Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139525 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paulus
"ABSTRAK
Jumlah penderita diabetes di Indonesia saat ini berada di peringkat keenam dan
akan terus bertambah setiap tahunnya. Kejadian diabetes melitus dapat dicegah
dengan meningkatkan pengetahuan faktor risiko diabetes di masyarakat. Disain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah responden yang
terlibat dalam penelitian ini adalah 101 responden. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa responden mayoritas berusia 18-20 tahun (n=56 atau 55,4%),
berjenis kelamin perempuan (n=56 atau 55,4%), jurusan akuntansi (n=46 atau
45,5%), angkatan 2009 (n=47 atau 46,5%), sumber informasi dari internet (n=87
atau 86,1%). Tingkat pengetahuan responden tentang faktor risiko diabetes
mayoritas pengetahuan responden dikategorikan cukup dengan 73 responden
(72,3%). Peran perawat sebagai edukator dan fasilitator dapat memberikan
pendidikan kesehatan dengan cara promosi kesehatan dan penyuluhan kesehatan
di masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang diabetes melitus.

ABSTRACT
Diabetic in Indonesia is in the sixth rank worldwide and increase continuously
each year. Diabetes mellitus can be prevented by promoting awareness of the
diabetes risk factor among the society. In this research, the writer used
descriptive design methodology. This research involves 101 respondents. The
research shows that respondent generally aged 18 to 20 years old (q=56, or
55,4%), female (q=56 or 55,4%), accounting studies (q=46 or 45,5%), 2009
enrolled students (q=47 or 46,5%), obtain information from the internet (q=87 or
86,1%). The awareness and knowledge of diabetes of most of the respondents are
considerably well informed, 73 respondent (72,3%). The result will be informed to
Students and Alumni Faculty of Economy University of Indonesia. This aimed to
give information about health education in Faculty of Economy University of
Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Triulan Agustina
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan datang. Tidak hanya kelompok lanjut usia yang terkena diabetes melitus tipe 2 tetapi juga kelompok dewasa muda seperti mahasiswa. Mahasiswa cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat sehingga berisiko terkena diabetes melitus tipe 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa tentang faktor risiko, tanda dan gejala diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel menggunakan purpose sampling pada 106 mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner berisi data demografi dan 40 pertanyaan.
Hasil yang diperoleh berupa mahasiswa memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang faktor risiko, tanda dan gejala diabetes melitus tipe 2. Promosi kesehatan berupa pemberian pengetahuan kepada mahasiswa tentang diabetes mellitus tipe 2 diupayakan segara untuk mencegah dan mengontrol perkembangan diabetes mellitus tipe 2.

Type 2 diabetes mellitus is a non-communicable disease that will be increased for a few years later. Not only elderly can be attached by type 2 diabetes mellitus but also young people like student at university. Students tended to have unhealthy life style that were risky to be attached by type 2 diabetes mellitus.
The main aim of this research was to identify the knowledge of State Polytechnic of Jakarta about risk factor, sign and symptom type 2 diabetes mellitus. This study used simple descriptive design. The sample was collected using purpose sampling towards 106 student of State Polytechnic of Jakarta. The instrument that used was questionnaire containing demography data and 40 questions.
This research result that students have poorly knowledge about risk factor, sign and symptom type diabetes mellitus. Promotion health in giving knowledge about type 2 diabetes mellitus is needed soon to prevent and control type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Garnita
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beberapa faktor dengan Diabetes Melitus di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional, menggunakan data sekunder Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia 2007.
Hasil penelitian menyatakan prevalensi Diabetes Melitus mencapai 2,9%. Faktor yang berhubungan dengan diabetes adalah umur, riwayat keluarga, konsumsi protein dan lemak, sayur dan buah,aktivitas fisik, pekerjaan, pendidikan, indeks massa tubuh, hipertensi dan kondisi psikologis. Sedangkan secara multivariat, faktoryang berhubungan dengan diabetes adalah umur, status pekerjaan, pendidikan, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, hipertensi, dan kondisi psikologis, serta interaksi indeks massa tubuh dengan aktivitas fisik.

