Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abimanyu Hilmawan
"Melalui Program IPTEKDA, BATAN diminta untuk mendayagunakan hasil penelitiannya kepada masyarakat. Salah satu hasil penelitiannya adalah benih unggul. Sejak dimulai tahun 1999, pada tahun 2006 persebaran benih BATAN mencapai luasan 1 juta hektar. Pada tahun 2011, persebaran benih BATAN telah mencapai luas 2,3 juta hektar. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan benih yang dilakukan BATAN dengan membandingkannya dengan teori hasil workshop ahli-ahli benih di Milan, Italia pada 28-31 Maret 2011. Pendekatan penelitian adalah positivis, deskriptif, cross sectional, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Seluruh indikator penilaian menggambarkan bahwa implementasi kebijakan benih yang dilakukan BATAN adalah baik.

By IPTEKDA programme, BATAN asked by the government to utilize it's research. One of the research is a super seed. Utilized by 1999, BATAN's super seed utilization reached 1 million hektare in 2006 and reached 2,3 million hektare in 2011. This achievement inspire Researcher to know how was BATAN's seed policy implementation by using outcome of seed experts workshop in Milan, Italia held in March 28 to 31 in 2011. The research approach is positivist-descriptive design, cross-sectional study, which data collected by in-depth interview and literature study. All of six indicators indicate that BATAN's seed policy implementation implemented goodly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Susanti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T34647
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Habibul Rafur
"Institusi penelitian memerlukan manfaat dari sistem ERP. Pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP tidak mudah. Organisasi harus mengetahui success factor dalam mengadopsi dan mengimplementasikan sistem ERP agar mendapatkan manfaat yang maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor kesuksesan dengan indikator kesuksesan dalam pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP di institusi penelitian.
Penelitian ini menggunakan tiga model yaitu DeLone & McLean IS Success Model, Technology Acceptance Model 2, dan faktor kesuksesan dalam manajemen proyek pengimplementasian sistem ERP. Ketiga model tersebut dapat menunjukkan variabel yang termasuk success factor dan hubungannya dalam pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP.
Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square dan statistik descriptive. Partial Least Square digunakan karena cocok untuk menganalisis hipotesis dari teori yang lemah dengan jumlah kuesioner yang kurang dari 100. Statistik descriptive digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik data dari implementasi sistem ERP ketika data tidak banyak yang tersedia.
Penelitian ini menemukan beberapa success factor dari pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP, seperti system quality, image, result demonstrability, internal support, dan software selection, dapat mempengaruhi success indicator melalui faktor perantara, yaitu perceived usefulness.

Research institute requires the benefits of ERP systems. The adoption and implementation of ERP systems is not easy. Organizations must be able to determine success factors in adopting and implementing ERP systems in order to get benefit as much as possible. Therefore, the purpose of this research is to analyze the relationship between success factors and success indicators for adoption and implementation of ERP systems in research institute.
This research uses three models, namely DeLone & McLean IS Success Model, Technology Acceptance Model 2, and the success factors in project management of ERP systems implementation. These models include variables that can indicate success factors and their relationship in adoption and implementation of ERP system.
The analysis techniques that are used are Partial Least Square and descriptive statistic. Partial Least Square is used because it is suitable for analyzing hypotheses from the weak theory with number of questionnaires that are less than 100. Descriptive statistic describes the characteristics of the data from the ERP system implementation when data is not much available.
This research finds that some of the success factors for the adoption and implementation of ERP systems, such as system quality, image, result demonstrability, internal support, and software selection, can affect the success indicators through an intermediary factors, namely perceived usefulness."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Tyas Widyastuti
"Dewasa ini, implementasi pengelolaan pengetahuan (knowledge management / KM) menjadi kebutuhan bagi organisasi, termasuk di pemerintahan. Hal ini disebabkan karena percepatan teknologi informasi dan komunikasi yang mengharuskan organisasi untuk cepat belajar. Padahal, 'otak' organisasi berada di otak para anggotanya, yang perlu disinergikan untuk menjadi pengetahuan nuklir di BATAN telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Kebutuhan pelestarian dan pewarisan pengetahuan nuklir tersebut dipicu oleh beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti fenomena penuaan(ageing) pegawai Batan, berkurangnya mahasiswa yang belajar teknologi nuklir dan ancaman hilangnya pengetahuan akibat Brain-drain. Agar pengelolaan pengetahuan nuklir di BATAN dapat berjalan dengan efektif dan efisien, telah dilakukan analisis untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan dan daya dukung infrastruktur yang ada, untuk kemudia digunakan untuk menyusun rumusan rancangan awal roadmap penerapan KM pada tingkatan yang lebuh tinggi. Dari berbagai aktifitas dan infrastruktur yang teridentifikasi, dapat disimpulkan bahwa BATAN telah melakukan kegiatan inisiasi yang berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan nuklir. antara lain, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penyebarluasan pengetahuan nuklir, penyelenggaraan seminar dan sebagainya. Akan tetapi secara teoritis dan membandingkannya dengan praktik terbaik (penerapan KM di International Atomic Energy Agency / IAEA), penerapan KM di BATAN masih berada pada tahap penyimpanan pengetahuan, namum belum sampai pada aktifitas pengelolaan yang lengkap dan yang paling utama, Knowledge Management belum menjadi suatu budaya dan prosedur pembelajarang anggotanya."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aridya Maharianto
"Penelitian ini membahas mengenai reliabilitas dan validitas dari pemetaan spesialisasi terhadap kelompok pengetahuan yang berlaku di BATAN karena taksonomi pengetahuan yang ada saat ini belum direvisi sejak diresmikan pada tahun 2004 hingga penelitian ini dilakukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metodologi Q-Sort yang pernah digunakan pada penelitian tahun 2011. Menurut penelitian tersebut, metode ini simpel, efisien dari segi biaya, dan akurat. Pengujian dilakukan dengan menghitung nilai inter-judge raw agreement scores, indeks Kappa Cohen, dan menghitung hit ratio pemetaan yang dilakukan oleh responden yang merupakan pakar di BATAN dengan pemetaan yang saat ini berlaku di BATAN.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata inter-judge raw agreement scores sebesar 53,17%, nilai rata-rata indeks Kappa Cohen sebesar 47,08%, dan nilai rata-rata hit ratio sebesar 53,64%. Nilai tersebut dapat berakibat pada alur pengetahuan yang tidak konsisten dan tidak tepat. Melalui hasil analisis tersebut maka disarankan agar BATAN dapat mengurangi ambiguitas dalam penamaan spesialisasi dan kelompok pengetahuan.

