Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1988
05 Cha s-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Farizan Firdaus
"Skripsi ini membahas tentang perumusan strategi bersaing PT. Primajasa Perdanarayautama dalam persaingan menghadapi para pesaingnya. Penelitian ini ini didahului dengan menganalisis kondisi eksternal dan internal perusahaan. Perumusan strategi bersaing ini dilakukan melalui pendekatan manajemen strategi industri dengan menggunakan tiga buah alat bantu, antara lain matriks TOWS, matriks IE, dan Grand Strategy Matrix. Kemudian hasil dari perumusan strategi dengan tiga alat bantu yang telah disebutkan sebelumnya, dibandingkan dan dievaluasi dengan menggunakan alat bantu QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Pembobotan pada penelitian ini dikerjakan dengan metode AHP. Hasil akhir penelitian ini menyarankan agar PT. Primajasa Perdanarayautama perlu melakukan strategi pengembangan produk untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya.

This thesis discusses the formulation of competitive strategy of PT. Primajasa Perdanarayautama in the competition facing its competitors. This study was preceded by analyzing the external and internal conditions of the company. The formulation of competitive strategy is done through a strategic management approach by using three tools, TOWS Matrix, IE Matrix, and Grand Strategy Matrix. Then the results from the formulation of strategy with three tools that have been mentioned earlier, compared and evaluated using the tool QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Weighting in this study worked with AHP method. The final results of this study recommends PT. Primajasa Perdanarayautama need to do product development strategy to compete with its rivals. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S813
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christansen Dwinata
"Skripsi ini membahas mengenai perumusan strategi bersaing pada PT. Kalbe Nutritionals yang sedang menghadapi kompetisi yang kuat dari perusahaan asing. Perumusan strategi ini dilakukan melalui pendekatan manajemen strategi industri yang menggunakan tiga buah alat bantu utama, antara lain matriks TOWS, matriks IE (Internal Eksternal), dan grand strategy matrix. Kemudian, perumusan strategi dari ketiga alat bantu tersebut dibandingkan dan dievaluasi dengan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Dalam pembobotannya digunakan metode AHP. Hasil penelitian menyarankan bahwa PT. Kalbe Nutritionals perlu melakukan strategi pengembangan produk untuk dapat bersaing dengan kompetitor.

The focus of this study is about formulating strategy on PT. Kalbe Nutritionals, that face a high competition which comes from foreign company. The strategy formulation is based on industrial strategic management concept, by using three main tools which are SWOT matrix, IE (Internal External) Matrix, and Grand Strategy Matrix. This tools will be used as comparison on each other when formulating strategy. Then, it will be evaluated again with QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). It also involves AHP method for weighting each factor. Eventually, the result of this study is PT. Kalbe Nutritionals should conduct product development in order to compete with other players."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rachman Amaluddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dan berdaya saing dengan terlebih dahulu mengidentifikasi, menilai faktor-faktor internal perusahaan dan eksternal lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut.Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity, Threat) yang dicetuskan oleh Albert Humphrey dan juga menggunakan metode 5 Forces yang ditemukan oleh Michael Porter.Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman dilingkungan bisnis maupun kekuatan serta kelemahan yang dimiliki internal perusahaan.Sedangkan metode 5 Forces adalah metode yang digunakan untuk mengetahui peta persaingan dengan para kompetitor produk sejenis.Penelitian ini dilakukan dengan metode survey (wawancara dan kuesioner) pada Manajer dan staf pemasaran perusahaan dan konsumen perusahaan. Hasilnya kemudian dianalisis dengan metode Analisis SWOT. Faktor-faktor internal, eksternal, posisi dan jenis usaha serta strategi perusahaan ini merupakan variabel mandiri, yang berarti setiap variabel tidak dilakukan perbandingan, melainkan saling menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain.

