Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Imran Rosadin
"Saat ini kondisi lalu lintas perkotaan di Surabaya menderita kronis dan kemacetan yang parah, pembanguanan jaringan jalan tol khususnya di daerah timur Kota Surabaya sangat dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari Skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) yang paling optimum pada jalan tol Bandara Juanda-Tanjung Perak. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat analisis deskriptif kualitatif berdasarkan data yang diperoleh. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi atau studi kepustakaan yang bersumber dari catatan, jurnal, buku, laporan dan lain sebagainya guna mendukung dan memperkuat penelitian ini. Hasil penelitian ini didapatkan skema kerjasama pemerintah swasta yang optimum adalah BOT dengan dukungan pemerintah dalam hal pembiayaan untuk pengadaan tanah.

Currently urban traffic conditions in Surabaya suffering chronic and a severe jams, pembanguanan toll road network especially in the eastern city of Surabaya is necessary. The purpose of this study was to search for Public Private partnership scheme (PPP) is the most optimum at toll road Juanda Airport- Tanjung Perak. Methods to be used in this study is the analysis descriptive of qualitative based on the data obtained. The data was collected by the method of documentation or the literature study are sourced from the records, journals, books, reports and others to support and strengthen this study. Results of this study found Public Private partnership scheme the is optimum BOT with government support in terms of financing for land acquisition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29730
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Muslim Irwanto
"ABSTRAK
Desain Konseptual Jalan Tol Trans Sumatera terdiri dari fungsi fiber optic, dry port,
pariwisata, rest area, jalan tol sepeda motor, dan jalan tol utama yang membentang
dari Bakaheuni ke Banda Aceh dengan biaya investasi sebesar Rp 333 T. penelitia n
ini bertujuan menaikkan nilai IRR Proyek. Analisis kelayakan dilakukan dengan
skema pembiayaan pemerintah swasta yang dilanjutkan dengan analisis skema
kelembagaan aliansi strategis kerjasama pemerintah swasta Penelitian ini
menghasilkan kenaikan nilai IRR menajdi 12.76%. sehingga dapat disimpulka n
bahwa aliansi strategis kerjasama pemerintah swasta dapat meningkatkan nilai
kelayakan ekonomi dari Desain Konseptual Jalan Tol Trans Sumatera

ABSTRACT
Conceptual desaign of Trans Sumatera Toll Road consists of multiple additional
function such as fiber optic, dry port, recreation area, rest area, motorcycle highwa y,
and main toll road that cost Rp 333 Trillion. The research goal is to increase IRR
of this project. Feasibility analysis done by financial scheme between public and
private entities continued by strategic alliance public private partnership
organizational scheme. This research result increasing IRR to 12.76%. the
conclusion is strategic alliance public private partnership increase economic
feasibility of Conceptual Design of Trans Sumatera Toll Road"
2016
S64584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defrian Satria Ananda
"Kerjasama Pemerintah dengan Swasta dalam pengusahaan jalan tol dalam bentuk Bangun Guna Serah (Bulid Operate Transfer) di Indonesia mulai berkembang sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, yang kemudian diikuti dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol. Pemisahan antara Regulator dengan Operator Jalan Tol yang diamanatkan dalam kedua peraturan perundang-undangan tersebut dinilai sebagai salah satu langkah maju yang dapat mendorong perkembangan Kerjasama Pemerintah dengan Swasta dalam pengusahaan jalan tol dalam bentuk Bangun Guna Serah (Bulid Operate Transfer) di Indonesia.
Selain dalam kedua peraturan perundang-undangan tersebut pengaturan mengenai Kerjasama Pemerintah dengan Swasta sendiri diatur pula dalam peraturan perundang-undangan lainnya, baik yang bersifat umum untuk mengatur Kerjasama Pemerintah dengan Swasta maupun yang terkait dengan perbendaharaan Negara/pengelolaan barang milik Negara. Di dalam peraturan-peraturan perundang-undangan tersebut diatur pula mengenai pengalihan proyek Kerjasama Pemerintah dengan Swasta tersebut di akhir masa konsesi.
