Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187762 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Meutia Harum
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas novel seorang pengarang Indonesia, yaitu Clara Ng yang
berjudul Tea for Two (2010). Novel Tea for Two menampilkan tema kekerasan
dalam rumah tangga yang menjadi isu dalam novel. Untuk itu, penelitian ini akan
berfokus pada proses internalisasi ideologi gender pada tokoh utama dalam novel
yaitu Sassy, dengan menggunakan pendekatan Habitus dan Gender. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa latar belakang budaya patriarkis membentuk pola
pikir tokoh perempuan sehingga menginternalisasi secara ideologis yang
menyebabkan tokoh utama perempuan dalam novel ini mengalami kekerasan
simbolik maupun kekerasan fisik dalam rumah tangganya. Dengan demikian,
relasi yang terbentuk adalah relasi ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan
serta menampilkan laki-laki sebagai pihak yang dominan.

ABSTRACT
This research discusses a novel by Clara Ng, a female author from
Indonesia, titled Tea for Two (2010). The Novel expressed domestic violence in
household which is increasingly prevalent and became an issue in Indonesian
society. Therefore, this study focused on the process of internalization of gender
ideology on female characters in the novel with Habitus and Gender approach.
This research found that the cultural background of patriarchal formed mindset of
women and ideologically internalized so the female characters in this novel
experienced a symbolic and physical violence in the household. Thus, a relation
that is formed is an inequality between men and women and show men as the
dominant party."
2012
T30621
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Pramesti
"[ABSTRAK
Dalam suatu karya sastra, baik puisi, novel, maupun film selalu memiliki unsur intrinsik. Salah satu unsur penting dalam unsur interinsik adalah tokoh dan penokohan. Penokohan dalam sebuah karya sastra merupakan salah satu cara pengarang untuk memperkenalkan dan menggambarkan sifat juga watak dari sebuah tokoh kepada pembaca maupun penonton. Jurnal ini menganalisis tokoh dan penokohan Gyeonwoo sebagai tokoh utama di dalam film ?엽기적인그녀 (My Sassy Girl)?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan mendeskripsikan sifat dan watak tokoh utama dalam novel dan film ini dilihat dari ucapan maupun perilakunya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskrptif kualifikatif. Hasil dari penelitian adalah secara umum pendeskripsian sifat Gyeonwoo dalam novel dan film memiliki persamaan dan perbedaan.ABSTRACT In a literature, such as poetry, novel, and film, they always have an intrinsic element. One of the important element in intrinsic element are character and characterization. Characterization in literature is the way of the author to introduce and portray the characteristic and personality of a character to reader and/or viewer. This journal analyze the character and characterization of Gyeonwoo as the lead character in the movie ?엽기적인그녀 (My Sassy Girl)?. This study aims to compare and describe characteristic and personality of the lead character, in the novel and film, seen from his remark and behaviour. Research method that used is descriptive qualitative method. The result of the study is the description of Gyeonwoo?s character in the novel and film both have similarities and differences. ;In a literature, such as poetry, novel, and film, they always have an intrinsic element. One of the important element in intrinsic element are character and characterization. Characterization in literature is the way of the author to introduce and portray the characteristic and personality of a character to reader and/or viewer. This journal analyze the character and characterization of Gyeonwoo as the lead character in the movie ?엽기적인그녀 (My Sassy Girl)?. This study aims to compare and describe characteristic and personality of the lead character, in the novel and film, seen from his remark and behaviour. Research method that used is descriptive qualitative method. The result of the study is the description of Gyeonwoo?s character in the novel and film both have similarities and differences. , In a literature, such as poetry, novel, and film, they always have an intrinsic element. One of the important element in intrinsic element are character and characterization. Characterization in literature is the way of the author to introduce and portray the characteristic and personality of a character to reader and/or viewer. This journal analyze the character and characterization of Gyeonwoo as the lead character in the movie ‘엽기적인그녀 (My Sassy Girl)’. This study aims to compare and describe characteristic and personality of the lead character, in the novel and film, seen from his remark and behaviour. Research method that used is descriptive qualitative method. The result of the study is the description of Gyeonwoo’s character in the novel and film both have similarities and differences. ]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Berliani Adiningsih
"Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat korelasi antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa laki-laki. Pengukuran ideologi maskulin menggunakan alat ukur Masculine Role Norm Inventory-Short Form MRNI-SF , stres peran gender maskulin menggunakan alat ukur Masculine Gender Role Stress-Abbreviated MGRS-A , dan kekerasan dalam pacaran dengan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 yang diadministrasikan melalui media daring. Partisipan berjumlah 370 mahasiswa laki-laki dalam rentang usia 18-25 tahun yang sedang mejalani hubungan pacaran selama minimal satu tahun. Teknik korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran.

