Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174319 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdian Nurdiono
"Pekerja yang berisiko terkena pajanan polutan udara di jalan raya adalah polisi lalu lintas. Hal ini dikarenakan hampir sepanjang waktu kerjanya polisi lalu lintas berada di jalan raya. Semakin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan di daerah DKI Jakarta menyebabkan meningkatnya tingkat polusi udara di jalan raya salah satunya adalah partikulat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian kadar gula darah polisi yang bertugas di jalan raya dengan kadar gula darah pada polisi yang tidak bertugas di jalan raya DKI Jakarta tahun 2012 . Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan kadar gula darah dengan usia, riwayat merokok, riwayat minum kopi, IMT, dan usia.

Workers at risk of exposure to air pollutants on the highway is a traffic cop. This is because most of the time it works the traffic police were on the highway. The increasing number of vehicle users in Jakarta area led to increased levels of air pollution on the highway one of which is particulate.
This research study aims to determine the blood sugar level police on duty on the highway with glukose levels that are not on police duty in Jakarta highway in 2012. The design is an observational study conducted by cross-sectional approach. The collection of data obtained from observations and interviews.
From the survey results revealed that there was no association of blood sugar levels with age, smoking history, history of coffee drinking, BMI, and age.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faudji
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kadar testosteron dan cortisol dalam darah akibat pajanan polutan di udara serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik, metode cross sectional dengan analisis kuantitatif. Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas (terpajan polutan) dan polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) DKI Jakarta, dengan besar sampel 30 polisi lalul intas dan 30 polisi yang bertugas di kantor. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik menggunakan chisquare test.
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata kadar testosteron dalam darah antara polisi lalu lintas (terpajan polutan) lebih tinggi yaitu 516,5133 dibandingkan nilai rata-rata kadar testosteron dalam darah pada polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) yaitu 472,77.Nilai rata-rata kadar cortisol dalam darah pada polisi lalu lintas (terpajan polutan) lebih tinggi yaitu 10,8883 dibandingkan nilai rata-rata kadar cortisol dalam darah pada polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) yaitu 10,5607.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel riwayat merokok, usia, jarak rumah ketempat kerja, jenis kendaraan yang digunakan indek smassa tubuh dengan kadar testosteron dan cortisol dengan nilai P.Value > 0,05. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan namun perlu dilakukan tindakan pencegahan berupa pengukuran kadar polutan di udara dan medical check-up untuk mengurangi dampak gangguan fungsi reproduksi jika terpajan polutan dalam waktu yang cukup lama.

This study aimed to describe levels of testosterone and cortisol in the blood due to exposure to pollutants in the air and to know what factors that influence it. This type of research is descriptive analytic, cross sectional methode with a quantitative analysis. The samples were traffic policemen (exposed to pollutants) and police on duty at the office (not exposed to pollutants) in Jakarta, with a large sample of 30 traffic policemen and 30 police on duty at the office. The data obtained were then processed statistically using the chisquare test.
Based on the results of the study, the mean testosterone levels in the blood between the traffic policemen (exposed to pollutants) is 516.5133 which is higher than the average levels of testosterone in the blood to the police on duty at the office (not exposed to pollutants) which is 472.77. The average value of cortisol levels in the blood at the traffic policemen (exposed to pollutants) is higher which is 10.8883 compared to the average levels of cortisol in the blood at the police on duty at the office (not exposed to pollutants) which is 10.5607.
