Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephanie Angelica
"Penelitian ini ingin mengetahui proses terjadinya sebuah loyalitas dari pelanggan melalui penerapan strategi relationship marketing dan penggunaan social media. Strategi pemasaran yang bertujuan mencapai kepuasan pelanggan dan berujung pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan dibutuhkan untuk mempertahankan pelanggan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, faktor-faktor yang memengaruhi interaksi antar pelanggan dengan perusahaan, antar pelanggan dengan pelanggan baik secara fisik maupun dalam dunia digital, proses pembentukan ikatan antara pelanggan dengan perusahaan melalui penggunaan social media, faktor-faktor yang menciptakan kepuasan pelanggan, serta unsur-unsur penerapan strategi relationship marketing untuk membuat pelanggan menjadi loyal menjadi penting untuk diketahui. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan lima tahap proses customer bonding yang dapat membuat pelanggan menjadi loyal terhadap perusahaan.

The objective of this research is to find out how customer loyalty is established through relationship marketing application. In order to achieve long term customer and cultivate their loyalty, a company needs to have a marketing strategy which enables them to achieve customer satisfaction, which eventually will lead to loyalty establishment. Therefore it is important to acknowledge the variables affecting customer satisfaction, loyal customer behavior in real world as much as in digital world, the process of establishment between customer and company through social media, the aspects of creating customer satisfaction, and the aspects of relationship marketing implementation in achieving customer loyalty. Based on the research, the author found five stages relationship marketing strategy processes customer bonding to enable the achievement of customer loyalty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nayla Yaumisita
"Kebutuhan listrik di Indonesia masih menjadi isu terkini karena akses yang masih belum menyeluruh ke beberapa daerah. Sumber energi fosil masih dominan digunakan sebagai bahan bakar utama dalam pembangkitan listrik. Dengan begitu penggunaan panel surya (PV) dapat menjadi solusi. Menurut Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan energi surya yang tinggi dengan potensi energi mencapai 207,8 GW. Adanya teknologi baru seperti panel surya bifacial (BPV) dapat meningkatkan efisiensi pembangkitan. Selain itu pemanfaatan atap gedung serta badan air seperti danau, sungai, waduk, dll dapat dijadikan salah satu solusi pemanfaatan lahan mengingat kian banyaknya permintaan lahan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan performa antara sistem PLTS Terapung berbasis modul bifacial dan sistem PLTS Atap berbasis modul monofacial, pengaruh penggunaan modul bifacial dan modul monofacial, serta mengetahui konfigurasi paling optimal dari pemasangan PLTS Terapung atau Atap khususnya di daerah tropis. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, ditunjukkan bahwa performa modul bifacial memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan modul monofacial ditunjukkan dengan nilai PR sebesar 68,59%. Nilai PR PLTS Atap memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan nilai PR keseluruhan PLTS Terapung dengan nilai sebesar 76,48%. Hasil simulasi PVsyst menunjukkan bahwa konfigurasi PLTS Atap dengan modul bifacial memiliki performa terbaik dengan produksi energi tahunan sebesar 87100 kWh/tahun dan nilai PR 95,1%. Sistem tersebut juga memiliki nilai LCOE terendah sebesar Rp 1079,462/kWh dan payback rate tercepat selama 10,3 tahun.