Penelitian ini akan berusaha menjawab permasalahan yang terkait dengan pengaturanpengaturan Kerjasama Pemerintah dengan Swasta dalam pengusahaan jalan tol dalam bentuk Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer) di Indonesia yang diatur dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan sebagaimana tersebut di atas, serta permasalahan terkait dengan pengalihan jalan tol tersebut di akhir masa konsesi.
Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa peraturan-peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Kerjasama Pemerintah dengan Swasta tersebut, baik yang bersifat umum, sektoral maupun yang terkait dengan perbendaharaan Negara atau pengelolaan barang milik Negara serta dengan menganalisa Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol yang menjadi landasan Kerjasama Pemerintah dengan Swasta dalam pengusahaan jalan tol.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa masih terdapat aturan-aturan yang tidak tersinkronisasi dan terintegrasi satu sama lain dan ditemukan pula adanya inkonsistensi dalam pengaturan serta ketidaklengkapan aturan main dalam PPJT khususnya terkait dengan pengalihan jalan tol di akhir masa konsesi.

Public Private Partnership in toll road concession in the form of Build Operate Transfer in Indonesia began to grow since the enactment of Law No. 38 of 2004 about Road, which was followed by the establishment of the Government Regulation No. 15 of 2005 about The Toll Road. The separation between the toll road Regulator with the toll road Operator which mandated in the aforementioned legislations is considered as a step forward that can boost the development of the Public Private Partnerships in toll road concession in the form of Build Operate Transfer in Indonesia.
In addition to the aforementioned legislation, the regulation regarding Public Private Partnerships also regulated in other legislation, legislation regarding Public Private Partnerships in general and with regards to the State treasury / management of state property. In those regulations, also regulated the transfer of Public Private Partnership projects at the end of the concession period.
This reaserch will attempt to answer the problems associated with the regulation of Public Private Partnership in toll road concession in the form of Build Operate Transfer in Indonesia which is set in a wide range of legislation, as mentioned above, as well as problems related to transfer of the toll road at the end of the concession period.
The reaserch was conducted by analyzing the rules and regulations related to the Public Private Partnership, both in general, sectoral or in regards to the State treasury / management of state property as well as by analyzing The Toll Road Concession Agreement on which became the basis of Public Private Partnership in toll road concession.
The results of these reaserch found that there are rules that are not synchronized and integrated with one another and also found inconsistencies in the setting and the incompleteness of the rules in The Toll Road Concession Agreement, especially related to the transfer of the toll road at the end of the concession period.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T43060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selma Fitri Ayuanshari
"Skripsi ini membahas mengenai perjanjian penjaminan dalam kerjasama pemerintah dan badan usaha yang terdapat pada proyek pembangunan infrastruktur jalan tol. Perjanjian penjaminan tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.260/PMK.011/2010 dan Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015. Perjanjian Penjaminan ini memberikan jaminan pemerintah dalam proyek infrastruktur jaminan infrastruktur sebagai dukungan pemerintah dalam memperbanyak ketertarikan dan partisipasi badan usaha, serta melancarkan proses pelaksanaan. Jenis penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penulis akan membahas terlebih dahulu skema kerjasama pemerintah badan usaha yang ada. Kemudian struktur dari perjanjian penjaminan didalam skema tersebut. Akhirnya penulis akan membangun konstruksi hukum dari perjanjian penjaminan yang ada pada jalan tol, dan melihat informasinya berdasarkan jalan tol Batang Semarang.
