Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S5681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamidah
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perbedaan kinerja Perbankan sebelum dan sesudah deregulasi paket Oktober 1988, melalui studi perbandingan antara periode sesudah deregulasi (1989,1990,1991,1992) dan periode sebelum deregulasi (1984,1985,1986,1987 dan 1988) dengan cut off period tahun 1988.
Sebagai responden dari penelitian ini adalah Bank Devisa yang sudah ada sejak tahun 1984 dan masih ada sampai dengan tahun 1992. Jumlah bank yang terpilih menjadi sample sebanyak 23 Bank atau 80 % dari populasi. Analisis data dilakukan dengan analisa silang (cross Sectional Analysis) dan Uji Beda Dua Rata-rata Berpasangan (difference between means: paired observation).
Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan tingkat kinerja Perbankan sebelum deregulasi dibanding tingkat kinerja sesudah deregulasi. Ditinjau dari jumlah Bank yang mengalami penurunan kinerja (57%) lebih besar dibanding yang meningkat, (43%). Maka bisa dikatakan terjadi penurunan kinerja pada perbankan di Indonesia sesudah deregulasi Pakto 1988.
Kelompok Bank Swasta Nasional Devisa berhasil meningkatkan pangsa pasarnya dengan merebut pangsa pasar Bank Pemerintah, porsi kelompok Bank Pemerintah masih teratas namun seluruh Bank Pemerintah mengalami penurunan kinerja.
Hasil uji beda dua rata-rata menunjukan bahwa variabel yang dominan membedakan tingkat kinerja usaha perbankan sebelum dan sesudah deregulasi adalah varibel-variabel;(1) interest margin, (2) Cost Of Fund, (3) Burden rasio dan, (4) Biaya operasional.
Untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah tahun penelitian dan memperluas ruang lingkup penelitian pada kinerja bukan keuangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Njoto Hartono
"ABSTRAK
Deregulasi perbankan sejak bulan 1983 bertujuan untuk
meningkatkan mobilisasi dana?dana dari masyarakat yaitu
dengan meniadakan pagu kredit serta memberikan kebebasan
kepada bank pemerintah maupun bank swasta dalam menentukan
kebijaksanaan pengelolaan masing?masing terutama dalarn
penentuan tingkat bunga.
Dampak pada dunia perbankan swasta di Indonesia cukup
kuat, yaitu dengan munculnya persaingan dalam pengumpulan
dana, terutama padd deposito yang populer pada periode
tersebut.
Hasilnya adalah terjadi peningkatan pangsa pasar deposit
BUSN (Bank Umun Swasta Nasional) dan 24% pada Maret 1983
menjadi 35,5 pada akhir tahun 1988.
Pada tanggal 27 Oktober 1988, Pemerintah mengeluarkan
kembali peraturan untuk menata struktur perbankan di
Indonesia yang bertujuan mengacu kepada terciptanya
keseimbangan antar kelompok bank.
Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan persaingan dan
efisiensi dalam mekanisme pasar yang lebih dinamis agar
tercapai keadaan perbankan yang makin kompetitif.
Secara garis besar paket deregulasi Oktober 1988
berintikan hal-hal sbagai berikut :
a. Meningkatkan perkembangan dan perluasan kegiatan
bank?bank swasta nasional yang didorong dengan
memberikan kemudahan dalam hal pembukaan cabang dan
untuk meningkatkan bank menjadi bank devisa serrta
membuka kembali izin untuk mendirikan bank baru.
b. Membuka kesempatan bagi bank asing untuk beroperasi
lebih luas, yaitu dengan mengizinkan pembukaan kantor
cabang di enam kota besar di luar Jakarta bagi bank
asing yang sudah ada, dan membuka kesempatan kepada
bank asing untuk mendirikan bank campuran yang dapat
beroperasi di tujuh kota besar.
c. Pelayanan istimewa bagi bank?bank pemerintah terhadap
dana BUMN dikurangi, clengan diperbolehkannya
penempatan 50 peren dari dana BUMN pada bank swasta
nasional.
d. Diberikan perlakuan yang sama terhadap semua kelompok
bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB), terutama
dalam upaya menciptakan kegiatan dan pertumbuhan bank
yang sehat, yaitu denqan rnenetapkan ketentuan mengenai
capital adequacy, legal lending limit dan tingkat kesehatan bank.
