Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Rizki Astanti
"ABSTRAK
Kaum muda Jakarta kini memiliki berbagai pilihan dalam menghabiskan waktu luang mereka, salah satunya adalah dengan kegiatan makan-makan cantik dan ngopi-ngopi lucu. Kegiatan makan-makan cantik dan ngopi-ngopi lucu merupakan salah satu cara bagi kaum muda Jakarta, yang dalam skripsi ini direfleksikan pada komunitas foodies Instagram #EatEveryDay, dalam membangun identitas mereka. Jejaring sosial Instagram dan Path menjadi panggung dalam mempertontonkan identitas bagi kaum muda Jakarta. Skripsi ini akan menjelaskan fenomena makanmakan cantik dan ngopi-ngopi lucu sebagai sebuah sarana dalam membentuk identitas melalui jejaring sosial.
ABSTRACT
Jakarta's youth society have the options to spend their free time, including Makan-Makan Cantik and Ngopi-Ngopi Lucu. Makan-Makan Cantik and Ngopi-Ngopi Lucu are one of traditions, that in thesis is reflected by foodies Instagram community #EatEveryDay, in constructing their identity. Social network like Instagram and Path become a stage in order to exposing the identity for Jakarta's youth society. This thesis will explain phenomenon makan-makan cantik dan ngopi-ngopi lucu as a means of identity formation by social network."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rizky Fadilla
"ABSTRAK
Nongkrong sebagai aktifitas untuk memanfaatkan waktu luang menjadi fenomena bagi masyarakat ibukota, khususnya para remaja. Skripsi ini membahas tentang nongkrong sebagai gaya hidup remaja di Jakarta dengan studi kasus pada beberapa remaja yang nongkrong di 7-Eleven atau Starbucks Coffee. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses terciptanya gaya hidup nongkrong pada remaja, melihat hal yang menjadi alasan remaja untuk melakukan gaya hidup nongkrong, dan menganalisis dengan teori tindakan sosial.Berawal dari mencoba mengunjungi tempat nongkrong yang dianggap ramai, mudah dijangkau, dan ternama lalu lama kelamaan intensitas berkunjung untuk nongkrong menjadi sering dan kemudian menjadi gaya hidup para remaja. Teman sebaya adalah aktor yang berperan besar dalam terbentuknya gaya hidup nongkrong pada remaja. Para remaja memaknai nongkrong sebagai kegiatan santai mengisi waktu luang sambil berinteraksi bersama teman. Dari sisi alasan, remaja yang nongkrong di 7-Eleven ingin memperluas pergaulan. Alasan lain terlihat pada remaja yang nongkrong di Starbucks Coffee yang memperhatikan aspek tempat dan konsumsi barang untuk menunjukkan posisi mereka yang berbeda dengan remaja yang nongkrong di tempat lain. Namun, tindakan sosial mereka semua masuk ke dalam tindakan sosial rasional berbasis nilai.

ABSTRACT
Nongkrong or so called hangout is a leisure activity that comes as a phenomenon in Jakarta, especially for teenagers. This thesis is trying to describe nongkrong as the teenagers rsquo lifestyle in Jakarta with case studies on some teens that hanging out at 7 Eleven or Starbucks Coffee. This study is intended to see the process of creating hangouts lifestyle in adolescents, see the teenage reason to do lifestyle hangout, and analysis with social action theory.Starting from trying a crowded and famous hangout place that easy to reach and nongkrong become a habit and then become the lifestyle of teenagers. Peers are actors who play a major role in the formation of lifestyle hanging out in adolescents. The teenagers interpreted nongkrong as a relaxed leisure time while interacting with friends. Teenagers who hangout at 7 Eleven want to widen their social circle. Another reason is seen in teenagers who nongkrong at Starbucks Coffee who pay attention to the aspect of place and consumption of goods to show their different position with teenagers who hang out elsewhere. So, we can see the things that matters to the teenagers to do nongkrong and identify nongkrong as a lifestyle based on social action theory. Peer group have a big impact on creating nongkrong as teenagers rsquo lifestyle. Based on Weber rsquo s four type of social action, their social action is counted as value rational action because they have their own value to do nongkrong as their lifestyle."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S7696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is conducted to answer questions surrounding social phenomenon of reading books as a consumptive lifestyle and its relation to political economy studies of the mass media consumption as system of significations. Jean Baudrillard's theory on consumer society and his critic of the political economy of the sign are two important works upon which the theoritical foundation of this research was based. This is a qualitative research rooted in critical tradition with social constructionism as its strategy. Finding in this research is collected through in-dept interview and participatory observation and analyzed through qualitative comparative analysis. The findings reveal that books consumption (especially imported books) have higher degree of prestige than other media as it manifests into consumptive lifestyle of "positional goods" upon which upper class can enjoy only if others from lower class do not; therefore defining their superior social status."
