Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arini Fuspita
"Terjemahan beranotasi terdiri dari terjemahan dan anotasi (catatan). Anotasi diberikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas pemilihan padanan dari unsur tertentu yang menimbulkan masalah penerjemahan. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode penerjemahan semantis. Adapun masalah yang kerap kali muncul dalam penerjemahan sastra berkaitan dengan perbedaan budaya. Guna memecahkan masalah itu, saya menerapkan sejumlah prosedur penerjemahan. Kemudian, anotasi saya berikan pada tataran kata, frasa, dan kalimat, dengan berbekal penelusuran dokumen dan pengacuan pada kamus, serta hasil diskusi dengan narasumber dan hasil survei pembaca dalam skala kecil.

An annotated translation consists of translation and annotations. The annotations are given as the translator's reasoning for choosing the equivalents of certain elements causing translation problems. The translation method applied is the semantic translation method. The problems that often emerge in literary translations are related to cultural differences. In order to solve the problems, I applied several translation procedures. Afterwards, I made annotations at the levels of words, phrases, and sentences, by referring to various websites and dictionaries, along with the results of discussion with an informant and a smallscale survey."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29945
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theta Karunia
"Penerjemahan karya sastra erat hubungannya dengan kebudayaan suatu bangsa. Salah satu penerjemahan karya sastra yang memiliki kesulitan tinggi dalam penerjemahannya adalah puisi. Puisi khususnya pada karya sastra anak harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami, singkat, dan jelas. Ini dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan berbahasa anak yang masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah memilah metode penerjemahan puisi yang paling tepat untuk digunakan pada karya sastra anak usia 8 – 12 tahun. Unit analisis adalah kata, frasa, dan kalimat. Dari sembilan baris puisi yang diteliti, peneliti menggunakan tiga metode penerjemahan puisi dari tujuh metode penerjemahan Andre Lefevere. Ketiga metode tersebut adalah terjemahan literal, terjemahan bersajak, dan terjemahan puisi bebas. Ketiga metode ini dipilih karena dirasa paling tepat untuk menerjemahkan puisi pada buku anak Madinatul Asyqiya.

The translation of literary works is closely related to the culture of a nation. One of the translations of literary works that have high difficulty in translation is poetry. Poetry especially in children's literary works must use language that is easy to understand, concise, and clear. This is done by adjusting due to children's limited language abilities. The purpose of this study is to sort out the poetry translation method that is most appropriate for use in literary works of children aged 8-12 years. From the nine lines of poetry studied, researchers used three methods of translating poetry from seven Andre Lefevere translation methods. The three methods are literal translation, rhyme translation, and free poetry translation. These three methods were chosen because it was felt to be the most appropriate way to translate poetry in the children's book Madinatul Asyqiya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meirani Jacoeb
"Terjemahan beranotasi sebagai tugas akhir ini, bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban atas padanan yang dipilih dalam menerjemahkan secara mandiri buku How Come ke bahasa Indonesia. Teks sumber yang saya pilih adalah teks teknis, dan berjenis ilmiah populer. Dalam menerjemahkan saya menggunakan ideologi domestikasi dan metode komunikatif mengingat teks yang bersifat informatif. Unsur yang dipermasalahkan dalam penerjemahan dan dianotasi ada empat kelompok, yaitu istilah, nama jenis, idiom, dan tanda baca. Dengan demikian, sejumlah prosedur digunakan agar berbagai masalah yang ditemukan dalam penerjemahan dapat diatasi. Prosedur penerjemahan adalah transferensi, padanan budaya, penjelasan tambahan, calque, dan transposisi. Selain itu, untuk mencari padanan yang lazim dalam budaya BSa, digunakan berbagai rujukan baik dari narasumber, internet, penelusuran pustaka, dan berbagai kamus. Survei dan wawancara dengan narasumber digunakan untuk mengetahui kelaziman dalam budaya BSa selain pemaharnam teks sumber. Akhirnya dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa penerapan prosedur yang tepat dapat membantu penerjemah untuk mengatasi permasalahan penerjemahan akibat pertemuan dua budaya.