Dengan demikian setelah era pasca PAKTO 88 ini.
manajernen pendanaan menjadi hal yang cukup penting
yang perlu dianalisa ampai sejauh mana prestasI suatu
bank dapat diukur dari kemampuan manajemennya
mengelola dana yang ada dan bagaimana perencanaan yang efektif serta trategi dalam dunia perbankan swasta untuk mencapai efisiensi.
Karena itulah penulis mencoba menulis karya akhir Swasta Menengah Setelah Paket Deregulasi Oktober 1988 yang mana merupakan studi kasus atas lima Bank Swasta Menengah yang kesemuanya berkantor pusat di Jakarta.
Dengan menerapkan berbagai pola kebijaksanaan strategis yang didukung oleh analisa yang cukup maka ke lima Bank Swasta tersebut akan mampu menghadapi situasi persaingan perbankan yang ada dan juga dapat meningkatkan marke-sharenya di Indonesia.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Novri
"ABSTRAK
Dereguiasi perbankan yang dikeluarkan oleh pemerintah berupa Paket 27
Oktober 1988, menimbulkan fenomena baru dalam nuansa moneter di
Indonesia. Sejak kebijaksanaan deregulasi perbankan tersebut diberlakukan,
jumlah bank melonjak drastis. Dana perbankan naik 45%, sedang jumlah
uang beredar naik dan Rp 14,4 trilyun menjadi Rp 20,1 trilyun. Gambaran
lain, pada akhir tahun 1988-1992 kondisi tingkat bunga real sangat tinggi. Hal
itu dikarenakan baik bank swasta, bank asing, maupun bank pemerintah
bersaing untuk merebut dana masyarakat.
P.T. Bank Bumi Daya (Persero), menurut Undang-Undang Perbankan No. 7
Tahun 1992, merupakan bank umum yang telah menjalankan transaksi
devisa, dan memiliki tekad untuk selalu berusaha meningkatkan
profesionalísme, serta efisiensi kerja. Berdasarkan hasil pembahasan data
neraca dan laporan rugi-laba yang tercantum dalam laporan tahunannya.
Diketahui bahwa salama periode 1988-1993, ternyata perkembangan
likuiditasnya cenderung menurun hingga mencapai 2,00%, sedangkan dilain
pihak pertumbuhan rentabilitasnya cenderung untuk menurun pula selama
periode tersebut (tabel 4).
Atas dasar fenomena di atas, penulis mengangkat permasalahan: Faktor
faktor apakah yang menyebabkan turunnya likuiditas yang disertai dengan
menurunnya rentabilitas dan bagaimana dampaknya terhadap efisiensi kerja
P.T. Bank Bumi Daya (Persero) pada periode tersebut ?
Hipotesis yang diajukan penulis, bahwa turunnya likuiditas tersebut karena
komposisi deposito jangka pendek satu bulan lebih memegang peranan, dan
komposisi yang jatuh tempo pada tahun tersebut relatif meningkat, serta
adanya pertumbuhan dan giro dan tabungan yang masa jatuh temponya relatif
lebih sulit diprediksi. Menurunnya rentabilitas tenjadi karena pertumbuhan
pendapatan operasional relatif lebih kecd dìbandingkan pertumbuhan total
biayanya, sehingga pertumbuhan aba bersih periode 1988-1993 relatif lebih
kecil dibandingkan pertumbuhan total aktivanya dan terjadinya penurunan
equity multiplier akibat kenaikan modal sendin yang relatif lebih besar
danpada total asetnya.
