Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Layung Jingga Atmadja
"Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien dirawat d irumah sakit. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya keperawatan dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pengendalianin feksinosokomial menjadi tolak ukur mutu pelayanan suatu rumah sakit dan menjadi standar penilaian akreditasi. Berdasarkan data sekunder yang telah didapat, diketahui bahwa angka kejadian infeksinoso komial secara keseluruhan di RSUDXJ akarta tahun 2011 melebihi standar yang berlaku yaitu sebesar 11,54.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap RSUDX Jakarta tahun2 012.Metode penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif crosssectional. Seluruh data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat mempunyai perilaku yang positif dalam pencegahan infeksinoso komial diruang rawat inapUDX Jakarta. Dari ketiga faktor perilaku yaitu faktor predisposisi yang terdiri dari variabel pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin yang terdiri dari variabel lingkungan fisik dan sarana, dan faktor penguat yang terdiri dari variabel motivasi dan Standard Operational Procedure(SOP). Variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku perawat dalam pencegahan infeksinosokomial di ruang rawat inap RSUDX Jakarta adalah riabel pengetahuan dengan p-value 0,010 dan variabel lingkungan fisik dengan p-value 0,005."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Fitra Molina
"Program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumkital Dr. Mintohardjo sudah berjalan selama empat tahun. Saat ini pelaksanaan beberapa kegiatan mengalami penurunan. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program tersebut ditinjau dari manajemen dan organisasi dengan pendekatan sistem. Pengumpulan data melalui telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam, Focus Group Discussion.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor manajemen yang terdiri dari komitmen, kepemimpinan, komunikasi dan kerjasama dalam pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumkital Dr. Mintohardjo masih rendah disebabkan program tersebut belum menjadi prioritas utama dan seringnya terjadi pergantian pimpinan yang diikuti dengan perubahan kebijakan. Organisasi pelaksana program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial secara struktural belum melibatkan orang-orang yang mempunyai pengaruh dan belum ada pembagian tugas antara penentu kebijakan dan pelaksana kebijakan. Pelaksanaan tugas komite pencegahan dan pengendalian infeksinosokomial masih rendah terbukti dengan tidak terlaksananya kegiatan rapat, sosialisasi, pengawasan dan umpan balik.
Saran yang dapat dilakukan dengan restrukturisasi organisasi dan meningkattkan kembali kegiatan sosialisasi, pertemuan, rapat dan orientasi agar informasi tentang program dapat dipahami dan dilaksanakan.

Programs of prevention and control of nosocomial infections in Rumkital Dr. Mintohardjo been running for four years. Currently the implementation of some activities has decreased. Descriptive qualitative study conducted to know the description of the programs in terms of management and organizational systems approach. The collection of data through document review, observation, depth interviews, focus group discussions.
Based on the results of the study concluded that the factor of management commitment, leadership, communication and cooperation in the implementation of prevention and control of nosocomial infections in Rumkital Dr. Mintohardjo still low because the program has not been a top priority and the frequent change of leadership, followed by policy changes. Organizations implementing prevention and control of nosocomial infections are structurally not involve people who have influence and there is no division of tasks between policy makers and policy implementers. Implementation of prevention and control committee assignment infeksinosokomial low as evidenced by not meeting the implementation of activities, socialization, supervision and feedback.
Suggestions to do with organizational restructuring and re-socialization meetings and orientation to information about the program can be understood and implemented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31746
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Rohani
"Infeksi nosokomiaJ penting mendapatkan perhatian, karena infeksi nosokomial menjadi salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas. Menurut Thamrin (1993) penularan melalui tenaga perawat ditempatkan sebagai penyebab utama infek:si nosokomial. Karena itu kepatuban perawat dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial sangat penting sebagai upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit. Salah satu upaya pencegahan tersebut dilakukan dengan memutus malaran!al infeksi nosokomial melalui perllaku perawat yang lebih ascptik dan menerapkan tindakan keperawatan berdasarkan prinsip standard precaution.
Hasil penelitian infeksi nosokomial infeksi luka infus di RSUD Kota Bekasi tahun 2007 didapatkan angka kejadian infeksi nosokomial sangat tinggi yaitu rata-rata 15,2% sedangkan Depkes (2007) menetapkan angka infeksi nosokomial harus <1,5%. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana gambaran perilaku kepatuhan perawat dalam tindakan pencegahan INOK pada saat melak-ukan tindakan keperawatan di ruang rawat inap serta faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tersebut.
Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan desain cross sections dengan tujnan memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuban perawat dalam pencegahan INOK di ruang rawat inap. Populasi meliputi semua perswat yang uktif beke!ja di 8 ruangan rawat inap kecuali kepala ruangan yang beijumiah 148 orang Sampel penelitian 80 orang.
Pengumpulan data diJakukan dengan wawancara melalui kuesioner untuk variabel independen dan untuk variabel dependen berupa observasi dengan mengunakan dalblr tilik. Variabel dependen adalah kepetuban perawat dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial sedangkan variabel independen adalah fuktor predispesisi (pendidikan perawat, pengetahuan, siknp), fuktor pemungkin (ketersediaan sarana, ketersediaan pedaman/SOP INOK, lama kruja perawat), dan faktor penguat (pelatiban, supervisi dan sanksi).
Hasil penelitian menunjukkan proporsi perawat yang patuh terbndap upaya pencegaban INOK sebesar 52,5% dan yang tidak patuh 47,5%. Dari sembilan variabel yang dianalisis bivariat ada 4 {empat) variabel yang terbnkti secara statistik berhubungan dengan kepatuhan perawat yaitu pengetahan, ketersediaan sarana, ketersediaan pedoman/SOP INOK, dan supervisi. Sedangkan pada basil akhir analisis multivariat (mu!tivariat tahap II) dari 4 (empat) variabel didapstksn keempat variabel terbukti secara statistik berhubungan dengan kepatuhan perawat yaitu pengetahuan, ketersediaan sarana, ketersediaan pedoman/SOP INOK dan lama kerja. V ariabel lama keg a memiliki hubungan kearab negatif yaitu semakin lama bekerja semakin tidak patuh, sedangkan yang lainnya mcmiliki hubungan kearah positif. Dari keernpat variabel tersebut kerersediaan sarana terbukti sebagai faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku kepatuban perawat ruang rawat inap dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Kota Bekasi dengan p value= 0,008 dan nilal odd ratio 4,350 (CI 1,478 sd 12,804).
Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya kornitmen dari Direksi RSUD Kota Bekasi terhadap pentingnya pengendalian dan pencegahan INOK dalam bentuk duknngan nyata berupa perbaikan sarana, kemudaban dalam mendapatkan instrumen dan baban habis paka1 dalam jumlah sesuai kebutuban, serta menyediakan alokasi anggaran program PPIN dengan prioritas program peningkatan pengetahuan perawat secara terns menerus dan berkesinambungan balk melalui pembuatan baku saku pencegaban INOK. pelatihan, seminar serta penyampaian informasi terbaru,dimana pengetahuan menjadi dasar dari berkelanjutannya suatu perilaku yang baik.

Nosocomial infection need to be noticed as the one of mortality and morbidity causes. According to Thamrin (1993}, the infection spreading via nurses is the main cause of Nosocomial infection. Therefore. adherence of the nurses in efforts to prevent nosocomial infection is very important to maintain the quality of hospital service. One of the efforts is to cut·off chain of nosocomial infection through improving aseptic behavior to the nurses and implementing actions based on the principle of standard precaution.
Research of the nosocomial infection (Nl) by intravenous feeding injury at Bekasi Hospital in 2007 have resulted that a number of nosocomial infection incidence was very high that the average was about 15.2% while the Ministry of Health (MOH-2007) set the number of nosocomial infection must be
This research included survey with cross sectional design and the purpose was to obtain information about factors related the adherence of the nurse in efforts to prevent NI at inpatient's room, Population including all active nurses who work in 8 Inpatient's rooms except the head of the room was 148 people nad 80 of them were used for sample.
Collecting data through interviews was conducted with the questionnaire and the independent and dependent variable through observations were conducted with list glance. Dependent variable was the adherence of the nurse in efforts to prevent nosocomial infection while independent variables are predisposition factors (education, knowledge, attitudes}, enabling factors (availability of theilities nad guidelines/ NI-SOP, long wurk), and lasing thetors (training. supervision and punishment).