This research examines the reliability and validity of the mapping of the specializations to knowledge categories in BATAN which has not been revised since 2004 until this research was conducted. The testing was conducted using Q-Sort methodology which has been used in a research conducted in 2011. According to the said research, this method is simple, cost-efficient, and accurate. The testing was done using the calculation of inter-judge raw agreement scores, Cohen's Kappa index, and the hit ratio of the mapping that was done by the respondents that are experts in BATAN with the mapping applied in BATAN.
The result of the analysis shows that the average value of inter-judge raw agreement scores is 53,17%, the average value of Cohen's Kappa index is 47,08%, and the average value of hit ratio is 53,64%. These values could lead to the inconsistency and imprecision of knowledge route. According to the result of the analysis, BATAN should try to reduce the ambuigity in naming the specializations and knowledge groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indira Tyas Widyastuti
"Dewasa ini, implementasi pengelolaan pengetahuan (knowledge management / KM) menjadi kebutuhan bagi organisasi, termasuk di pemerintahan. Hal ini disebabkan karena percepatan teknologi informasi dan komunikasi yang mengharuskan organisasi untuk cepat belajar. Padahal, 'otak' organisasi berada di otak para anggotanya, yang perlu disinergikan untuk menjadi pengetahuan nuklir di BATAN telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Kebutuhan pelestarian dan pewarisan pengetahuan nuklir tersebut dipicu oleh beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti fenomena penuaan(ageing) pegawai Batan, berkurangnya mahasiswa yang belajar teknologi nuklir dan ancaman hilangnya pengetahuan akibat Brain-drain. Agar pengelolaan pengetahuan nuklir di BATAN dapat berjalan dengan efektif dan efisien, telah dilakukan analisis untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan dan daya dukung infrastruktur yang ada, untuk kemudia digunakan untuk menyusun rumusan rancangan awal roadmap penerapan KM pada tingkatan yang lebuh tinggi. Dari berbagai aktifitas dan infrastruktur yang teridentifikasi, dapat disimpulkan bahwa BATAN telah melakukan kegiatan inisiasi yang berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan nuklir. antara lain, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penyebarluasan pengetahuan nuklir, penyelenggaraan seminar dan sebagainya. Akan tetapi secara teoritis dan membandingkannya dengan praktik terbaik (penerapan KM di International Atomic Energy Agency / IAEA), penerapan KM di BATAN masih berada pada tahap penyimpanan pengetahuan, namum belum sampai pada aktifitas pengelolaan yang lengkap dan yang paling utama, Knowledge Management belum menjadi suatu budaya dan prosedur pembelajarang anggotanya."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Nugraha
"Penelitian ini mengevaluasi kegiatan manajemen komunikasi suatu lembaga pemerintah dalam menerapkan undang undang yang mengharuskan transparansi atau keterbukaan informasi publik. Subyek penelitian ini adalah penerapan pelayanan informasi publik pada Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN sebagai bentuk implementasi undang undang keterbukaan informasi publik. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif pada suatu kegiatan lembaga atau organisasi. Penelitian ini menggunakan metode wawancara sebagai teknik pengumpulan data primer. Narasumber pada penelitian ini merupakan orang orang yang memiliki peran penting dalam penetapan kebijakan mengenai strategi BATAN dalam memberikan pelayanan informasi publik.
Penelitian ini menemukan kelemahan dan kelebihan dari penerapan pelayanan informasi publik yang dilakukan BATAN. Kelemahan berupa kurangnya persiapan dari sarana prasarana serta sumber daya manusia yang mendukung pelayanan. Selain hal tersebut pelaksanaan kegiatan pelayanan terkendala oleh buruknya komunikasi antar elemen organisasi. Sedangkan Kelebihan strategi berkaitan dengan usaha BATAN untuk terus melakukan perubahan pada setiap proses yang menghalangi kualitas pelayanan.

