Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Erar Yusuf
"ABSTRAK
Masalah gizi, dalam hal ini kurang gizi, masih merupakan masalah kesehatan utama anak balita dan menjadi pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia hari ini dan esok. Berbagai masalah telah ditelusuri sebagai penyebab kurang gizi, seperti rendahnya masyarakat, sasaran program tingkat ekonomi dan pendidikan pengetahuan adanya kebiasaan makan yang kurang baik sampai kepada keadaan alam dan jumlah penduduk yang tidak seimbang. Dari semua itu, kebiasaan makan seseorang berhubungan langsung dengan kurang gizi karena melalui kebiasaan makan ini terungkap bagaimana seseorang memenuhi kebutuhan untuk kesehatannya. Khusus bagi balita, kebutuhan makan gizinya sangat ditentukan oleh peranan ibu. Dengan demikian, perilaku kesehatan menjadi kendala utama terhadap permasalahan gizi kesehatan dan pendidikan kesehatan menjadi alternatif penanggulangannya. Untuk itu, tujuan penelitian ini akan menelusuri bagaimana kebiasaan makan responden yang meliputi kebiasaan menyusui, pantangan makan, distribusi makan dalam keluarga dan kebiasaan jajan disamping itu akan dilihat kaitan kebiasaan makan ini dengan faktor faktor pengetahuan sosialisasi pula yang mempengaruhinya gizi kesehatan, pemanfaatan fasilitas kesehatan serta sikap dari tenaga kesehatannya. Untuk memahami itu semua, penulis mencari tahu melalui studi di kampung Lembur Sawah, desa Kampung Sawah kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Studi ini dilakukan dengan penelitian deskriptif pengumpulan data terhadap 30 responden dengan menggunakan wawancara berstruktur, wawancara mendalam dan pengamatan untuk melengkapi penelitian ini. Gambaran empiris yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan yang lebih baik, pernah ke fasilitas kesehatan dan mendapat penyuluhan gizi kesehatan dari tenaga kesehatan cenderung mempunyai kebiasaan makan baik, dan begitu pula sebaliknya. Ini menunjukkan fasilitas kesehatan yang ada telah berperan sebagai wadah UKS di bidang gizi/kesehatan melalui bantuan tenaga kesehatan, yaitu dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan gizi kesehatan dan membentuk kebiasaan makan masyarakat. Namun demikian, ternyata masih cukup banyak responden yang mempunyai kebiasaan makan buruk yaitu kebiasaan makan yang cenderung dapat mengarah pada kurang gizi. Hal ini karena pengetahuan yang mereka miliki tidak mereka terapkan dalam kehidupan sehari hari mengingat kuatnya nilai nilai kesehatan tradisional dan rendahnya status sosial ekonomi."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanne Winesa
"Presentase gizi kurang pada balita mencapai 13.8% dari total penduduk di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2018). Beberapa faktor resiko terjadinya gizi kurang pada balita khsusunya di wilayah perkotaan adalah kondisi sosial ekonomi, penyakit infeksi, faktor lingkungan, tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan orangtua. Salah satu upaya mengatasi gizi kurang adalah dengan peningkatan jumlah asupan nutrisi anak dengan gizi seimbang. Peningkatan asupan nutrisi harus memperhatikan jenis makanan, porsi makanan dan jadwal pemberian makan. Hasil penelitian menunjukan 60% orangtua balita dengan gizi kurang belum mengetahui porsi makan yang sesuai dengan gizi seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas intervensi keperawatan pengaturan porsi makan sesuai gizi seimbang untuk meningkatkan berat badan balita dengan gizi kurang. Hasil analisis penelitian yang dilakukan selama 1 bulan menunjukan terdapat peningakatan berat badan sebanyak 0,1 Kg dalam satu minggu. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai intervensi keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Percentage of malnutrition in children under five reached 13.8% of the total population in Indonesia (Ministry of Health of Indonesia Center for Health Data and Information, 2018). Some risk factors for malnutrition in toddlers especially in urban areas are socio-economic conditions, infectious diseases, environment, level of knowledge and a level of parent education. One of solution to overcome malnutrition is to increase the amount of nutritional intake for children with balanced nutrition. Increased nutritional intake underlined the food types, food portions and feeding schedules. The results showed 60% of parents of children under five with less nutrition did not know the recommended food portion with balanced nutrition to support children's growth and development. This study aims to determine the effectiveness of nursing interventions to regulate food portions according to balanced nutrition to increase the weight of toddlers with under nutrition. The results of research conducted for 1 month showed that there was an increase in body weight by 0.1 kg in one week. The results of this study recommend the need for further research regarding other nursing interventions that can be done to overcome the problem of malnutrition in infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yevita Nurti
"Banyak literatur menunjukkan bahwa peningkatan gizi anak atau kurang gizi pada anak berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat, ketahanan pangan, serta aspek sosial budaya masyarakat.