The results have indicated that the proportion of dutiful nurses in efforts to prevent NI was 52.5% and 47.5% did not obey. From the nine variables, analyzed bivariate, have 4 (four) variables related statistically associated with compliance of the nlll'SCS; Knowledge, the availability of facilities and guidelines I NI-SOP and supervise. Meanwhile, the end result of Multivariate analysis (Multivariate phase II) from 4 (four) variables obtained that the four variables related statistically associated with tlte compliance of nu..-scs; Knowledge, availability of facilities and guidelines I Nl-SOP nad long work. Long working variable had a negative relation that longer work became less obey, while the other have positive relations. From the fourth variable, the availability of facilities became the dominant factor associated with the compliance of nurse behavior at Inpatient's room in efforts to prevent nosocomial infection at Bekasi Town Hospital with p value= 0.008 and the value of odd ratio 4.350 (CI 1.478 -12.804).
Results of this research showed the need of commitment from the Bekasi Town Hospitals government that the importance of prevention and controlling Nl are by improving facilities, the ease in getting the instruments and consumable materials as needed, and providing a budget a!location to the PPIN pregram with priority for increasing knowledge of nurses continuously through making pocket book of Nl prevention, training, seminars and the delivery of up to date information, while knowledge sustained a good behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32498
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Astuti
"Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi selama penderita dirawat di rumah sakit dan sebelumnya tidak ada atau tidak dalam mass inkubasi penyakit infeksi tersebut. Akibat dari infeksi ini selain dapat meningkatkan mordibitas dan mortalitas serta lama perawatan dan biaya perawatan pasien, berpotensi pula menimbulkan tuntutan pengadilan.
Ruang rawat intensif merupakan ruang perawatan dengan risiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi nosokomial sehingga pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di ruang ini perlu dilakukan, diantaranya melalui peningkatan perilaku kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan prosedur tindakan medik/keperawatan dengan berprinsip pada teknik aseptik antiseptik dan kewaspadaan standar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mernperoleh informasi tentang faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial pada tindakan medik dan keperawatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di ruang rawat intensif RS Medistra tahun 2004.
Penelitian ini menggunakan desain observasional non eksperimental dengan rancangan survei cross sectional. Besar sampel sebanyak 65 orang yang terdiri dari Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Perawat yang melakukan tindakan medikl keperawatan di ruang rawat intensif RS Medistra dari tanggal 15 Maret - 15 Mei 2004.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa perilaku pencegahan infeksi nosokomial responden di ruang rawat intensif RS Medistra berada pada kategori baik sebanyak 32 (49,2%) orang dan kurang baik sebanyak 33 (50,8%) orang.
Selanjutnya dari uji Chi - square, independent t test, uji ANOVA dan korelasi terbukti bahwa :
I. Variabel faktor predisposisi : pengetahuan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial, sementara variabel tingkat pendidikan dan sikap tidak berhubungan.
II. Variabel faktor pemungkin : ketersediaan fasilitas berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial, sementara variabel lama bekerja tidak berhubungan.
III. Variabel faktor penguat : pelatihan dan pengawasan tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial.
Dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa variabel pengetahuan dan fasilitas merupakan variabel yang berhubungan secara signifikan, namun dari kedua variabel ini ketersediaan fasilitas merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial pada tindakan medik/ keperawatan di ruang rawat intensif RS Medistra tahun 2004 dengan OR 3,23 (CI: 1,09 - 9,57).
Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat intensif RS Medistra disarankan agar Manajemen RS Medistra meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan khususnya Dokter dan Perawat, melalui sosialisasi Standard Operating Procedure ruang rawat intensif secara terus-menerus dan berkelanjutan terutama tentang pentingnya kesehatan dan kebersihan tangan, langkah mencuci tangan dan menggosok tangan dengan benar serta pembenahan fasilitas cuci tangan yang ada.

Factors Related to Behavior of Health Workers in Preventing the Nosocomial Infection in Medistra Hospital Intensive Ward, 2004
Nosocomial infection occurs when the patient is hospitalized and having no previous infection or incubation period. This nosocomial infection causes the increasing level of morbidity as well as mortality, hospitalization cost. length of stay and potentially create lawsuit.
Intensive ward is a high-risk potential area for the nosocomial infection to take place, so that prevention and control strategies are extremely required in this area_ One of the strategies is to constantly improve the behavior of health workers. the obedience following the standard medical/nursing procedure in aseptic-antiseptic technique and applying the universal precaution.
