Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Sherly Fajrina
"Penelitian ini menguji pengaruh reputasi perusahaan dan word-of-mouth dalam pembuatan keputusan melamar kerja dengan melakukan survei pada 200 responden yang merupakan mahasiwa/i Pascasarjana Komunikasi Univeristas Indonesia. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara reputasi perusahaan dan word-of-mouth terhadap keputusan melamar kerja. Nilai koefisien Beta menunjukkan reputasi perusahaan memiliki pengaruh yang cukup kuat dan searah terhadap pembuatan keputusan melamar kerja, sedangkan word-of-mouth memiliki pengaruh yang rendah dan searah terhadap keputusan melamar kerja. Nilai koefisien determinasi menujukkan bahwa reputasi perusahaan dan variabel word-of-mouth cukup dapat menjelaskan pembuatan keputusan melamar kerja.

This research tested the effect of corporate reputation and word-of-mouth communication to the job applicant decision by surveying a sample of 189 of graduate communication student of University of Indonesia. Result from multiple regression showed that corporat reputation and word-of-mouth communication was positively significant effect to job applicant decision. Beta coefficients showed that corporate reputation has a strong effect to job applicant decision, while the word-ofmouth communication has a low effect to job applicant decision. The coefficient of determination showed that the corporate reputation and word-of-mouth communication can adequately explain the job applicant decision."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30737
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setzy Tya Paramitri
"Reputasi memegang peranan penting dalam kemajuan usaha maupun dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Namun demikian penelitian dan studi mengenai reputasi Belum menjadi sebuah kajian yang menarik bagi para peneliti khususnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan pada umumnya terbatas pada persoalan citra perusahaan. Bahkan pengertian mengenai citra dan reputasi masih sering mengalami kerancuan. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara image dan identity terhadap pernbentukan reputasi eksternal perusahaan publik.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksplanatif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode survey, dimana pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Dasar penggunaan kuesioner untuk suatu penelitian survey ialah untuk mengambil sampel dari suatu populasi sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kuesioner dipilih karena penyusunan dan perumusan pertanyaannya dapat benar-benar dilakukan dengan teliti mengikuti sistematika yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Setelah dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas alat ukur, maka data yang diperoleh tersebut dilakukan pengujian statistik lebih lanjut. Yaitu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression).
Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal, Pertama, penelitian ini menemukan 30 indikator yang valid untuk mengukur pengaruh image dan identity terhadap pembentukan reputasi eksternal perusahaan publik. Kedua, hasil analisis menyatakan bahwa dua variabel independen memiliki pengaruh terhadap pembentukan reputasi eksterual perusahaan sehingga hasil ini merupakan penguatan dari hipotesis teoritik. Ketiga, jika pengukuran peugaruh variabel independen terhadap variabel dependen dijabarkan lebih lanjut dengan penjabaran variabel independen menjadi sub variabel maka ditemukan adanya dua sub variabel yang tidak berpengaruh kepada pembentukan reputasi eksternal. Dua sub variabel tersebut adalah citra kinerja keuangan dan identitas sosial.
Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal uutuk meningkatkan generabilitas hasil penelitian ini di masa depan. Pertama, penelitian ini merekomendasikan agar diadakan uji replikasi terhadap validitas alat ukur konsep reputasi yang dipakai olsh penelitian ini dengan mempertimbangkan meningkatkan homogenitas karakteristik sampel. Kedua, penelitian ini juga merekomendasikan agar dilakukan uji replikasi pengaruh image dan identity daiam pembentukan reputasi eksternal dengan mengangkat kasus pada penlsahaan yang berorientasi bisnis yang berheda. Ketiga, direkomendasikan untuk meneliti aspek-aspek di Iuar kedua variabel independen dalam penelitian ini, karena kedua variabel independen dalam penelitian masih terbatas sekali terutama pada sub variabel yang digunakan dalam penelitian.