The objective of this final annotated translation assignment is to give justification of the equivalances chosen in translating the book How Come into Indonesian language independently. The source text chosen is a technical text and the type is popular science. The ideology used here is domestication and the method is communicative which is related to informative text. Some elements to be annotated is categorized into four groups: terms, common nouns, idioms, and punctuations. Therefore, some procedures are used in order to cope with the problems found in the translation. They are transference, cultural equivalance, contextual conditioning, calque, and transposition. Besides, to achieve a natural equivalance in the TL culture, some references, Internet, and dictionaries are used. Conducting surveys and interviews to gain the naturalness in TL culture and also comprehensibility of the SL. The conclusion of this research is, that the application of the appropriate method could overcome the translation problems which is caused by the two different cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27865
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elmira Nidya
"ABSTRAK
Tugas akhir ini merupakan terjemahan beranotasi dari buku berjudul Gordon Ramsay's Ultimate Cookery Course Book ke Bahasa Indonesia. Buku ini ditulis sendiri oleh Gordon Ramsay yang merupakan seorang chef asal Inggris. Penggunaan istilah kuliner, metafora, dan juga idiom yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia menimbulkan masalah dalam penerjemahan. Anotasi diberikan sebagai bentuk tanggung jawab atas pilihan padanan yang diberikan dalam teks sasaran. Prosedur penerjemahan digunakan untuk membantu dalam proses anotasi yang terdiri dari enam bagian, yakni nama bahan masakan, nama alat masak, metafora dan idiom, nama diri, nama hidangan khas Inggris, dan cara memasak atau penyajian masakan. Sementara itu, metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode penerjemahan komunikatif

ABSTRACT
The paper is about annotated translation of Gordon Ramsay?s Ultimate Cookery Course Book into Bahasa Indonesia. The book is written by Gordon Ramsay himself, who is a chef from England. Culinery term, metaphor, and idiom which have no equivalent in bahasa Indonesia cause problem in translation. Therefore, annotation is given as the responsibility for the equivalence chosen in target text. Translation procedures are used
in order to help annotation which are consisted in six parts: ingredient name, cookware name, metaphor and idiom, proper name, English cuisine name, and cooking or serving dishes. This also implies communiative method of translation"
2015
T46127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kendenan, Esriaty Sega
"Terjemahan beranotasi adalah penerjemahan dengan pemberian komentar atas pilihan padanan tertentu dalam menerjemahkan sebuah teks. Dalam menerjemahkan disertasi yang telah diterbitkan mengenai sejarah sosial orang Toraja ini, saya menggunakan metode penerjemahan komunikatif. Sebagian besar masalah yang muncul dalam penerjemahan teks itu terkait dengan kata budaya yang banyak digunakan oleh penulis TSu selain penggunaan nama diri dan nama jenis, idiom, dan metafora. Untuk menyelesaikan masalah penerjemahan itu saya menggunakan prosedur penerjemahan: transferensi, pemberian catatan kaki, penerjemahan resmi, penghilangan, dan kuplet. Dalam terjemahan beranotasi ini, anotasi diberikan untuk menjelaskan pilihan padanan yang saya gunakan dalam menerjemahkan istilah dan ungkapan untuk menyelesaikan masalah dalam penerjemahan. Dengan demikian, penerjemahan buku sejarah selain membutuhkan penguasaan BSu dan BSa yang baik juga memerlukan penelitian dokumen sejarah terkait untuk lebih memahami konsep dan konteks agar dapat mengalihkan pesan penulis TSu dengan benar.

An annotated translation is a translation with commentary on certain equivalences chosen while translating of a text. In translating this published dissertation the social history of the Toraja people, I applied the communicative method of translation. Most translation problems arising were related to the translation of cultural words used by the author of the book, in addition to proper and common names, idiomatic expressions, and metaphors. To solve the problems, I used following translation procedures: transference, notes, recognized translation, omission, paraphrasing, and couplet. In this annotated translation, annotations were given to explain the choice of terms and expressions equivalences used to overcome the problems in translation. Thus, the translation of history books does not only need mastery of the source as well as target language but also requires thorough historical document research to have a better understanding of the context and concepts, in order to be able to transfer the message well."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31299
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afriani
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban atas terjemahan yang dipilih dalam menerjemahkan sebuah teks, dalam hal ini adalah novel anak. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis, komunikatif, dan idiomatis. Ketiganya dipilih agar terjemahan yang dihasilkan memiliki estetika dan pesan yang disampaikan ke pembaca TSa terasa wajar dan berterima. Permasalahan yang muncul dalam proses penerjemahan novel anak adalah berkaitan dengan unsur kebudayaan. Berbagai prosedur penerjemahan digunakan sebagai upaya menyelesaikan permasalahan itu. Kemudian, anotasi dilakukan pada tataran kata, frasa, dan kalimat, berbekal penelusuran dokumen, pengacuan pada kamus, dan survei kecil. Dapat dikatakan bahwa ketiga metode penerjemahan itu merupakan solusi bagi penerjemahan novel anak ini.