There was no significant association between smoking history variables, age, distance from home to the workplace, type of vehicle used by the body mass index levels of testosterone and cortisol with P.Value value> 0.05. Although there is no significant relationship but precautions need to be done in the form of measured levels of pollutants in the air and medical check-up to reduce the impact ofreproductive dysfunction when exposed to pollutants in a long time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Mayasari
"This research purpose for explain content of Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL in blood because pollutant exposure on air and knowing what are the influence factor to them. This research is analytic descriptif using t-test with quantitative analysis. Sampels are traffic Policemen (exposure pollutant) and Office Policemen (unexposure pollutant) in DKI Jakarta with total sampel are 30 Policeman in Traffic and 30 Policeman in Office. Base on research result that no significally different average Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL content between traffic policemen with office policemen. There are difference in the average Glyceride content traffic policemen in case normal body mass index, overweight and obesity. There are significally difference in the average Glyceride content for office policemen and HDL content for traffic policemen in case diabetes mellitus history. ?Ditlantas Polda Metro Jaya? was suggested for implementing program like health promotion, application of a healthy lifestyle, periodic medical check up, work rotation, and provide safety equipment.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, dan HDL dalam darah akibat pajanan polutan di udara serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan uji beda dua rata-rata atau uji-t (t-test) dengan analisis kuantitatif, Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas (terpajan polutan) dan polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) DKI Jakarta, dengan besar sampel 30 polisi lalu lintas dan 30 polisi yang bertugas di kantor. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, HDL antara polisi lalu lintas dengan polisi bertugas di kantor. Ada perbedaan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi lalu lintas diantara status IMT normal, overweight, dan obesitas. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi bertugas di kantor dan kadar HDL dalam darah polisi lalu lintas diantara yang DM dengan yang tidak. Disarankan kepada pihak Ditlantas Polda Metro Jaya untuk melaksanakan program promosi kesehatan, penerapan pola hidup sehat, medical check up secara rutin, rotasi kerja dan mempersiapkan alat pelindung diri."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Fajar Wicaksono
"Indonesia saat ini masih menggunakan bensin bertimbal dengan tingkat pencemaran timbal di udara tinggi. Jakarta Barat merupakan wilayah di DKI Jakarta yang paling padat dilalui kendaraan bermotor. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kadar timbal di dalam darah terhadap terjadinya hipertensi pada polisi yang bekerja di jalan dan faktor-faktor lain, seperti obesitas, riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok, konsumsi kopi, perilaku memakai masker dan olahraga dengan terjadinya hipertensi.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja polsek Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah polisi yang bekerja di jalan. Disain penelitian adalah studi Cross Sectional, dengan analisis kasus kontrol, 30 kasus dan 60 kontrol diikutsertakan dalam penelitian ini. Kasus diperoleh dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah dan analisis kadar timbal dalam darah.
Hasil penelitian: Rerata kadar timbal di dalam darah adalah 19.83 pg/dl, dengan nilai median 18.80 pg/dl. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor obesitas (OR = 5,l) riwayat keluarga hipertensi (0R=17,68) dan kadar Pb dalam darah (0R=4,5) dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan dan Saran: Ada pengaruh kadar timbal di dalam darah, dengan kejadian hipertensi. Saran yang diajukan adalah melakukan pemeriksaan kadar timbal dalam darah minimal sekali setahun, termasuk melakukan upaya penurunan pajanan timbal, dan menumnkan berat badan polisi yang bekerja di jalan.

The Background and The Objectives: Most of the cities in Indonesia are still using lead gases,which causes high lead level pollution . West Jakarta is one of the areas that high burden of motor vehicles and is among the worst polluted area in Jakarta city. The aim of this study is to identity the relation of blood lead levels and hypertension among traffic police and other related factors such as obesity ,family history of hypertension, smoking, consumption of coffee, use of mask as protection and physical exercise.
The Research Method: This research was carried out in the work territory Sector Police West Jakarta. The research population was traffic police assigned on the road. A cross sectional study design was used with case control analysis. Sixty cases and 30 controls were recruited for this study Cases were recruited consecutively. Data was`collected by interviews, physical examination and measuring blood lead level.
Results of the Research: The average the blood lead level was 19,83 ug/dl, with a median of 18,80 pg/dl. Statistical analysis showed significant relation between hypertension and obesity (OR=5, l ), family of hypertension (OR=l 7,68) and blood lead level (OR=6,5).
The Conclusion and the Recommendation: A significant relationship was`found between blood lead level and hypertension incident. Police with the blood lead level 3 18,80 pg/dL had a risk almost of 6,5 times higher to get hypertension. It is recommended that blood lead level should be measured at least once a year and reduce police weight that worked in the road.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Fajar Wicaksono
"Latar belakang dan Tujuan Indonesia saat ini masih mcnggunakan bensin bertimbal dengan tingkat pencemaran timbal di udara tinggi. Jakarta Barat merupakso wilayab di DKI Jakarta yang paling padat dilalul kendaraan bermotor.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kadar timbal di dalam darah terbadap terjadinya hipertensi pada polisi yang bekerja di jalan dan faktor-faktor lain, seperti obesitas, riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok. konsmnsi kopi, perilaku memakai masker dan olahraga dengan terjadinya hipertensi.