Keempat, untuk menlngkatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang reputasi perusahaan, direkomendasikan untuk menguji variabel-variabel lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel reputasi perusahaan tersebut dalam penelitian selanjutnya. Variabel-variabel lain yang dapat diuji diantaranya adalah variable organizational behaviour dcngan sub variabel iklim lingkungan kerja, visi perusahaan, dan kepemimpinan sebuah perusahaan. Kelima pada penelitian ditemukan corporore image merniiiki pengaruh yang lebih besar dibandingkan corporate identity terhadap reputasi perusahaan. Maka secara praktis penelitian ini merekomendasikan pada perusahaan PT HM Sampoerna jika ingin meningkatkan reputasi perusahaan dalam jangka pendek, maka dapat memprioritaskan pada corporate image, dengan implementasi strategi komunikasi yang lebih transparansi kepada publik, sehingga publik akan lebih mengenal perusahaan PT HM Sampoerna atau lebih meningkatkau citra emotional appeal, yang lebih baik lagi jika tidak hanya berkembang di antara konsumen PT HM tetapi juga pada masyarakat luas. Terakhir, secara praktis penelitian ini juga merekomendasikan kepada internal PT HM Sampoerna agar dalam merancang konsep komunikasi internal dan eksternal untuk meningkatkan reputasi perlu mempertimbangkan tujuh hal, yaitu : citra produk dan service, citra kinerja keuangan, citra tanggung jawab sosial, ketertarikan emosional, identitas sosial, logo, dan sponsorship perusahaan dalam pengembangan pesan-pesan komunikasi perusahaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Setiyowati
"Tesis ini bertujuan untuk meneliti aktivitas komunikasi internal dalam membangun identitas perusahaan di kalangan karyawan pada perusahaan BUMN Konstruksi, dengan kasus pada PT Wijaya Karya Persero Tbk dan PT Waskita Karya Persero Tbk. Teori yang mendasari penelitian adalah teori komunikasi korporat, teori komunikasi internal dan teori identitas perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus eskploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada narasumber dari kedua perusahaan.
Hasil penelitian yang didapatkan memperlihatkan bahwa fungsi komunikasi korporat pada kedua perusahaan dijalankan oleh Sekper atau Sekertariat Perusahaan. Sekper kedua perusahaan telah melaksanakan dua dari empat aktivitas komunikasi internal dalam membangun serta mempertahankan identitas perusahaan kepada karyawan yaitu melalui struktur dan isi pesan, sedangkan untuk aliran dan iklim komunikasi belum ada inisiasi langsung dari Sekper. Dan juga memanfaatkan fungsi manajemen dalam menguatkan identitas perusahaan di kalangan karyawan.

This thesis aims to examine the internal communication activities in establishing corporate identity among employees at state owned construction company PT Wijaya Karya Persero Tbk and PT Waskita Karya Persero Tbk. The underlying theory is the theory of corporate communication, internal communication theory and corporate identity theory. This research is a qualitative research with eskplorative case study. Data collection was done by in depth interviews to resource persons from both companies.
The result of the research shows the function of corporate communication in both companies is run by Sekper or Sekertariat Perusahaan. Sekper of both companies have implemented two of the four internal communication activities in establishing and maintaining corporate identity to employees through the structure and content of the message, while for the flow and communication climate there has been no direct initiation from Sekper. And also take advantage of management functions in strengthening corporate identity among employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T51601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Arfiani
"Studi ini berangkat dari minimnya aplikasi komunikasi pemasaran jasa sektor publik dalam membentuk corporate image di instansi Pemerintah Daerah. Dengan tujuan untuk mengetahui bauran pemasaran jasa sektor publik dan interaksi penyelenggara pemerintah dalam membentuk corporate image, penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi pemasaran.
Penelitian ini ingin melihat formulasi bauran pemasaran jasa 8Ps yang meliputi (product, place-cyberspace-time, process, productivity-quality, people, promotion-education, physical evidence, price and other user outlays) dan konsep flower of service (information, consultation, ordertaking, hospitality, caretaking, exceptions, billing, payment) dari Lovelock dan Wright serta manajemen corporate image dari Steven Howard.