The need for electricity in Indonesia is still an ongoing issue since its access is still limited in several regions. Fossil energy sources are still dominantly used as the main fuel in electricity generation. The use of solar panels (PV) can be the solution. According to the Ministry of Energy and Mineral Resources, Indonesia has a very high potential for utilizing solar energy, reaching 207.8 GW. The existence of new technologies such as bifacial solar panels (BPV) can increase generation efficiency. In addition, the utilization of rooftops on buildings and water bodies such as lakes, rivers, reservoirs, etc. can be used as a solution for land use, considering the increasing demand for land. This study aims to find out how the performance compares between bifacial-based floating PV system and monofacial-based rooftop PV system, the effect of using bifacial modules and monofacial modules, and the most optimal configuration for floating PV or rooftop PV installations, especially in the tropical region. Based on the results of measurements and calculations, it is shown that the performance of the bifacial module has a higher value than the monofacial module ones, with a PR value of 68.59%. The PR factor of rooftop PV has a higher value than the overall PR factor of floating PV, with a value of 76,48%. The PVsyst simulation results show that the rooftop PV configuration with bifacial module has the best performance, with a yearly energy production of 87100 kWh/yr and a PR factor of 95,1%. The system also has the lowest LCOE value of IDR 1079,462/kWh and the fastest payback rate of 10,3 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deborah Sotya Larasati
"Instalasi solar panel terapung memberikan dampak berupa terhalangnya cahaya matahari, yang merupakan sumber energi fitoplankton untuk melakukan fotosintesis, masuk ke badan air. Perubahan dalam aktivitas fitoplankton akan memengaruhi produktivitas primer serta konsentrasi sejumlah nutrien yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penutupan permukaan badan air berupa solar panel terapung terhadap perubahan produktivitas primer dan konsentrasi nutrien yaitu nitrat, amonia, dan fosfat perairan, serta hubungan antara produktivitas primer dan konsentrasi tiap nutrien. Penelitian dilakukan dengan objek studi Danau Mahoni UI dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 8 kali dalam kurun waktu delapan minggu. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji parametrik independent t test dan uji korelasi Pearson's. Penutupan permukaan danau oleh solar panel terapung memberi pengaruh yang signifikan secara statistic terhadap penurunan produktivitas primer danau dengan rata-rata penurunan produktivitas primer danau -79,79%, dan pengaruh yang tidak signifikan secara statistik terhadap peningkatan konsentrasi nutrien dengan rata-rata peningkatan konsentrasi nitrat 3,45%, amonia 18,96%, dan fosfat 4,87%. Korelasi produktivitas primer dengan konsentrasi nitrat dan amonia danau lebih kuat pada keadaan tanpa penutupan permukaan danau, sementara korelasi produktivitas primer dengan konsentrasi fosfat danau lebih kuat pada keadaan dengan penutupan permukaan danau.

Floating solar panel installation has an impact of blocking the sunlight, which serves as the source of energy for phytoplankton photosynthesis, to reach the water bodies. Changes in phytoplankton activities will affect water primary productivity and the concentration of involved nutrients. This study aims to analyze the effect of covering water bodies by floating solar panel on water primary productivity and nutrients (nitrate, ammonia, phosphate) concentration changes, and the relationship between water primary productivity and each nutrient concentration. The study is carried out with Lake Mahoni UI as the study object, with 8 times sampling in the span of eight weeks. Data analysis uses independent t test and Pearson's correlation. The covering of lake by floating solar panel has statistically significant effect on the decrease of lake primary productivity with average decrease of -79,79%, and statistically insignificant effect on the increase of lake nutrient concentration with average increase of 3,45% on nitrate concentration, 18,96% on ammonia concentration, and 4,87% on phosphate concentration. The correlation between lake primary productivity and nitrate and ammonia concentration is stronger without the covering of water bodies, while the correlation between lake primary productivity and phosphate concentration is stronger with the covering of water bodies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Ramli
"Sebagai pasar yang berkembang pesat, PV memiliki potensi untuk memberikan nilai tambah dalam rantai pasokan jika dimanfaatkan sepenuhnya. Penelitian ini membahas tentang smiling curves untuk mengukur dan menunjukkan potensi untuk menghasilkan nilai tambah bervariasi secara signifikan di seluruh rantai nilai Solar PV. Menggunakan analisis Tabel Input-Output dari OECD, ditunjukkan bahwa ketika investasi dalam PLTS sebesar 4,68 GWp sesuai rencana bisnis PLN dalam RUPTL 2021-2030, pada skenario Business as Usual sektor hulu memberikan nilai tambah yang sangat kecil. Hal ini menunjukkan ketergantungan sektor manufaktur Modul PV pada input impor. Penelitian ini juga melihat kondisi nilai tambah yang dihasilkan apabila keseluruhan fasilitas produksi PV Modul dibuat di Indonesia, didapatkan selisih sebesar 231.29 Juta USD. Untuk masing-masing skenario, didapatkan nilai tambah pada tahap pra-produksi dalam hal ini riset dan pengembangan, hampir sama sekali tidak memberikan nilai tambah yang signifikan. Terakhir penelitian ini juga menghitung berapa banyak jumlah tenaga kerja yang diserap dari kedua skenario tersebut, berapa banyak energi yang di produksi dan emisi CO2 yang direduksi, serta rekomendasi dan strategi dalam rangka meningkatkan nilai tambah di sepanjang rantai pasok Industri Panel Surya.

