Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Arninditha
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari pemberian coaching dan konseling dalam meningkatkan perilaku proaktif dan menurunkan intensi untuk keluar pada Excecutive Trainee (ET) batch 4 di PT. XYZ. Untuk mengetahui permasalahan awal, peneliti melihat hubungan antara perilaku proaktif dengan turnover intention pada karyawan ET. Hasil analisis dari 10 karyawan ET ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku proaktif dengan turnover intention pada karyawan ET dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,035 dan nilai signifikansi 0,005 (p<0,005). Dari hasil data tersebut dilihat karyawan ET menunjukkan perilaku proaktif yang rendah dan turnover intention yang cukup tinggi. Oleh karena itu intervensi perlu dilakukan untuk meningkatkan perilaku proaktif pada karyawan ET sehingga pada akhirnya akan dapat menurunkan intensi mereka untuk keluar dari perusahaan.
Sebagai bentuk dari intervensi, peneliti melakukan coaching dan konseling pada karyawan ET untuk meningkatkan perilaku proaktif mereka di lingkungan organisasi. Setelah diberikan intervensi berupa coaching dan konseling, terlihat bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada skor perilaku proaktif karyawan ET namun tidak pada skor turnover intention mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian coaching dan konseling ini sudah efektif dalam meningkatkan pemahaman perilaku proaktif pada karyawan ET namun belum efektif dalam menurunkan intensi mereka untuk keluar dari PT. XYZ.

This study was conducted to analyze the effectiveness of the provision of coaching to improve proactive behavior and reduce intention to leave on new employee at PT. XYZ. First, the data revealed that there was a significant negative correlation between proactive behavior and turnover intention with a correlation coefficient of 0.035 and a significance value of 0.005 (p <0.005). From these data the results it was found that employee showed low proactive behavior and the turnover intention is quite high. Therefore, intervention needs to be done to improve the proactive behavior so that employees will eventually be able to reduce their intention to leave.
As an intervention, researcher conducted a coaching and counselling program to employees in order to improve their proactive behavior in an organizational environment. Once granted intervention in the form of coaching and counselling, it appears that there was a significant score changes in proactive employee behavior but not on their turnover intention. It can be concluded that the provision of coaching and counselling has been effective in improving proactive behavior on new employees but has not been effective in reducing employee's intention to leave."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30722
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Yeni Wijayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan dari peningkatan perilaku proaktif dengan intensi turnover pada Management Trainee MT di PT ldquo;X rdquo;, untuk menentukan intervensi apa yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan intensi turnover. Pengukuran awal dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku proaktif dengan intensi turnover pada MT. Hasil dari 15 orang MT ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku proaktif dengan intensi turnover pada MT di PT ldquo;X rdquo; dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.038 dan nilai signifikansi 0.005 p

ABSTRACT
This research was conducted to measure the correlation of proactive behavior with turnover intention in order to determine what intervention can be done to help reducing turnover intention on Managment Trainee at PT ldquo X rdquo . First, the data revealed that there was a significant negative correlation between proactive behavior and turnover intention with a correlation coefficient of 0.038 and a significant value of 0.005 p "
2017
T47555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulta Wenny Astrina
"Tesis ini merupakan usaha untuk menurunkan intensi turnover pada executive trainee di PT.TRI. Tingkat turnover 61,9% disebabkan ketidakpuasan akan gaji, imbalan nonfinansial, atasan, komunikasi, rekan kerja serta ketidakcocokan tipe kepribadian dengan pekerjaan. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kepuasan kerja dan tipe kepribadian terhadap intensi turnover, dengan menggunakan Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000), Job Satisfaction Survey (Spector, 1997), dan Ten Item Personality Inventory (Gosling, Rentfrow & Swann, 2003).
Hasil penelitian pada 60 executive trainee menunjukkan pengaruh signifikan dari kepuasan kerja dan tipe kepribadian secara bersama-sama terhadap intensi turnover sebesar 60.7%. Kepuasan kerja terkait sifat pekerjaan dan komunikasi terbukti signifikan berkontribusi terhadap intensi turnover. Oleh karenanya, intervensi pelatihan komunikasi asertif diberikan kepada executive trainee. Uji perbedaan sebelum dan setelah intervensi menunjukkan peningkatan kepuasan kerja, kepuasan terhadap komunikasi, serta penurunan intensi turnover secara signifikan. Dengan demikian, materi komunikasi asertif perlu dimasukkan dalam program excutive training; seleksi tipe kepribadian calon executive trainee perlu dilakukan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisya Pratiwi
"Penelitian ini fokus pada usaha untuk menurunkan intensi turnover pada executive trainee di PT.EVP. Tingkat turnover 61,9% diidentifikasi karena ketidakjelasan informasi yang diperoleh executive trainee terkait pekerjaan mereka sebagai sales manager. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan role ambiguity dan intensi turnover, dengan menggunakan Role Ambiguity Scale (Rizzo, House dan Lirtzman, 1970) dan Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). Hasil penelitian pada 33 executive trainee menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara role ambiguity dengan intensi turnover (p<0,01). Oleh karena itu, intervensi dilakukan dengan menyusun dan menyosialisasikan uraian jabatan (job description) kepada para executive trainee. Uji perbedaan dilakukan kepada kelompok executive trainee yang diberikan sosialisasi dan tidak diberikan sosialisasi, dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor role ambiguity dan intensi turnover yang signifikan antara kedua kelompok; kelompok intervensi memiliki skor role ambiguity dan intensi turnover yang lebih rendah. Dengan demikian, perusahaan perlu melakukan sosialisasi uraian jabatan sales manager dalam program pelatihan executive trainee.