Analisis yang digunakan adaLah analisis likuiditas, analisis rentabilitas, dan
analisis efisiensi, seria diadakan pula audiensi dengan pihak manajemen
bank untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Hasil anialisis dan pembahasan menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
peniulis dapat diterima, sehingga P.T. Bank Bumi Daya (Persero) diharapkan
perlu tetap menjaga kebijakan kreditnya yang berhati-hati, mengendalikan
biaya operasíonalnya dalam upaya meningkatkan efisiensi, dan lebih meng
optimalkan pendapatan non bunganya (fee based income) dalam rangka
menghasilkan pertumbuhan laba bersih PT. Bank Bumi Daya (Persero) yang
Iebih tinggi.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silatomo Panji Nugroho
"Pada 27 Oktober 1988 Pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi Paket Oktober (Pakto '88) yang bertujuan untuk meningkatkan pengerahan dana masyarakat melalui perbankan. Perizinan untuk mendirikan bank dipermudah oleh pemerintah yang memicu ledakan jumlah bank di Indonesia. Skripsi ini mencoba untuk mengungkapkan dampak akibat diterapkannya kebijakan deregulasi Pakto ‟88 terhadap sistem perbankan nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Hasil dari penelitian ini adalah Pakto‟88 menyebabkan perkembangan jumlah yang signifikan terhadap bank-bank di Indonesia yang menyebabkan kerentanan terhadap sistem perbankan nasional akibat lemahnya pengawasan oleh Bank Indonesia.

On October 27th 1988, Indonesian Government issued a policy of deregulation October Package 1988 (Pakto '88) which aims to improve the deployment of public funds through banks. The Government admits liberalization of bank licensing. This thesis attempts to reveal the impact from the Pakto '88 deregulation policy for the national banking system. This research using historical methods which consist of four steps: heuristic, critic, interpretation and historiography.
The results of this research are Pakto '88 lead to the development of a significant number of banks in Indonesia, which causes susceptibility to the national banking system due to lack of supervision by Bank Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Anwar
Jakarta: Gramedia, 1990
332.1 NAS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Poernomo
"Implementasi strategi akan menberikan hasil yang diharapkan jika organisasi bisnis yang melakukan mampu menciptakan keunggulan bersaing disemua sisi dan saling terkait, sebagaimana dikatakan Porter, mulai dari mendesain produk; membuat; memasarkan atau mendistribusikan; hingga pada faktor-faktor pendukungnya. Hal ini mengisyaratkan semua sumber daya organisasi harus berperan aktif di dalamnya, yang oleh Pearce disebut sebagai key internal factors, sedang dalam teori Grant dikenal dengan sebutan resource based strategy (strategi yang didasarkan pada sumber daya internal atau kapabilitas internal perusahaan).
Implementasi strategi inilah yang menjadi tema sentral penelitian. Penelitian ini bertolak dari realita bahwa semenjak diluncurkannya Pakto 1988, persaingan menperebutkan dana masyarakat makin bertambah ketat sehingga permasalahan yang hendak dicari jawabnya adalah bagaimana implementasi strategi bersaing BRI pasca pakto 1988 dalan pengerahan dana masyarakat serta implikasi yang ditimbulkan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan unit analisis PT. BRI. Informasi yang dibutuhkan sebagian besar bersifat kualitatif. Data kuantitatif yang ada hanya sebagai pendukung analisis. Teknik penggalian informasi nenggunakan wawancara mendalam pengamatan tidak terlibat dan studi pustaka.
Hasil penelitian nenunjukkan pada inplementasi kebijakan fungsional, pada aspek pemasaran. PT. BRI menerapkan strategi pertumbuhan dengan sub strategi konsentrasi, dengan variasinya penetrasi pasar; pengembangan produk; dan perluasan pasar. Di padu pula dengan nenerapkan strategi generik Porter, yaitu overall cost leadership (misal skala ekononi); differentiation (misal Simpedes dan Sinaskot); fokus (misal Simpedes), selain menerapkan kebijakan ALBA dalam menentukan harga produk.
Peningkatan kualitas tenaga peneliti dengan tugas belajar (dalam maupun luar negeri) agar mampu melakukan riset sendiri, baik nenyangkut produk maupun pelayanan merupakan sasaran penting untuk menumbuhkan keunggulan sumber daya manusia dari bagian penelitian dan pengembangan. Pengenbangan ini dilengkapi pula dengan adanya in house training di setiap kantor wilayah merupakan wujud lain dari bagian sumber daya manusia.