The purpose of this thesis is to find out relationship of factors related to diabetes mellitus in Indonesia. This is a quantitative research with cross-sectional study design, using secondary data from IFLS 2007.
The result finds that diabetes mellitus prevalence is 2,9%. Factors that have significant relationship with diabetes are age, family history, protein and fat consumption, vegetable and fruit consumption, physical activity, occupation, education, body mass index, hypertension, and psychological condition. Multivariate analysis finds that factors that have significant relationship with diabetes are age, occupation, vegetable and fruit consumption, physical activity, BMI, hypertension, and psychological condition, and interaction between BMI and physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin
"Dibetes melitus yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah diatas 200mg/dL merupakan keadaan klinis yang dapat terjadi akibat gangguan pada produksi dan pengguanaan insulin. Beberapa penelitian menunjukan bahwa angka kejadian diabetes melitus dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar risiko terjadinya kasus diabetes melitus berdasarkan faktor-fktor risiko yang terdapat pada masyarakat. Pengambilan sampel pada penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional dan teknik non-probability sampling, (consecutive sampling). Instrument yang digunakan adalah Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC) untuk mengukur risiko diabetes dengan melakukan sedikit modifikasi sebagai penyesuaian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 33,3% responden memiiki risiko sangat rendah, 46,9% responden dengan risiko rendah, 9,4% risiko sedang dan 10,4% risiko tinggi.

Diabetes mellitus is characterized by high blood sugar levels above 200mg/dl is a clinical situation that may occur due to interference with production and insulin pengguanaan. Several studies have shown that the incidence of diabetes mellitus from is continously increased. This study aims to describe how great the risk of diabetes mellitus cases based risk factors contained in the community. Sampling on this quantitative descriptive study using cross-sectional design and non-probability sampling, (Consecutive sampling). Instrument used is the Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC) ​​to measure the risk of diabetes by making a few modifications to the adjustment. These results indicate that 33.3% of respondents coined the very low risk, 46.9% of respondents with low risk, moderate risk of 9.4% and 10.4% of high risk."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessie Muthia Diredja
"Kepatuhan dalam menjalani terapi antidiabetes oral dibutuhkan untuk keberhasilan pengobatan Diabetes Melitus (DM) tipe 2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa edukasi kepada pasien adalah dasar untuk mewujudkan kepatuhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional/potong lintang dengan mewawancarai responden berdasarkan kuisioner yang disusun. Responden adalah 96 pasien DM tipe 2 di Poliklinik Interna RSU PMI Bogor yang berusia 40 tahun ke atas dan telah menjalani terapi antidiabetes oral sedikitnya selama enam bulan. Informasi yang diperoleh yaitu tentang karakteristik, tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam menjalani terapi antidiabetes oral. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik Kai-kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2.
Adherence to antidiabetic oral therapy to be required for successful treatment of type 2 Diabetes Mellitus. Studies have shown that education is a cornerstone for establishing adherence. Therefore, the aim of this study is to carry out the correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy in pasients with type 2 Diabetes Mellitus. This research used cross-sectional study design with interview respondents based on questionaire. Respondents were ninety-six type 2 Diabetes Mellitus at the interna clinic of RSU PMI Bogor at age more than 40 years and have been carrying out antidiabetic oral therapy at last six months. Informations which were gotten characteristic, level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence. Data was analyzed by using Chi-Square statistic method. The result showed that there was significant correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Digdho Nugroho
"Pengetahuan dan pemahaman dari pasien-pasien Diabetes Melitus (DM) tipe 2 tentang penyakit dan pengobatannya adalah faktor penting untuk mempengaruhi kepatuhan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa edukasi kepada pasien adalah dasar untuk mewujudkan kepatuhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional/ potong lintang dengan mewawancarai responden berdasarkan kuisioner yang disusun. Responden adalah 96 pasien DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSCM Jakarta yang berusia 40 tahun ke atas dan telah menjalani terapi antidiabetes oral sedikitnya selama tiga bulan. Informasi yang diperoleh yaitu tentang karakteristik, tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam menjalani terapi antidiabetes oral. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik Kai-kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2.