Tulisan ini mencoba mempelajari gaya hidup masyarakat sebagai produk interaksi aspek ekonomi, katahanan pangan, serta aspekaspek sosial budaya terhadap kebiasaan makan anak balita di desa Sukamulya, Sukabumi.
Penelitian dengan menggunakan metode observasi partisipasi ini beranjak dari adanya beberapa gejala yang teramati setelah terjadinya perubahan tanaman pertanian dan berbagai perubahan sosial budaya dan ekonomi masyarakat di Sukamulya. Tersedianya bahan-bahan pangan di lingkungan geografis, peningkatan ekonomi, serta masuknya praktisi medis pada tahun 1996, secara teoritis merupakan sarana untuk peningkatan gizi anak. Namun demikian gejala kurang gizi pada anak masih ditemui pada masyarakat Sukamulya, sehingga muncul asumsi bahwa pengetahuan mengenai makanan balita secara medis di satu sisi dan peningkatan ekonomi di sisi lainnya tidak merubah kebiasaan makan balita menjadi lebih baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan tidak selalu disertai dengan peningkatan gizi. Uang belanja yang dikeluarkan untuk bahan pangan tidak berkaitan dengan jumlah pendapatan tetapi lebih berkaitan dengan karakteristik individu dan gaya hidup keluarga yang satu lama lain saling berinteraksi.
Karakteristik individual yang dimaksud adalah menyangkut selera, sikap fatalistic, keinginan memasak, serta kearifan mengolah dan memvariasikan bahan makanan dalam keluarga.
Sedangkan gaya hidup menyangkut gaya hidup yang kondusif dan tidak kondusif. Gaya hidup yang kondusif, seperti pemanfaatan lembaga kesehatan desa, senantiasa menggunakan pengetahuan secara medis untuk meningkatkan kualitas makan anak, cenderung memiliki keseimbangan dalam alokasi dana rumah tangga. Sedangkan gaya hidup yang tidak kondusif, seperti menolak pemanfaatan lembaga desa, alokasi dana cenderung untuk barang-barang selain bahan pangan, telah menyebabkan terjadinya kurang gizi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Amos
"Kekurangan Energi dan Protein (KEP) masih merupakan salah satu masalah gizi utama pada usia balita di Indonesia. KEP ini meningkat di masa krisis ekonomi terutama pads keluarga miskin. Untuk itu pemerintah menggulirkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan bagi balita keluarga miskin agar merehabilitasi atau mengembalikan dampak dari KEP.
Program PMT-Pemulihan akan berhasil dengan baik apabila didukung persepsi tentang kurang gizi ("malnutrition") yang baik, sebab persepsi kurang gizi penting sebagai kekuatan intervensi pads balita yang menderita kurang gizi dan upaya penyebaran pesan-pesan gizi. Oleh karena itu penelitian ini memusatkan perhatian pads upaya untuk memperoleh gambaran bagaimana hubungan antara persepsi ibu balita tentang kurang gizi dan PMT-Pemulihan dengan status gizi balita penerima PMTPemulihan tersebut.
Penelitian dilakukan pads keluarga miskin yang balitanya mendapat PMTPemulihan di Kecamatan Sungai Limau dan Kecamatan VII Koto Sungai Sarik. Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat. Disain penelitian adalah survei dengan pendekatan crossectional (studi potong lintang). Pengambilan sampel dilakukan secara multistage cluster random sampling dan sampel sebanyak 300 ibu balita.
Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi KEP total sebesar 42,2 % dar KEP nyata 12,8 %. Persepsi kurang tentang kurang gizi dan PMT-Pemulihan cukul tinggi yaitu 46,2 %. Ada hubungan yang bermakna antara persepsi ibu balita tentans kurang gizi dan PMT-Pemulhan dengan status gizi balitanya (p<0.05). Tetapi ibu balit: yang mempunyai persepsi kurang tentang kurang gizi dan PMT-Pemulihan mempunya proteksi atau memperkecil risiko terjadinya KEP pada balitanya sebesar 0,616 kal dibandingkan dengan ibu balita yang mempunyai persepsi balk tentang kurang gizi Faktor persepsi ibu balita tentang kurang gizi dan PMT-Pemulihan, pendidikan ibu balit, dan konsumsi energi balita secara bersama-sama mempengaruhi terjadinya KEP pad; balita. Konsumsi energi balita merupakan faktor yang paling dorninan mempengarul' terjadinya KEP pada balita.
Dari basil penelitian ini disarankan agar tetap meneruskan pemberian PMT Pemulihan dengan disertai pendidikan gizi dan dibentuk kembali "Taman Gizi" yan, menyelenggarakan makanan balita yang KEP. Perlu dilakukan penyuluhan yang lebi intensif dengan melibatkan tokoh masyarakat khususnya Tungku Nan Tigo Sajaranga (ulama, tokoh adat dan cerdik pandai). Perlu penelitian lain yang lebih cocok rnisalny studi kasus kontrol dan mencari faktor-faktor penyebab rendahnya keberhasilan PMT Pemulihan.

The Relationship Between Perception of Mother Under Five Years Children about Malnutrition and Supplementary Feeding Program ("PMT-Pemulihan") with Nutritional Status in Poor Family at Padang Pariaman District, West SumatraProtein-Energy Malnutrition (PEM) is still one primer nutrition problem under five years children in Indonesia. PEM increased in economic crisis especially for poor family. The program of supplementary feeding ("PMT-Pemulihan") for under five years children in order to rehabilitate or reduce PEM impact.
Supplementary Feeding Program ("PMT-Pemulihan") could be successe if supported by perception of malnutrition and supplementary feeding program. It was very important as treatment powerful on under five years children who malnutrition and efforted to distribute nutrition massages. There fore, the research focused for efforting how to describe the relationship between mother under five years children who malnutrition and supplementary feeding program with nutritional status of under five years children who consume food supplementary.
The research have done for poor family who got supplementary feeding program at Sungai Limau subdistrict and VII Kota Sungai Sarik subdistrict, Padang Pariaman District West Sumatra. Reseach designed has survey by crossectional. Samplimg used by multi cluster random sampling and sample size were 300 mothers under five years children.
The result of research show prevalence PEM 42,2 percent and severe PEM 12,8 percent. Perception about malnutrition and supplementary feeding program for less category is 46,2 percent. A significant relationship between perception mother under five years children who malnutrition and supplementary feeding program with nutritional status of under five years children (p<0,05). The mother of under five years children who has less perception about malnutrition and supplementary feeding program could be protection of risk PEM for their under five years children as 0,616 times than the others enough category. The perception of malnutrition and supplementary feeding program, education of mother under five years children and energy consumption of under five years children are factors which could be PEM to under five years children.
The research recommended to be continuing supplementary feeding program with used nutrition education and reformed the Nutrition Demontration Plot ("Taman Gizi") which can apply under five years children food which PEM It has necessary to be done with an intensive education by involved community specially Tungku Nan Tigo Sajarangan ("Ulama, Tokoh Adat, Cerdik Pandai"). More research which another design, for example made by case control study and to have unsuccesfull factors of supplementary feeding program cause it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indri Choiryah
"Salah satu masalah yang dialami masyarakat perkotaan terkait aspek kesehatan yaitu gizi kurang pada balita. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat termasuk asuhan keperawatan keluarga dengan balita gizi kurang. Intervensi unggulan yang diberikan kepada keluarga untuk mengatasi masalah yaitu dengan melatih psikomotor menyusun menu makanan dengan gizi seimbang dan jadwal makan pada balita. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan status gizi balita yang ditandai dengan adanya peningkatan berat badan. Intervensi deiberikan ada keluarga selama 8 kali pertemuan di Kelurahan Curug, Cimanggis, Depok. Setelah diterapkan penyusunan menu makanan gizi seimbang dan jadwal makan, terjadi peningkatan berat badan balita sebesar 0,2 ons.

