Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159745 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Rachman
"ABSTRAK
Dalam Neraca Gas Indonesia, wilayah Indonesia dibagi menjadi 11 region.
Dari 11 region tersebut, pada tahun 2007 terdapat 3 region yang dinyatakan
kekurangan gas, yaitu region II (Sumatera Bagian Utara), region VI (Kalimantan
Bagian Timur) dan region IX (Papua). Pengembangan fasilitas gas bumi pada
wilayah-wilayah yang kekurangan pasokan gas merupakan peluang bisnis yang
sangat menarik.
Proyek pembangunan fasilitas gas bumi yang dilakukan di wilayah Sumatera
Bagian Utara mempunyai tingkat keekonomian yang sangat menarik, tetapi tingkat
resikonya berada pada Zona ALARP (As Low As Reasonable Practise). Evaluasi juga
dilakukan berdasarkan Monte Carlo Simulation dengan menggunakan software
Crystal Ball. Upaya-upaya mitigasi resiko proyek dilakukan untuk menurunkan
tingkat resiko hingga mencapai Zona Acceptable. Dengan memperhitungkan biaya
mitigasi resiko proyek sebesar US$ 17,611,053/tahun, tingkat keekonomian dari
proyek pembangunan fasilitas gas bumi di wilayah Sumatera Bagian Utara masih
menarik untuk dilaksanakan.

ABSTRACT
In the Indonesia Gas Balance, Indonesia?s area is divided into 11 regions. On
2007, there were 3 gas defisit regions, which is region II (Northern Sumatera),
region VI (Eastern Kalimantan) and region IX (Papua). The development of natural
gas facilities in the areas that defisit of gas supply is a very attractive business
opportunity.
Natural gas facility development project that undertaken in the Northern
Sumatera Region has a very interesting economic level, but the risk level is at
ALARP (As Low As Reasonable Practise) Zone. Evaluation is also conducted based
on the Monte Carlo Simulation using the Crystal Ball software. Project risk
mitigation efforts undertaken to reduce the risk level to achieve The Acceptable
Zone. Taking the project risk mitigation cost for US$ 17,611,053 / year into
economic calculation, the economic value of natural gas facility development project
in the Northern Sumatera Region remains attractive to be implemented"
2012
T31061
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gustiyanto
"Energi merupakan satu kebutuhan pokok buat manusia, salah satunya berasal dari gas bumi. Memang pada awalnya gas tidak dimanfaatkan sehingga gas yang merupakan produksi sampingan dari suatu sumur minyak bumi akan dibuang ke udara tanpa memberikan nilai ekonomi. Namun saat ini, gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang bagus, tidak kalah dengan minyak bumi. Apalagi saat ini produksi dan ketersediaan minyak bumi semakin menipis seiring semakin banyaknya minyak bumi yang diambil untuk dijadikan sumber energi.Investasi buat pengembangan industri minyak dan gas bumi memerlukan modal atau kapital yang besar sehingga perlu adanya pertimbangan di awal sebelum diputuskan akan dikembangkan. Salah satunya adalah dengan melihat risiko yang ada sebelum pekerjaan pengembangan itu dilakukan. PT. XYZ yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, yang merupakan salah satu perusahaan milik negara berencana untuk melakukan pembangunan fasilitas produksi gas bumi. Sebelum diputuskan, tentu akan mempertimbangkan segala potensi yang ada, salah satunya adalah potensi risiko yang ada sehingga akan menjadi dasar untuk menyiapkan tindakan mitigasi jika pembangunan ini tetap akan dilakukan.