As a rapidly growing market, PV has the potential to add value to the supply chain if fully utilized. This study examines smiling curves to measure and demonstrate the potential for generating value-added significantly across the Solar PV value chain. Using the Input-Output Table analysis from the OECD, it is shown that when the investment in PLTS is 4.68 GWp according to the PLN business plan in the RUPTL 2021-2030, in the Business as Usual scenario the upstream sector provides very little value-added. This shows the dependence of the PV Module manufacturing sector on imported inputs. We also see the value-added results if the entire PV Module production facility is made in Indonesia, which gets a difference of 231.29 million USD. For each scenario, an increase in value-added at the pre-production stage, in this case research and development, was found to provide almost no significant value-added. Finally, this study also calculates how much labour is absorbed from the two scenarios, how much energy is produced and CO2e emissions reduced, as well as recommendations and strategies in order to increase value-added along the supply chain of the Solar Panel Industry."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Eka Putra
"Indonesia mengalami pertumbuhan permintaan energi yang pesat, dengan kebutuhan energi listrik nasional meningkat sebesar 31% pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Potensi energi terbarukan di Indonesia, terutama tenaga surya, sangat besar dan dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan energi yang berkelanjutan. Namun, kemunculan teknologi baru baru seringkali dihadapkan pada masalah penerimaan sosial masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerimaan sosial dengan menggunakan metode Willingness to Adopt (WTA) bagi penduduk yang bermukim di Pulau Jampea dan Pulau Bembe di Sulawesi Selatan terhadap panel surya berdasarkan karakteristik pengetahuan dan sikap mereka serta kebutuhan listrik rumah tangga, dengan mempertimbangkan perbedaan geografis antara pulau yang terfasilitasi oleh PLN dan yang belum. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap penduduk berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, serta menggunakan data profil desa sebagai data pendukung. Analisis spasial dilakukan dengan cara mengasosiasikan karakteristik lokasi informan, dengan pengetahuan dan sikap mereka, serta kebutuhan listrik rumah tangga dengan tingkat WTA panel surya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 48 informan, sebanyak 18 informan menunjukkan adanya tingkat WTA yang tinggi (willing), 26 informan pada WTA sedang (conditional willing), sedangkan 4 informan lainnya menunjukkan WTA yang rendah (unwilling). Kesimpulan penelitian yang dihasilkan menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap WTA panel surya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap positif, kondisi ekonomi, dan kondisi kelistrikan yang terbatas. Secara geografis, temuan ini menunjukkan bahwa masyarakat di pulau yang belum mendapatkan fasilitas listrik dari PLN memiliki WTA yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat di pulau yang sudah dilayani oleh PLN. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan akses listrik yang mendorong masyarakat di pulau-pulau tersebut untuk mencari alternatif energi yang lebih berkelanjutan.

Indonesia is experiencing rapid growth in energy demand, with national electricity needs increasing by 31% in 2022 compared to the previous year. However, meeting these electricity needs still relies heavily on fossil fuels, which negatively impact the environment. Indonesia's potential for renewable energy, especially solar power, is vast and could provide a sustainable solution to energy needs. Nonetheless, the introduction of new technologies often faces challenges related to societal acceptance. This study aims to analyze social acceptance using the Willingness to Adopt (WTA) method among residents of Jampea Island and Bembe Island in South Sulawesi towards solar panels, based on their knowledge, attitudes, and household electricity needs, while considering geographic differences between islands with and without PLN services. Data collection involved interviews with residents based on their location, supported by village profile data. Spatial analysis was conducted by associating informants' location characteristics with their knowledge and attitudes, as well as household electricity needs, to determine the level of WTA for solar panels. The results indicate that out of 48 informants, 18 showed a high level of WTA (willing), 26 had a moderate level of WTA (conditionally willing), and 4 had a low level of WTA (unwilling). The study concludes that factors influencing WTA for solar panels include knowledge levels, positive attitudes, economic conditions, and limited electricity supply. Geographically, the findings suggest that residents on islands without PLN electricity services have a higher WTA compared to those on islands served by PLN. This is due to limited access to electricity, which drives residents on these islands to seek more sustainable energy alternatives."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Danar Wibisono
"The findings in this study refute mathematical equation in determining the optimum angle of the solar panel installation provided by Duffie and Beckmann, Heywood, Lunde, Chinnery, Lof & Tybout, and Garg. Existing research has been determining the optimum tilt angle of the solar panel with a subtropical location perspective. Influence degrees latitude (Y) and longitude (X) to the optimum angle of solar panel installation in the territory of Indonesia represented by the equation -0,0093 X + 1,3042 Y. RMSE value is 1,88 and R2 value is 0,928. In this study, a mathematical equation based on the coordinates of the location to determine the optimum tilt angle of the installation of solar panels in Indonesia and analyze its impact on the technical and economical aspects. The maximum potential economic benefits gained from the installation of solar panels at the optimum angle in Indonesia, assumed Feed in Tariff in Indonesia is US$ 0,25, with a capacity of 1 MW solar and assumed to have a production life of 20 years, are US$ 740.839,66."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wilbert Tahir
"Semakin meningkatnya dan semakin majunya teknologi yang ada saat ini tidak akan lepas dari kebutuhan akan listrik. Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting sehingga ketersediaan sumber energi listrik perlu dijaga agar tetap tersedia. Salah satu sumber energi yang dapat menghasilkan energi tak terbatas dan bebas digunakan dalam jumlah yang tak terhingga adalah matahari. Energi matahari dapat dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan sel surya. Dalam pengunaan panel surya tidak dapat dihindari gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada panel surya tersebut. salah satu jenis gangguan itu adalah bayangan.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengaruh bayangan terhadap besarnya luas permukaan panel surya yang tertutup. pengujian dilakukan dengan mengukur keluaran tegangan dan arus akibat adanya bayangan pada panel surya.
