Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melita Tarisa
"Pengemudi sepeda motor usia muda seringkali dikenali lewat kecenderungan mereka melakukan perilaku mengemudi yang berisiko. Salah satu perilaku mengemudi berisiko yang banyak dilakukan adalah mengebut. Kecenderungan pengemudi melakukan perilaku mengebut dapat dicermati dengan menggunakan pemahaman teori pengambilan keputusan. Keputusan pengemudi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dua faktor internal, yaitu persepsi risiko dan sensation-seeking terhadap pengambilan keputusan untuk mengebut dengan menggunakan pendekatan field research. Sampel penelitian ini adalah 107 orang pengemudi sepeda motor berusia muda (18-25 tahun).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 16,5% kebervariasian perilaku mengebut dapat dijelaskan oleh persepsi risiko dan sensation-seeking. Sensation-seeking memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan persepsi risiko dalam menjelaskan perilaku mengebut. Eksplorasi terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengambilan untuk mengebut perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika perilaku mengebut pada pengemudi motor usia muda.

Young motorcyclists are often engage in risky riding behavior. One of the most prevalent risky riding behaviors among the young motorcyclists are the speeding behavior. Their susceptability to speeding can be understood in terms of the decision-making theory. To make a decision, the individual are affected by two factors, the internal factors and the external factors. This research is aimed to prove the effect of two internal factors, i.e risk perception and sensation-seeking traits towards the decision to speeding by using fied research methods. The participants of this research consist of 107 young motorcyclists aged from 18 to 25.
Results of findings claimed 16.5% variability of speeding decisions can be explained by risk perception and sensation seeking trait. Sensation-seeking traits had a bigger impact on decision to speeding than risk perception. Future studies should explore other factors that accounts to decision to speeding in order to have a more comprehensive understanding of speeding behavior in young motorcyclists.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ichwan
"Pengemudi sepeda motor dewasa menengah di wilayah Jakarta seringkali melakukan pelanggaran lampu merah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari sensation-seeking dan persepsi risiko terhadap perilaku melanggar lampu merah pada pengemudi dewasa menengah dengan memberikan skenario mengemudi. Sampel penelitian ini adalah 100 orang pengemudi sepeda motor berusia antara 45 hingga 65 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan melanggar lampu merah. Di sisi lain, sensation-seeking tidak berpengaruh secara signifikan. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan terhadap pengemudi sepeda motor dewasa menengah yang tergabung dalam klub sepeda motor. Hal ini dilakukan karena pengemudi tersebut mengemudi untuk bersenang-senang, bukan untuk tujuan aktivitas rutin sehari-hari.

Middle adulthood motorcycle riders in Jakarta often running red lights. This running red lights behavior influenced by two factors, sensation-seeking and risk perception. This study purposes is proving the influence of sensation-seeking and risk perception toward running red light decision making on middle adulthood by giving them driving scenarios. Samples in this study are 100 motorcycle riders within age range between 45 to 65 years old.
The result shows that risk perception has influence toward running red light decision making. On the other hand, sensation-seeking doesn?t. The next researches should aim middle adulthood who joined motorcycle clubs because they ride for joys and pleasures, not for daily routin activites.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Happy
"Pengemudi sepeda motor usia dewasa menengah (40-65 tahun) dikenal sebagai pengemudi yang paling sedikit mengalami kecelakaan dan juga paling jarang melakukan perilaku mengemudi berisiko terutama mengebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan peran normlessness trait dan persepsi risiko dalam menghambat pengemudi motor usia dewasa menengah untuk mengebut. Sampel penelitian ini adalah 150 orang pengemudi sepeda motor dewasa menengah (40-65 tahun).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa normlessness trait dan persepsi risiko tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan mengebut. Penelitian selanjutnya ada baiknya mencermati pengaruh faktor internal yang lain seperti penurunan kondisi fisik, kognitif dan persepsi terhadap perilaku mengebut pada pengemudi usia dewasa menengah.