Aplikasi bauran pemasaran jasa dan interaksi penyelenggara pemerintah pada sektor publik dapat membentuk corporate image positif terhadap organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, informan penelitian berjumlah dua orang yang sudah berpengalaman dalam mengurus perizinan-non perizinan pada institusi sektor publik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fokus marketing dalam pemerintahan yaitu memasarkan jasa pelayanan publik yang dapat memberikan kepuasan masyarakat melalui strategi bauran pemasaran jasa. Penerapan strategi pemasaran jasa (8Ps) sektor publik yang berperan penting dalam membentuk corporate image adalah proses (process) pengurusan dokumen perizinan/non perizinan yang cepat dan tidak berbelit-belit.

This study started from the lack practices of marketing communications services in the public sector to establish a corporate image of local government agencies. The objective of the research was to found out the marketing mix of public sectors and executive government interaction to established a corporate image. The research used an approach of marketing communications.
This study was to observed the formulation of marketing mix 8Ps services which covers (product, place-cyberspace-time, process, productivity-quality, people, promotion-education, physical evidence, price and another user outlays) and the concept of flower of service (information, consultation , order taking, hospitality, caretaking, exceptions, billing, payment) of Lovelock and Wright as well as the corporate image management of Steven Howard.
Marketing mix applications and executive government interaction on public sectors could establish a positive corporate image towards the organization. This research was a qualitative case study with two persons as sources who have experienced in manage licensed and no licensed on public-sector institutions.
And the research results showed that the focus of government marketing was to market public services that could give satisfaction to the public by means of marketing mix strategy. The implementation of the marketing strategy of public sector services (8PS) that played an important role in establishes corporate image was the process of the documents of licensed / no licensed into a swift and straightforward service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Riski Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai dalam sebuah instansi pemerintah. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh secara tidak langsung budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja jika dikaitkan dengan faktor usia.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan bahwa secara langsung budaya komunikasi dalam sebuah instansi pemerintah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai. Sementara itu, secara tidak langsung, budaya komunikasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning. Sama halnya dengan pengaruh budaya komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning.

This study aims to examine how much influence the communication culture on work motivation and productivity of employees working in a government agency. In addition, this study also aims to examine the effect of indirect culture communication on work motivation and productivity in relation to the age factor.
The results obtained from this study showed that direct communication culture within a government agency have a significant influence on work motivation and employee productivity. Meanwhile, indirectly, the communication culture significantly influence employee motivation with age as a variable interverning. Similarly, the influence of communication culture on employee productivity with age as a variable interverning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.P. Dwi Widiastuti
"Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) merupakan sebuah organisasi bare di Indonesia yang dapat dijadikan sarana untuk menjembatani berbagai kepentingan Pemerintah Kabupaten serta menjalin solidaritas dalam rangka memperkokoh kesatuan nasional. APKASI mempunyai pecan yang sangat penting dalam menentukan pelaksanaan Otonomi aerah, dan mampu mengakomodasikan serta memperjuangkan aspirasi dart seluruh Pemerintah Kabupaten yang inenjadi anggotanya.
Selama kurang iebih 3 tahun APKASI secara tegas dan konsisten telah menyatakan sikapnya kepada Pemerintah Pusat dalam penundaan revisi UU Pemerintahan Daerah. Walaupun pada akhimya UU 2211999 direvisi oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2004, namun gaung dan perjuangan APKASI dalam penundaan revisi dinilai Iebih menonjol daripada Asosiasi Pemerintah Pemerintah Daerah Iainnya di Indonesia.
Permasalahan penelitian ini difokuskan kepada bagaimanakah pola komunikasi interpersonal dalam pembuatan keputusan di APKASI yang dirumuskan dalam tiga permasalahan panting yaitu bagaimana APKASI melakukan komunikasi dengan anggotanya, bagaimana hubungan antar anggota di dalam proses pembuatan keputusan Asosiasi, dan bagaimana pengaruh tersebamya keanggotaan APKASI terhadap partisipasinya di dalam proses pembuatan keputusan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif agar dapat diperoleh pemahaman yang mendalam tentang pola komunikasi interpersonal dalam pembuatan keputusan organisasi di APKASI, dan dukungan yang diberikan dalarn upaya penundaan revisi UU Pemerintahan Daerah_ Sedangkan texnik pengambilan data ditakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan, pengumpulan data-data sekunder dan studi pustaka.