The research aims to give annotation for the chosen equivalence in translating children novel. The semantic, communicative and idiomatic methods are applied. Those methods are chosen in order to render source text?s aesthetics as well as message, accepted in the target text. Many problems rise in the translation process are related with cultural differences. In order to address those problems, I deploy several translating procedures. Thus, annotations were conducted at the level of words, phrases, and sentences, by referring to various dictionaries, documents and small-scale survey. In conclusion, it is justified that those methods of translation are the ways to translate A Little Princess into bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mai Ria Suzanna
"Terjemahan beranotasi adalah karya ilmiah yang disusun dengan memberikan anotasi (catatan) tentang permasalahan penerjemahan serta solusinya, baik dari segi linguistis maupun sosial-budaya. Tujuan terjemahan beranotasi adalah memberikan pertanggungjawaban atas padanan yang dipilih oleh penerjemah. Terjemahan beranotasi ini akan membahas penerjemahan pada novel Frankly, Frannie! karya AJ. Stern ke dalam bahasa Indonesia. Novel anak ini dipilih berdasarkan ketertarikan penerjemah pada karakter Frannie yang memiliki imajinasi tinggi dan gaya bahasa yang khas serta latar budaya yang khas Amerika Serikat.
Penerjemahan dilakukan dengan metode semantis dan komunikatif agar terlihat indah dan alami, serta makna kontekstual dapat diterima dan dipahami pembaca sasaran. Dalam anotasi terjemahannya, dibahas beberapa prosedur penerjemahan yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan pemadanan. Selanjutnya, saya merujuk pada pelbagai kamus, mengunjungi laman di Internet, dan melakukan wawancara. Banyak hal yang harus dipertimbangkan agar terjemahan menjadi wajar dan berterima dalam budaya BSa anak-anak. Oleh karena itu, pemahaman mengenai metode dan prosedur penerjemahan menjadi acuan bagi saya dalam menerjemahkan.

An annotated translation is a translation done by providing annotations about the discussion of translation problems and solutions, both in terms of linguistic and socio-cultural. The purpose of the annotations is to justify the choices of translation which have been made by the translator. This annotated translation will discuss the translation on Frankly, Frannie! novel by AJ. Stern into Indonesian. Children's novel was selected based on the translator's interest of Frannie's character that has a unique imagination and language style and also contains American background culture.
The method used in translating are semantic and communicative methods to look beautiful and natural, and the contextual meaning can be accepted and understood by the target readers. In doing annotations, translation techniques applied to solve equivalent problems. Furthermore, I refer to various dictionaries, visit the web sites, and conduct interviews. Many things must be considered to be reasonable and acceptable translation in children's TL culture. Therefore, the understanding of methods and procedures of translation becomes a reference for me in translating.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Swasti Nareswari
"Terjemahan beranotasi adalah memberikan catatan atas padanan yang saya pilih dalam menerjemahkan sebuah novel. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan idiomatis. Permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses pene{emahan berhubungan dengan perbedaan budaya. penerapan pelbagai prosedur merupakan cara saya menyelesaikan permasalahan itu. Selanjutnya, dalam melakukan anotasi, saya merujuk pada pelbagai kamus, mengunjungi laman Internet, dan melakukan survei pembaca dalam skala kecil. Anotasi terutama dilakukan padatataran kata, kalimat, frasa. Dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan membutuhkan penguasaan bahasa, budaya, dan topik yang melatari suatu teks oleh pene{emah agar menghasilkan te{emahan yang baik.

