Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niesyae Annissa
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eugenia
"Dalam usaha mempertahankan keberadaannya di tengah tengah persaingan, setiap perusahaan beradaptasi dengan khalayak. Oleh karena itu, perusahaan mengadakan komunikasi dengan khalayak dengan harapan memperoleh umpan balik sesuai yang dikehendakinya. Untuk menghadapi para pesaingnya, perusahaan ingin menciptakan profil yang unik. Keinginan untuk dikenal secara unik oleh khalayak sangat sulit dicapai jika perusahaan tidak berusaha membangun citra khalayak yang menguntungkan. Segala usaha perusahaan membangun citra khalayak yang menguntungkan seharusnya dilakukan oleh lembaga tersendiri di dalam perusahaan, yang dikenal sebagai divisi hubungan masyarakat tidak demikian halnya di Hero, sampai saat ini fungsi humas sebagian besar dilakukan oleh divisi marketing Hero."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Geraldy
"Tujuan penelitian ini adalah menguji independensi organisasi, mandat resmi, akses tidak terbatas, dan kompetensi kepala divisi internal audit terhadap transparansi laporan keuangan. Transparansi keuangan dihitung dengan skoring berdasarkan ASEAN Corporate Governance Scorecard point D Disclosure and Transparency . Independensi organisasi, mandat resmi, akses tidak terbatas, dan kompetensi kepala divisi internal dihitung dengan analisis faktor menggunakan pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian MacRae dan Gils 2014 . Pengujian hipotesis dengan regresi linier berganda sampel perusahaan manufaktur listed di BEI tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan independensi organisasi yang efektif akan meningkatkan transparansi keuangan perusahaan.

The purpose of this study was to test the independence of the organization, the formal mandate, the unlimited access, and head of internal audit division competencies of the transparency of financial statements. Financial statement transparency is calculated by scoring based on the ASEAN Corporate Governance Scorecard point D Disclosure and Transparency . The independence of the organization, the formal mandate, the unlimited access, and head of internal audit division competencies is calculated by factor analysis using questions adapted from research MacRae and Gils 2014 . Hypothesis assess with multiple linear regression sample of manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2014. The results showed that the effective independence of the organization will increase the transparency of financial companies."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Debby
"Perkembangan dan kemajuan di segala bidang, baik di bidang pengetahuan, industri, perhubungan dan lain-lain, mengakibatkan adanya suatu kebutuhan akan Humas sebagai salah satu bagian yang ikut menggerakkan roda manajemen perusahaan kearah tujuan perusahaan. Dimana fungsi Humas adalah untuk menciptakan komunikasi organisasi perusahaan secara secara efektif dengan masyarakat sekelilingnya, melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinir. Penulisan skripsi ini menguraikan bagai mana kegiatan komunikasi organisasi pada PT Caltex Pasific In donesia. Untuk mendapatkan data penulisan diperoleh melalui obser vasi partisipasi pada Humas PT CPI dan wawancara secara menda lam (depth interview) terhadap orang-orang yang dianggap ling mengetahui keadaan perusahaan terutama dalam hal sayang berhubungan dengan proses kehumasan. Selain itu data juga diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, dapatlah dikatakan bahwa PT CPI cukup berhasil dalam menjalankan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Dimana hal ini tidak terlepas dari kedudukan strategi yang diberikan kepada Humas yaitu "Manajer Humas dan Hupem". sebagai Kegiatan yang menonjol dari Humas PT CPI adalah dalam hal pemberian informasi dan data khususnya mengenai yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, melalui massa terutama harian CPI Daily News dan mingguan Karyawan Mi masalah media nyak. Kegiatan ini tampak lebih jelas dalam hubungannya dengan publik intern, dimana fungsi Humas hanya sebagai sumber dan penyalur informasi yang diperlukan. Sedangkan keterlibatan langsung dalam hal pembinaan karyawan tidak ada. Walaupun demikian setidak-tidaknya prinsip kehumasan telah dijalankan dalam perusahaan. Hal ini dapat dilihat dengan diperhatikan nya kesejahteraan karyawan dan turut sertanya perusahaan dalam kegiatan pengembangan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S-3782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwanto
"Unsur komunikasi di dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah unsur yang sangat krusial bahkan terkadang menjadi faktor yang pertama dan utama bila kim mengkaji suatu organisasi. Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita. Redding (1972) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi jauh Iebih penting daripada kctcrampilan atau telmik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Sebagai perusahaan jasa konsultasi komunikasi di Indonesia yang telah berusia 38 tahun, PT Fortune Indonesia Tbk, sangat memerlukan adanya iklim komunikasi organisasi yang sehat dan budaya perusahaan yang kondusifdan dapat mendukung perkembangan perusahaan di masa datang.