Hasil pengujian menunjukkan bayangan pada panel surya sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai arus dari panel surya namun, pengaruhnya kecil terhadap perubahan nilai tegangan keluaran. Dengan besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara array yaitu 0%; 3,2%; 14,26%; 24,82%: 34,23% dan penurunan arus yaitu 0%; 94%; 99,32%; 99,61%; 99,74%. Kemudian, besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara string yaitu 0%; 5,94%; 12,08%; 20,3% dan penurunan arus yaitu 0%; 1,41%; 4,7%; 98,71%. Penurunan arus terbesar terjadi saat penutupan bayangan secara array dengan nilai penurunan yaitu 99,74%.

The increasing and advancing technology that exists today will not be separated from the need for electricity. Electricity has become one of the most important human needs so that the availability of electrical energy resources needs to be maintained to remain available. One source of energy that can produce unlimited energy and is free to use in infinite quantities is the sun. Solar energy can be converted into electrical energy using solar cells. In the use of solar panels can not be avoided disturbances that may occur in the solar panel. one type of disorder is a shadow.
This thesis discusses how the effects of shadows on the surface area of a solar panel are closed. testing is done by measuring the voltage and current output due to the shadow on the solar panel.
The test results show that the shadows on solar panels greatly influence changes in the current value of solar panels, however, the effect is small on changes in the value of the output voltage. The amount of voltage drop when the shadow closure is array are 0%; 3.2%; 14.26%; 24.82%: 34.23% and the decrease in current are 0%; 94%; 99.32%; 99.61%; 99.74%. Then, the amount of voltage drop when the shadow closure is string are 0%; 5.94%; 12.08%; 20.3% and a decrease in current are 0%; 1.41%; 4.7%; 98.71%. The biggest decrease in flow occurs when the shadow closure in an array with a decrease value of 99.74%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Dwindaputri
"Dengan meningkatnya permintaan listrik, diharapkan pembangkit listrik dari energi terbarukan dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah solar sistem tenaga yang menggunakan teknologi panel surya. Panel surya dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik DC. Dengan bantuan inverter, energi listrik DC itu diproduksi oleh panel surya akan diubah menjadi energi listrik AC. Namun, Teknologi inverter ini menghasilkan gangguan pada rentang frekuensi 9 kHz - 150 kHz karena frekuensi switching di inverter.
Dalam penelitian ini, 2 jenis pengukuran dilakukan. Pertama, iradiasi matahari pengukuran dengan perangkat meteran tenaga surya. Kedua, gangguan pengukuran pada sistem panel surya off grid dengan perangkat Picoscope 3425. Pengukuran ini dilakukan secara bersamaan. Beban listrik (resistif, induktif, dan kapasitif) dicolokkan pada sistem dan diukur hari yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengukuran, nilai gangguan tertinggi pada frekuensi 74 kHz. Urutan beban listrik dengan nilai gangguan tertinggi di iradiasi ± 200 W / m2, ± 400 W / m2, dan ± 600 W / m2 adalah induktor, kapasitor, dan resistor. Sedangkan untuk urutan beban listrik dengan yang tertinggi nilai gangguan pada iradiasi ± 800 W / m2 dan ± 1000 W / m2 adalah resistor, induktor, dan kapasitor. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi iradiasi matahari terkena panel surya, semakin tinggi gangguan tegangan yang dihasilkan dari sisi keluaran dari inverter.