This study focused on the efforts to reduce turnover intention among executive trainee at PT EVP. Turnover rate 61,9% was identified because of the lack of informations related to their job as sales manager. This study measured the correlation between role ambiguity and intention to turnover using Role Ambiguity Scale (Rizzo, House dan Lirtzman,1970) and Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). The results of the study on 33 executive trainees showed a positive and significant relationship between role ambiguity and turnover intention (p<0.01). Therefore, intervention was held to redesign and socialize job description to the executive trainees. Researcher conducted a mean differences test on executive trainees groups who did and didn?t receive socialization, and the result showed that there were score differences in role ambiguity and intention to turnover between the two groups; the group which received the intervention had lower score of role ambiguity and intention to turnover. Thus, company needs to do job description socialization for sales manager on executive training program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayati Alwi
"Penelitian ini terfokus pada usaha untuk menurunkan intensi turnover executive trainee di PT TRI. Turnover sebesar 61.9% diidentifikasi karena ketidakpuasan terhadap gaji, kondisi operasional, dan sifat pekerjaan. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover menggunakan Job Satisfaction Survey (Spector, 1997) dan Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). Hasil dari 60 executive trainee menunjukkan pengaruh signifikan kepuasan kerja sebesar 53.9% terhadap intensi turnover. Hasil lanjutan menunjukkan sifat pekerjaan paling berkontribusi dan signifikan terhadap intensi turnover. Oleh karenanya, diberikan intervensi pelatihan mentoring pada atasan dari executive trainee dengan kepuasan pada sifat pekerjaan rendah dan sedang. Hasil uji perbedaan skor kepuasan kerja dan intensi turnover saat sebelum dan setelah intervensi menunjukkan terdapat peningkatan kepuasan kerja terutama pada faset sifat pekerjaan, serta penurunan intensi turnover secara signifikan. Dengan demikian, perusahaan perlu membekali atasan dengan pengetahuan dan keterampilan mentoring sebelum membimbing para executive trainee.

This study focused on the efforts to reduce turnover intention of executive trainee at PT TRI. Turnover amounted to 61.9% was identified as dissatisfaction with salaries, operating conditions, and the nature of work. The study was conducted to see the effect of job satisfaction on turnover intention using Job Satisfaction Survey (Spector, 1997) and Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). The results of the 60 executive trainees showed that 53.9% of turnover intention was influenced by job satisfaction. Further result showed that the nature of work is the most contributing facet and has significant effect to turnover intention. Therefore, the researcher conducted an intervention in the form of mentoring training for superiors of executive trainee with low and medium satisfaction on nature of work. Result of a mean differences test on turnover intention and job satisfaction scores before and after the intervention showed that there was an increase of job satisfaction, especially on the nature of work, as well as reduce turnover intention significantly. Thus, company needs to equip superiors with the knowledge and skills of mentoring before guiding the executive trainee."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusna Ayu Widiya
"Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menurunkan Intensi Turnover pada karyawan PT AI. Berdasarkan penggalian data awal melalui wawancara dengan salah seorang staf HRD, diketahui bahwa tingkat turnover perusahaan tahun 2012 meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya, ditambah lagi ada beberapa karyawan yang sudah mengajukan surat pengunduran diri. Salah satu penyebab tingginya intensi turnover adalah rendahnya perceived organizational support yang dimiliki oleh karyawan. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kedua hal tersebut, peneliti mengukur korelasi antara perceived organizational support dengan intensi turnover karyawan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara perceived organizational support dengan intensi turnover karyawan sebesar -0,782. Bentuk intervensi yang diajukan oleh peneliti untuk meningkatkan perceived organizational support dan menurunkan intensi turnover adalah pelatihan coaching pada supervisor. Ketrampilam coaching yang diperoleh diharapkan dapat diterapkan pada bawahan, sehingga para karyawan dapat menyampaikan keluhan atau hambatan yang terkait dengan pekerjaan mereka pada supervisor. Dengan diadakannya coaching, diharapkan perceived organizational support karyawan akan meningkat dan intensi turnover karyawan akan menurun.

