Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Miswar
"Kunjungan Puskesmas Sarolangun mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir. Survey awal yang dilakukan didapatkan hasil kepuasan pasien terhadap mutu layanan yang diberikan sebesar 40 %. Sementara menurut Petugas Puskesmas Sarolangun mereka mengganggap telah memberikan pelayanan dengan baik dan memuaskan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan persepsi antara pasien dengan petugas tentang mutu layanan yang diberikan.
Hasil penelitian diperoleh persepsi antara pasien dengan petugas dari dimensi tangible hampir sama, kecuali dalam hal prosedur pelayanan , rata-rata persepsi pasien lebih rendah dibandingkan dengan persepsi petugas dan perbedaan ini bermakna secara statistic. Dimensi reliability , persepsi antara pasien dengan petugas hampir sama, kecuali dalam hal penjelasan informasi tentang penyakit pasien dan sistim adminisrasi puskesmas rata-rata persepsi pasien lebih rendah dibandingkan dengan persepsi petugas dan perbedaan ini bermakna secara statistik. Persepsi pasien dan petugas dari dimensi responsibility ada perbedaan yang signifikan secara statistik, terutama pertanyaan mengenai kecepatan petugas menangani keluhan, petugas selalu memberi kemudahan saat melayani dan waktu tunggu yang cepat. Persepsi pasien dengan petugas untuk dimensi assurance terlihat ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada pertanyaan mengenai keramahan kesabaran kesopanan dan pemeriksaan sebelum menyerahkan resep. Persepsi Kepuasan pasien dengan petugas dari dimensi empaty tidak bermakna secara statistik kecuali untuk pertanyaan mengenai perhatian petugas secara individua, persepsi pasien lebih rendah dibandingkan persepsi petugas.
Dari hasil Fokus Grup Diskusi pada dua kelompok petugas terhadap komponen yang bermakna didapatkan hasil bahwa penyebab yang menjadi latar belakang perbedaan adalah perbedaan faktor individual petugas dan pasien , suasana lingkungan kerja ,beban kerja serta keterbatasan sarana dan kewenangan yang dimiliki.
Hasil Penelitian diatas dapat disarankan kepada Puskesmas Sarolangun perlu meningkatkan mutu layanan terutama pada aspek dimensi Responsiveness dan assurance, serta berusaha memecahkan masalah yang menjadi latar belakang penyebab perbedaan seperti hasil Fokus Grup Diskusi.

Sarolangun health center visits declined during the last 3 years. Initial survey of patient satisfaction results obtained for the quality of services provided by 40%. Meanwhile, according to officials they consider Sarolangun Health Center has provided good service and satisfying. For that we need to do research on the differences between patients with the officer's perception about the quality of services provided.
The results obtained among patients with the officer's perception of the tangible dimension is almost the same, except in the case of service procedures, patient perception of the average lo-wer than the perceptions of officers and this difference was statistically significant. The dimen-sions of reliability, the perception among patients with officers about the same, except in terms of explanation and information about the patient's disease clinic system adminisrasi patient's per ception of the average lower than the perceptions of officers and this difference was statistically significant. Patient's perception of the dimension of responsibility and the officers there was a statistically significant difference, especially questions about the speed of handling complaints officer, the officer always provide convenience when serving and waiting times are fast. Perceptions of patients with officers for assurance dimension appears there was a statistically significant difference on the question of patience, politeness and friendliness checks before handing the recipe. Patient satisfaction with the officer's perception of the dimension empaty not statistically significant except for the question regarding the officer's attention by individual, lower than the patient's perception of officers of perception.
From the results of Focus Group Discussions in two groups of workers against the significant components showed that the cause of the difference is the difference in background factors and the patient's individual officers, the atmosphere of work environment, workload and limited means and authority possessed.