Kesimpulan panting yang diperoleh dart basil penelitian ini antara lain adalah interaksi komunikasi seperti yang tercemnin dalam struktur organisasi APKASI tidaklah cukup untuk membangun komunikasi interpersonal, apabila tidak didukung dengan ketersediaan informasi yang kontinyu untuk seluruh anggota.
Struktur komunikasi di APKASI menunjukan struktur jaringan komunikasi yang kurang tersentralisasi (struktur Y), dan struktur semua saluran yang memungkinkan setiap anggota bisa berkomunikasi dengan anggota lainnya terutama di tingkat KORWIL. Sifat anus informasi yang serentak dan berurutan dilakukan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan APKASI. KORWIL mempunyai peran yang besar untuk penyampaian informasi yang berurutan dan urnpan balik dalam pembuatan keputusan organisasi.
Pola dasar arus informasi yang memungkinkan semua anggota dapat berkomunikasi satu sama lain tidak berjalan efektif karena perbedaan tingkat pemanfaatan teknologi dan jauhnya }etak antar anggota secara geografis. Komunikasi melalui surat-menyurat dan pengunaan teknologi komunikasi (seperti telepon, faksimili, e-mail) menjadi sarana interaksi komunikasi utama.
Tiga bentuk jaringan komunikasi yaitu bentuk jaringan vertikal dua arah, horisontal (lateral), dan diagonal diiakukan oleh APKAS1. Bentuk jaringan diagonal terbukti menjadi jaringan komunikasi yang memberikan kontribusi besar dalam komunikasi interpersonal di APKASI dengan parlisipasi dan kerjasama dart para Pejabat dan Staff di jajaran Pemerintah Kabupaten dalam berbagai pertemuan dan kegiatan yang relevan.
Masa pergantian jabatan di Pemerintah Daerah, permasalahan-permasalahan daerati, dan terhambatnya informasi dan lingkungan merupakan gangguan (noise) yang mempengaruhi besar kecilnya kesempatan dalam memberikan umpan balik. Komunikasi interpersonal di APKASI daiam penundaan revisi UU Pemerintahan Daerah mengidentifikasikan karakteristik panting adanya hubungan interpersonal yang berbeda-beda dalam hat keluasan dan kedalaman.
Komunikasi interpersonal di APKASI dalam penundaan revisi UU Pemerintahan Daerah dipengaruhi adanya power yang melekat kepada Bupati, yang mempunyai posisi sebagai Dewan Pengurus Asosiasi dan mempunyai kemampuan yang besar untuk memberikan persuasi untuk mengontrol perilaku anggota Asosiasi. Pembuatan keputusan di APKASI merupakan proses dimana pars anggota berusaha mencapai konvergensi yang ditempuh melalui musyawarah danfatau pemungutan suara."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayip Fahmi Faturochman
"Studi ini memberikan pemahaman mengenai tujuan relasi antarpribadi mahasiswa/i pengguna Tinder dalam menggunakan Tinder. Penelitian ini juga memberikan pemahaman mengenai bagaimana mahasiswa/i pengguna Tinder menggunakan aplikasi ini dan sejauh mana mereka mengembangkan hubungan dengan match yang ditemukan. Penelitian dikembangkan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna Tinder yang diteliti memiliki tujuan relasi, penggunaan dan pengembangan hubungan dengan match yang bervariasi. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor internal maupun eksternal, yang mampu membentuk penggunaan Tinder dan pengembangan hubungan pengguna Tinder dengan match yang ditemukan.