The purpose of this research is to reduce turnover intention on employee in PT AI. Based on exploring the initial data by intervieweing one of employee in HR departement, researcher found out that the level of turnover in PT AI increase significantly in the last two year. Based on the literature study, one of the causes of turnover is perceived organizational support. To know whether there is a correlation between perceived organizational support and turnover intention, the researcher measures the correlation between perceived organizational support and turnover intention.
The results show that there are significant relationship between perceived organizational support and turnover intention. The coefficient of correlation is -0.782 with the score of signification is 0,000 (p<0,01). To increase perceived organizational support on employee, researches suggest an intervention. Researche gives a training to supervisor about how to do coaching. After the training, all supervisor have to do coaching to their subordinate. With doing coaching, employee can talk to their supervisor about obstacle in work and their complaint to organization, employee can also talk about their career development with their supervisor so they can feel more satisfied with their job and organization. With this intervention, perceived organizational support of employee can increase and turnover intention can reduced.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31419
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prillia Saraswati Putri Hadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku kerja proaktif terhadap perilaku kerja inovatif, serta menemukan intervensi yang tepat untuk meningkatkan perilaku kerja proaktif pada karyawan level staf di PT. XYZ. Berdasarkan hasil analisis organisasi, ditemukan masalah yang masih perlu ditingkatkan di PT. XYZ adalah rendahnya perilaku kerja inovatif karyawan level staf. Salah satu penyebab masalah perilaku kerja inovatif yang masih rendah adalah perilaku kerja proaktif karyawan. Untuk mengetahui pengaruh antar variabel tersebut, dilakukan uji regresi sederhana dan diperoleh hasil terdapat pengaruh yang signifikan dari perilaku kerja proaktif terhadap perilaku kerja inovatif (R2=.84, p=.00). Dari hasil tersebut, peneliti memberikan intervensi Pelatihan “Menjadi Proaktif” untuk meningkatkan perilaku kerja proaktif. Untuk mengetahui efektivitas intervensi pelatihan, dibandingkan skor pre-test dan post-test perilaku kerja proaktif dan perilaku kerja inovatif. Hasil perhitungan efektivitas intervensi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata skor total perilaku kerja proaktif sebelum dan sesudah diberikan intervensi pelatihan (z=-1.68, p=.09). Untuk perilaku kerja inovatif juga ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata skor total perilaku kerja inovatif sebelum dan sesudah diberikan intervensi pelatihan (z=-1.19, p=.24). Dengan demikian, Pelatihan “Menjadi Proaktif” belum efektif meningkatkan perilaku kerja proaktif dan perilaku kerja inovatif pada karyawan level staf di PT. XYZ.