One of the problems experienced by the urban community related to health aspects is less nutrition in toddlers. Nursing urban health is as nursing care providers in the field of public health efforts including nursing care families with under fives malnutrition. Superior interventions given to the family to overcome the problem that is by training psychomotor preparing a diet with a balanced nutrition and feeding schedule in toddlers. The goal is to improve the nutritional status of children under five with marked increase in weight. Intervention is given to families for 8 meetings in Curug, Cimanggis, Depok. Once applied the preparation of a balanced diet nutrition menu and meal schedule, there was an increase in child weight by 0.2 ounces.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fiqriyarizqi
"Kejadian gizi kurang pada balita di Indonesia cukup tinggi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita yaitu jenis pangan yang dikonsumsi, pola asuh keluarga, penyakit infeksi, status ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita yaitu dengan memenuhi asupan nutrisi balita sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Pemenuhan asupan nutrisi balita harus memperhatikan keanekaragaman jenis pangan, porsi makan, dan jadwal makan yang teratur. Intervensi keperawatan unggulan yang diberikan kepada keluarga untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita yaitu dengan penyusunan jadwal makan dan menu makan gizi seimbang. Hasil dari intervensi yang dilakukan selama 3 minggu menunjukkan bahwa terdapat peningkatan berat badan pada balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 0,3 kg. Hasil praktik ini merekomendasikan agar praktik selanjutnya dapat menggali intervensi keperawatan lainnya yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah gizi kurang pada balita. Selain itu, praktik ini juga merekomendasikan kepada keluarga untuk memberikan makan anak secara teratur sesuai dengan jadwal serta mengandung makanan dengan gizi yang seimbang.

The incidence of malnutrition in children under five in Indonesia is quite high. There are several factors that influence the nutritional status of toddlers which are the type of food consumed, family parenting patterns, infectious diseases, economic status, socio-culture, education, and the environment. One of the efforts that can be done to overcome the problem of malnutrition in toddlers is to fulfill the nutritional intake of toddlers in accordance with balanced nutrition guidelines. Fulfillment of nutritional intake of toddlers must pay attention to the diversity of food types, meal portions, and regular eating schedules. The leading nursing intervention given to families to overcome the problem of undernutrition in toddlers is by compiling a meal schedule and a balanced nutritional diet. The results of the intervention carried out for 3 weeks showed that there was an increase in body weight in undernourished toddlers as much as 0.3 kg. The results of this practice recommend that further practice can explore other nursing interventions that can be done to overcome the problem of malnutrition in toddlers. In addition, this practice also recommends families to feed their children regularly according to a schedule and contain foods with balanced nutrition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Tasya
"Gizi kurang merupakan masalah kesehatan yang terjadi karena kekurangan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Kasus nyata terjadi pada Anak A (3 tahun) memiliki gejala yang meunjukkan gizi kurang seperti nafsu makan menurun, berat badan tidak kunjung meningkat, rewel, kurus serta hasil BB/U pada grafik Kartu Menuju Sehat (KMS) berada di bawah garis hijau atau berada di wilayah garis kuning. Pada kondisi ini sangat diperlukan adanya penanganan. Implementasi dilakukan selama 9 hari. Intervensi keperawatan unggulan yang diberikan kepada keluarga untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita yaitu pengaturan porsi makan gizi seimbang dan pembuatan jadwal aktvitas harian. Hasil dari intervensi terlihat adanya peningkatan berat badan pada balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 0,3 kg dan terjadi peningkatan nafsu makan pada anak, anakpun mulai meyukai beberapa sayuran dan buah. Evaluasi tingkat kemandiriankeluarga juga mengalami peningkatan dari tingkat I menjadi tingkat III. Penulis merekomendasikan agar perawat keluarga atau komunitas dapat melakukan intervensi pengaturan porsi makan gizi seimbang dan pembuatan jadwal aktivitas harian guna mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Malnutrition is a health problem that occurs due to lack of nutrients needed by the body. The real case occurred in Child A (3 years old) who had symptoms that showed poor nutrition such as decreased appetite, weight did not