Pada penelitian tentang iklim komunikasi organisasi di PT Fortune Indonesia 'Tbk ini, penulis menggunakan teori dari Redding (I972) yang menyatakan bahwa ada lima komponen dari iklim komunikasi organisasi yang ideal yaiiu: a) Dukungan (supportiveness); b) Pengambilan keputusan yang partisipatif (participative decision making); c) Kepercayaan, percaya dizi dan kredibilitas (trust, confidence and credibility); d) Keterbul-caan dan keterusterangan (openness and candor); e) Tujuan berkinerja / berprestasi tinggi (high performance goals). Budaya perusahaan atau organisasi mulai dibcntuk sejak perusahaan atau organisasi itu bcrdiri. Budaya perusahaan dibentuk memerlukan waktu yang panjang. Robbins (2002) mendelinisikan budaya organisasi scbagai basil agregasi persepsi karyawan tentang beberapa hal, seperti inovasi dan keberanian mcngambil resiko (innovations and risk taking), memperhatikan hal-hal yang detil (attention to detail), berorientasi pada hasil nyata (outcome orientation), berorientasi pada orang (people orientation), berorientasi pada tim (team orientation), keagresifan (aggresiveness), dan stabilitas (stability). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis dan perspektif interpretif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang sehat sangat berpcran dalam pembentukan budaya organisasi yang kondusif bagi perkembangan perusahaan di masa mendatang. Iklim komunikasi organisasi dapat menjadi cerminan dari baigaimana kondisi budaya yang hidup di dalam organisasi/ perusahaan tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa iklim komunikasi organisasi di PT Fortune Indonesia cukup sehat dalam hal aspek/komponen: dukungan (suppor1iveness); pengambilan keputusan yang partisipatif (parziciparive decision making); kepercayaan, percaya diri dan kredibiiitas (lrusr, confidence and credibi1i1y); dan tujuan berkinerja I berprestasi tinggi (high performance goals); namun memiliki kekurangan dalam aspek/komponen keterbul-:aan dan keterusterangan (openness and candor) dari pihak karyawan kepada pihak manajemen perusahaan. Budaya perusahaan akan dapat terpelihara dengan baik jika segenap karyawan memegang teguh komitmen dan integritas dalam pemahaman pendekatan ?budaya sebagai komunikasi? seperti yang dinyatakan pam ahli, Pacanowsky dan Trujiilo (1982).

Communication as an element in an organization or company is a very crucial element and even sometimes as the first and main factor when we study about organization. An organizations communication climate affects the way we live. Redding (1972) states that the organizations communication climate is more important than skills or techniques of communication solely in creating an effective organization. As a communications consultancy services company in Indonesia, the first and only has go public in Indonesian Stock Exchange tmtil now a day, PT Fortune ln- donesia Tbk, has established for 38 years, is requiring a healthy communication climate of communication and conducive corporate culture which will support the development of company in the future.
In this research on the communication climate in the organization of PT Fortune Indonesia Tbk, the author uses the theory of Redding (1972) states that there are five components of the ideal organizations communication climate, as follows: a) supportiveness); b) participative decision making; c) trust, confidence and credibil- ity; d) openness and candor; e) high perfomiance goals. Corporate or organization culture is being established since the corporate! organization was founded. The establishment of this culture occmred when organizations face a problem, both problems in the intemal or extemal organizations?s environment changing. The formation of corporate culture needs a long time process. Robbins defines organizational culture as a result of the aggregation of employee perception of somethings, such as innovations and risk taking, attention to detail, significant results-oriented (outcome orientation), people orientation, team orientation, aggresiveness, and stability. This research uses a qualitative approach with descriptive analysis method and interpretive perspective.