An annotated translation is adding notes for the equivalence I choose while performing a translation. Translation methods applied are semantics and idiomatics. The problems that often emerge in the translation process of this story are related with cultural differences. The deployment of a range of translating procedures attempt to address those problems. In performing annotation, referrence to various dictionaries and websites, along with a small scale survey, were conducted. The annotation conduckd for this final assignment is limited to words, sentences, and phrases. In conclusion, translator's mastery of language, cultural, as well as field of the text are needed in order to produce a good translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28327
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Noverdi
"Penelitian terjemahan beranotasi ini menjelaskan pertanggungjawaban penerjemah atas pilihan padanan. Sumber data penelitian adalah buku nonfiksi the Soul of the Indian karya Charles Alexander Eastman. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penerjemahan dan menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya. Data penelitian ini adalah masalah yang ditemukan dan dikelompokkan sesuai kategori anotasinya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan model teoretis penerjemahan berupa analisis komparatif. Temuan penelitian mencakup dua hal utama. Pertama, dari 27 data anotasi yang dikumpulkan, terdapat 8 data anotasi nama atau sebutan untuk Tuhan atau Deitas, 1 nama seremoni, 1 sebutan untuk tokoh spiritual, 1 nama praktik spiritual, 4 majas, 9 istilah khusus, dan 3 kolokasi. Terdapat 8 macam prosedur penerjemahan; prosedur yang mengombinasikan dua prosedur atau lebih (kuplet, triplet, kuartet) adalah yang paling dominan. Kedua, kesulitan yang dihadapi terkait dengan masalah penerjemahan diatasi dengan menerapkan teori, metode dan prosedur penerjemahan relevan. Temuan menunjukkan bahwa spiritualisme bangsa Indian dan budaya masyarakatnya saling terkait satu sama lain sehingga data anotasi yang ditemukan tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga kultural. Oleh karena itu, penerjemah harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai spiritualisme dan budaya masyarakat bahasa sumber dan bahasa sasaran.

This is an annotated translation research which explains the researcher’s accountability with regard to the translation equivalents being chosen. The data source in this research is a nonfiction book T he Soul of the Indian by Charles Alexander Eastman. This study aims at identifying the problems encountered by the researcher in the course of translating the source texts and seeking the best solution to solve them. The data of this study are the problems collected and classified according to their annotation categories. The qualitative method has been employed using a comparative analysis translation model. The findings of this research reveal two important things. First, out of 27 elements of annotation data collected, 8 are names or designations for a God or Deity, 1 is the name for ceremony, 1 is a designation for a spiritual figure, 1 is a name of a spiritual practice, 4 are figures of speech, 9 are specific terminologies, and 3 are collocations. There are 8 translation procedures being employed, with combined procedures being the dominant ones (couplets, triplets, quadruplets). Second, the difficulties encountered in dealing with the problems are solved by employing relevant translation theories, methods, and procedures. Such findings demonstrate that Indian spiritualism and culture are interrelated so that the annotation data obtained are not only spiritual in nature, but also cultural. Thus, a translator should be well equipped with extensive knowledge and insight not only about spiritualism, but also culture, both of the source and target language community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sulistyowati
"Terjemahan beranotasi adalah kajian yang menempatkan terjemahan sebagai objek penelitian. Teks sumber penelitian ini adalah novel anak dengan judul Judy Moody, Girl Detective. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan komunikatif. Permasalahan yang sering muncul dalam proses penerjemahan novel ini adalah permainan bahasa. Selain itu, masalah yang berhubungan dengan ungkapan beku, istilah teknis, dan kata budaya juga ditemukan. Masalah-masalah itu dapat ditangani dengan menerapkan prosedur penerjemahan. Dapat disimpulkan bahwa novel anak didominasi oleh permainan kata. Penerjemah harus mempertahan efek permainan bahasa TSu dalam TSa.

Annotated translation is a study which place translation as the object of the study. The source text of this study is a children?s novel entitled Judy Moody, Girl Detective. Translation methods applied in this study are sematic and communicative methods. Problems that often occure in the translation process are language play. Beside that, problems related to fixed expressions, technical terms, and cultural words also occure during translation process. Those problems can be addressed by applying translation procedures. In conclusion, it is justified that children's novel is dominated by language play. The translator should maintain the effects of the language play in the source text to the target text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>