Energy is a basic need for humans, one of which comes from natural gas. At first gas was not utilized so that gas which is a by-product of an oil well would be discharged into the air without providing economic value. But at this time, natural gas is one of the energy sources that is utilized and has good economic value, not inferior to petroleum. Moreover, currently, the production and availability of petroleum are dwindling as more and more petroleum is taken to be used as an energy source. Investments for the development of the oil and gas industry require large amounts of capital, so there is a need for initial consideration before it is decided to develop it. One way is to see the risks that exist before the development work is carried out. PT. XYZ, which is located in Province North Kalimantan, that plans to build a natural gas production facility. Before it is decided, of course, it will consider all the potential that exists, one of which is the potential risk that exists so that it will become the basis for preparing mitigation actions if this development continues."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanto Widodo
"Saat ini rasio elektrifikasi Jawa Barat baru mencapai 76,03% yang berarti sekitar 34% lagi penduduk Jawa Barat belum menikmati listrik. Faktor kendalanya adalah topografi Jawa Barat yang berbukit-bukit atau pegunungan dan sebaran penduduk yang sulit dijangkau jaringan tenaga listrik. Maka salah satu solusi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Jawa Barat adalah dengan menggunakan program Desa Mandiri energi (DME). Mengingat Jawa Barat merupakan wilayah di Indonesia yang memiliki potensi energi yaitu berupa air karena fotografinya yang berbukit-bukit serta pegunungan tropis maka pembangunan DME khususnya PLTMH bisa dijadikan solusi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi khusunya untuk daerah yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN. Selain itu hampir seluruh pelosok Indonesia mendapat sinar surya termasuk Jawa Barat sehingga penggunaan energi surya (Pembangkit Listrik Tenaga Surya - PLTS) juga bisa dijadikan solusi untuk program DME tersebut. Saat ini teknologi PLTS dan PLTMH sudah semakin membaik dan berkembang. Dengan memperhatikan pada analisis resiko dari pemanfatan PLTMH dan PLTS, tesis ini akan merumuskan rekomendasi yang bisa dijadikan strategi dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi dan pencapaian program DME sesuai dengan yang diprakirakan tersebut.

Currently West Java electrification ratio reached 76.03 %, which means about 34 % more residents of West Java has not enjoyed electricity. Constraint factor is the topography of West Java hilly or mountainous and difficult to reach population distribution network of electric power. So one of the solutions to increase the electrification ratio in West Java is to use a program Independent Village of energy ( DME. Given a region of West Java in Indonesia, which has the potential energy in the form of water because photography is hilly and mountainous tropical MHP in particular the development of DME can be used as a solution to increase the electrification ratio especially for areas that are difficult to reach grid. Besides almost all corners of Indonesia gets sunlight including West Java, so the use of solar energy ( Solar Power - PLTS ) can also be used as a solution to the DME program. Currently PLTS and MHP technology is getting better and growing. With regard to the risk analysis of the utilization of MHP and solar power, this thesis will make recommendations that could be used as a strategy in an effort to increase the electrification ratio and achievement DME program in accordance with the predicted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqi Akmal
"Dengan peran penting dari PLTGU sebagai infrastruktur listrik yang jumlahnya ingin ditingkatkan oleh Pemerintah, proyek PLTGU memiliki nilai investasi yang sangat tinggi. Terdapat banyak risiko pada proyek ini dan proyek ini melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, manajemen risiko menjadi hal yang sangat penting untuk mengetahui risiko apa yang terdapat pada proyek ini, dampak yang ditimbulkan oleh risiko, dan rencana respon yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak dari risiko tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Value at Risk untuk mengetahui nilai kerugian maksimum pada sebuah proyek jika risiko yang dimodelkan terjadi. Pada penelitian ini akan dikembangkan model risiko finansial yang berfungsi sebagai media pembelajaran dalam menganalisa dampak risiko dengan nilai kelayakan pada proyek PLTGU Lampung. Pengguna model dapat memetakan dampak dari berbagai risiko terhadap nilai kelayakan dari proyek PLTGU sehingga mereka dapat mengetahui biaya investasi minimum dan maksimum yang diperlukan yang harus diambil oleh perusahaan sebagai pengambil keputusan.