The results of this research indicate that the communication climate ofthe organization is quite healthy and has significant role in the formation or establishment condusive organizational culture for corporate?s development in the future. Organizational communication climate can be a redection of how is the condition of culture live inside the organization/corporate.
Conclusions that can be taken based on the findings of field research and data analysis is that the communication climate in the organization of PT Fortune Indonesia is quite healthy in terms of aspects/components: supportiveness; participative decision making; trust, confidence and credibility, and the purpose of performing high achievement (high perfonnance goals), but have deficiencies in aspect/ component of the ernp1oyees's candor and openness to the corporate management. Corporate culture will be still well maintained if all employees will uphold a commitment and integrity with perspective understanding 'culture as a communication? as well as stated by the experts, Pacanowsky and Trujillo (1982).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rianda Anugre
"Tesis ini menganalisis komunikasi internal pada organisasi perusahaan multinasional dalam konteks manajemen komunikasi yang didasarkan pada faktor penentu dan faktor penghambat komunikasi yang efektif (Lesley, 1991) serta menganalisis strategi komunikasi yang dilakukan organisasi dalam rangka sosialisasi Good Corporate Governance (“GCG”). Studi ini mengangkat kasus perusahaan multinasional yaitu Telin Group, yang mensosiliasikan kebijakan di anak perusahaan dengan dua perbedaan karakteristik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perolehan data melalui wawancara mendalam, studi dokumen dan kepustakaan. Hasil akhir dari studi ini menunjukkan bahwa komunikasi organisasi internal adalah sangat penting dan jelas dibutuhkan dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Komunikasi internal yang dikelola dan diorganisasikan secara baik dapat membantu organisasi dalam menciptakan iklim komunikasi yang baik dan kondusif.

This thesis analyzing internal communication on the multinational corporations to take the socialization Good Corporate Governance (“GCG”) at PT Telekomunikasi Indonesia International group and 2 subsidiary company Telin Malaysia dan Telin Timor Leste. In terms of management of communications based on decisive and a barrier aspect to effective communication presented by Lesley (1991) and also analyzed the communications strategy within the socialization of the GCG. This study took the case to the multinational companies that TELIN Group, where the parent policy socialize the group policy in subsidiaries, studied company profile is divided into companies that are in the countries that already have good rules of corporate governance and in countries that do not have corporate governance rules. This study used a qualitative approach and descriptive analysis. Data were obtained through in-depth interviews , a number of valuable dokunmen, and literature study. At the end result of this study showed that internal organizational communication is very important and clearly needed within an organization to achieve organizational goals. Internal communications are managed and well organized can help organizations to create a climate of good and conductive communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adellia Agusta
"ABSTRAK
Ruang lingkup analisis tesis ini adalah strategi dan implementasi komunikasi internal yang dilakukan oleh Starbucks Indonesia dalam internalisasi Kaizen berdasarkan teori Komunikasi Internal. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh eksistensi globalisasi yang menuntut perusahaan di bidang Food Beverages untuk bertindak dinamis dalam peningkatan reputasi perusahaan, sehingga sektor komunikasi internal menjadi alternatif yang sangat penting bagi faktor pengukur reputasi perusahaan. Penelitian ini berbasis kualitatif dengan metode studi kasus, dimana peneliti melakukan wawancara, focus group discussion kepada beberapa karyawan Starbucks dengan kualifikasi dan pengalaman kerja yang dimiliki. Untuk mendukung data primer tersebut, peneliti juga melakukan studi literatur yang akan digunakan sebagai data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa program-program komunikasi internal di Starbucks Indonesia telah dilakukan berdasarkan nilai-nilai Kaizen, namun, optimalisasi nilai-nilai tersebut perlu dilakukan oleh pihak manajerial Starbucks Indonesia agar karyawannya dapat memahami dengan baik pentingnya peran Kaizen pada kegiatan bisnis Starbucks Indonesia.