Thesis: Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi, V (3) September-Desember 2006: 1-29, 2006
TJPI-V-3-SeptDes 2006-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lorenzia Chrisanty Astari
"Kehidupan di kota besar tidaklah mudah, banyak tekanan yang dapat menimbulkan ketegangan yang bisa berdampak kurang baik terhadap kondisi fisik maupun psikologis. Rutinitas sehari-hari yang menjenuhkan ini membuat orang pada umumnya akan mencari aktivitas-aktivitas yang dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan tersebut yang biasanya dilakukan pada saat waktu luang. Salah satu pilihan aktivitas waktu luang di kota besar adalah clubbing.
Clubbing adalah berbagai aktivitas yang dilakukan di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotek, bar, pub, lounge, dan kafe dengan musik hidup atau suasana yang dibuat menyerupai klub malam. Clubbing sebetulnya sudah ada sejak dulu, namun zaman sekarang perkembangannya semakin marak ditunjang oleh tempat hiburan malam yang semakin menjamur.
Di masa krisis ekonomi seperti sekarang, tempat-tempat hiburan malam masih ramai pengunjung. Fenomena ini dapat mengindikasikan bahwa hiburan dan rekreasi, dalam hal ini yang didapat dari clubbing memang telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat tertentu dan bisnis tempat hiburan malam masih menjanjikan. Persaingan yang cukup ketat dalam menarik pengunjung membuat para pengelola tempat hiburan malam perlu mehgetahui karakteristik segmen pasarnya.
Clubbing memiliki bermacam manfaat, namun di sisi lain juga memunculkan sejumlah atribut negatif bagi para pelakunya. Clubbing dipilih dari sekian banyak pilihan memanfaatkan waktu luang dan uang Gaya hidup seseorang ditunjukkan oleh bagaimana ia memanfaatkan waktu dan uangnya yang terwujud dalam aktivitas, minat, dan opininya.
Dalam penelitian ini yang ingin dilihat adalah gaya hidup para pelaku clubbing, khususnya gaya hidup pelaku clubbing yang menganggap clubbing relevan dengan kebutuhan, nilai, dan minat yang ada di dalam dirinya, atau dengan kata lain responden yang memiliki tingkat keterlibatan tinggi terhadap clubbing.
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran gaya hidup pelaku clubbing. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi tentang gaya hidup di kota besar.
Penelitian ini menggunakan subjek pelaku clubbing, dengan teknik pengambilan sampel nonpnobability sampling dengan bentuk incidental sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan terhadap 156 orang subjek.
Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya gambaran 4 profil gaya hidup dari pelaku clubbing. Ke-4 gaya hidup tersebut adalah gaya hidup 1 "perduli sosial", gaya hidup 2 "cuek", gaya hidup 3 "gaul", dan gaya hidup 4 "biang pesta"."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Nadira
"Analisis Situasi:Perkembangan jilbab dan busana Muslim yang kini menjadi trend baru, memperlihatkan bahwa remaja-remaja perempuan di Indonesia khususnya Muslimah memiliki kreativitas, wawasan, serta keberanian untuk menjadi diri sendiri. Fenomena munculnya para pengguna jilbab (hijabers) yang tampil modis kian semarak. Majalah gaya hidup dan mode pun makin diminati. Remaja merupakan salah satu target pasar yang potensial. Perkembangan luar biasa tersebut kini mulai mempengaruhi remaja Muslim yang tak mau kalah untuk bisa mengekspresikan dirinya.