With an important role of PLTGU as infrastructure for electricity which its amount wants to be increased by the Government, this constructional and operational of the PLTGU has a very high investment value. There are many risks in this project. In addition, this project involves a wide range of parties. Therefore, risk management becomes a very important thing to know the risks of anything contained on this projects, impact caused by the risks, and response plans that should be made to reduce the impact of those risks.
In this study, researcher used a calculation by using Value at Risk to find out the value of the maximum loss on a project if the modeled risks occur. This research will develop a financial risk model that served as a learning media in analyzing the risk impact to the value of the investment in the construction of Lampung PLTGU. Users of the model can map out the impact of the various risks to the financial aspects of the PLTGU construction so they can find out the minimum and maximum investment cost needed that should be taken by the companies as decision makers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniela Alma Candrakanti
"Pengembangan proyek lapangan minyak dan gas merupakan prosedur kompleks yang melibatkan banyak risiko. Oleh karena itu, studi manajemen risiko sangat penting untuk mencapai keunggulan kompetitif jangka panjang dan mencapai keseimbangan antara paparan terhadap risiko dan penciptaan nilai bisnis yang diharapkan. Sebagai industri hulu migas, Conrad Asia Energy Ltd. sedang fokus pada tahap pengembangan produksi di Duyung PSC, kawasan seluas 927 km2 di Provinsi Kepulauan Riau, perairan Indonesia di kawasan Natuna Barat. Perusahan ini menemukan sumur Mako South-1, yang memiliki tangki gas metana kontinu dengan pengotor minimal dan reservoir produktif dengan permeabilitas tinggi. Hasilnya, rencana pengembangan (POD) Lapangan Gas Mako disahkan, yang mengubah PSC dari eksplorasi ke eksploitasi. Empat tahapan proyek pengembangan Lapangan Gas Mako adalah Select, Define, Execute, dan Operate. Proyek ini saat ini sedang dalam tahap Define, dan tahun 2025 ditetapkan sebagai tanggal Ready for Start-Up (RFSU). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor risiko yang terkait dengan proyek pengembangan Lapangan Gas Mako dan memberikan saran untuk menentukan prioritas dan mitigasi risiko selama proyek berlangsung. Dengan menggunakan Metode Best-Worst (BWM), sebuah teknik baru untuk memecahkan masalah pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM), prioritas risiko proyek pengembangan Lapangan Gas Mako telah tercapai. Berbeda dengan metode konvensional, model prioritas risiko yang diusulkan menerapkan tingkat kepentingan risiko pada nilai kemungkinan dan tingkat keparahan risiko ketika menentukan ukuran risiko, karena berbagai risiko diberi bobot yang berbeda. Oleh karena itu, upaya ini akan memberikan hasil yang lebih menyeluruh dan obyektif, dengan mempertimbangkan pentingnya risiko, dan memanfaatkan sumber daya yang dialokasikan untuk inisiatif pengurangan risiko dengan lebih baik. Pemeringkatan prioritas risiko didukung oleh analisis Pareto, yang menunjukkan bahwa 80% pelaksanaan proyek dipengaruhi oleh 20% risiko—atau 12 risiko yang teridentifikasi—dalam analisis.

The development of oil and gas field projects is a complex procedure that involves numerous risks. Consequently, risk management studies are essential to achieving long-term competitive advantages and striking a balance between exposure to risk and expected business value creation. As an upstream oil and gas industry, Conrad Asia Energy Ltd. is focusing on the development stage of production in the Duyung PSC, a 927 km2 area in the Riau Islands Province, Indonesian waters in the West Natuna area. The company discovered The Mako South-1 well, featuring a continuous methane gas tank with minimal impurities and a productive reservoir with high permeability. As a result, the plan of development (POD) for the Mako Gas Field was authorised, moving the PSC from exploration to exploitation. The four phases of the Mako Gas Field development project are Select, Define, Execute, and Operate. The project is in the Define stage now, with 2025 designated as the Ready for Start-Up (RFSU) date. The objective of this research is to examine the risk factors associated with the Mako Gas Field development project and offer suggestions for risk prioritisation and mitigation throughout the course of the project. Using the Best-Worst Method (BWM), a novel technique to solve multi-criteria decision-making (MCDM) problems, the risk prioritisation of the Mako Gas Field development project has been achieved. As opposed to the conventional method, the proposed risk prioritisation model applies the risk importance level to the likelihood and severity values of the risk when determining the risk size, as various risks are assigned different weights. It will therefore get more thorough and objective results, considering the relative importance of the risks, and make better use of the resources allotted for risk reduction initiatives. The risk priority ranking is supported by a Pareto analysis, which shows that 80% of the project's execution is impacted by 20% of the risks—or 12 identified risks in the analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anienditha Cyanda Tuhfah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh independensi anggota Dewan Komisaris, independensi ketua Dewan Komisaris atau komisaris umum, ukuran Dewan Komisaris, reputasi auditor, dan leverage terhadap probabilita pembentukan Komite Manajemen Risiko secara sukarela serta menguji mengenai pengaruh keberadaan Komite Manajemen Risiko terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan nonkeuangan tidak memiliki kewajiban untuk membentuk Komite Manajemen Risiko, namun beberapa perusahaan telah membentuk Komite Manajemen Risiko dengan kemungkinan faktor pendorong yang beragam. Keberadaan Komite Manajemen Risiko pada perusahaan diharapkan dapat meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan dan menghasilkan kinerja perusahaan lebih baik. Pengujian dilakukan pada 45 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015 dan 35 perusahaan nonkeuangan yang telah membentuk Komite Manajemen Risiko sebelum tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor mempengaruhi probabilita pembentukan Komite Manajemen Risiko secara sukarela dan keberadaan Komite Manajemen Risiko tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada kinerja perusahaan