Knowledge and comprehension of patients with type 2 Diabetes Mellitus about their disease and treatment are important factor to influence adherence. Whereas, adherence to antidiabetic oral therapy to be required for successful treatment of type 2 Diabetes Mellitus. Studies have shown that education is a cornerstone for establishing adherence. Therefore, the aim of this study is to carry out the correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy in pasients with type 2 Diabetes Mellitus. This research used cross-sectional study design with interview respondents based on questionaire. Respondents were ninety-six type 2 Diabetes Mellitus at the interna clinic of RSCM Jakarta at age more than 40 years and have been carrying out antidiabetic oral therapy at last three months. Informations which were gotten characteristic, level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence. Data was analyzed by using Chi-Square statistic method. The result showed that there was significant correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Rasalhaque
"Diabetes Melitus tipe 2 merupakan penyebab kematian ke-2 pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan, sedangkan di pedesaan menduduki peringkat ke-6. Angka kejadiannya berhubungan dengan adanya resistensi insulin akibat berbagai macam faktor. Pola paling umum dijumpai adalah dislipidemia terutama hipertrigliseridemia dan pengurangan kadar HDL. Penelitian ini dirancang untuk melihat gambaran kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 yang berobat ke Poli IPD RSCM pada tahun 2010. Didapatkan bahwa dari 108 subyek, 55 orang berusia ≥55 tahun, 68 orang berjenis kelamin perempuan, 71 orang tidak merokok, dan 84 orang dengan kadar trigliserida normal. Dari hasil analisis didapat hubungan tidak bermakna antara kadar trigliserida dengan usia (Mann-Whitney, p = 0.104), jenis kelamin (Chi-square, p = 0.062), perilaku merokok (Chi-square, p = 0,973), kadar gula darah puasa (Mann-Whitney, p = 0.973), dan kadar gula darah dua jam post prandial. (Mann-Whitney, p = 0.539). Rerata TG berdasarkan analisis data adalah 140,5 (49-1144) mg/dL. Nilai rerata kadar glukosa darah puasa (GDP) 186,5 (114-559) mg/dL. Analisis data menunjukkan sebaran tidak normal dengan rerata kadar gula darah dua jam post prandial (GD2PP) sebesar 291 (178-582) mg/dL.

Type 2 diabetic melitus is the second death cause on urban residencies age ranged 45-54 year old, while it is the 6th leading death cause on rural area, based on RISKEDA 2007. High rate of prevalencies is because insulin resistancies as results of multifactorial. Most common patern is dislipidemia especially hypertriglyceride and low level of HDL. This researh is designed to picture triglyceride level on type 2 diabetic melitus patients in RSCM on year 2010. Known that from 108 subjects, 55 are aged ≥55 year old, 68 are women, 71 don’t smoke and 84 with normal level of triglyceride. From analitic processes, known that triglyceride level is not associated with age (Mann-hitney, p = 0.104), sex (Chi-square, p = 0.062), smoking habbit (Chi-square, p = 0,973), fasting blood glucose (Mann-Whitney, p = 0.973), and 2 hours post-prandial blood glucose (Mann-Whitney, p = 0.539). Mean rate of triglyceride level is 140,5 (49-1144) mg/dL. Mean rate fasting blood glucose is 186,5 (114-559) mg/dL. Data analysis doesn’t show normal distribution on mean rate of level 2 hours post prandial blood glucose 291 (178-582) mg/dL."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Martha
"ABSTRAK
Diabetes Melitus merupakan masalah di Perusahaan X, data pemeriksaan kesehatan
berkala tahun 2008-2009 memperlihatkan sebanyak 25% pekerja berisiko menderita
penyakit diabetes melitus. Tujuan utama penelitian ini adalah menjelaskan faktor
risiko penyakit diabetes mellitus pada pekerja perusahaan X, tujuan khususnya
menjelaskan gambaran faktor risiko diabetes, yaitu: dislipidemia, riwayat hipertensi,
stres, merokok, obesitas, kurang olah raga, usia, riwayat keluarga dengan diabetes
mellitus, kebiasaan makan tinggi lemak dan gula. Penelitian ini dilaksanakan pada
Februari ? Mei 2012. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan studi