The objective of this research is to gain information about factors that are related to the health workers' behavior in their effort to prevent this nosocomial infection, and their submission in following the standard medical/nursing done in Medistra Hospital intensive ward, 2004.
This research used a non-experimental observation, with the cross sectional survey design. The research samples involves 65 participants : Specialist Doctors, General Doctors and Nurses who are in charge in the intensive ward during the period of March 15 until May 15, 2004.
From this research, we could get a conclusion based on the health workers' conduct in preventing the nosocomial infection done in Medistra Hospital intensive ward. It was concluded into two performance categories : 32 (49,2%) health workers with good performance and 33 (50,8%) health workers with less performance.
The Chi-square test, independent t test, ANOVA test and correlation regression test have proven :
I. Predisposing factors variable : knowledge is significantly related to anticipation behavior of the nosocomial infection, while there is no significant relation with education level and attitudes.
II. Enabling factors variable : supporting facilities are significantly related to anticipation behavior of the nosocomial infection, while there is no significant relation with the length of work.
III. Reinforcing factors variable : training and supervision have no significant relation with the anticipation behavior of the nosocomial infection,
Multivariate analysis has shown that both knowledge and facilities were variables that significantly related to anticipation behavior of the nosocomial infection, but the most dominant factor related to anticipation behavior of this nosocomial infection in Medistra Hospital intensive is supporting facilities with OR 3,23 (CI : 1,09 - 9,57).
In conclusion, to prevent the nosocomial infection in Medistra Hospital intensive ward, we recommend the hospital management to run serious efforts by continually increasing the knowledge of doctors and nurses, with intensive information of the standard operating procedure. The important of sanitary hand, how to clean and wash their hands regularly in correct ways are also necessary. We also suggest the improvement of hand washing facilities in Medistra hospital intensive ward.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Adip Pradipta
"Infeksi parasit usus seperti cacing usus masih menjadi masalah di Indonesia. Infeksi cacing usus digolongkan sebagai neglected tropical diseases dan 800 juta penderita di antaranya adalah anak-anak. Anak panti asuhan tinggal di lingkungan yang padat dan rentan mengalami infeksi cacing usus sehingga diperlukan informasi mengenai sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dengan sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus anak panti asuhan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 di Jakarta Timur dengan menggunakan kuesioner berisikan 13 pertanyaan tentang sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus. Data diolah dengan program SPSS for mac versi 20 dan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, Mann-Whitney dan Spearman.
Hasil penelitian ini menunjukkan rerata skor penilaian sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing masing-masing 20,2 dan 29,1. Nilai maksimal dari skor penilaian sikap dan perilaku masing-masing 25 dan 40. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan dengan perilaku (p<0,05), serta jenis kelamin dengan sikap (p<0,05). Disimpulkan sikap anak panti asuhan terhadap pencegahan infeksi cacing usus tergolong baik dan jika akan memberikan edukasi maka perlu memperhatikan usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin.

Intestinal parasite infection, intestinal helminths for instance, remains a major problem in Indonesia. Intestinal helminths infection is regarded as a neglected tropical diseases and 800 million children are infected globally. Orphanage live in a densely populated place and are susceptible to intestinal helminths infection, thus it is necessary to know attitude and behavior of intestinal helminths infection.
The purpose of this study is to understand the relationship between Attitude and Behavior of Street Children about Soil Transmitted Helminths Infection Prevention and demographic characteristic. This study used analytic cross sectional design. Data were collected on June 10th 2012 in East Jakarta using a questionnaire consists of 13 questions about attitude and behavior of intestinal helminths infection prevention. The data collected were processed using SPSS for Mac version 20 program and Kruskal-Wallis, Mann-Whitney and Spearman statistic test.
The results showed that attitude and behavior scores are 20,2 and 29,1, respectively. Maximum score of attitude and behavior are 25 and 40, respectively. The results indicated that there is a relationship of gender, age, and education level with behavior (p<0,05), and also gender with attitude (p<0,05). It can be concluded that orphanage children attitude of intestinal helminths infection prevention is good meanwhile the behavior is poor and education methods should consider age, education level and gender.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan faktor internal dan eksteruid responden dengan persepsi perawat pelaksana tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analis yang bersifat cross sectional. Uji kai-kuadrat digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal responden dengan persepsi perawat pelaksama tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial. Uji regresi logistik digunakan untuk melihat variabel independen mana yang paling berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial. Sampel penelitian berjumlah 204 orang dan 359 orang perawat pelaksana yang bertugas di 15 ruang rawat inap. Sampel diambil secara acak dan besarnya sampel tiap ruangan ditentukan secara proporsional.