ABSTRACT
The research aimed to examine the effect of the independence of board of commissioner members, the independence of general commissioner, board size, auditor reputation, and leverage to the probability of the voluntary formation of risk management committee and also to examine the effect of the existence of risk management committee to company performance. Non-financial company have no obligation to establish a risk management committee, but some companies have formed a risk management committee with the possibility of varying the driving factor. The existence of the company? risk management committee is expected to improve the implementation of corporate governance and generate better corporate performance. Tests conducted on 45 non-financial companies that are listed on Indonesia?s Stock Exchange (BEI) in 2015 and 35 non-financial companies that have established the risk management committee prior to 2013. The empirical study shows that some factors affecting the probability of establishment of risk management committee voluntarily and the existence of the risk management committee did not have a significant effect on company performance
"
2016
S64426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Maulidiah
"Pertumbuhan penduduk yang pesat diiringi dengan pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata yang tidak terkontrol di daerah Bali Selatan berakibat pada persediaan air bersih yang kian menipis. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali saat ini mengembangkan proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan cakupan wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, dan Klungkung. Proyek pembangunan SPAM ini membutuhkan biaya investasi yang sangat tinggi sehingga perlu adanya analisis berbasis risiko untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan proyek baik dalam aspek operasional maupun pendanaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Project Risk Management dengan pendekatan Value at Risk (VaR) untuk menghitung dampak risiko terhadap investasi. Output penelitian ini berupa model risiko finansial yang kemudian dianalisis untuk menyusun rekomendasi rencana penanganan risiko yaitu berupa keputusan untuk mencegah, mitigasi, atau menerima risiko yang mungkin akan terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari tiga faktor risiko yang menjadi prioritas, risiko fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar memiliki pengaruh yang paling besar terhadap nilai arus kas bersih proyek.

Rapid population growth aligned with the uncontrolled development of tourism facilities leads South Bali to the depletion of clean water supply. According to this condition, Bali Provincial Government is currently developing a drinking water supply project that will cover area of Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, and Klungkung. The construction of water supply system requires a high investment costs which then resulted in the need of risk-based analysis to reduce the likelihood of failure in both the operational and financial aspects of the project. The study was conducted by using Project Risk Management method with Value at Risk approach to calculate the impact of risks in project investment. The output of the research is a financial risk model which is then analyzed to develop a risk responses planning which provides an alternative decision whether to avoid, mitigate, or accept the risks that might occur. The analysis showed that of the three prority risk factors, exchange rate has the greatest influence on the net present value of the project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Lestari
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi pada pembangunan sebuah hotel baru bintang tiga di Bandung dan mengidentifikasi potensi risiko yang dapat terjadi pada investasi tersebut. Analisis yang digunakan adalah analisis keuangan menggunakan empat metode Capital Budgeting diantaranya Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index, dan Discounted Payback Period. Perhitungan ini menghasilkan NPV yang positif, IRR diatas WACC, dan PI > 1.
Perhitungan risiko dilakukan mengguanakan simulasi monte carlo. Selain itu, untuk melengkapi analisis keuangan, faktor-faktor non finansial akan diperhitungkan yang diantaranya terdiri dari analisis makroekonomi, analisis industri, aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen. secara umum dapat disimpulkan proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dengan asumsi bahwa perekonomian Indonesia secara keseluruhan tetap baik.

The purpose of this Thesis is to analyze the feasibility of investment and identify potential risks of Three Star Hotel Construction in Bandung. The Feasibility Study is conduct by financial analysis using four methods of Capital Budgeting such as Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index, and Discounted Payback Period. The calculation of Capital Budgeting generate positive NPV, IRR above WACC and PI >1.
Risk Calculation is conduct by monte carlo simulation. In addition, to complete the analysis of financial, non-financial factors should be considered that consist of macroeconomic analysis, industry analysis, market aspects, technical aspects, and aspects of management. In general it can be concluded, the project is feasible to be implemented with the assumption that the overall Indonesian economy remains good.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ilman Hasya
"Seperti yang diketahui pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan program 35000 watt, dimana dalam hal ini untuk memenuhi banyak permintaaan akan ketersediaan listrik yang ada di seluruh Indonesia. Karena sampai dengan saat ini berrdasarkan data yang ada jumlah perrmintaan akan listrik yang dibutuhkan masih melebihi jumlah pembangkit yang ada di seluruh Indonesia. Oleh karena itu pemerintah menjalankan program 35000 watt dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang diminta.
Dalam hal ini diperlukannya peran manajemen risiko dalam mengontrol pembangunan proyek EPC pembangkit tersebut. Dalam penelitian ini akan melihat risiko yang berpengaruh dalam pembangunan EPC pembangkit tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif, kuisioner, serta validasi pakar yang kemudian data dari kuisioner akan diolah dengan perangkat lunak SPSS. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 54 variabel risiko yang terjadi pada proses EPC.
Dalam penelitian ini didapatkan 9 variabel dominan yang berpengaruh pada pembangunan proyek EPC pembangkit yaitu 3 variabel dari tahap rekayasa, 2 variabel dari tahap pengadaan, dan 4 variabel pada tahap konstruksi serta mitigasi dalam mengatasi setiap risiko tersebut. Risiko yang didapat ternyata yang terbanyak masih berada pada tahap rekayasa dan konstruksi sehingga dibutuhkan pengontrolan yang lebih terhadap tahap tersebut untuk mencegah keterlambatan.