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype: Manfaat dari majalah ZAHRA adalah memberikan bacaan alternatif yang bermutu seputar gaya hidup kepada para remaja perempuan muda Muslim melalui tulisan jurnalistik yang menarik, juga member atmosfer baru dari berbagi majalah gaya hidup yang ada saat ini. Sedangkan tujuannya ialah memberikan wadah bagi para remaja perempuan Muslim untuk menyampaikan aspirasinya. Menginspirasi para remaja perempuan Muslim dengan artikel-artikel yang menarik dan bermanfaat, terutama seputar gaya hidup.
Prototype yang Dikembangkan: ZAHRA adalah majalah gaya hidup remaja perempuan Muslim bulanan yang ditujukan bagi para remaja perempuan Muslim berusia 15 tahun -23 tahun, pelajar, mahasiswa, bekerja, lajang atau menikah dengan kelas ekonomi A dan B yang memiliki aktivitas tinggi serta kebutuhan akan informasi yang lebih. Majalah ini akan menyajikan konten seputar gaya hidup seperti mode, kecantikan, kesehatan, cinta, psikologi, dan hiburan.
Survei dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan masukan dalam pembuatan majalah ini. Evaluasi terdiri atas dua bagian. (1) Evaluasi khalayak melalui kuesioner apakah majalah ZAHRA sudah sesuai dengan keinginan khalayak atau belum, (2) Evaluasi produk (input, output, income) dengan cara menganalisa progress report masing-masing bagian pada saat rapat redaksi.
Investasi Awal : Rp 225.300.000
Total Pengeluaran Bulanan : Rp 227.200.000
Total Pengeluaran satu tahun : Rp 3.864.351.000
Perkiraan Pendapatan Tahun Pertama : Rp 3.522.300.000

Situation Analysis: Trend of hijab and muslim clothing that has become a new trend, shows that Indonesian teenagers especially muslim have creativity, knowledge, and courage to be their own selves. The phenomenon of fashionable Hijabers become splendid. The lifestyle and mode magazines are also fonded by people. Teenagers are one of the most potential market target. The rapid trend now start to influence the muslim teenagers that also want to express themeselves.
The benefit of Zahra magazine is to give Muslim teenagers the qualified alternative reading about lifestyle through interesting journalistic writing. It also gives a new atmosphere from various lifestyle magazines that exist at this time. The goal of the magazine is to give a place for Muslim teenagers to show their aspiration. It will inspire the Muslim teenagers with the interesting and beneficial articles about lifestyle.
ZAHRA is a monthly Muslim teenager lifestyle magazine which is intended to Muslim teenager age 15- 23, students, worker, single or married from A and B economical class that has high frequency activity and the need of more information. This magazine will provide lifestyle contents such as mode, beauty, health, love, psychology, and entertainment.
Survey with a questionnaire is conducted to get the input for the making of this magazine. Evaluation divided into two parts (1) Public evaluation through questionnaire about whether Zahra magazine is already suitable with the public wants or not. (2) Product evaluation (input, output, income) by analyzing progress report of each part in editorial meeting.
Initial Investment : Rp 225.300.0000
Sum of monthly expense : Rp 227.200.000
Sum of annual expense : Rp 3.864.351.000
Estimation of First Year Income : Rp 3.522.300.000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfira Muthia Khansa
"Korea lekat akan nilai-nilai Kolektivisme dalam kehidupan masyarakatnya. Korea yang identik dengan jeong sebagai salah satu karakteristik dari Kolektivisme kini mulai meninggalkan nilai tersebut. Dengan kata lain, dewasa ini nilai-nilai kolektivisme sudah tidak penting bagi masyarakat Korea. Rasa kolektivis yang memudar di Korea dapat terlihat dari munculnya perilaku dan gaya hidup individualis yang mendorong perkembangan fenomena budaya Honjok. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku dan gaya hidup masyarakat modern Korea dalam membentuk budaya Honjok berkaitan dengan nilai-nilai individualis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku dan gaya hidup individualis dalam budaya Honjok dan kaitannya dengan memudarnya nilai-nilai kolektivis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku individualis seperti menjadi unit rumah tangga satu orang, memilih untuk tidak menikah, melakukan kegiatan makan dan minum sendiri, dan meluangkan waktu dengan diri sendiri adalah suatu gaya hidup individualis yang banyak dilakukan oleh masyarakat modern Korea yang membentuk perkembangan fenomena budaya Honjok. Gaya hidup ini memberikan perubahan dalam aspek sosial-budaya masyarakatnya. Perubahan aspek sosial yang muncul seperti, masyarakat Korea yang semakin individualis. Sedangkan perubahan dalam aspek budaya, yaitu perubahan gaya hidup dan perkembangan penyebaran budaya melalui teknologi digital.