Pengkomputerisasian di semua kantor cabang dan unit, penggantian sistem kasir menjadi sister teler, pembentukkan all round teller system, customer service group adalah ditujukan pula untuk membangun keunggulan bersaing di bagian back office dan front office.
Demikian pula penyempurnaan struktur dengan membentuk RGH, Desk Retail Banking, RBH, UBH, HLO, UDO pada implementasi organisasional dan perekayasaan gaya kepempimpinan serta budaya organisasi yang mengacu pada nilai-nilai kedisiplinan dalan menjalankan tugasnya pada implementasi, kepemimpinan dimaksudkan pula kearah keunggulan bersaing.
Jelas, konsep value chain Porter dan resource based strategy Grant diupayakan diterapkan sebaik mungkin. Namun implikasi dari implementasi strategy bersaing yang dikembangkan oleh BRI masih terdapat beberapa kelemahan yang secara jangka panjang akan menghambat berjalannya rantai nilai tersebut, yaitu pada sistem insentif pengerahan dana; perluasan jaringan kantor cabang dan sistem pengembangan sumber daya manusia.
Walau demikian, dari beroperasinya rantai nilai yang ada saat ini kinerja (pangsa pasar) pengerahan dana PT. BRI menunjukkan hasil yang menggembirakan karena terjadi peningkatan di setiap tahunnya, yaitu tahun 1989:7,30 % ; tahun 1990 : 7,75 %; tahun 1991 : 7,54 %; dan tahun 1992 : 8,18 %."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allamandawati Sumarna
"Diberlakukannya Pakta 27 tahun 1933 menimbulkan persaingan ketat di kalangan perbankan. Bank berlomba— lomba menciptakan dan memperkenalkan produk tabungan baru kepada masyarakat bahkan ada yang berhadian ratusan juta rupiah. Berbagai kelebihan dan keuntungan tabungan disebutkan terutama dalam iklan tabungan setelah Pakto 27. Penelitian ini bertujuan melihat kecenderungan pola penyajian dan gambaran perbedaan pesan iklan tabungan sebelum dan sesudah Pakto 27 tahun 1953 di harian Kompas. Penelitian mengenai iklan tabungan ini bersifat deskriptif analitis dan dilakukan dengan metode analisis isi. Sampel penelitian berjumlah 34 iklan tabungan. 3 iklan dari periode pertama (1988) dan 31 iklan berasal dari periode kedua (1990) Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat 3 tema pesan yang diangkat ke dalam iklan tabungan pada periode pertama dan kedua, yaitu: keuntungan, layanan dan citra-keamanan. Iklan tabungan pada periode pertama cenderung bertema layanan kepada nasabah sedangkan pada periode kedua memfokuskan pada keuntungan. Jumlah produk tabungan, frekuensi pemunculan dan versi iklan tabungan jauh iebih banyak pada periode kedua dibandingkan periode pertama. Pendekatan kreatiP iklan pada periode pertama cenderung menggunakan tipe informasi, pada periode kedua menggunakan tipe emosi, raaa kedua periode sebagian besar iklan menggunakan unsur verbal aan non verbal. Unsur heaaiine, boay copy dan slogan tidak mengalami perubahan pada periode kedua, yaitu tetap menggunakan jenis news headline dengan cara penyampaian langsung, \ body copy jenis straight line copy dan slogan jenis corporate. Sementara unsur lain pada iklan tabungan periode kedua mengalami perubahan. Seperti metode penulisan cenderung menggunakan copy panjang, menggambarkan karakteristik produk dengan work. Sedangkan tata letaknya banyak menggunakan ilustrasinya teknik artjemsposter dan sebagian besar iklan tabungan tampil oerwarna. Kesimpulannya iklan tabungan pada periode kedua lebih berkembang dalam ide maupun penampilan fisik karena situasi persaingan dunia perbankan menuntut kreatifitas yang tinggi pula dalam iklannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saraswati Rupini
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S22811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S22736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>