Hasilnya penulis simpulkan bahwa perjanjian ini merupakan perkembangan dari perjanjian penjaminan penanggungan borgtocht seperti yang dijelaskan dalam Pasal 1820 KUHPer. Perjanjian ini lebih dekat pada perjanjian penjaminan dalam penjaminan perusahaan. Perjanjian merupakan tambahan accecoire dari perjanjian pengusahaan jalan tol perjanjian pokok. Pihak dalam perjanjian penjaminan adalah penanggung/penjamin PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, penerima tanggungan/penerima jaminan badan usaha, dan tertanggung/terjamin penanggung jawab perjanjian kerjasama. Perjanjian penjaminan tidak selalu ada dalam proyek infrastruktur jalan tol. Perjanjian ini diberikan pada proyek yang dinilai layak.

This thesis discusses the guarantee agreement inside public private partnership project that developed toll road infrastructure. The guarantee agreement is based on the Indonesian, Regulation of the Minister of Finance No.260 PMK.011 2010 and Presidential Regulation No.38 of 2015. This guarantee agreement provides government guarantees on infrastructure projects infrastructure guarantees to help expand the interest and participation of corporation, and help process fluency. This type of research uses qualitative research methods.
The author will discuss in advance the scheme of public private partnership in general. After that, the author explain the structure of the guarantee agreement within the scheme. Finally, the authors will build the legal construction of the existing guarantee agreement on toll roads, along with its practices based on Batang Semarang toll road.
The author conclude that this agreement is an adaptation from borgtocht concept as stipulated in Article 1820 of the Indonesian Civil Code. This agreement is much similar to the corporate guarantee agreement. The guarantee agreement exist as an addition accecoire to the toll road concession agreement the public private partnership agreement. Parties inside the guarantee agreement are the guarantoor Indonesia Infrastructure Guarantee Fund, the dependent recipient of the guarantee corporation, and the guaranteed responsible party partnership agreement government party. The guarantee agreement does not always exist in all toll road infrastructure projects. This guarantees agreement only exist on projects that are considered feasible.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Pembangunan infrastruktur jalan tol pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah, namun dalam hal ini pihak swasta dapat membangun proyek infrastruktur tersebut dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta. Kerjasama pemerintah dan swasta muncul karena biaya untuk membangun infrastruktur jalan tol tidak sedikit. Disisi lain, kInvestasi asing dalam pembangunan jalan tol sangat dibutuhkan karena saat ini investasi dalam negeri masih kurang. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai pengaturan kerjasama pemerintah dan swasta secara umum di Indonesia, pengaturan kerjasama pemerintah dan swasta dalam bidang jalan tol di Indonesia, serta prosedur investasi yang dilakukan oleh pihak asing dalam kerjasama pemerintah dan swasta pada bidang jalan tol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai pengaturan kerjasama pemerintah dan swasta secara umum.menjelaskan mengenai pengaturan kerjasama pemerintah dan swasta dalam bidang jalan tol, serta menjelaskan mengenai prosedur investasi yang dilakukan oleh pihak asing dalam kerjasama pemerintah dan swasta pada bidang jalan tol di Indonesia. Penelitian ini disusun dengan metode penulisan hukum normatif. dengan metode analisis data kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa investasi asing dalam konsesi pengusahaan jalan tol dapat dilakukan dengan syarat tertentu., Basically, the development of toll road infrastructure is the government obligation, but in some case the private sector can build the infrastructure in the public private partnership framework. . Public-private partnerships arise because the substantial cost in infrastructure development. Foreign investment toll road is needed because the current domestic investment is still lacking. This paper discusses about the regulation about public private partnership in Indonesia, regulation about public private partnership in toll road sector in Indonesia, and the procedure of foreign investment in toll road sector in Indonesia. The aim of this paper is to explain the regulation about public private partnership in Indonesia, regulation about public private partnership in toll road sector in Indonesia, and the procedure of foreign investment in toll road sector in Indonesia. This research use the normative legal writing method and the qualitative analysis method .The research concludes that foreign ]"
Universitas Indonesia, 2014
S58605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Panji Abdu Tsani
"Proyek Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) direncanakan dibangun sepanjang 2.732 kilometer dari Aceh hingga Lampung dan diperkirakan menelan biaya sebesar Rp. 330 triliun. Rekayasa nilai tambah dilakukan pada Proyek JTTS dengan menambahkan enam fungsi, yaitu integrasi jalur sepeda motor, pengembangan rest area, integrasi dry port, integrasi kereta median tol, pengembangan area pariwisata dan penambahan jaringan fiber optik. Penelitian ini bertujuan mendefinisikan jenis skema pembiayaan dan skema kelembagaan Kerjasama Pemerintah Swasta pada Proyek JTTS.