This research aims to determine the right marketing strategies and competitive power by first identifying, assessing the company's internal factors and external environment affecting the company. This is done by using the method of SWOT analysis (Strenght, overrun Weakness, Oppurtunity, Threat) which was conceived by Albert Humphrey and also use 5 Forces method discovered by Michael Porter. The SWOT analysis is an analysis that is used to evaluate the opportunities and threats of the business as well as strengths and weaknesses are internal corporate owned.And the 5 Forces Method is a method used to determine competition map with competitors similar products. This research was conducted with survey methods (interviews and questionnaires) in corporate marketing managers and staff and consumer companies. The results are then analyzed by the method of SWOT analysis. Internal factors, external, positions and types of businesses as well as corporate strategies is an independent variable, which means that any variables not done comparison, but rather mutual explains and affects the other variable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Andjar P
"Rekayasa konstruksi baja, termasuk dalam industri yang menerapkan teknologi tinggi. Sektor ini merupakan andalan dalam memenuhi AFTA, dan diharapkan dapat memberikan sumbangan nyata dalam mencapai sasaran utama PJPT II yang memprioritaskan pada era penerapan teknologi tinggi.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran umum usaha rekayasa industri baja di Indonesia serta mempelajari perencanaan dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh salah satu pelakuk bisnis ini yakni PT. WIKA
Melalui analisis awal SWOT dan AHP yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diharapkan dapat diformulasikan perencanaan yang baik, khususnya dalam menentukan strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT WIKA pada divisi konstruksi industri. Selanjutnya pembahasan analisis SWOT akan dilanjutkan dengan analisis "portofolio" maupun "product life cycle" untuk dapat menggambarkan posisi kompetitif yang dimiliki PT WIKA pada saat ini.
Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa PT WIKA mempunyai kekuatan yang menonjol dalam sarana dan prasarana produksi yang handal penguasaan pangsa pasar, di samping itu sebagai BUMN ketiga terbesar di Indonesia yang mempunyai sumber dana yang kuat. Sedangkan kelemahan perusahaan meliputi: kemampuan mengolah info pasar, dan kegiatan administrasi proyek. Hal lain adalah pengambangan dan penelitian masalah desain, spesifikasi, juga profesionalisme dalam bidang administrasi keuangan maupun teknis masih harus ditingkatkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Gunung Agung, 1986
658.4 SIA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ramon Bangun
"Paper ini bertujuan untuk mengetahui struktur daya saing dan pola tata kelola rantai nilai industri aparel Indonesia dalam rantai nilai global serta mengembangkan strategi industri aparel Indonesia masa depan. Penelitian ini merupakan studi kasus untuk meneliti faktor-faktor yang menyebabkan industri aparel Indonesia mampu bertahan ditengah persaingan global meskipun diterpa berbagai permasalahan. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan industri aparel Indonesia melambat. Untuk memahami lebih jauh mengapa industri aparel Indonesia mengalami stagnasi, dilakukan analisis rantai nilai dan melihat faktor pembatas dengan model sistem dinamis.Struktur daya saing unik telah terbentuk pada industri aparel Indonesia, dimana temuan penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan industri aparel Indonesia mampu bertahan ditengah persaingan global adalah keberhasilan memproduksi barang medium-up, yang utamanya ditentukan oleh 2 faktor dari Cho, yaitu: 1 wirausaha dan 2 peluang serta satu faktor baru, yaitu 3 hubungan historis berdasarkan trust. Akibat dari keberhasilan memproduksi barang medium-up, dua faktor yaitu: 4 tenaga kerja serta 5 manajer dan insinyur professional, yang tadinya merupakan penghambat merubah menjadi pendorong peningkatan daya saing industri aparel Indonesia.Penyebab adanya stagnasi pada ekspor produk aparel adalah karena industri aparel Indonesia hanya melakukan aktivitas yang bernilai tambah rendah, dimana tingkatan keterlibatan pada rantai nilai adalah original equipment manufacturing OEM . Meskipun sudah memproduksi produk yang medium-up, pada umumnya industri aparel Indonesia belum siap untuk memasuki ODM dan OBM karena keterbatasan sumber daya. Pola tata kelola adalah relational. Disamping itu, penyebab lain adalah kurangnya kapasitas produksi. Jadi, strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan share ekspor adalah dengan membuat kebijakan yang membuat entrepreneurs berminat untuk melakukan investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM serta kapasitas mesin dan peralatan.