increase, fussy, thin and the results of BB/U on the Chart Towards Healthy (KMS) were below the green line or in the yellow line. In this condition, treatment is needed. Implementation was carried out for 9 days. Superior nursing interventions given to families to overcome the problem of malnutrition in toddlers are setting a balanced nutritional meal portion and making a daily activity schedule. The results of the intervention showed an increase in body weight in undernourished toddlers as much as 0.3 kg and an increase in appetite in children, children began to like some vegetables and fruit. Evaluation of the level of family independence also increased from level I to level III. The author recommends that family or community nurses can intervene to regulate portions of balanced nutrition and make a daily activity schedule to overcome the problem of malnutrition in toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalits Laila Tsuroya
"Permasalahan gizi kurang pada balita masih menjadi salah satu masalah serius yang dialami oleh masyarakat perkotaan. Pola asuh pemberian makan oleh ibu sebagai pengasuh utama yang kurang tepat menjadi salah satu penyebab balita mengalami gizi kurang. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan hadir sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi yang dilakukan pada keluarga dengan balita gizi kurang melalui asuhan keperawatan keluarga. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada tiga keluarga binaan dengan masalah nutrisi pada balita. Intervensi unggulan yang diberikan adalah penerapan responsive feeding pada proses makan balita yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita. Intervensi yang dilakukan mampu menghasilkan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu terkait cara pemberian makan pada balita serta dihasilkan peningkatan berat badan pada balita.

The problem of malnutrition in children under five is still one of the serious problems experienced by urban communities. Parenting patterns of feeding by the mother as the main caregiver are not appropriate be the one of the causes of under-nutrition under five. Urban public health nursing exists as an effort to overcome these problems. Writing this scientific paper aims to describe the results of interventions carried out in families with undernourished children under five through family nursing care. The method used is a case study on three assisted families with nutritional problems in toddlers. The superior intervention given is the application of responsive feeding in the toddler's feeding process which aims to improve the nutritional status of toddlers. The intervention carried out was able to produce an increase in knowledge and changes in maternal behavior related to how to feed toddlers and resulted in an increase in body weight in toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bestari Maris
"Gizi kurang pada balita di masyarakat perkotaan berkaitan dengan status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orangtua yang rendah. Masalah tersebut dapat membentuk pola makan yang buruk, yaitu mencakup frekuensi dan porsi makan yang kurang, jenis makanan yang belum bervariasi, serta kurangnya istirahat. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai asuhan keperawatan keluarga melalui pengaturan pola makan dan istirahat. Metode pelaksanaan yang digunakan ialah studi kasus pada tiga keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang pada balita. Intervensi unggulan yang dilakukan adalah pembuatan jadwal pola makan dan istirahat dengan metode drawings and visuals. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan konsumsi buah-buahan sebagai makanan selingan dan peningkatan berat badan pada klien. Metode drawings and visuals disarankan dimasukkan ke dalam intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Less nutrition in children under five in urban communities is associated with low socio-economic status and parental education levels. These problems can form a poor diet, which includes the less frequency and portion of eating, the type of food that has not been varied, and lack of rest. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of family nursing care through eating and resting patterns. The implementation method used is a case study on three managed families with less nutrition problems in children under five. The leading intervention carried out is making a schedule for eating and resting using the drawings and visuals method. The results of the evaluation showed an increase in consumption of fruits as a snack and an increase in body weight in clients. The drawings and visuals method is recommended to be included in nursing interventions to overcome the problem of less nutrition in children under five."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>