The results of the above studies can be recommended to the Health Center Sarolangun need to improve the quality of services especially in the dimensions Responsivnes and assurance, as well as trying to solve a problem the background causes of differences such as the Focus Group Discussion.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31314
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana
"Kepuasan penerima pelayanan tercapai bila pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Kepuasan ibu hamil terhadap mutu layanan ANC dinilai dari 5 dimensi pelayanan tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Kinerja pelayanan KIA Puskesmas di Kota Jambi bila dilihat dari K1 sebesar 92,06% dan K4 sebesar 81,75%, angka ini telah melebihi dari target Nasional namun perspektif kepuasan ibu hamil masih ada yang menyatakan kurang puas.
Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup yang terbatas, yaitu mengkaji variabel kepatuhan bidan dalam standar pelayanan antenatal, karakteristik bidan dan karakteristik ibu hamil dengan tingkat kepuasan ibu hamil terhadap mutu layanan antenatal di Puskesmas se-Kota Jambi Tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil dan bidan, dan dilakukan penarikan sampel secara proportionate stratified random sampling yaitu ibu hamil sebanyak 105 orang dan bidan sebanyak 41 orang. Pengukuran kepuasan menggunakan pendekatan single global rating pada 5 dimensi pelayanan.
Keseluruhan analisis menggunakan program SPSS ver. 13.0 dengan tingkat kemaknaan uji p<0,05. Nilai rerata dan simpangan baku kepuasan ibu hamil (-6,10±7,998) dan 59 subjek (56,2%) menyatakan puas, dan hasil analisis menunjukkan bahwa kepatuhan bidan berhubungan dengan kepuasan ibu hamil terhadap mutu layanan antenatal (p Wald = 8,469; p=0,003; OR (95% CI) = 5,143 (1,727-15,317)), paritas bumil (p Wald = 4,855; p=0,028; OR (95% CI) = 3,059 (1,132-8,272)) dan interaksi penghasilan dengan kepatuhan (p Wald = 7,779; p=0,005; OR (95% CI) = 0,203 (0,066-0,623)).
Tingkat kepuasan ibu hamil terhadap mutu layanan antenatal dikategorikan puas, ada hubungan kepatuhan dengan kepuasan ibu hamil. Kepatuhan, paritas dan interaksi penghasilan dengan kepatuhan merupakan variabel prediktor untuk penilaian kepuasan ibu hamil terhadap mutu layanan antenatal, oleh karena itu perlu dilakukan refresh program ANC dan insentif khusus pada pelayanan antenatal.

Satisfaction of service recipients achieved if the recipient to obtain medical services in Accordance with the required and expected. Satisfaction pregnant women to ANC ser-vices assessed the quality of the 5 dimensions of service tangibles, reliability, respon-siveness, assu-rance and empathy. Performance of MCH health centers in the city of Jambi when viewed from the K1 and K4 for 92.06% of 81.75%, this figure has ex-ceeded the national target, but the perspective of pregnant women still have the satisfaction that states are less satisfied.
The research was conducted within a limited scope, which is reviewing the variable standard of compliance with midwives in antenatal care, midwives characteristics and the characteristics of pregnant women with maternal levels of satisfaction for the qua-lity of antenatal care at the health center as Jambi City in 2011.
This study is an observational study using cross-sectional study design. The study po-pulation was all pregnant women and midwives, and sampling performed by propor-tionate stratified random sampling of pregnant women and midwives as many as 105 people as many as 41 people. Measurement of satisfaction using a single approach to a global rating on the five dimensions of service.
The entire analysis using SPSS ver. 13.0 with a significance level of test p <0.05.Mean 7.998)±value and standard deviation of maternal satisfaction (-6.10 and 59 subjects (56.2%) said they were satisfied, and the results of the analysis showed that the midwives compliance associated with maternal satisfaction for the quality of antenatal care (Wald p = 8.469; p = 0.003; OR (95% CI) = 5.143 (1,727-15,317)), parity pregnant women (p Wald = 4.855, p = 0.028; OR (95% CI) = 3.059 (1,132-8,272)) and the interaction of income with compliance (p Wald = 7.779, p = 0.005; OR (95% CI) = 0.203(0,066-0,623)).