This quantitative research focuses on identifying the correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence in male college students. Masculine ideology is measured by using Masculine Role Norm Inventory Short Form MRNI SF , masculine gender role stress by using Masculine Gender Role Stress Abbreviated MGRS A , and dating violence is assessed by using The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 administered online. 370 male college students aged 18 25 who have been involved in romantic relationship for at least a year were assessed. Pearson correlation is used to define relationship between each variables. The result suggests positive correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Diah Utami
"ABSTRAK
Permasalahan KDRT dengan segala dinamika dan dampaknya yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari seolah dianggap sebagai topik yang menarik untuk diangkat ke dalam berbagai medium, salah satunya adalah karya sastra. Salah satu karya sastra yang menampilkan permasalahan kekerasan terhadap perempuan dalam ranah rumah tangga adalah novel Tea For Two karya Clara Ng. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan telaah terhadap dampak psikologis berupa Battered Woman Syndrome atau BWS yang dialami perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga KDRT dalam novel Tea for Two. Selain menganalisis dampak psikologis akibat KDRT, penelitian ini juga akan melihat pemicu terjadinya KDRT yang dilakukan pelaku dan dinamika psikologis yang dialami korban hingga akhirnya ia mampu keluar dari lingkaran kekerasan dan bercerai dari pelaku KDRT. Setelah melakukan analisis, diketahui bahwa KDRT yang dilakukan oleh pelaku dilatarbelakangi oleh internalisasi budaya patriarki pada pelaku. Pada akhirnya melalui tahapan resiliensi dan sumber-sumber resiliensi, korban mampu mengatasi sindrom BWS serta keluar dari lingkaran kekerasan dan bercerai dari pelaku KDRT.

ABSTRACT
The problem of domestic violence with all the dynamics and impacts that occur in everyday life seems to be considered as an interesting topic to be raised into various mediums, one of which is a literary work. One of the literary works that presents the problem of violence against women in the domestic sphere is Clara Ng 39 s novel titled Tea For Two. This research aims to examine the psychological impact of Battered Woman Syndrome or BWS experienced by women victims of domestic violence KDRT in the novel Tea for Two. In addition to analyzing the psychological impact of domestic violence victim, this study will also see the trigger of domestic violence perpetrated by the perpetrator and the psychological dynamics experienced by the victim until finally she was able to get out of the cycle of violence and divorced from the perpetrator of domestic violence. After conducting the analysis, it is known that domestic violence perpetrated by the perpetrators is motivated by the internalization of patriarchal culture on the perpetrators. In the end through the stages of resilience and resilience sources, the victim was able to overcome the syndrome BWS and out of the cycle of violence and divorced from domestic violence perpetrators. "
2017
S69532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapuroh
"Ramayana merupakan epos asal India yang menginspirasi pengarang Indonesia untuk menghasilkan karya saduran, baik berupa sastra klasik maupun sastra modern. Novel Sitayana karya Cok Sawitri merupakan salah satu saduran Ramayana yang mengambil pola penceritaan Sitayana atau perjalanan Sita. Dengan metode kualitatif, penelitian ini melihat bagaimana tokoh Sita dikonstruksi ulang melalui kontestasi ideologi gender. Dengan mengacu pada Ramayana Walmiki terjemahan Goldman (1984—2017), pembedahan struktur dengan teori sekuen Alain Viala atas teks Sitayana menemukan bahwa karya ini menghadirkan narasi yang berbeda dari epos Ramayana. Kritik yang ditampilkan Sita terhadap dominasi patriarki sejalan dengan kritik Beauvoir terhadap faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab perempuan dijadikan liyan. Akan tetapi, gugatan teks Sitayana terhadap epos Ramayana memunculkan ambiguitas. Di satu sisi ia menggunggat pengkultusan Rama sebagai sosok sempurna, tetapi di sisi lain ia tidak dapat melepaskan Sita dari esensi perempuan mulia yang ditentukan oleh masyarakat patriarki.