This study provides an understanding of the college students’ various interpersonal relational goals of using Tinder. This study provides insights on how college students use Tinder and how far they develop their relationship with a match. The study was developed with a qualitative approach with in-depth interviews as data collection technique. The results showed that college students that use Tinder have varied relational goals, usage and relationship development level. The study also indicates that there are several internal and external factors, that are able to establish the use of Tinder and the relationship development with match amongst college students’ users.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gray, John
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003
153.6 GRA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Saragih, Nurhayani
"Pernikahan merupakan salah satu tahap dalam siklus kehidupan. Keputusan memilih baik disengaja maupun tidak untuk menikah atau menundanya sementara waktu, tergantung pada bagaimana seseorang merespon alternatif yang ada dalam masyarakat. Yang jelas, apa pun keputusannya - menikah atau tidak - sebagian besar tergantung pada individu yang bersangkutan. Jika dulu masyarakat (khususnya orangtua) begitu anaknya dewasa sibuk mencarikan jodoh yang tepat, saat ini meskipun masih ada, kebiasaan itu memudar. Individu lebih bebas memilih pendampingnya. Salah satu alternatif untuk mencari teman dan kalau mungkin melanjutkannya ke jenjang pernikahan adalah melalui Rubrik Kontak SK Kompas. Dalam memahami konsep diri peminat & peserta Kontak, juga bagaimana mereka mempersepsi dirinya, penelitian yang bersifat kualitatif ini menggunakan definisi konsep diri dari Adler & Towne, terutama bagaimana seseorang melihat dirinya dalam tiga dimensi dari diri, yaitu: perceived self, desired self, dan presenting self. Adler & Towne mendefinisikan konsep diri sebagai sekumpulan persepsi seseorang yang relatif stabil mengenai dirinya sendiri baik dari segi fisik, sosial maupun psikologisnya. Perubahan konsep diri dimungkinkan dengan adanya reflected appraisal & social comparison. Penilaian yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya disebabkan antara lain adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perception, dan social expectation. Penulis mengamati & mewawancarai tujuh informan berusia 32-45 tahun yang belum menikah, kemudian penulis uraikan gambaran diri dan pergaulan informan. Selanjutnya penulis analisa berdasarkan persepsi fisik, psikologis, & persepsi sosial informan. Kemudian penulis membandingkan antara gambaran diri informan yang bersifat pribadi (perceived self), dengan gambaran diri yang bersifat publik (presenting self) dan gambaran diri yang ideal (desired self).
Hasil penelitian sebagai berikut: terdapat kesesuaian antara beberapa elemen dari dimensi konsep diri beberapa informan, juga ketidaksesuaian antara beberapa dimensi konsep diri informan lainnya yang berkorelasi dengan keterlambatan para informan untuk menikah. Pada elemen fisik, untuk informan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri. Namun pada informan pertama, dan keenam hanya terdapat kesesuaian antara perceived self dengan presenting self. Pada elemen sosial, dikategorikan dalam kelompok : Pertama, berkaitan dengan persahabatan dan kekeluargaan, terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri pada informan pertama, ketiga, keempat, kelima, & ketujuh. Sedangkan pada informan kedua, & keenam terdapat ketidak sesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Kedua, berkaitan dengan penjajagan atau pergaulan dengan lawan jenis yang mengarah pada pernikahan. Pada keseluruhan informan, terdapat kesesuaian antara dimensi perceived self dengan desired self, namun bila dikaitkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiganya. Semua elemen konsep diri baik fisik, psikologis maupun sosial berkaitan dengan belum menikahnya para informan sampai berusia 32-45 tahun, namun yang tampak dominan adalah elemen psikologis. Pada umumnya dalam elemen ini, terdapat kesesuaian antara perceived self dengan desired self, tetapi jika dihubungkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Ketidaksesuaian antara tiga dimensi tersebut disebabkan adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perfection, dan social expectations. Para informan menganggap pernikahan adalah hal yang sakral, karena itu sebaiknya menikah sekali seumur hidup. Semua informan berharap suatu saat akan bertemu dengan seseorang yang dapat dijadikan pendamping hidup. Lima informan belum menikah karena faktor ketidaksengajaan (choosing by default), dan dua informan memilih dengan sengaja (choosing by knowledgeably)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>