With the increasing demand for electricity, it is expected that electricity generation from renewable energy can help meet the needs of the community. One of them is a solar power system that uses solar panel technology. Solar panels can convert sunlight into DC electrical energy. With the help of an inverter, the DC electrical energy produced by solar panels will be converted into AC electrical energy. However, This inverter technology produces interference in the frequency range of 9 kHz - 150 kHz because of the switching frequency at the inverter.
In this study, 2 types of measurements were made. First, solar irradiation measurements with a solar meter. Secondly, interference measurements on off grid solar panel systems with the Picoscope 3425 device. These measurements are carried out simultaneously. Electric load (resistive, inductive, and capacitive) plugged into the system and measured different day.
Based on the measurement results, the highest disturbance value is at 74 kHz. The sequence of electrical loads with the highest interference value in irradiation is ± 200 W / m2, ± 400 W / m2, and ± 600 W / m2 are inductors, capacitors, and resistor. As for the sequence of electrical loads with the highest interference value at irradiation ± 800 W / m2 and ± 1000 W / m2 are resistors, inductors, and capacitors. This research shows that the higher the sun's irradiation exposed to solar panels, the higher the interference voltage generated from the output side of the inverter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanata Saraswati Wibowo
"Penelitian ini menguji efek dari usaha pengelolaan pengetahuan konsumen dalam mempengaruhi hubungan positif antara konsumen dengan brand termasuk keterlibatan konsumen, kepercayaan merek, dan loyalitas merek pada pengguna merek skincare Indonesia. Edukasi konsumen dibedakan menjadi spesifik perusahaan dan terkait pasar dan keterlibatan dibagi menjadi terhadap merek dan produk. Menggunakan model persamaan struktural dengan sampel 192 pengguna merek skincare lokal yang didapatkan dari metode convenience sampling, ditemukan bahwa kedua jenis edukasi konsumen mempengaruhi keterlibatan baik terhadap brand dan produk yang mengimplikasikan pentingnya pengelolaan pengetahuan konsumen oleh perusahaan. Kemudian keterlibatan terhadap produk dan merek ditemukan mempengaruhi kepercayaan, dan keterlibatan merek ditemukan mempengaruhi loyalitas yang membuka diskusi terkait keterlibatan tidak hanya terhadap brand namun juga terhadap jenis produk. Perusahaan yang ingin membangun hubungan dengan konsumen lebih jauh dari saat transaksi direkomendasikan untuk mempertimbangkan strategi edukasi konsumen.

This study tests the effect of consumer knowledge management effort in influencing positive consumer brand relationship, including consumer engagement, brand trust, and brand loyalty of Indonesian skincare brand users. In addition, consumer education is tested by dividing into firm specific and market related and tested against consumer engagement by dividing into brand level and product level. Using structural equation modelling based on a sample of 192 users of local skincare brands gained using a convenience sampling method, it was found that consumer education both firm specific and market related positively affects product level consumer engagement and brand level customer engagement, highlighting the importance of firm-controlled consumer knowledge management. Additionally, consumer engagement both product level and brand level are found to be predictors of brand trust, and brand level engagement was found to be a positive predictor of brand loyalty which opens up a new discussion on consumer engagement not only in relation to the brand but also to the product type. Firms looking to build a relationship with consumers beyond transaction are therefore suggested to consider consumer education as its strategy. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Sutanto
"Loyalitas konsumen merupakan elemen penting bagi keberlangsungan suatu usaha. Oleh karena itu, pemahaman akan faktor-faktor utama penentu loyalitas adalah penting. Dalam kaitannya dengan jasa penerbangan, khususnya AirAsia, beberapa peristiwa yang pernah terjadi pada AirAsia dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap maskapai tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel, khususnya variabel-variabel yang mempengaruhi loyalitas merek seperti identifikasi pelanggan terhadap merek, kualitas layanan, nilai yang dipersepsikan, dan kepercayaan merek. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode sampling non-probabilitas. Kuisioner disebarkan kepada 175 responden. Hasil kuisioner yang diperoleh diteliti dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya nilai yang dipersepsikan yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan loyalitas."
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2018
650 ESENSI 8:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>