Metode penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayab kerja polsek Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah polisi yang bekerja di jalan. Disain penelitian adalah studi Cross Sectional, dengan analisis kasus konlrol, 30 kasus dan 60 konlrol dillrutsertakan ) da1am penelitian ini. Kastt; diperoleh dengan cam consecuiive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darab dan analisis kadar timbal dalam darah.
Hasil penelitian Rerata kadar timbal di dalam darah adalab 19.83 , dengan nilai median 18.80. Terdapat hubungan yang signifikan antarn faktor obesitas (OR = 5,1) riwayat keluarga hipcrtensi (OR=l7,68) dan kadar Pb dalam darab (OR=4,5) dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan dan Saran
Ada pengarah kadar timbal di dalam darah, dengan kejadian hipertensi. Saran yang diajukan adalah melakukan pemeriksaan kadar timbal dalam darah minimal sekali setahun, termasuk melakukan upaya penurunan pajanan timbal, dan menurunkan berat badan polisi yang bekerja di jalan.

Tile Background and Tbe Objectives
Most of the cities in Indonesia are still using head gases which causes high lead level pollution. West Jakarta is one of the .areas that high burden of motor vehicles and is among the worst polluted area in Jakarta city. The aim of this study is to identify the relation of blood lead levels and hypertension among traffic police and other related factors such as obesity ,family history of hypertension, smoking,. consumption of coffee, use of mask as protection and physical exercise.
The Research Method
This research was carried out in the work territory Sector Police West Jakarta. The research population was traffic police assigned on the road. A cross sectional study design was used with case control analysis. Sixty cases and 30 controls Were recruited for this study Cases were recruited consecutively. Data was'collected by interviews, physical examination and measuring blood lead level.
The Conclusion and the Reccomendation
A significant relationship was'found between blood lead level and hypertension incident. Police with the blood lead level ?: 18,80 JWdL had a risk almost of 6,5 times higher to get hypertension. It is recommended that blood lead level should be measured at least once a year and reduce police weight that worked in the road."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21022
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosiana Rizky Amelia
"Tesis ini membahas pengaruh pajanan polusi udara dan karakteristik individu terhadap gangguan fungsi paru pada 45 polisi lalu lintas lapangan dan polisi bagian administrasi dan SIM. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain studi crossectional dan analisis bivariat Chi Square. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penugasan kerja (OR=1,63), umur (OR=1,83), status gizi (OR=2,29), lama kerja seminggu (OR=9,20), riwayat penyakit (OR=2,50), kebiasaan merokok (OR=1,29) dan penggunaan APD (OR=1,83) terhadap gangguan fungsi paru pada polisi. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya pemeriksaan spirometri secara berkala, peningkatan program penyelenggaraan alat pelindung diri, pengontrolan berat badan, dan upaya promosi serta preventif kesehatan.

This thesis discusses the effects of air pollution exposure and individual characteristics of the pulmonary function impairment in 45 field traffic police and administration police and SIM. This quantitative study used crossectional study design and bivariat analysis Chi Square. This study shows the effect of job assignment (OR = 1,63), age (OR = 1,83), nutritional status (OR = 2,29), long working week (OR = 9,20), disease history (OR = 2,50), smoking (OR = 1,93) and use of PPE (OR = 1,29) on pulmonary function impairment in the police. The results of the study suggest the need of regular spirometry screening, improved implementation of PPE program, weight control, and health promotion and prevention.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Imelda Farida Mauly
"ABSTRAK
Latar belakang penelitian : Polisi Lalu Lintas yang bekerja di daerah lalu lintas yang padat terpajan emisi kendaraan selama bertahun-tahun. Banyak penelitian melaporkan pajanan asap, bahan kimia dan partikel dalam emisi akan merusak faal paru. Belum ada data mengenai faal paru polisi lalu lintas di Wilayah Jakarta Selatan
Metode penelitian :
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODTABEK) dengan desain cross-sectional untuk menentukan faal paru polisi lalu lintas dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini dilakukan pada polisi lalu lintas di Wilayah Jakarta Selatan pada bulan Oktober-November 2012 dengan teknik pengambilan total sampling. Wawancara menggunakan Kuesioner Pneumobile Project Indonesia, dilakukan pemeriksaan uji faal paru, foto toraks dan pengukuran CO ekshalasi. Data dianalisis secara deskriptif dan multivariat dengan menggunakan SPSS versi 17.