cross sectional, dengan sampel 111 orang. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi
diabetes melitus pada perusahaan X sebesar 21,6%. Dari variabel dislipidemia
berhubungan signifikan dengan diabetes mellitus (p= 0,058, OR= 3,36). Variabel
umur ≥ 40 tahun berhubungan signifikan dengan diabetes mellitus (p= 0,038,
OR=5,22). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah prevalensi
diabetes mellitus di perusahaan X cukup tinggi dan kejadian diabetes ini berhubungan
dengan dislipidemia dan usia ≥ 40 tahun. Dari penelitian ini disarankan untuk
melakukan pola hidup gizi seimbang.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus has been a problem to factory X, base on screening of medical
checkup data of factory X on year 2008 ? 2009 shown that 25% of their employee
indicated with Diabetes Mellitus. Mine concern on this research are to explain risk
factor of Diabetes Mellitus to the employee, with more focus on explaining the factor
and risk of Diabetes, which is: Dyslipidemia Syndrome, history of hypertension,
stress, smoking habit, obesity, low physical activity, age, family history with
Diabetes, unhealthy eating habit. This research has conduct on February to May of
2012. The design study used in this study is a cross sectional study, number of sample
are 111 person of sample. The prevalence of Diabetes on factory X are 21,6%. The
Dyslipidemia variable shown significant relation on Diabetes Mellitus (p= 0,058,
OR= 3,36). Age variable of ≥ 40 has direct relation with Diabetes Mellitus (p=
0,038, OR=5,22). Conclusion, from this study it is shown the prevalent of Diabetes
Mellitus on factory X are high and correlation between Diabetes Mellitus with
Dyslipidemia and age ≥ 40 years old. It is suggest from this study to live base on
healthy diet."
2012
T31278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Kristanto Mulyantoro
"Kekurangan gizi pada awal kehidupan (1000 hari pertama) terutama masa prenatal akan memberikan multiple effect yang bersifat irreversible yaitu hambatan pertumbuhan linier yang direpresentasikan oleh pendek, pertumbuhan dan perkembangan organ termasuk pancreas yang direpresentasikan oleh diabetes mellitus dan tumbuh kembang otak yang direpresentasikan oleh kemampuan kognitif. Tingginya pendek pada populasi dewasa dan tingginya penyakit diabates mellitus di perkotaan berdasarkan survei Riskesdas 2007 mengindikasikan bahwa gangguan pertumbuhan linier dan perkembangan organ terjadi secara parallel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai apakah pendek usia dewasa mewakili stunting awal kehidupan dalam menjelaskan risiko penyakit diabetes mellitus usia dewasa.
Penelitian ini memanfaatkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dengan disain cross sectional yang mewakili daerah perkotaan di 33 propinsi di Indonesia. Subyek penelitian adalah 12.639 laki-laki dan perempuan berumur 20 - 49 tahun. Penyakit diabetes mellitus ditegakkan berdasarkan kadar gula darah puasa 2 jam post prandial sedangkan hambatan pertumbuhan linier awal kehidupan diukur dengan pencapaian tinggi badan (pendek) di usia dewasa.
Analisis dilakukan 2 level yaitu : (1) melakukan uji bivariat, stratifikasi, multivariat pada kondisi saat ini (subyek dewasa). (2) Melakukan analisis risiko kekurangan gizi awal kehidupan terhadap penyakit diabetes mellitus menggunakan teori dan bukti ilmiah hasil penelitian sebelumnya. Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini cukup memadai yang ditunjukkan dengan konsistensi antar variabel dan konsisten dengan hasil penelitian lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi diabetes mellitus sebesar 3,8% dan proporsi pendek sebesar 37,7%. Pendek usia dewasa pada IMT<23 merupakan faktor risiko penyakit diabetes mellitus OR adjusted 1,52 (CI 95% : 1.08-2.12). Bertambahnya umur meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes mellitus dengan OR 3,05 (CI 95% : 1,82-5,09) pada umur 30-39 tahun dan OR 7,58 (CI 95% : 4,69-12,27) pada umur 40-49 tahun. Keluarga kaya mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita diabetes mellitus dengan OR 1.90 (CI 95% : 1.36-2.66). Minum minuman berkafein ≥1 x/hr dapat mencegah penyakit diabetes mellitus dengan OR 0,48 (CI 95% : 0,33-0,71).