Satisfaction levels of pregnant women to antenatal care quality categorized satisfied, there is a relationship of compliance with the satisfaction of pregnant women. Compliance, parity and income interactions with compliance is the predictor variable for the assessment of maternal satisfaction for the quality of antenatal care, therefore it is necessary to refresh the special incentive program and antenatal care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31920
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Wahyudi
"Dalam menuju target pencapaian MDG?s pada tahun 2015, peran puskesmas sangatlah penting, puskesmas sebagai institusi terdepan tidak hanya pemberi pelayanan kesehatan saja, tetapi juga melaksanakan berbagai program kesehatan untuk mempercepat pencapaian MDG?s tersebut . Beberapa hasil penelitian menunjukkan masih adanya ketidakpuasan yang dialami pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di puskesmas terutama pelayanan kesehatan di unit rawat jalan. Oleh karena itu dalam aplikasinya, puskesmas harus memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diberikannya agar kepuasan pasien dapat terpenuhi. Indeks Kepuasan Masyarakat pada tahun 2012 di Puskesmas Cikampek hanya berada pada nilai indeks 78.91 yang artinya puskesmas masih harus meningkatkan mutu pelayanannya agar kepuasan pasien dapat tercapai, karena dengan tercapainya kepuasan pasien maka akan memberikan nilai tambah yang positif bagi Puskesmas Cikampek sendiri, sehingga pada akhirnya puskesmas dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memelihara kesehatannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik pasien dengan persepsinya terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang pada tahun 2014. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian adalah pasien yang telah mendapatkan pelayanan rawat jalan dan setelah dilakukan penghitungan sampel didapatkanlah sebanyak 96 responden dengan ditambah 15% maka total responden adalah 111 responden, dengan kriteria responden yang telah berumur 16 tahun dan merupakan pasien rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan pasien dengan persepsinya terhadap dimensi mutu assurance pada pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek, dimana prosentase responden yang puas dengan pelayanan rawat di Puskesmas Cikampek adalah 45.2 % responden dan 54.8 % responden tidak puas dengan pelayanan rawat jalan puskesmas Cikampek.

In towards the achievement of MDG targets by 2015, the role of health center is important, as the health center is not only a leading institution health care providers alone, but also carry out various programs health to accelerate the achievement of the MDG's. puskesmas responsible for the development of health in the working area, so that existence is still very much needed by the community. In its application, health centers should pay attention to the quality of health services that it provides, that patient satisfaction can be met. Cikampek health center should attention to patient satisfaction because it is the achievement of satisfaction patients it will provide added value to the health center positive Cikampek itself, which in turn can be a health center for the community choice to maintain his health.
The purpose of this research is to know relationship of patient characteristics with perceptions of the quality of ambulatory care Cikampek health center street in Karawang district. This study is quantitative research. As for the sample in the study is patient who has received outpatient services, and obtained as much 111 respondents with a simple random sampling technique.
Results of the study shows that there is a relationship between the perception of patient education the quality of outpatient services at the health center with the percentage ikampek 45.2% of patients with ambulatory care health centers and 54.8% Cikampek patients are not satisfied with the service Cikampek outpatient health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Chandra Octavianus
"Peningkatan kinerja, produktivitas dan keefektifan perusahaan merupakan usaha yang sulit, memerlukan kerja sama antara manajemen, karyawan dan perusahaan. Puskesmas Perawatan Merlung merupakan sarana layanan kesehatan di wilayahnya yang tentunya sangat dibutuhkan masyarakat setempat. Bila dilihat dari hasil evaluasi penilaian puskesmas dari tahun 2009 sampai 2011, pencapaian indikator Puskesmas Perawatan Merlung mengalami penurunan yaitu dari 45,17% pada tahun 2009 menjadi 37,79% pada tahun 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara kepuasan kerja dan kepatuhan terhadap kinerja petugas layanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Merlung.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh petugas Puskesmas Perawatan Merlung berjumlah 40 orang yang berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan. Dimensi kepuasan kerja, kepatuhan petugas dan kinerja diukur dengan menggunakan semantic differential scale, selain mengukur sikap dan karakteristik juga mengukur 5 dimensi pelayanan seperti tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Keseluruhan analisis menggunakan program SPSS ver. 20.0 dengan tingkat kemaknaan uji p<0,05.