The middle adulthood (40th up to 65th year old) motorcyclists was found fewer doing risky driving behavior, especially speeding, than younger motorcyclists. This study specifically aims to prove the influence of normlessness trait and risk perception as internal factor inhibits speeding behavior the middle-adulthood motorcyclist. The sample was 150 old drivers (whose age is 40-65 years old).
The results showed that normlessness trait and the perception of risk has no influence on the speeding decision-making. The next study ought to considering the influence of others internal factors such as the decline in physical, cognitive, and perception ability for speeding in middle-adulthood motorcyclist.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyandana Kusumadi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh persepsi risiko dan persepsi keuntungan terhadap pengambilan keputusan melanggar lampu merah pada pengemudi sepeda motor berusia muda. Pada setiap pengambilan keputusan dalam mengemudi, individu akan selalu mempersepsikan dampak negatif berupa risiko akibat dari suatu tindakan, serta dampak positif berupa manfaat dari suatu tindakan, dan memperhitungkannya untuk mendapatkan hasil yang dianggap terbaik (Sitkin & Weingart, 1995). Agar dapat menghasilkan keputusan yang baik dan tidak membahayakan, dinamika persepsi risiko dan persepsi keutungan yang terjadi pada individu harus dilakukan secara efektif.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan non-experimental. Penelitian ini menggunakan satu set kuesioner yang terdiri dari delapan skenario mengemudi yang dapat memunculkan pengambilan keputusan untuk melanggar lampu merah. Pada tiap skenario yang terdapat dalam penelitian ini, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang mengukur persepsi risiko, persepsi keuntungan, serta pengambilan keputusan melanggar lampu merah. Sampel yang digunakan adalah 100 orang responden pengemudi sepeda motor di wilayah Jabodetabek.
Dengan menggunakan multiple regression, diperoleh hasil bahwa persepsi risiko dan persepsi keuntungan secara signifikan mempengaruhi pengambilan keputusan melanggar lampu merah. Persepsi keuntungan memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan persepsi risiko dalam mempengaruhi pengambilan keputusan melanggar lampu merah pada pengemudi sepeda motor berusia muda.

The objective of this research is to study the influence of risk perception and utility perception on young motorcycle rider's red-light crossing decision making in jakarta. Upon making a decision, motorcycle rider will always perceive negative and positive impact of the action that will be decided, and take it into account to produce the best outcome (Sitkin & Weingart, 1995). In order to generate a good and safe decision, motorcycle rider will have to effectively perceive the risk and utility of the action taken from the decision making.
This research is a qualitative and non-experimental study. This research will use one set of questionnaire consisting eight riding scenario which will bring up the decision to cross a red-light. Each and any one of these eight scenario consist questions to assess risk perception, utility perception, and red-light crossing decision making. Respondents of this research is 100 motorcycle rider in Jakarta.
By using multiple regression, it was found that risk perception and utility perception is a significant predictor of red-light crossing decision making. Among the two variable, utility perception is shown to have a greater effect than risk perception on young motorcycle rider's red-light crossing decision making.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Karti
"Keaneka-ragaman pola perilaku wisata dan kecenderungan wisatawan melakukan perilaku wisata yang berisiko melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait sensation seeking dan tourist role pada wisatawan nusantara. Trait sensation seeking adalah sifat yang mengambarkan kecenderungan untuk mencari sensasi, variasi, dan pengalaman baru, diiringi oleh keinginan untuk mengambil risiko fisik, sosial, legal dan finansial untuk mendapatkan pengalaman tersebut (Zuckerman, 1991; 2000). Sementara tourist role adalah pola perilaku wisata yang dilakukan oleh wisatawan (Cohen, 1972; Giddens dalam Wickens, 2002). Penelitian dilakukan pada 150 orang wisatawan nusantara usia dewasa muda.
Desain penelitian ini adalah ex post facto, dengan tipe field study. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara trait sensation seeking dan tourist role. Semakin tinggi trait sensation seeking akan diikuti oleh semakin besarnya kecenderungan wisatawan untuk memilih tujuan wisata yang baru dan berbeda, baik dalam konteks budaya, masyarakat, bahasa maupun kemapanan daerah tujuan wisata. Wisatawan pencari sensasi yang tinggi memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan kontak sosial dengan penduduk dan budaya lokal, serta berwisata secara independen. Ketika berpergian, mereka kurang menyukai untuk menggunakan pelayanan dari institusi pariwisata, seperti penggunaan paket wisata dari agen atau biro perjalanan wisata.

The diversity of tourist behavior and its propensity of risk taking behavior among tourists are the background of this research. This research has an objective to prove the hypothesis of the relationship between trait sensation seeking and tourist role among Indonesian tourists. Zuckerman (1991; 2000) define sensation seeking as a trait which delineates the inclination to seek novel, varies, complex, and intense sensations and experiences and the eagerness to take risks for the sake of such experience. Tourist role is the patterns of tourist behavior (Cohen, 1972; Wickens, 2002). This research conducted on 150 young adult Indonesian tourists.
The design of this research is ex-post-facto; moreover the type is field study. The result shows that there is a significant correlation between trait sensation seeking and tourist role. The increase of trait sensation seeking among Indonesian tourist aptly ensued by the escalation of tourist?s propensity to acquire a pristine and distinctive tourism experiences in the terms of culture, folks, language, and tourism establishments at a macro or destination level. Furthermore, the higher sensation seekers are, the more they would have propensities to get in touch with the locals and carry out the journey independently. As well, they less prefers to employ an established service, such as packaged tour from travel agency when they carry out the journey.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
152.1 KAR h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Rury Ervina
"Sensation seeking dapat menjadi prediktor keluaran di organisasi bila diekspresikan melalui beberapa variabel kognisi sosial seperti kecerdasan emosi. Dengan demikian perilaku yang dihasilkan oleh sensation seeking dapat lebih fungsional. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah sensation seeking dapat diekspresikan melalui kecerdasan emosi untuk memprediksi kinerja individu. Desain dalam penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan strategi korelasional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 167 karyawan yang mengisi kuesioner sensation seeking, kecerdasan emosi dan kinerja individu. Hasil menunjukkan bahwa sensation seeking dan kecerdasan emosi dapat memprediksi kinerja individu secara langsung. Namun, demikian berdasarkan hasil analisis efek tidak langsung (indirect effect) membuktikan bahwa kecerdasan emosi tidak dapat mengekspresikan sensation seeking untuk memprediksi kinerja individu.