Hasil penelitian : Pada penelitian ini kami menemukan sebanyak 181 subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi, kelompok umur terbanyak 41-50 tahun (35,4%), status gizi kelebihan berat badan (54,1%) dan perokok ringan (33,1). Sebanyak 9 subjek ditemukan kelainan faal paru dengan rincian 5 obstruksi ringan dan 4 restriksi ringan. Gambaran kelainan foto toraks ditemukan sebanyak 5 subjek. Nilai kadar CO ekshalasi didapatkan dengan rerata 14,0 ± 8,5. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan bermakna secara statisitik antara faktor usia, status gizi, merokok, masa kerja, pemakaian APD dan kualitas udara dengan faal paru.
Kesimpulan: Terdapat kelainan faal paru pada 9 (5%) polisi lalu lintas di Wilayah Jakarta Selatan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara gambaran faal paru dengan semua faktor-faktor yang diteliti.

ABSTRACT
Background: Traffic policemen working in the busy traffic signal areas get exposed to the vehicular missions for years together. Many studies have reported exposure to smoke, chemicals and particles in emissions will damage lung function. Since there were no data available on the parameters of traffic police personnel of South Jakarta.
Methods: This study is part of a major research area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (JABODETABEK) with cross-sectional study to determine the pulmonary function of traffic police and the factors that influenc. The study was conducted traffic policemen in South Jakarta Regional in Oktober-November 2012. Interview using Kuesioner Pneumobile Project Indonesia, Pulmonary function test, Chest X-ray and CO exhaled. The data were analyze using descriptive and multivariate processed to look at the relationship between variables with SPSS version 17.
Results: In this study we found as many as 181 subjects the inclusion criteria with predominant age group between 41-50 years old (35,4%), over weight (54,1%) and mild smoker (33,1%). A total of nine subjects with pulmonary function abnormalities details mild obstruction 5 and 4 mild restriction.Chest X-ray abnormality was found by 5 subjects. Levels of CO exhalation values ​​obtained with a mean 14.0 ± 8.5. The analysis conducted in this study found no significant relationship between the statistics of age, nutritional status, smoking, length of service, use of mask and air quality index with lung function.
Conclusion: There pulmonary function abnormalities in 9 (5%) of traffic police in the area of South Jakarta. There was no statistically significant association between lung function overview with all the factors studied."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Husen
"DKI Jakarta merupakan bagian dari megapolitan Jakarta yang tumbuh sangat dinamis, namun kurang terkendali sehingga memunculkan permasalahan lingkungan diantaranya pencemaran udara. Pola distribusi spasial polutan udara (NO2, O3, PM10) di DKI Jakarta dan kaitannya dengan curah hujan, tutupan tajuk vegetasi, dan wilayah terbangun tahun 2013-2014. Dikaji dalam penelitian ini menggunakan metode komparasi spasial berbasis wilayah cakupan 0,5 km, 1 km dan 1,5 km dari lokasi stasiun pengukur kualitas udara. Informasi keruangan tutupan tajuk vegetasi dan wilayah terbangun diolah dari citra landsat 8 yang didapatkan dari United State Geological Survey dengan pendekatan NDVI dan NDBI. Citra landsat yang digunakan ialah citra tahun 2013-2014.