Analisis skema pembiayaan dilakukan melalui pengembangan berbagai skenario terhadap pembagian antara penyediaan dana dari pemerintah dan swasta pada tahap biaya konstruksi (initial cost), biaya pemeliharaan (operation & maintenance cost) dan pembagian pada pemasukan dana dari pengguna (revenue). Dari 36 skenario yang dihasilkan didapatkan skema pembiayaan dengan Initial Cost Sharing pemerintah 60 % dan swasta 40 %, Operation and Maintenance Sharing pemerintah 50 % dan swasta 50 %, dan Revenue Sharing pemerintah sebesar 50 % dan swasta 50 % yang dapat menghasilkan IRR 12,86 %, serta dihasilkan skema kelembagaan dengan membentuk Joint Venture.

Trans Sumatera Toll Road Project (JTTS) planned to be built along 2,732 kilometers from Aceh toLampung and is estimated to cost Rp. 330 trillion. Value Engineering is conducted at the project by adding six functions, which are integration of the motor bike paths, rest area development, the integration of the dry port, rail integration highway median, the development of tourism area and the addition of a fiber optic network The study aims to determine the optimal financing scheme and ideal institutions scheme based on Public-Private Partnership of JTTS Project.
Analysis financing scheme involves by dividing the assuming scenario between the provision of funds from the government and private sectors at the stage of initial cost, operation & maintenance cost, and revenue sharing funds from the user. From 36 scenarios, a financing scheme with government Initial Cost Sharing 60% and 40% private, Operation and Maintenance Sharing 50% government and 50% private, and Revenue Sharing governments and the private sector by 50% to 50% with the IRR of 12.86%, and institutional scheme obtained by forming a Joint Venture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welly Sugiarto Raharjo
"[ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen stratejik untuk memetakan faktor
eksternal dan daya tarik industri jalan tol sebelum nantinya dapat mengidentifikasi
dan memitigasi risiko yang ada untuk kemudian hasilnya dikategorikan berdasarkan
kesamaan arti untuk nantinya memudahkan semua pihak dalam memprediksi risiko
dominan apa yang akan dihadapi. Tiga proyek jalan tol yang dibangun oleh PT Jasa
Marga, perusahaan operator jalan tol terbesar di Indonesia, menjadi sampel dalam
penelitian ini. Proyek jalan tol tersebut memiliki keunikan yaitu fase pembangunan
dan diperoleh dengan cara berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa risiko dominan
yang dihadapi pada tahap inisiatif proyek, persiapan, pengadaan, konstruksi dan
operasi berturut - turut adalah risiko proyek, risiko performa, risiko proyek, risiko
proyek dan risiko politis. Sedangkan solusi yang ditawarkan dapat dikategorikan
menjadi dua yakni komunikasi yang baik terhadap stakeholders dan manajemen
pengawasan yang kontinu terhadap jalannya sebuah perencanaan.