Ramayana is an Indian originated epos which inspired Indonesian authors to produce rechauffes in forms of classical and modern literature. Cok Sawitri’s Sitayana is an adaptation with  the pattern of “Sitayana” or “the passage of Sitayana” narration. Through qualitative method, the study examines the reconstruction of Sita by means of the gender ideology argument. Referring to the Ramayana Walmiki version by Goldman (1984-2017), a structural dissection with Alain Viala’s theory of sequences about Sitayana discovered that the work presents a distinct narration from the original. The critics exhibited by Sita directed towards the dominance of patriarchy meet with Beauvoir’s critic against factors led to the idea of women being considered as others. Notwithstanding, argument about Sitayana towards Ramayana epos brought out an ambiguity. It critized Rama as the embodiment of supremacy and nobility, yet on the other hand, it failed to free Sita from the notion of a virtuous woman who is determined by patriarchy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Melinda Adriani
"Penelitian ini membahas novel seorang pengarang asal Afghanistan, yaitu Khaled Hosseini yang berjudul A Thousand Splendid Suns (2010). Novel A Thousand Splendidi Suns menampilkan tema kekerasan dalam rumah tangga yang menjadi isu dalam novel. Untuk itu penelitian ini akan berfokus mengungkap bentuk dominasi yang dilakukan Rasheed kepada dua istrinya dan perlawanan terhadap dominasi tersebut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa latar belakang budaya patriarkis membentuk pola pikir tokoh perempuan sehingga menginternalisasi secara ideologis yang menyebabkan mereka mengalami kekerasan simbolik maupun kekerasan fisik dalam rumah tangganya. Dengan demikian, relasi yang terbentuk adalah relasi ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan serta menampilkan laki-laki sebagai pihak yang dominan.

This research discusses a novel by Khaled Hosseini a male author from Afghanistan titled A Thousand Splendid Suns 2010 The novel expresses domestic violence in household which is increasingly prevalent and becomes an issue in Afghan society Therefore this study focuses on revealed to domination by Rasheed to two of his wife and of resistance to the domination This research found that the cultural background of patriarchy forms mindset of women and ideologically internalized so the female characters in this novel experiences symbolic and physical violence in the household Thus the relation that is formed is inequality between men and women and show men as the dominant party Key words domination patriarchy symbolic violence resistance
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Saraswati
"Perpustakaan pertelevisian tergolong baru dalam perkembangan dunia perpustakaan. Sebagai stasiun televisi yang banyak memproduksi acara sendiri yang didominasi oleh tayangan berita dan dokumenter, koleksi video di Metro TV berkembang pesat dan ditangani secara khusus. Pengelolaan koleksi video kategori berita dan non berita pun dipisahkan. Penelitian yang dilakukan di Tape Library Metro TV ini bertujuan untuk mengetahui apakah Tape Library sudah layak sebagai pusat dokumentasi dengan mencocokkannya dengan tabel fungsi, pelayanan dan produk pusat dokumentasi Weisman. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kendala dan cara pengelolaan koleksi sebuah perpustakaan pertelevisian serta memberikan usulan terhadap perpustakaan pertelevisian di Indonesia. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Tape Library, dan objek penelitian adalah bagian pengolahan, pelayanan dan transfer di Tape Library. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan key-informant dan staf dari bagian pengolahan, pelayanan dan transfer menggunakan pedoman pertanyaan berdasarkan Tabel Weisman. Semua data yang terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk kategorisasi dan kutipan wawancara untuk menjelaskan fungsi, pelayanan dan produk Tape Library serta kegiatan lainnya.