Hasil akhir dari keseluruhan analisis pada penelitian ini didapati regresi linier antara variabel kepuasan kerja terhadap variabel kinerja petugas, menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja sebagai prediktor untuk kinerja petugas. Oleh sebab itu perlu senantiasa perbaikan dan evaluasi dari kebijakan yang sudah ada untuk peningkatan kepuasan kerja dan kepatuhan petugas sehingga menghasilkan peningkatan kinerja yang baik terhadap pelayanan kesehatan.

Improved performance, productivity and effectiveness of the company is a difficult undertaking, requiring cooperation between management, employees and the company. Merlung Service Health Care Center is a health care Facilities in the region are certainly much needed local community. When seen from the results of the evaluation assessment clinic from 2009 to 2011, the achievement indicators Merlung Service Health Care Center is decreased from 45.17% in 2009 to 37.79% in 2011.
This study aims to determine the direct and indirect influence between job satisfaction and compliance with the performance of the hospitality officer at Merlung Service Health Care Center.
This study is an observational research using cross sectional study. Population were all officers Merlung Service Health Care Centers are 40 people who are directly related to health care. Dimensions of job satisfaction, compliance officers, and performance was measured using semantic differential scale, in addition to measuring attitudes and characteristics were also measured 5 dimensions of service such as tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy. Overall analysis using SPSS ver. 20.0 with a significance level of test p <0.05.
The end result of all this research is the analysis of the linear regression was found between job satisfaction variable on the variable performance officer, indicated that job satisfaction variables as predictors for performance officer. Therefore it is necessary to constantly repair and evaluation of existing policies to increase job satisfaction and compliance officers resulting performance improvement is good for health care services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Susetyo
"Mutu pelayanan kesehatan yang baik di puskesmas akan memberikan kepuasan kepada pasien sebagai pelanggan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan rawat jalan poli umum puskesmas di Kota Sabang tahun 2008, dengan desain penelitian cross sectional melalui pendekatan kuantitatif yang kemudian dianalisa secara univariat, bivariat dan multivariate, serta pendekatan kualitatif yang dianalisa dengan menggunakan matrik. Sampelnya adalah pasien yang berkunjung rawat jalan poli umum puskesmas di Kota Sabang pada bulan Februari 2008 berjumlah 110 pasien.
Hasil penelitian menunjukkan pasien yang merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan sebesar 50,9%. Hasil analisis bivariat didapatkan yang berhubungan adalah status pekerjaan (nilai p = 0,037). Faktor yang dominan berhubungan dengan kepuasan pasien adalah sumber biaya askeskin (nilai p = 0,035). Faktor yang tidak berhubungan dengan kepuasan pasien adalah: umur, jenis kelamin, pendidikan. Hasil pemetaan dimensi mutu didapatkan pernyataan yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah alat periksa tersedia dan lengkap, petugas memberi informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita pasien, pasien selalu mendapatkan pelayanan dari dokter, dan petugas memberi kesempatan pasien untuk bertanya dan menyampaikan keluhan.
Perlu adanya alur pelayanan, petunjuk ruangan, pembatas ruangan, SOP, standarisasi tugas, uraian tugas, bimbingan teknis yang baik dan benar, dokter yang selalu melakukan pemeriksaan di poli umum sesuai jadwal piket dan ilmu yang telah didapatkan sesuai profesinya, sehingga memberi kesempatan pasien untuk bertanya dan menyampaikan keluhan, serta memberi informasi penyakit yang diderita pasien.

The good quality of health care on public health centre will give satisfaction to patient as the external customer. The purpose of this research want to find out characteristic of outpatient service satisfaction of poly public health centre in Sabang city in 2008, this research was done by a cross sectional method with quantitative approach and univariate, bivariate, multivariate analyzed, and qualitative approach that analysed by using matrix. The sample in this research was taken from outpatient public poly in Public Health Centre in Sabang City on Februari 2008 amount 110 patient.