Hasil menunjukkan nilai konsentrasi polutan udara cenderung rendah pada awal tahun dan semakin tinggi di pertengahan tahun dan semakin rendah menuju akhir tahun. Selain itu polutan tertinggi terjadi di stasiun dengan karakteristik wilayah sekitar yang memiliki tutupan tajuk vegetasi yang sedikit dan wilayah terbangun yang luas. Sedangkan distribusi polutan terendah terjadi di stasiun dengan karakteristik wilayah sekitar yang memiliki tutupan tajuk vegetasi yang luas dan wilayah terbangun yang sedikit. Kemudian tutupan tajuk vegetasi berhubungan berbanding terbalik dengan polutan udara (NO2, O3, PM10), wilayah terbangun berhubungan berbanding lurus dengan polutan udara (NO2, O3, PM10) dan curah hujan berhubungan terbalik dengan polutan udara (NO2, O3, PM10). Model distribusi menunjukkan nilai polutan yang tinggi tersebar di bagian pusat, utara, timur, timur laut, dan barat, barat laut.

DKI Jakarta is part of a growing megapolitan Jakarta is very dynamic, but lack of control that raises environmental problems including air pollution. Patterns of spatial distribution of air pollutants (NO2, O3, PM10) in Jakarta and its relation to precipitation, vegetation canopy cover, and built area in 2013-2014. Examined in this study using a comparative method based spatial coverage area of ​​0.5 km, 1km and 1.5 km from the location of air quality measuring stations. Vegetation canopy cover spatial information and processed built area of Landsat 8 obtained from United State Geological Survey with NDVI and NDBI approach.
Results showed the concentration of air pollutants tend to be low in the early years and higher in mid-year and the lower towards the end of the year. In addition pollutants occurred in the area around the station with the characteristics that have little vegetation canopy cover and wide area awakened. While pollutant distribution was lowest in the area surrounding the station with the characteristics that have extensive vegetation canopy cover and the built area up a little. Then vegetation canopy cover associated inversely with air pollutants (NO2, O3, PM10), where built area directly proportional to air pollutants (NO2, O3, PM10) and precipitation is inversely related to air pollutants (NO2, O3, PM10). Distribution model shows a high value of pollutants dispersed in the central, north, east, northeast, and west, northwest.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Lyanda
"Latar belakang penelitian: Polisi lalu lintas merupakan pekerjaan yang sehari-hari berada di jalan. Pajanan polusi udara jalan raya akibat kendaraan bermotor meningkatkan risiko kesehatan khususnya kelainan faal paru. Walaupun sudah banyak penelitian mengenai hubungan nilai faal paru dengan polutan, namun belum ada penelitian mengenai gambaran foto toraks dan kadar CO ekspirasi polisi lalu lintas Jakarta Barat tahun 2012.
Metode penelitian :). Studi potong lintang dilakukan pada 107 anggota polisi LALULINTAS yang masuk dalam kriteria inklusi. Pemeriksaan status kesehatan mencakup anamnesis dan wawancara singkat dengan Kuesioner berdasarkan Pneumobile Project Indonesia dan pertanyaan lain tentang kebiasaan menggunakan APD masker, anamnesis dan pemeriksaan fisis serta status kesehatan. Selain itu diperiksa nilai faal paru menggunakan spirometri dan kadar CO ekspirasi dengan CO analyzer. Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS PC software version 17.
Hasil : Sebagian besar responden, 80 responden (74,8%), tidak memiliki kelainan faal paru (normal) dan 27 responden (25,2%) terdapat gangguan restriksi ringan, obstruksi ringan dan gangguan obstruksi sedang. Foto toraks responden 100% dalam batas normal. Nilai p untuk hubungan antara umur, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, pemakaian masker dan masa kerja dengan gangguan faal paru adalah p>0.05.
Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, pemakaian masker dan masa kerja dengan gangguan faal paru.

Background research : Traffic police is the day-to-day work on the road. Exposure to air pollution due to highway motor vehicles increases health risks especially pulmonary function abnormalities. Although many studies on the relationship of lung function values by pollutant, but there is no research on the radiographic image and expiratory CO levels in West Jakarta traffic police in 2012.
Methods: Cross-sectional study conducted in 107 traffic policemen in the inclusion criteria. Examination of the history and health status includes a short interview with a questionnaire based Pneumobile Project Indonesia and other questions about the habit of using PPE masks, history and physical examination and health status. Moreover examined lung function using spirometry values and expiratory CO levels by CO analyzer. Statistical analysis was performed using SPSS version 17 software PC.
Results: Most respondents, 80 respondents (74.8%), did not have lung function abnormalities (normal) and 27 respondents (25.2%) disorders are mild restriction, obstruction light and moderate obstruction interference. 100% of respondents CXR within normal limits. P value for the relationship between age, body mass index, smoking habits, use of masks and years of impaired lung function is p> 0.05.
