah satu faktor pendorong (Damayanti, 2006) selain kemudahan untuk mengakses media pornografi, variabel umur, jenis kelamin, pengetahuan tentang seks, dan sikap permisif. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh lingkungan terhadap perilaku pacaran pada remaja dengan memilih SMA Patriot Bekasi sebagai tempat. Variabel pengetahuan yang merupakan sekolah dengan mengontrol.
Disaian penelitian yang digunakan adalah rancangan cross sectional dengan sampel berjumlah 100 siswa. Pemilihan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang telah dipilih secara acak. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivarait. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 79% siswa yang mengaku pernah/ sedang pacaran saat ini, sebanyak 52% responden berperilaku pacaran beresiko, dan 14% diantaranya mengaku pernah melakukan hubungan seks. Odd Rasio dari pengaruh teman sebaya terhadap perilaku pacaran remaja sebesar 3.0 (95%CI=1.3-6.9), artinya remaja yang mempunyai teman sebaya negatif, mempunyai peluang 3 kali untuk berperilaku pacaran beresiko dibandingkan dengan yang tidak mempunyai teman sebaya negatif, sedangkan odd Rasio pornografi terhadap perilaku pacaran beresiko sebesar 11.2 (95%CI=4.4-28.5), artinya remaja yang terpajan media pornografi mempunyai peluang 11 kali untuk berperlaku pacaran beresiko dibandingkan dengan yang tidak terpajan media pornografi. Dalam penelitain ini didapatkan sebanyak 95.9% responden mengaku mendapatkan media pornografi dari teman. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa teman sebaya memberikan pengaruh yang kuat terhadap keterpajanan media pornografi pada remaja.
Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara faktor lingkungan terhadap perilaku pacaran. Oleh karena itu penulis menyarankan, agar para penyelenggara pelayanan kesehatan menggunakan atau membina kelompok sebaya sebagai media penyuluhan seks bagi remaja. Bagi pihak sekolah disarankan untuk ikut serta dalam program-program yang peduli terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja. Bagi orang tua hendaknya meningkatkan kewaspadaan dan bimbingannya kepada putra-putrinya, dengan melakukan komunikasi seefektif mungkin."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Setiawati
"Perubahan merupakan hal yang sering terjadi. Perubahan dapat teijadi pada setiap aspek kehidupan manusia. Dalam kurun waktu belakangan ini, di Indonesia perubahan yang teijadi lebih banyak dikarenakan krisis ekonomi yang melanda. Perubahan tersebut berdampak juga pada organisasi. BUMN sebagai salah satu organisasi terbesar di Indonesia juga terkena dampak tersebut. Perubahan yang teijadi di BUMN tersebut menimbulkan sikap dari individu yang bekeija di badan usaha tersebut. Sikap para pekerja tersebut dapat menerima ataupun menolak perubahan. Sikap pekeija tersebut salah satunya berhubungan dengan kepuasan keija pegawai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan keija, gambaran sikap terhadap perubahan, dan hubungan antara kepuasan keija dengan sikap terhadap perubahan.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden penelitian ini adalah karyawan dari dua BUMN sebanyak 127 orang yang mengalami perubahan struktur dan sistem. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala 1-6. Penelitian ini menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner kepuasan keija yang dibuat berdasarkan teori kepuasan keija secara umum dan teori Herzberg. Kedua kuesioner sikap terhadap perubahan, yang dibuat berdasarkan teori Galpin (1996), Judson ( 2000), dan Robbins (2001).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum para karyawan tersebut mengalami kepuasan keija dan bersikap menerima terhadap perubahan. Selanjutnya juga diperoleh gambaran bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan keija dengan sikap terhadap perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin puas individu terhadap pekerjaannya bukan berarti individu tersebut akan semakin menerima perubahan. Begitu juga sebaliknya semakin individu tersebut merasa tidak puas terhadap pekeijaannya bukan berarti individu tersebut akan semakin menolak terhadap perubahan.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah item untuk setiap dimensi kepuasan keija dan sikap terhadap perubahan. Juga menambah jumlah responden dan melakukan wawancara untuk lebih mengetahui tentang kepuasan keija karyawan dan sikap terhadap perubahan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savirandha Putri Vidiasta
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional pada karyawan tetap non-manajerial PT. Aero Systems Indonesia. Variabel independen akan diukur menggunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire, sedangkan variabel dependen akan diukur menggunakan Organizational Commitment Scale."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>