ABSTRACT
This research use strategic management approach to map external factors and toll
road industry attractiveness before identify and mitigate all risks that will be
classified later based on meaning similarity to ease all parties in predict what
dominant risk that will be faced in the future. Three toll road projects will be built by
PT Jasa Marga, the biggest toll road operator company in Indonesia, be samples in
this research. These toll road projects have their uniqueness aspect such as their
development phase and the operation permit that get in different ways. This research
show that the dominant risk that faced in project initiative, preparation, tender,
construction and operation sequentially project, performance, project, project and
political risk. Then the solution that offered can be classified in two categories such
as good stakeholders communication and continuous supervisory management
against the project development process.;This research use strategic management approach to map external factors and toll
road industry attractiveness before identify and mitigate all risks that will be
classified later based on meaning similarity to ease all parties in predict what
dominant risk that will be faced in the future. Three toll road projects will be built by
PT Jasa Marga, the biggest toll road operator company in Indonesia, be samples in
this research. These toll road projects have their uniqueness aspect such as their
development phase and the operation permit that get in different ways. This research
show that the dominant risk that faced in project initiative, preparation, tender,
construction and operation sequentially project, performance, project, project and
political risk. Then the solution that offered can be classified in two categories such
as good stakeholders communication and continuous supervisory management
against the project development process.;This research use strategic management approach to map external factors and toll
road industry attractiveness before identify and mitigate all risks that will be
classified later based on meaning similarity to ease all parties in predict what
dominant risk that will be faced in the future. Three toll road projects will be built by
PT Jasa Marga, the biggest toll road operator company in Indonesia, be samples in
this research. These toll road projects have their uniqueness aspect such as their
development phase and the operation permit that get in different ways. This research
show that the dominant risk that faced in project initiative, preparation, tender,
construction and operation sequentially project, performance, project, project and
political risk. Then the solution that offered can be classified in two categories such
as good stakeholders communication and continuous supervisory management
against the project development process., This research use strategic management approach to map external factors and toll
road industry attractiveness before identify and mitigate all risks that will be
classified later based on meaning similarity to ease all parties in predict what
dominant risk that will be faced in the future. Three toll road projects will be built by
PT Jasa Marga, the biggest toll road operator company in Indonesia, be samples in
this research. These toll road projects have their uniqueness aspect such as their
development phase and the operation permit that get in different ways. This research
show that the dominant risk that faced in project initiative, preparation, tender,
construction and operation sequentially project, performance, project, project and
political risk. Then the solution that offered can be classified in two categories such
as good stakeholders communication and continuous supervisory management
against the project development process.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Samuel Fridolin Manogari
"[Jalan tol merupakan salah satu infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat dalam
mendorong roda perekonomian. Pembangunan infrastruktur jalan tol merupakan
kewajiban pemerintah sebagai penyelenggara negara. Pembangunan jalan tol
membutuhkan dana yang besar sehingga pemerintah dapat melibatkan pihak swasta
melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha. Skema ini merupakan
alternatif sumber pendanaan utama infrastruktur karena anggaran negara untuk
pembangunan infrastruktur sangat terbatas. Tarif tol menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi pengembalian biaya investasi yang dikeluarkan oleh badan usaha
jalan tol dalam melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol.
Sehingga permasalahan mengenai tarif tol merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi minat swasta dalam melakukan investasi di bidang pengusahaan
jalan tol. Selain itu, dalam melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
jalan tol yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol, badan usaha
jalan tol seringkali mengalami kenaikan biaya investasi tambahan. Hal ini akan
mempengaruhi pendapatan dari badan usaha jalan tol. Untuk itu penelitian ini akan
membahas mengenai upaya negara dalam pengembalian biaya investasi badan
usaha jalan tol. tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ketentuan hukum
mengenai upaya negara dalam mengembalikan biaya investasi badan usaha jalan
tol., Highway is one of the most important infrastructure that has influence for economic
growth in a country. The development of toll roads is the responsibility of
Indonesian Government, but in this case the private sector can built the
infrastructure with the Public Private Partnership (PPP) scheme. PPP scheme is a
major source of alternative financing, because the state has a limited budget for
infrastructure development. Highway pricing is the one of most important factor
that influence the revenue of private sector. So it influence the private sector to
invest in highway development in Indonesia. Private sector can face a major
problem that influence their revenue because of the addition of operation and
maintenance cost that cause additional cost for their investment. To that end, this
research will discuss about the state effort to return the private sector investment
cost by highway pricing control. The purpose of this research was to determine the
effort of the state to return the investment cost that invested by the private sector.]"