Conclusion: There is no significant relationship between age, body mass index, smoking habits, use of masks and years of impaired lung function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirtha Dini Widorini
"Latar belakang dan Tujuan: Jakarta Barat menempati urutan tingkat polusi udara tertinggi kedua di wilayah DKI Jakarta Prevalens kasus bronkitis kronik dari hasil pemeriksaan kesehatan pada personil Polri di wilayah Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2006 adalah 8.25 %, yang meningkat menjadi 10.53 % pada tahun 2007. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualiti udara dan faktor-faktor lain terhadap bronkitis kronik dan gangguan fungsi paru obstruksi pada polisi yang bertugas di jalan wilayah kerja polsek Tanjung Duren, Kebon Jeruk dan Palmerah.
Metode panelitian: Penelitian ini dilakukan di tiga wilayah kerja polsek Jakarta Barat yaitu Tanjung Duren, Kebon Jeruk dan Palmerah. Disain penelitian cross sectional. Populasi adalah polisi yang bekerja di jalan, berjumlah 114 orang Besar sampel 97 orang. Pangumpulan data dilekukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan spirometri.
Hasil penelitian: Prevalens bronkitis kronik 9.3%, gangguan fungsi paru obstruksi 7.2%. Prevalens tertinggi terdapat di wilayab kerja polsek Tanjung Duren. Terdapat hubungan signifikan antara bronkitis kronik dengan umur > 37 tahun (OR= W.8) dan kebiasaan merokok sedang (OR= 6.6). Data Kualiti Udara 03 berdasarkan hasil analisis terburuk Tanjung Duren, sedang Palmerah, terbaik Kebon Jerak. Terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan fungsi paru obstruksi dengan kualiti udara 03 (OR= 21.33).
Kesimpulan dan Saran: Di antara enam variabel yang diduga berhubungan dengan bronkitis kronik, hanya ada dua variabel yang berhubungan secara signifikan, yaitu umur dan kebiasaan merokok. Sedangkan gangguan fungsi paru obstruksi hanya berhubungan secara signifikan dengan kualiti udara. Saran yang diajukan, lebih sering dilakukan rotasi tugas ke wilayah kerja Polsek yang lain bagi polisi berusia >37 tahun yang bekerja di jalan di wilayah kerja polsek Tanjung Duren, lebih digalakkan pemakaian masker, serta menerapkan sangsi berupa Surat Peringatan (SP) bagi polisi yang merokok pada saat bertugas.

Background and objectives: West Jakarta bas the second highest rank in air pollution in Jakarta. Medical checked up result from Polri personnel at West Jakarta Polres Metro, showed that the prevalence of chronic bronchitis in year 2006 was 8.25% and increasing became 10.53% in year 2007. This study was aimed to know the relationship between air quality and other factors with chronic bronchitis and pulmonary obstruction in traffic policemen, which were on duty at Taojung Duren, Kebon Jeruk and Palmerah area.
Methods: This study was conducted in three duty area at West Jakarta, those area were Tanjung Duren, Kebon Jeruk and Palmerah. Study design was cross sectional. The population was 114 traffic policemen. The sample size 97 persons. Data were collected by interviewing, observation, physical and spirometry examination.
Result: The prevalence of chronic bronchitis was 9.3%, pulmonary obstruction was 7.2%. The highest prevalence was at Tanjung Duren duty area. There was significant relationship between age> 37 years (OR10,8) and moderate smoking habit (OR6.6) with chronic bronchitis. Based on analysis, the worst air quality was Tanjung Duren, moderate was Palmerah, and the best was Kebon Jeruk. There was significant relationship between pulmonary obstruction with air quality at Tanjung Duren (OR21.33).
Conclusion and recommendation: Among six variables which were suspected having relationship with chronic bronchitis, only two variables had significant relationship, those were age and smoking habit. There was significant relationship between pulmonary obstruction and air quality. The suggestion are frequent duty rotation for police > 37 years old in Tanjung Duren polsek, socialized and strength disciplined in using face mask and give SP as penalty for policemen who were smoking on duty.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T31996
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>