Korean society lives alongside their strongly attached collectivism values. Korea which is characterized by jeong as one of the collectivism characteristics now begin to abandon that value. In other words, now the values of collectivism are not as important to them anymore. The fading collectivist sense in Korea is observed through the emergence of individualist behavior and lifestyles that encourage the development of the Honjok culture phenomenon. The research question is how the behavior and lifestyle of modern Koreans in shaping the Honjok culture are related to individualist values. This study aims to analyze the behavior and lifestyle of individualists in Honjok culture and its relation to the fading of collectivist values using a qualitative method. The results indicate that individualist behaviors such as being a single-person household unit, choosing not to marry, doing eating and drinking activities alone, and spending time with oneself are an individualistic lifestyle that is carried out by modern Korean society that shapes the development of Honjok culture phenomenon, thus change the socio-cultural aspects of the community. Changes in social aspects include Korean society becoming increasingly individualistic. While in cultural aspects include lifestyle changes and the development of culture spread through digital technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R. Helmi Godrat Ichtiat
"Penelitian ini memfokuskan pada kajian tentang gaga hidup, brand positioning dan tingkat konsumsi media di kalangan remaja SMA di wilayah Ibukota DKI Jakarta. Dalam studi ini peneliti berusaha memotret profil gaya hidup remaja yang menjadi salah satu segmen dari produk Simpati Telkomsel. Hal ini semata-mata ditujukan untuk melakukan segmentasi dari target market yang ada. Seperti diketahui segmentasi merupakan salah satu strategi yang jitu dalam membidik pasar yang ingin dituju. Dan hasil segmentasi ini selanjutnya akan diperoleh upaya tentang bagaimana menentukan target konsumen dari suatu produk, sehingga dari sini perusahaan dapat menancapkan posisi produk atau brang di benak konsumen.
Selanjutnya di sisi lain studi ini juga berusaha memberikan uraian dengan komprehensi untuk pelihat posisi Simpati telkomsel di banding beberapa brand dari produk sejenis. Dari studi ini dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan deskripsi tentang sejauh mana hasil yang diperoleh dari seluruh program promosi yang dibuat oleh Telkomsel yang dimaksudkan untuk meningkatkan brand eqiuty Simpati Telkomsel.
Setelah mengetahui posisi brand simpati telkomsel, peneliti mencoba untuk mengaiktannya dengan hasil segmentasi konsumen remaja produk Simpati Telkomsel. Di sisi Lain peneliti juga ingin memberikan deskripsi tentang pola konsumsi media di kalangan remaja SMA. Evaluasi dari program promosi dapat diberikan dari hasil studi ini. Pertama kita memberikan penjelasan tentang posisi brand lalu memberikan uraian tentang segmen yang potensial untuk dijadikan target market. Selanjutnya setelah diketahui media mana yang acap dikonsumsi konsumen remaja, maka dapat diberikan rekomendasi praktis tentang bagaimana menyususn program promosi untuk meningkatkan posisi brand Simpati telkomsel agar dapat meraih pangsa pasar lebih luas lagi.
Metodologi Penelitian yang digunakan dalam studi ini mengacu pada pendekatan kuantitatif, dimana sejumlah data primer dikumpulkan dengan menggunakan teknik survey. Terdapat 1368 responden penelitian ini yang tersebar di lima wilayah lbukota DKI Jakarta. Responden ditentukan dari tiga tingkatan sekolah, yang dibagi ke dalam peringkat berdasarkan hasil Ujian Akhir Nasional. Studi ini juga menggunakan teknik sampling probabilistik, dimana setiap anggota sampel dapat mewakili populasi penelitian ini. Dalam studi ini juga menggunakan teknik analisis univariat dan multivariat. Dalam analisis univariat menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan sejumlah ukuran penyebaran dan pemusatan seperti mean, median dan persentil. Untuk analisis multivariat menggunakan analisis cluster dan analisis multidimensional scaling.