This paper aims to identify the competitiveness structure and the value chain governance pattern of Indonesia apparel industries in global value chain and also develop future strategy of Indonesia apparel industry. The research is a case study to determine the factors that enable Indonesian apparel industry to survive in global competition even hit by several problems using Cho rsquo s Nine Factor model. Although Indonesia apparel industry can survive in global competition, the growth gets slower. In order to analyze why Indonesia apparel industry is stagnant, an analysis on Gereffi rsquo s value chain model is conducted, and restricting factors are analyzed by using a system dynamics model.Unique competitiveness structure has been developing in Indonesia apparel industry, where the research shows that Indonesia apparel industry rsquo s competitiveness is caused by the movement to medium up products. The drivers are only two out of nine Cho rsquo s factors, namely 1 entrepreneurs and 2 opportunities. There is one new factor that makes the movement become successful, which is 3 historical relationship based on trust. As the result of the product upgrading to medium up goods successfully, there are two other factors that support the enhancement of the Indonesia apparel industry competitiveness, namely 4 workers and 5 professional. While, three factors hindering competitiveness, which are 6 business environment, 7 supporting and related industry, and 8 politicians and bureaucrats, could be solved even by increasing cost. And 9 domestic demand, even though it does not hinder, it does not support the competitiveness.The reason that the export is stagnant is that Indonesia apparel industry only involves in lower value added activity, where the stage of involvement in value chain is original equipment manufacturing OEM . In grneral, Indonesia apparel industry is not ready to perform functional upgrading to original design manufacturing ODM and or original brand name manufacturing OBM , due to the limitation of resources. The workers and professionals are enough for OEM, but have to increase to perform funcrional upgrading to ODM and or OBM. The value chain governance pattern is relational.The strategies that can be done in order to promote Indonesia apparel industry are to encourage entrepreneurs to invest in order 1 to increase the capacity of workers and professionals, both quality and quantity 2 to increase the production capacity."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2308
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shiro Esa Emerzet
"Inovasi dalam suatu organisasi dapat diperoleh melalui kreasi pengetahuan (knowledge creating) yang merupakan salah satu dimensi proses knowledge management. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kondisi organisasi yang memenuhi syarat dan kondisi yang mendukung terjadinya proses knowledge management tersebut, khususnya dalam proses kreasi pengetahuan (knowledge creation).
Penelitian mengambil kasus di industri jasa minyak dan gas, yang berkontribusi pada kriteria kondisi organisasi yang harus ada dan kondisi organisasi yang mendukung dalam penerapan knowledge management dan bertujuan mendapatkan strategi knowledge management.
Penelitian menggunakan metode kuesioner, AHP dan metode ELECTRE. Metode kuesioner digunakan untuk menentukan kesiapan kondisi organisasi dalam penerapan knowledge management. Selanjutnya, metode AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk mendapatkan kriteria kondisi organisasi yang penting, untuk menentukan strategi knowledge management. Terakhir, metode ELECTRE (Elimination and Choice Expressing Reality) untuk menentukan prioritas strategi knowledge management.
Penelitian ini menghasilkan tiga strategi utama dalam penerapan knowledge management di industri jasa minyak dan gas, yaitu, strategi development forums, networking workshops, dan intranet/internet.

Innovation within an organization can be obtained through the creation of knowledge (knowledge creating) which is one of dimension process of knowledge management. Therefore, it needs a qualified organization conditions (enabling conditions) that support the knowledge management process, especially in the process of creation of knowledge (knowledge creation).
The research takes the case in the oil and gas service industry, which contribute to the criteria which must be existing in organizational conditions and organizational conditions that support in the implementation of knowledge management and aims to gain knowledge management strategy.
The study used questionnaire method, AHP and ELECTRE methods. Questionnaire method used to determine the readiness of the organizational conditions in the application of knowledge management. Furthermore, AHP (Analytical Hierarchy Process) is used to get the important criteria of organizational conditions, to determine the knowledge management strategy. Finally, the method ELECTRE (Elimination and Expressing Choice Reality) to determine the priority of knowledge management strategy.