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S59944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Barata
"Salah satu solusi menangani kemacetan di Jakarta adalah dengan pembangunan jaringan jalan baru. Keterbatasan dana Pemerintah mengakibatkan pembangunan jalan baru berjalan lambat. Diperlukan suatu pola pembiayaan melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta dalam bentuk investasi swasta di bidang jalan tol.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu permodelan manajemen risiko proyek 6 Ruas Jalan tol DKI Jakarta setelah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja investasi dengan mengaplikasikan teknik analisa resiko. Teknik estimasinya dengan mengindikasi elemen-elemen biaya investasi, dengan ditunjang oleh model analisa resiko. Faktor risiko yang teridentifikasi akan menjadi konstrain pada kinerja investasi proyek. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengoptimasi kinerja investasi pada proyek jalan tol sejenis.

One solution to handle traffic congestion in Jakarta is by building a new road network. Government funding limitations make the developing of new roads resisted. It takes a pattern of financing through Public- Private Partnership in the form of private investment in toll roads.
This research aims at formulating a model of risk management for 6 Segments Toll Road Project after identifying the factors that affect investment performance by applying risk analysis techniques. Estimates technique used is by indicating elements of investment costs, with the model supported by risk analysis. The identified risk factors will be constraints on the perform of project investment. This research is expected to be used to optimize investments performance in similar toll road projects.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T44105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Kartika Rachmawati
"Pembangunan infrastruktur memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan rencana APBN tahun 2020-2024 total kebutuhan anggaran untuk penyediaan infrastruktur adalah Rp. 2.058tn, dimana anggaran pemerintah adalah 30% dari porsi kebutuhan dana yang dianggarkan. Atas kebutuhan pembangunan infrastruktur tersebut, pemerintah melakukan inisiasi Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk diantaranya adalah sektor infrastruktur jalan tol. Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi risiko yang teridentifikasi beserta analisa pemetaan risiko untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan alokasi risiko antara pemerintah dengan investor swatsa dalam pelaksanan KPBU jalan tol di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode pengambilan data melalui wawancara dan kuesioner. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat 7 (Tujuh) kategori risiko dengan 17 (Tujuh belas) peristiwa risiko yang dianggap penting oleh investor swasta. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat 11 alokasi risiko yang telah sesuai dan 6 alokasi yang tidak sesuai dengan persepsi risiko investor swasta dalam sektor jalan tol dengan skema KPBU di Indonesia yaitu risiko selisih bunga pinjaman dana talangan tanah, kenaikan biaya konstruksi, risiko tingkat inflasi dan suku bunga, risiko tingkat penyesuaian tarif yang lebih rendah dari proyeksi, risiko perubahan regulasi (dan pajak) yang umum dan risiko force majeure politis.

Infrastructure development has an important role in a country's economic growth. Based on the 2020-2024 APBN plan, the total budget requirement for providing infrastructure is IDR. 2,058tn, where the government budget is 30% of the portion of budgeted funding needs. Due to the need for infrastructure development, the government initiated Government Cooperation with Business Entities (KPBU) in various infrastructure sector to accelerate infrastructure development in Indonesia, including toll road. This research was conducted to investigate identified risks along with risk mapping analysis to find out whether there is a gap in risk allocation between the government and private investors in implementing toll road PPPs in Indonesia. The method of this research is a qualitative study with data collection methods through interviews and questionnaires. From the research conducted, it is known that there are 7 (Seven) risk categories with 17 (Seventeen) risk events that are considered important by private investors. From the research conducted, it is known that there are 11 risk allocations that are appropriate and 6 allocations that are not in accordance with the risk perception of private investors in the toll road sector with the PPP scheme in Indonesia, namely the risk of differences in interest on land bailout loans, increases in construction costs, the risk of inflation rates and interest rates, the risk of rate adjustments being lower than projected, the risk of general regulatory (and tax) changes and the risk of political force majeure."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>