Result of research shows of patients feel satisfied with service that give as high as 50,9%. Result of bivariate analysis is got corelated is job status (value p = 0,037). Dominant factor which relation with patient satisfaction is expense source askeskin (p-value = 0,035). Factor is not relation with patient satisfaction is age, gender, education. Whereas statement that become main priority for repaired is tool checks available and complete, officer gives clear information about patient's diseases, patient always gets service from doctor, and officers gives patient opportunity to enquire and submit sigh.
Must existence of service path, room guideline, room constrictor, SOP, duty standardization, duty description, good technical supervision and correctness, docter always serve in public poly on schedule care of service and knowledge that has been got according its profession.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41263
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raudhatul Ulfa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien, kualitas layanan, dan hambatan pindah dengan loyalitas pasien. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden berjumlah 150 orang dan merupakan pasien yang telah melakukan pengobatan di pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Tugu Ibu minimal dua kali. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan selama bulan Desember 2011 di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Tugu Ibu. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode analisis univariate, bevariate (pearson chi-square), dan analisis multivariate (logistic regretion).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara karakteristik pasien berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, sumber biaya pengobatan, jarak tempat tinggal pasien dari Rumah Sakit Tugu Ibu dengan loyalitas pasien, terdapat hubungan antara kualitas layanan dan dimensi kualitas layanan tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty dengan loyalitas pasien, terdapat hubungan antara hambatan pindah dengan loyalitas pasien, dan hambatan pindah adalah variabel yang memiliki keterikatan paling besar dengan loyalitas pasien.

This study aimed to determine the correlation between patient characteristic, service quality, and switching barrier, with patient loyalty. This study was a quantitative study with crosssectional design. Data was acquired from 150 respondents who had been visited this hospital for minimal two times before. The data was collected with questioner during Desember 2011 in the outpatient unit of Tugu Ibu Hospital. Those data analyzed in univariate analysis, bevariate analysis (pearson chi-square), and multivariate analysis (logistic regretion).
The results shown that there was a correlation between patient characteristic based on age, occupation, education, source of treatment cost, and distance between patient residence with the hospital with patient loyalty, there was a correlation between service quality and each dimensions of tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and emphaty, with patient loyalty, there was a correlation between switching barrier and patient loyalty, and switching barrier was the variable that had the biggest correlation with patient loyalty.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29590
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Nanda
"Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pemberi layanan kesehatan tingkat petama milik pemerintah di Indonesia. Pada tahun 2016 sampai 2019 terdapat penurunan jumlah kunjungan rawat jalan puskesmas di Kota Pariaman sebesar 29,4%. Kepuasan atau ketidakpuasan pasien terhadap layanan puskesmas akan memengaruhi perilaku pasien berikutnya seperti pembelian kembali layanan atau minat untuk melakukan kunjungan ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan kualitas layanan pada minat kunjungan ulang pasien ke puskesmas di Kota Pariaman tahun 2019. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan data dikumpulkan dari 156 orang yang pernah berkunjung ke puskesmas di Pariaman dalam waktu 3 (tiga) minggu terakhir. Analisis statistik menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 88,5% responden menyatakan akan melakukan kunjungan ulang kunjungan ulang; rata- rata kepuasan tertinggi responden berada pada dimensi emphaty yaitu sebesar 88,05%, dan terendah pada dimensi reliability yaitu sebesar 84,22%; terdapat perbedaan kepuasan dimensi responsivenes, dan assurance pada minat kunjungan ulang responden ke puskesmas; umur, jenis kelamin, pendidikan, dan aksesibilitas merupakan confounding pada dimensi responsiveness dan assurance. Pekerjaan hanya confounding pada dimensi assurance. Puskesmas diharapkan Puskesmas diharapkan melakukan prioritas pada peningkatan pelayanan perawat yang responsive serta menjamin obat tersedia dengan cukup dan lengkap serta mempertahankan hal-hal yang dianggap pelanggan yang baik.