When it is expressed through several social cognition variables such as emotional intelligence, sensation seeking may serve as a output predictor within an organization. Thus, behaviors that are generated by sensation seeking may become more functional. The main goal of this study is to identify sensation seeking can be expressed through emotional intelligence in predicting invididual performance. The researcher used quantitative design with correlational strategy. 167 employees filled out questionnaires on sensation seeking, emotional intelligence, and individual perfomance. The results of this study shows that sensation seeking and emotional intelligence are able to predict individual performance directly. However, an indirect effect analysis shows that emotional intelligence can not express sensation seeking in the prediction of individual performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christa Adistya
"Angkot merupakan sarana transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Jakarta. Namun terkadang perilaku mengemudi supir angkot ini tidak sesuai dengan peraturan dan membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengebut Salah satu faktor yang mendorong munculnya perilaku mengebut adalah jenis musik dan jumlah penumpang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh dari jenis musik dan penumpang terhadap perilaku mengebut supir angkot usia muda serta apakah ada interaksi antara keduanya terhadap perilaku mengebut. Penelitian dilakukan pada 60 orang supir angkot di Depok dengan metode field experiment. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jenis musik tidak berpengaruh secara signifikan dengan mengebut (F=2,564, p>0,05). Jumlah penumpang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mengebut dengan F= 31,878, p<0,05, dan tidak ada interaksi antara jenis musik dan jumlah penumpang terhadap mengebut (F=2,963, p>0,05).
"Angkot" is one of many public transportation that most people use in daily activity. Unfortunately, angkot 's driver tends to disobey the rules such as speeding. Some factors contribute to this behavior are the type of music they listen to and the number of passenger. This research was design to see if there is an influence of type of music dan number ofpassenger to speeding behavior, and if there is an interaction between type of music and number ofpassenger to speeding behavior on young angkot 's driver. This research was conducted using field experiment methode to 60 angkot driver in Depok. The result show that there is no significant affect of music type to speeding behavior (F = 2,564, p>0,05), there a significant affect of number ofpassenger to speeding behavior (F = 31,878, p<0,05), and there is no significant interaction between music type and number of passenger to speeding behavior (F = 2,963, p>0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmanuela Kirana Sangitan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3557
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rhena Anggraeni
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena rendahnya dan pentingnya perilaku menabung di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari literasi keuangan dan trait kepribadian extraversion secara bersama-sama terhadap intensi menabung karyawan dewasa muda di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner untuk pengambilan data. Alat ukur yang digunakan yaitu Tes Pengetahuan Keuangan berdasarkan teori literasi keuangan dari Lusardi dan Mitchell (2008), skala trait kepribadian extraversion yang diambil dari Big Five Inventory-44 (BFI-44) dari John dan Srivastava (1999), serta skala intensi menabung. Penelitian dilakukan pada 434 karyawan dewasa muda berumur 21 sampai 40 tahun di Indonesia. Data penelitian diolah menggunakan teknik statistik regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari literasi keuangan dan trait kepribadian extraversion secara bersama-sama terhadap intensi menabung karyawan dewasa muda (R2= 0,034, F= 7,677, p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut, edukasi pengelolaan keuangan dengan mempertimbangkan unsur kepribadian individu dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan intensi dan perilaku menabung di Indonesia.

This study was conducted based on phenomenon of low rates and the importance of saving behavior in society. The aim of this study is to determine the influence of financial literacy and personality trait extraversion together on saving intention among young adult employees. This study used quantitative approach by using questionnaire to collect data which consists of Tes Pengetahuan Keuangan based on Lusardi and Mitchell?s theory of financial literacy (2008), personality trait extraversion scale taken from Big Five Inventory-44 (BFI-44) by John and Srivastava (1999), and saving intention scale. Data was collected from 434 young adult employees aged 21 to 40 years old in Indonesia and processed using multiple linear regression statistical technique.
The result showed that there is significant influence of financial literacy and personality trait extraversion together on saving intention among young adults employees (R2= 0,034, F=7.677, p<0,05). Based on this result, financial management education by considering individual personality can be a way to increase saving intention and saving behavior itself in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>