ABSTRACT
The scope of analysis is to analyze strategy and implementation of Starbucks Indonesia rsquo s internal communication program through Kaizen rsquo s internalization referred to Internal Communication Theory. This research is based on the existence of globalization which forces the Food Beverage company to be more dynamic on the reputation rsquo s management activity, therefore, internal communication sector would be the imprtant factor to assess company rsquo s reputation. This research is a qualitative research with the case study method, whereas the researcher gathered the primary data through interviews, focus group discussion to several employees and other research rsquo s stakeholders based on the qualifications made by reseacher. To support them, researcher also done several literature reviews which has been used as the secondary data.Result shows that there has been implementation on the internal communication programs in Starbucks Indonesia based on Kaizen rsquo s values, however, they need to be optimalized by Starbucks managerial positions to ensure that Kaizen rsquo s values has been socialized and applied well. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmi Baiduri Kusumawati
"Pada saat karyawan mulai bekerja dalam suatu perusahaan, ada
harapan-harapan yang dibawanya untuk dapat penuhi.
fkaryawan maupun perusahaan mengharapkan terpenuhiny
Umumnya ke butuhan
ekonomis sebagai faktor utama. Sement ara da lam kadar yang sama
penting tetapi kadang terabaikan, karyawan juga membutuhkan
adanya pemenuhan psikologi s s eb agai i mbal an yang diteri manya.
Be rang kat dar i pemi.k iran t e rsebut , pe rmasa 1 a han pokok yang
akan dika ji dalam pe ne l iti an ini me nyangkut s eb erapa jauh iklim ·
komunikas i yang berkembang memi liki hubongan at au mampu
mempengar uhi motivasi ke r ja ka ryawann ya. Oipilihnya karyawan
Divisi Produksi dalam pene l it i a n i ni karena jumlahnya yang
mayoritas dalam perusahaan dan perannya sebagai moto r yang
menggerakkan proses produksi, bagian terpenting dari aktivitas
oerusahaan manufaktur, seperti PT. Sony Electron.ics Indonesia.
Untuk kebutuhan tersebut penulis mewawancarai 127 responden
sebagai sampel dengan alat bantu kuesioner. Penarikan sampel d it ent u k an secara senga j a (purposive. samp 1 i ng) yang · t erma·suk
dalam teknik non probabilita. Sehingga hasil yang diperoleh pun
tidak daoat . digene.ralisir dalam konteks yang luas. Tipe
oenel .itian ini adalah eksplanatif, untuk melihat hubungan . atau
oengaruh variabel independen (iklim komunikasi dan faktor nonkomunikasi)
dengan variabel dependen (motivasi kerja). Analisis
data kemudian dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik
chi-sauare (X2 ) yang telah ditetapkan pada level p < 0.05. Untuk
menguji kekuatan hubungannya digunakan perhitungan d sommer's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ·signiflkansi perbedaan dan
korelasi kuat ter hadap otivas i . kerj a karyawan secara kese luruhan
berasal dari ik lim komuni kasi .. Namun seca r a pars i al , aspe k-aspek
vang terc aku p dalam iklim komun i kas i tida s elal u memberikan
signifikansi dan kore l asi kuat terhadap setiap indikato r motivasi
~~e r j a, kecua 1 i t erhadap 1 oya 1 i t as, absens i dan kepuasan pada
oekerjaan . Diket ahui pula bah a f a kt or non komuni kasi turut
mempengar uh i motivasi ke rja karyawan. Terutama karena ga ji dan
fasilitas yang dirasakan memadai, promosi jabatan yang adi l serta
identitas dan keb i jaksanaan perusahaan.
Jadi. motivasi ker ja karya an pa a Divis~ Produksi PT . Sony
Electroni cs Indones i a dipengaruhi baik ole ik lim komunikasi
mauoun fa ktor non komunika-si. Hal ini s eja1ao dengan mode l yang
dikemukakan Herzberg bahwa kepua$an ke r ja, e bagai awal tumbuhnya
motivasi kerja, ditentukan oleh 2 fa ktor, yaitu satisfier (a1at
motivator i k 1 i m komunikasi) dan dissatisfier (faktor
oemeliharaan non komunikasi"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>