Puskesmas is one of the first-level types of governments health care services in Indonesia. In 2016 and 2019, occurred a decrease in outpatient visits to the puskesmas by 29,4% in Pariaman. Patiens satisfaction or dissatisfaction with a service will affect subsequent patiens behavior such as product repurchase or revisit interest. This research aims to determine differences in service quality satisfaction in the interest of patients to revisit puskesmas in the Pariaman in 2019. This study design is a cross-sectional and the data was collected from 156 people who had visited the last 3 (three) weeks to the puskesmas in Pariaman. Statistical analysis using chi-square. The research results obtained 88.5% of respondents said they would make a revisit; the highest average satisfaction of respondents is in the empathy dimension that is equal to 88.05%, and the lowest in the reliability dimension that is equal to 84.22%; there are differences in the satisfaction dimensions of responsiveness, and assurance on the respondents' interest in visiting the puskesmas; age, gender, education, and accessibility are confounding on responsiveness and assurance dimensions. The work is only confounding on the assurance dimension.puskesmas is expected to prioritize efforts for improving the pharmacy service, nurse services and and to maintain things that are considered good customers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rachma
"Skripsi ini membahas pengaruh karakteristik individu dokter dan petugas pengembali berkas rekam medis (pos perawatan) terhadap mutu berkas rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan studi cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mutu berkas rekam medis kategori baik jumlahnya lebih rendah dibandingkan yang kategori mutunya tidak baik. Sementara itu diketahui bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan antara karakteristik individu dokter dan petugas terhadap mutu berkas rekam medis. Disarankan untuk melakukan pengujian terhadap variabel non karakterisitik individu yakni variabel organisasi dan psikologis yang secara teori efeknya langsung mempengaruhi kinerja.

The focus of this study is about the influence of the individual characteristics of physician and the officer who responsible to return medical record (post care officer) against quality of inpatient medical record document at Rumah Sakit Haji Jakarta 2011. The purpose of this study is to know how individual characteristics of physician and officer give an effect to the quality of medical record which are managed by them. This research is descriptive quantitative using cross sectional study. Based on the result, medical record which good quality is less quantity than not good quality. In Addition, there is not different proportion that significant between individual characteristic physicians and return medical record officer (post care) against the quality of inpatient medical record. The researcher suggest that need to do the next research againts non-individual characteristics variable such as organizational and psychological variable which are based on theory, that variables are have direct effect to influence the quality of work."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawanti Iswandari
"Dalam usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit QADR Tangerang khususnya unit rawat jalan adalah dengan mendengarkan suara pelanggan yang menggunakan Metode SERVQUAL ? Quality Function Deployment (QFD). Metode SERVQUAL yang terfokus dalam lima dimensi mutu yaitu keandalan, keyakinan, responsif, empati dan berwujud merupakan dasar dalam pembuatan rumah mutu penyebaran fungsi berkualitas/QFD. Selanjutnya desain mutu pelayanan dimasukkan dalam rumah mutu, yang merupakan salah satu alat manajemen mutu yang sudah terbukti dan banyak digunakan di negara maju sebagai alat untuk menterjemahkan suara pelanggan ke dalam bahasa teknis.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain mutu pelayanan di unit rawat jalan rumah sakit QADR dengan berdasarkan suara pelanggan menggunakan metode SERVQUAL?QFD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan responden sebanyak 100 pelanggan eksternal, dan 50 responden dari bagian manajemen dan petugas rawat jalan.
Hasil akhir rumah mutu adalah (1). RS QADR memiliki sistem komunikasi yang baik, (2) Kerjasama dalam memberikan pelayanan yang efektif, (3) Interaksi dan evaluasi rutin antara manajemen, petugas dan pelanggan, (4) Identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan, (5) Promosi yang dilakukan RS QADR.

In term to elevate service quality in QADR Hospital particularly its outpatient unit with involving voice of customer is using SERVQUAL ? Quality Function Deployment (QFD) method. SERVQUAL method is focusing into five dimensions of service quality; Realiability, Assurance, Responsiveness, Empathy and Tangibles, which are the based for making House of Quality in Quality Function Deployment (QFD). QFD is a part of quality management that has been used by some developed countries to translate voice of customer both internal and external into technical aspect of services.