This study examines the extent which proactive work behavior impacts innovative work behavior, and determine appropriate interventions to increase proactive work behavior on PT. XYZ’s staff employees. Based on organizational analysis’s result, we have found that the main problem which should be improved at PT. XYZ is the low score of innovative work behavior. One of the potential causes for the low score on innovative work behavior is proactive work behavior. In order to identify the effects of proactive work behavior on innovative work behavior, we used simple regression and found that there is a positive impact of proactive work behavior on innovative work behavior (R2=.84, p=.00). Based on this result, we plan give an intervention called 'Become Proactive' training to improve proactive work behavior. In order to identify training effectiveness, we compare pre-test and post test proactive work behavior and innovative work behavior scores. The results show that there is no significantly scores in proactive work behavior after we conduct the training (z=-1.68, p=.09). There is also no significant improvement in innovative work behavior score after the intervention (z=-1.19, p=.24). These results mean that 'Become Innovatie Employees' Training has not been effective yet to increase proactive work behavior and innovative work behavior on PT. XYZ's staff.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kurnia Salwa
"[Penelitian tesis ini dilakukan di kantor PT XYZ, sebuah perusahaan energi terhadap karyawan talent PT XYZ, dengan responden sebanyak 105 orang. Tingginya tingkat turnover talent PT XYZ, mempengaruhi efektifitas jalannya organisasi PT XYZ, karena membuat kondisi kerja tidak stabil, menurunnya produktifitas karyawan dan suasana kerja yang tidak produktif. Sehingga memerlukan suatu intervensi untuk menurunkan intention to leave karyawan talent melalui pendekatan aktivitas knowledge sharing. Intervensi ini disusun secara bertahap dengan difokuskan kepada Technostructural Intervention, dan Human Resources Management Intervention.Aktivitas knowledge sharing ini
dilakukan oleh atasan langsung setingkat manager, karyawan talent dan karyawan non talent. Aktivitas knowledge sharing tersebut menggunakan pendekatan SECI, double loop learning.; This research was conducted at PT XYZ, a energy company, focuses on talent
employees of PT XYZ, with 105 respondents. A high talent employee turnover rate atPT XYZ negatively affects the effectiveness of PT XYZ, as it causes the unstable working condition, low employee productivity, and unproductive working environment. Therefore, it need an appropriate intervention using knowledge sharing approach to decrease the intention of the talent employee to quit. The intervention is conducted phase by phase, and mainly focuses on technostructural intervention and human resource management intervention. The
knowledge sharing activity will be carried out by managers of talent employees and non talent employees. The knowledge sharing activity uses SECI approach and double loop learning., This research was conducted at PT XYZ, a energy company, focuses on talent
employees of PT XYZ, with 105 respondents. A high talent employee turnover
rate atPT XYZ negatively affects the effectiveness of PT XYZ, as it causes the
unstable working condition, low employee productivity, and unproductive working
environment. Therefore, it need an appropriate intervention using knowledge
sharing approach to decrease the intention of the talent employee to quit.
The intervention is conducted phase by phase, and mainly focuses on
technostructural intervention and human resource management intervention. The
knowledge sharing activity will be carried out by managers of talent employees
and non talent employees. The knowledge sharing activity uses SECI approach
and double loop learning.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Ajeng Sanristia
"ABSTRAK
Fokus pada tugas akhir ini adalah membuat desain evaluasi perilaku pelatihan
Coaching dan Counselling untuk Penyelia di PT.ITP. Desain evaluasi perilaku
yang dibuat terdiri dari tahapan pembuatan dan bentuk evaluasi perilaku yang
dapat menjadi blue print untuk pelatihan soft skill lainnya di PT.ITP. Dalam
mendesain evaluasi perilaku, penulis menentukan metode pengumpulan data
berupa kuesioner, menurunkan indikator perilaku dengan menganalisa tujuan
pelatihan dan isi materi pelatihan, meninjau studi pustaka yang berkaitan dengan
Coaching dan Counselling, dan melakukan wawancara dengan pihak SDM,
peserta pelatihan, atasan, bawahan, dan rekan kerja dari peserta pelatihan. Penilaian mengenai perubahan perilaku peserta dilakukan dengan meminta penilai
untuk memberikan penilaian seberapa sering peserta pelatihan menampilkan
perilaku-perilaku Coaching dan Counselling di tempat keija. Yang memberikan
penilaian pada kusioner ini adalah peserta pelatihan, atasan, dan bawahan dari
peserta pelatihan yang sering bekeija sama dan mengamati perilaku peserta
pelatihan di tempat keija. Untuk mendapatkan informasi mengenai ada atau
tidaknya perubahan atau peningkatan perilaku peserta pelatihan di tempat keija
maka evaluasi perilaku dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan."
2009
T37901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Sandrianti
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kondisi iklim organisasi pada salah satu divisi PT X yang memiliki tingkat turnover paling tinggi, untuk menentukan intervensi apa yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan intensi turnover. Penelitian menggunakan kuesioner Patterson dkk (2005) yang mengevaluasi 8 dimensi persepsi karyawan atas lingkungan pekerjaan mereka, serta kuesioner untuk mengukur intensi turnover, yang diadaptasi dari Mobley (1987).
Hasilnya adalah terdapat hubungan negatif antara iklim organisasi dengan intensi turnover, dengan nilai korelasi R -0,508. Selain itu ditemukan bahwa dimensi umpan balik kinerja pada iklim organisasi adalah faktor yang paling besar berkontribusi pada intensi turnover sehingga peneliti mengusulkan rancangan program coaching untuk meningkatkan proses umpan balik kinerja yang diharapkan dapat menurunkan intensi turnover pada di PT X tersebut.

This research was conducted to measure the organizational climate conditions in one of the divisions of PT X which has the highest turnover rate, in order to determine what intervention can be done to help lower turnover intention. The study used a questionnaire Patterson et al (2005) which evaluated the 8 dimensions of employees? perception on their work environment, as well as a questionnaire to measure the turnover intention, which was adapted from Mobley (1987).
The result is that there is a negative relationship between organizational climate with turnover intention, with R value is -0,508. In addition it was found that the performance feedback is one of the dimensions of organizational climate with high factor contributing to turnover intention. As such the researcher proposed coaching program as intervension design to improve performance feedback in aim to reduce turnover intention at PT X."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45165
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>