Kesimpulan penelitian ini adalah pendek usia dewasa pada kelompok IMT < 23 merupakan faktor risiko penyakit diabetes mellitus.

Malnutrition in early life (1000 first day), especially during pregnancy would cause multiple effect which were irreversible, such as obstruction in linear growth were represented by short stature, growth and development of organs, including the pancreas represented by diabetes mellitus, and brain growth is represented by deficiency in cognitive abilities. The high prevalence of short stature in adult and the high prevalence of diabetes mellitus disease in urban population based on Riskesdas 2007 survey data indicated that disruption of linear growth and organ development occured in parallel.
The purpose of this study was to assess whether short stature in adulthood represent stunting in their early life, in order to explain the risk of diabetes mellitus in adult. This study was utilized data from Indonesian Basic Health Research 2007 with a cross-sectional design representing urban areas in 33 provinces in Indonesia. Subjects were 12,639 men and women aged 20-49 years. Diabetes mellitus was diagnosed based on fasting blood glucose levels, 2 hours post prandial, while linear growth retardation in early life is measured by the attainment of height (short stature) in adulthood. Analysis was done in 2 levels:
(1) Worked on bivariate, stratified, multivariate testing on current conditions (adult subjects). (2) Performed a risk analysis of malnutrition in early life towards diabetes mellitus disease using theories and scientific evidence based on previous researches. The data used in this analysis were sufficient, indicated by consistency between variables and consistency with the results of other related studies.
Results of this study showed that the proportion of diabetes mellitus was 3.8% and the proportion of short stature was 37.7%. Short stature in adults with BMI <23 was a risk factor for diabetes mellitus with adjusted OR of 1.52 (CI 95%: 1:08-2:12). Increasing age increased the risk of diabetes mellitus with 3.05 OR (95% CI: 1.82 to 5.09) at the age 30-39 years and 7.58 OR (95% CI: 4.69 to 12.27) at the age of 40-49 years. Wealthier families have a higher risk of developing diabetes mellitus with OR 1.90 (95% CI: 1.36-.66). Drinking caffeinated beverages ≥1 x / day could prevent diabetes mellitus with OR 0.48 (95% CI: 0.33 to 0.71).
Conclusion of this study was short stature in adult with BMI <23 was a risk factor for diabetes mellitus."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1444
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubita Rahmarianti
"Salah satu komplikasi mikroangiopati dari penyakit DM dan merupakan penyebab kematian terpenting pada penderita DM adalah Nefropati Diabetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Gangguan Ginjal pada penderita DM serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut di RSCM tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada penderita DM yang berobat baik di rawat jalan (Poli DM) maupun rawat inap dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 255 pasien DM yang terpilih seara random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 34,9% sampel mengalami Gangguan Ginjal. Hasil dari analisis chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dan lama menderita DM dengan kejadian Gangguan Ginjal.

One of the microangiopathic complications and the most important cause of death in people with diabetes is Diabetic Nephropathy. The purpose of this study was to describe the incidence of renal disorders in patients with diabetes and the factors that influence the event at the RSCM in 2012. The study was conducted in patients with DM were treated well in the outpatient (Poly DM) and hospitalizations using cross-sectional design. The research sample consisted of 255 patients who elected seara DM random sampling. The results showed that as many as 34.9% of the sample had Kidney Disorders. Results of chi-square analysis showed that there is a relationship between sex and the incidence of long- suffering DM Kidney Disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>