Hasil wawancara tersebut kemudian ditafsirkan dalam skala kegiatan yang digunakan pada tabel lalu dibandingkan dengan Tabel Pusat Dokumentasi Weisman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi fungsi, 6 fungsi pusat dokumentasi pada Tape Library sesuai dengan Tabel Weisman sedangkan dari segi pelayanan hanya terdapat satu persamaan mayor dan dari segi produk tidak terlihat adanya persamaan. Berdasarkan kegiatan yang ada di Tape Library, disimpulkan bahwa Tape Library sudah memenuhi kriteria pusat dokumentasi Weisman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tinsley (dalam Grotevant & Thorbecke,1982) mengemukakan bahwa
pemilihan bidang studi merupakan fungsi maskulinitas dan femininitas pada
mahasiswa. Padahal menurut Unger dan Crawford (1992), skor peran gender tidak
dengan mudah dapat dijadikan prediktor perilaku seseorang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah memilih dan menekuni
bidang studi stereotipikal maskulin atau feminin, menggambarkan kecenderungan
menjalankan peran gender tertentu. Pertanyaan tersebut diformulasikan ke dalam
permasalahan apakah terdapat perbedaan jumlah (frekuensi) mahasiswa yang
gender type atau non gender type berdasar skor skala M-F secara signifikan, pada
mahasiswa Iaki-Iaki di bidang studi stereotipikal feminin (BSP) dengan mahasiswa
di bidang studi stereotipikal maskulin (BSM).
Data penelitian diambil melalui teknik sampling accidental dari 167
mahasiswa laki-Iaki Universitas Indonesia, 81 dari BSF (FlKA,FSJIP,FSJepang,
FPSI, FKG) dan 86 dari BSM (FTMESIN, FTE, FTMETAL, FTGP, FTS), melalui
kuesioner skaIa M-F yang telah valid melalui uji validitas item pada los 0,10. Data
kemudian diolah dengan teknik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah
mahasiswa gender type maupun non gender type, secara signifikan antara BSF
dengan BSM. Lamanya walctu berada dalam Iingkungan BSF, yang secara
stereotipikal dianggap bidang yang biasa ditekuni perempuan, tidak menjadikan
mahasiswa BSF cenderung Iebih menjalankan peran gender yang Iebih fleksibel
atau non gender type dibanding mahasiswa BSM. Secara umum, mahasiswa Iaki-
Iaki tetap menjalankan peran gender yang gender type."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratama Siantoro
"ABSTRAK
Hubungan antara keyakinan terhadap legitimizing myths, seperti ideologi peran gender, dan orientasi dominasi sosial pada anggota kelompok subordinat, seperti perempuan, berbeda dari anggota kelompok dominan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara ideologi peran gender dan orientasi dominasi sosial pada mahasiswi, serta peran keterpaparan pendidikan tinggi terhadap hubungan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi peran gender tradisional berhubungan dengan orientasi dominasi sosial yang tinggi, sedangkan idelogi peran gender egaliter berhubungan dengan orientasi dominasi sosial yang rendah, r (120) = 0.184, p < 0.05. Selain itu, keterpaparan pendidikan tinggi tidak memoderasi hubungan kedua variabel tersebut, F (11, 101) = 1.51, p = 0.139. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi kurang dapat berfungsi sebagai faktor pendobrak hierarki gender.

ABSTRACT
The relationship between belief in legitimizing myths, such as gender role ideology, and social dominance orientation in subordinates, such as females, are different from dominants. This research was conducted to investigate the relationship between gender role ideology and social dominance orientation in female college students, also the role of higher educational exposure to that relationship. The result showed that traditional gender role ideology is related to higher social dominance orientation, and egalitarian gender role ideology is related to lower social dominance orientation, r (120) = 0.184, p < 0.05. Furthermore, higher educational exposure does not moderate the relationship between those two variables, F (11, 101) = 1.51, p = 0.139. These results implied that higher education is less able to be functioned as a gender hierarchy-attenuating factor."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>