As of now Indonesia government are focusing on building on electricity program 35.000 MW, to provide and enlight across the country. Because as per current data Indonesia still have low supply to support all society with existing power plant. That is why this ongoing program which run by the goernment can fulfill needs of required electricity. In this case risk management have role to control EPC project of all power plant which currently being build.
In this research, it will elaborate the risk impact to the EPC power plant construction. Research method use are descriptive, qusionaire, and expert validation which align with questionaire that being processed used SPSS software. Variabel used in this research are 54 risk variabel that happen during EPC process.
Result by doing this action acquaire 9 dominant variabel impact to EPC project power plant which consist 3 on engineering process, 2 variabel in procurement level, and 4 in cosntruction level, include also mitigation action to comprehend those risk. Result showed that risk mostly occurs during engineering and contruction process which explain that needs more control on those process to avoid any delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Bayuaji Kusprayogo
"Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mempelajari penggunaan Manajemen Risiko dalam mengelola bahaya dalam proyek konstruksi di Indonesia. Tujuan lain mengenai analisis studi kelayakan untuk mengevaluasi apakah proyek yang telah ada yaitu Jalan Layang Non - Tol ( JLNT ) proyek konstruksi Jembatan Layang mampu dalam mengelola risiko bahaya. Penelitian ini bisa membantu dan memfasilitasi perusahaan untuk mengembangkan strategi pengendalian Manajemen Risiko terutama dalam Risiko Hazard. Metodologi dalam penelitian ini adalah : Identifikasi Masalah dan Studi Literatur, Proses Pengumpulan Data dengan Wawancara dan Observasi, dan Analisis Data dengan menggunakan metode studi kasus.
Analisis data berfokus pada tiga kegiatan utama yaitu Excavasi ; Pergerakan Manusia dan kendaraan, dan Peralatan Kerja. Manajemen Risiko bahaya terdiri dari Identifikasi Risiko, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko. Analisis Manajemen Risiko Hazard menunjukkan bahwa, dalam teori, Rencana Manajemen Risiko yang ada di PT. Wijaya Karya - Jaya Konstruksi akan berjalan efektif untuk menerapkan teori Manajemen Risiko dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun, prosedur Manajemen Risiko dalam perusahaan harus ditingkatkan dan diperbarui sebagai perkembangan teknologi dalam rangka mencapai prosedur yang benar-benar dapat diatasi atau diminimalkan risiko bahaya.

The main objective of this project is to study the use of Risk Management in managing hazard in construction project in Indonesia. The another objective regarding the feasibility study analysis to evaluate whether the existing project which is Jalan Layang Non-Toll (JLNT) Flyover construction project is capable in managing risk of hazard. The research could assist and facilitate the companies to develop Risk Management control strategy especially in Risk of Hazard. The methodologies involves in the study are: Identification Problem and Literature Studies; Data Gathering Process with Interview and Observation; and Data Analysis using Case study Method.
The data analysis is focusing on three main activities which are Excavation; Movement People and Vehicles; and Work Equipment. The Risk Management of hazards consists of Risk Identification, Risk Assessment and Risk Control. The analysis of Risk Management of Hazard shows that, in theory, the existing Risk Management Plan of PT. Wijaya Karya - Jaya Konstruksi would be effective to implement the Risk Management theory and Occupational Health and Safety (OHS) theory. However, the Risk Management procedure in the company must be improved and be updated as the development of technology in order to achieve a procedure that really can be mitigated or be minimized the risk of hazard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>