This study resulted in three major strategies in the implementation of knowledge management in the oil and gas service industry, namely, strategy development forums, networking workshops, and intranet / internet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerdin Soeryagama
"Sektor industri jasa, khususnya jasa pelayanan teknis, akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan industri, perkembangan teknologi Industri, dan mulai terbukanya era globalisasi. Sumber institusi penyedia jasa juga akan semakin beragam, tidak hanya dari pemerintah yang bertindak selaku agent of development, tetapi juga akan diikuti dari kalangan perguruan tinggi, dan kalangan swasta lainnya.
Balai Besar Litbang Industri Bahan dan Barang Tehnik (B4T) sebagai salah satu institusi litbang di lingkungan BPPIP, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, telah melakukan kegiatan Jasa Pelayanan Teknis-JPT yang diberikan kepada masyarakat industri. Masalah utama yang dihadapi B4T dalam kegiatan JPT adalah masih lemahnya kemampuan dalam bidang pemasaran dan kinerja organisasi untuk memuaskan pelanggan. Berkaitan dengan akan makin berkembangnya sektor industri jasa dan pasar persaingan yang meningkat, maka B4T harus memiliki strategi pemasaran yang tepat, agar B4T tetap mempunyai daya saing bahkan unggul di masa mendatang. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran bagi B4T berdasarkan kondisi internal dan eksternal, maupun posisi B4T dalam pasar yang kompetitif.
Untuk mengetahui lingkungan B4T dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder, yang selanjutnya dianalisis melalui SWOT dan AHP. Hasil dari analisis ini diketahui posisi B4T terletak pada Kwadran I, yang mendukung strategi agresif, dan dengan analisis GE matrix diperoleh bahwa B4T berada pada area selective growth, yang menurut A.T. Kearney, B4T harus melakukan evaluasi terhadap potensi kepemimpinannya di pasar melalui segmentasi, mengidentifikasi kelemahannya, dan membangun kekuatannya. Dari analisis strategi generik, B4T dapat menerapkan keunggulan biaya menyeluruh, dan dari strategi bauran pemasaran, B4T lebih sesuai menerapkan strategi harga karena B4T memiliki keunggulan dalam menetapkan tarif jasa yang murah dibandingkan dengan pesaingnya. Namun, dalam kegiatan JPT ini, B4T sebagai institusi pemerintah disarankan untuk lebih menggalakkan upaya pemasaran interaktif, agar tidak kalah bersaing di pasar.

Marketing Strategy of Technical Service (Case Study on the Institute for Research and Development of Material and Technical Product Industry-B4T, Bandung)
Industrial services sector, especially technical services, will be increasing in line with developing of industries, industrial technologies, and globalization era. The provider of such services will vary also, not only from the government institutes that act as agent of development, but also from universities and other private sectors.
The Institute for Research and Development of Material and Technical Product Industry (B4T) as one of the institutes in the Agency for Industrial and Trade Research and Development, Ministry of Industry and Trade has undertaken technical services (JPT-Jasa Pelayanan Teknis) provided for industrial societies. The major constraint faced by B4T is the lack of capability in marketing and organization performance to satisfy the customers. In relation with increasing of industrial services and high competitive market, B4T should have marketing strategies in order to have competitiveness in the market and become a leader in the future. Therefore, the thesis is aimed to formulate the marketing strategies based on B4T's internal and external environment as well as its position in the competitive market.
To understand B4T's atmosphere, the author collected data both secondary and primary, then analyzed using Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) and Analytical Hierarchy Process (AHP). The result of such analysis represent that B4T's position is on Quadroon I, in which the strategy that should be practiced is an aggressive growth (growth oriented strategy). By using General Electric (GE) matrix can be explained that B4T is located on selective growth area, in which according to A.T. Kearney, B4T has to evaluate its potential for leadership via segmentation, identify the weaknesses, and build strengths. Through generic strategy, B4T could implement the total cost advantage in order to create safe position in the long run and achieve superior within industry. Marketing mix strategy suggests that B4T will have better strategy to implement price strategy since B4T has advantage in determining the lowest tariff compared to its competitors. However, in its activities, B4T is urged to activate interactive marketing in order to be competitive in the market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T8028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2020
338.9 KIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>