The research evaluating government's communication management activity in applying Act which requires a transparent public information. It is a real form of public information service applied on National Nuclear Power Agency BATAN as implementation of an openness public information Act. This research is an evaluation study case on institution or organization It uses interview as primer data collecting technique. The resources are people with major role on determining policy of BATAN's strategy in giving the best public information service.
This research discovers weaknesses and strength on public information service applied on BATAN. The weaknesses the lack of arrangement of facilities infrastructure and human resources that support the service Other than that poor communication on every element of organization gained obstacle to the service activity. Meanwhile the strength related with Batan's attempt to continue modification on every process that preclude the quality of service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Godiani Hakim
"Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) adalah insitusi litbang di bidang nuklir yang memiliki misi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjalankan misi tersebut, salah satu program yang digulirkan adalah Kesehatan dan Obat-Obatan, khususnya Teknologi Kedokteran Nuklir. Pemanfaatan Teknologi Kedokteran Nuklir dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan Teknologi Kedokteran Nuklir merupakan rangkaian kegiatan inovatif antar unit kerja, yaitu PTKMR, PRPN, PRR, PDIN dan PKTN. Proses inovasi berkelanjutan akan menjadikannya organisasi pembelajar, yaitu organisasi yang senantiasa berubah karena terus menerus menciptakan hal baru, sehingga meningkatkan nilai kompetitif organisasi.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan pemanfaatan Teknologi Kedokteran Nuklir sehingga produk Batan lebih dikenal, senantiasa digunakan oleh rumah sakit dan dokter, serta didukung Depkes. Untuk mencari solusi, penelitian dipusatkan pada proses internal Batan. Hasil analisa menunjukkan bahwa rangkaian kegiatan inovatif yang diharapkan, tidak berjalan lancar, karena sikap negatif terhadap kerjasama kelompok, tidak ada rasa percaya, pengetahuan dimiliki sendiri, serta sistem dan budaya yang kurang mendukung.
Untuk membangun kerjasama antar unit kerja, digunakan prinsip-prinsip knowledge management dan teori organisasi pembelajar. Program yang direkomendasikan adalah workshop untuk membangun budaya kerjasama dan saling percaya, serta pembentukan tim kerja untuk menumbuhkan kebiasaan berbagi pengetahuan."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Cikal Asadera
"Salah satu kunci kesuksesan dalam manajemen pengetahuan adalah kemampuan proses pengelolaan pengetahuan. Pendekatan contingency view digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan proses pengelolaan pengetahuan yang paling tepat diimplementasi oleh BATAN. BATAN yang sedang bersiap mengimplementasi manajemen pengetahuan membutuhkan pandangan dari pihak ketiga dalam memberikan panduan proses pengelolaan pengetahuan yang dibutuhkan untuk diimplementasi oleh BATAN beserta urutan prioritas proses tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan proses combination yaitu proses pembuatan pengetahuan baru dari data atau informasi tertulis yang sudah ada memiliki prioritas tertinggi. Proses routine yaitu pemanfaatan pengetahuan yang tertanam di dalam prosedur, aturan, dan norma menempati urutan kedua. Kedua proses tersebut merupakan proses yang tepat untuk diimplementasi di BATAN dengan adanya dukungan infrastruktur manajemen pengetahuan yang dimiliki oleh BATAN.

One key to have successful knowledge management implementation is knowledge management process capabilities. Contingency view approach is used in this research to determine the right knowledge management process to be implemented by BATAN. BATAN which want to implements knowledge management needs third party perspective in giving guidance about the appropriate knowledge management process and the priority of the process.
The result of this study tells that combination, process which make a new knowledge from existing data or information, have the highest priority. Routines, utilization of knowledge embedded in procedure, rules, and norm, in second place. Both of the processes have the highest priorities to be implemented in BATAN with the support from knowledge management infrastructure that BATAN already have.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>