Dari hasil studi ini diperoleh sejumlah temuan sebagai berikut: Pertama, terdapat empat karakteristik konsumen remaja SMA berdasarkan gaya hidup, yaitu demander, anti demander, escapist dan pro-social. Kedua, karaktreristik konsumen remaja berdasarkan konsumsi media, diperoleh empat karakteristik, yaitu print media reader, electronic media watcher, observer dan anti observer. Kedua, dari hasil segmentasi kemudian riset ini mencoba untuk melihat posisi brand Simpati Telkomsel, yang hasilnya menunjukkan bahwa konsumen remaja cenderung menempatkan smpati Telkomsel sebagai kartu sim yang mereka gunakan. Di sisi lain terdapat kompetitor utama, yaitu Indosat Im3 dan Pro-XL yang juga menjadi andalan konsumen remaja sebagai kartu sim utama.

This research investigates lifestyle, brand positioning and media consumption of high school student in Jakarta. The researcher was tried to draw a profile of high school student as one of Simpati Telkomsel's target market. The objection of this study in to describe a segmentation from a strategy of targeting the market. The result of segmentation is to support on how the PT. Telkom as a state own company can pinpoint the brand position of Simpati Telkomsel.
In the other hand this study is try to give an comprehendsive explanation to see the position of Simpati telkomsel comparing to the competitors. In this case we that we can find the brand equity of Simpati Telkomsel. Then, after we find the position of the brand, this studi is intend to see the correlation between the result of segmentation and the brand position of Smpati Telkomsel.
The research explore the usage of quantitative research methodology. Population of this research is Highschool student in Jakarta. There are 1366 respondent who gave their opinion by filling a structured questionaire. Founded from the Departemen Pendidikan nasional's website; theta are three level of school in Jakarta, consist of low, middle and upper level, based on the score of EBTANAS 2004_ Cluster analysis and-multidimensional scaling are relevant tools to analyze the collected data of this surveys.
The finding shows that there are four characteristics of the respondent, consist of the demander, anti demander, escapist and pro-social. Then, the characteristics of respondent based on the media consumption is consist of the print media reader, electronic media watcher, observer and anti observer. This research is also give the portrait of the brand position of Simpati in the mind of highschool student as a consumers. It shows that the respondent tend to use Simpati Teikomsei. But it founded that there are two relevant competitors from another provider: Indosat Im3 from PT. Indosat and Pro-XL from PT. Excelcomindo."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Desira
"Penelitian ini merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan gaya hidup nongkrong remaja di 7-Eleven, yang diantaranya adalah faktor sosialisasi keluarga dan konformitas terhadap peer group. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survey terhadap 100 responden. Penelitian ini dilakukan di 6 gerai 7-Eleven yang berlokasi di Jakarta Selatan dengan teknik penarikan sampel purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah kebiasaan nongkrong yang dimiliki remaja Jakarta di 7-Eleven dapat terbentuk menjadi gaya hidup dengan dipengaruhi oleh sosialisasi yang tinggi dari keluarga mengenai kebiasaan nongkrong serta konformitas yang tinggi terhadap peer group mereka yang memiliki kebiasaan nongkrong. Berdasarkan status sosial ekonomi, mereka pada kelompok SSE rendah cenderung lebih signifikan untuk memiliki gaya hidup nongkrong di 7-Eleven disbanding dengan kelompok menengah dan atas.

This research aimed to find out the factors that influence the formation of teenagers hangout lifestyle in 7-Eleven, which include family socialization factors and conformity to peer group. This research uses quantitative approach with survey data collection method to 100 respondents. This research take place at six 7-Eleven stores, which is located in South Jakarta with purposive sampling technique.
The research findings show that the teenagers’ habit of hanging out at 7-Eleven can be formed into a lifestyle, influenced by high family socialization regarding their habits to hang out, and conformity high against their peer group who have a habit of hanging out. Based on socio-economic status, those who belong to low status group tend to be more significant to have a lifestyle of hanging out at the 7-Eleven compared with the middle and upper status group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>