This research's purpose is designing a service quality in outpatient unit of QADR Hospital based on voice of customer using SEVQUAL-QFD methode. This research used both quantitative and qualitative approaches, designed toward 100 respondents (external customers) and 50 internal customers (managements and outpatient staffs).
The results of House of Quality produces the following priorities: (1). Improving QADR Hospital organization?s communication, (2). Cooperation, in term to deliver efective services, (3). Interaction and evaluation routinely amongst managemenst, outpatient staffs and customers, (4). Identification of customers need and expectation, (5). Promotion of QADR Hospital.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T21794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lailan Azizah
"Meskipun telah digunakan secara luas, obat anti inflamasi non steroid dihubungkan dengan insiden efek samping yang tinggi terhadap saluran cerna. Penghambatan enzim siklooksigenase merupakan dasar efikasi dan toksisitas obat anti inflamasi non steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jenis obat anti inflamasi non steroid yang digunakan di poliklinik penyakit saraf Rumkital Dr. Mintohardjo Jakarta dan mengevaluasi tolerabilitas meloxicam 15 mg dengan natrium diklofenak 100 mg terhadap saluran cerna.
Metode dalam penelitian ini adalah observasi cross-sectional dan cohort prospektif pada periode Desember 2010 - Maret 2011. Pengambilan data mengenai keluhan dispepsia terkait penggunaan obat anti inflamasi non steroid terdiri dari nyeri abdomen atas, mual, muntah, kembung abdomen dan cepat kenyang dilakukan melalui wawancara berdasarkan kuesioner PADYQ (The porto alegre dyspeptic symptoms questionnaire) yaitu sebelum, setelah 2 minggu dan setelah 4 minggu pengobatan.
Hasil penelitian menyatakan bahwa obat anti inflamasi non steroid yang paling banyak diresepkan di poliklinik penyakit saraf Rumkital Dr. Mintohardjo adalah meloxicam (48,21%), selanjutnya natrium diklofenak (31,07%), asam mefenamat (15,36%), piroxicam (3,93%) dan asetaminofen (1,43%). Meloxicam secara bermakna menunjukkan resiko yang lebih kecil terhadap insiden saluran cerna daripada natrium diklofenak setelah 2 minggu pengobatan dalam hal keluhan nyeri abdomen atas dan kembung abdomen dengan nilai kebermaknaan pengujian masing-masing sebesar 0,020 dan 0,037. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui meloxicam memiliki tolerabilitas saluran cerna lebih baik daripada natrium diklofenak setelah 2 minggu pengobatan.

Although widely used, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) are associated with a high incidence of gastrointestinal side-effects. Inhibition of the cyclooxygenase (COX) enzyme is the basis for both the efficacy and toxicity of NSAIDs. The aim of this study was to avaluate the non-steroidal antiinflammatory drugs were used in neuro polyclinic hospital of Dr. Mintohardjo Jakarta, and to evaluate gastrointestinal tolerability of meloxicam 15 mg compared with diclofenac sodium 100 mg.
The methode of this study was crosssectional observation and cohort prospective on December 2010-March 2011. The data of dyspepsia associated were used non-steroidal anti-inflammatory drugs consist of pain in upper abdomen, nausea, vomiting, upper abdominal bloating and early satiety collected with PADYQ (The porto alegre dyspeptic symptoms questionnaire) were assessed at baseline and after 2 and 4 weeks of treatment.
The non-steroidal anti-inflammatory drugs used in neuro polyclinic hospital of Dr. Mintohardjo Jakarta were meloxicam (48,21%), diclofenac sodium (31,07%), mefenamic acid (15,36%), piroxicam (3,93%) dan acetaminophen (1,43%). Insiden of adverse event after 2 weeks treatment was significantly lower in the meloxicam group compared with diclofenac sodium group in pain in upper abdomen and upper abdominal bloating (P=0.020 and P=0.037). These result suggest that meloxicam was much better tolerated than diclofenac sodium after 2 weeks treatment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28573
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>