Instrumen. Instrumen dikembangkan dari teori manajemen keperawatan dan teori pencegahan infeksi nosokomial untuk mengukur pelaksanaan supervisi kepala ruangan, penggunaan sarana pencegahan infeksi nosokomial, dan pelaksanaan upaya pencegahan infeksi nosokomial oleh perawat pelaksana. Sedangkan untuk mengukur pengetahuan tentang SOP infeksi nosokomial digunakan pertanyaan dengan pilihan ganda. Instrumen telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil penelitian. Uji kai-kuadrat menghasilkan tiga variabel independen yang mempunyai hubungan bermnkna dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial, yaitu supervise, sarana, dan SOP. Sedangkan variabel umur, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan tidak mempunyai hubungan bermakna Uji regresi logistik yang dilakukan menentukan bahwa variabel saran merupakan variabel yang paling berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosakamial.
Pembahasan. Dengan ditemukannya sarana sebagai variabel yang paling berpengaruh, maka peluang bagi perawat pelaksana dalam melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial adalah lima kali lebih baik dibanding yang tidak menggunakan.
Rekomeadasi. Pihak manajemen pelayanan keperawatan rumah sakit agar meningkatkan kesadaran dan kepatuhan perawat dalam menggunakan saran yang ada, sehingga angka kejadian infeksi di rumah sakit dapat ditekan.

The purpose of the research is to obtain information about the nurses' ward perceptions related to the prevention?s effort of nosocomial infection, in the Pertamina Hospital and how it relates to the nurse?s internal and external factors.
The hypothesis, which had been proved in this study, was the correlation between the internal and external factors of the nurses with the prevention's effort of nosocomial infection.
The methodology was descriptive correlation with cross sectional data collection. Chi Square was used to analysis the correlation between the independent with dependent variables and the logistic regression will select what was the strong independent variables relates to the nurse?s staff perceptions of the prevention?s effort of nosocomial infection. The population and sample were the nurses in 15 wards with 204 unit sample who were selected by random.
The instrument was developed into questioners based on management theories to measure the ward manager?s supervising activities, the utility of equipment and facilities, the nosocomial infection prevention activities of the nurses. The nosocomial infection theories to measure the standard operation procedure (SOP) knowledge of the nurses. It was developed into multiple-choice questioners. The instrument has been tested for the validity and reliability.
The Result of the research Chi square test result three variables which have had correlation with the efforts of the prevention of the nosocomial infection : supervision, equipment and facilities, and the standard operating procedure. The variables such as age, education experiences and training had no correlation with it. The logistic regression test determines the equipment and facility is the strong variable, which relate to the efforts of the prevention of the nosocomial infection.
Discussion. Based on result, equipment and facilities were the most significant variable it offers the opportunity of the nurses who work in the wards to prevent the nosocomial infection five times more than muses who did not use it.
Recommendation: The nursing care manager in hospital should promote the awareness and obeyness of nurses to use the available facilities to reduce the incident of nosocomial infection. So that the quality of nursing care can be increased.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T4017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pancaningrum
"Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien dirawat di rumah sakit. Akibat yang ditimbulkan sangat merugikan pasien, selain hari rawat dan biaya perawatan menjadi bertambah sampai menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit Haji Jakarta dengan sampel berjumlah 110 orang.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja dengan kinerja perawat dalam pengendalian infeksi nosokomial. Hasil penelitian ini didapatkan tidak adanya hubungan bermakna antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dengan kinerja perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Namun secara umum didapatkan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap dan ICU adalah baik 50,9% dengan CI 95%.

Nosocomial infections are infection of patient that received and develop during the hospitalization. The effect is so bad for to patient, such as longer hospitalization, increasing hospital cost, until patient?s death. The purpose of this study is identifying the correlation factors that affect nurses executive performance in preventing nosocomial infections. The research was conducted at the Jakarta Haji Hospital with 110 nurses in patient care and intensive care unit.
The study results were obtaining relationship between the factors that affect nurse executive performance with the nurse executive performance to prevent nosocomial infections. The results showed that there were no correlation between the factors that affect nurse executive performance with the nurse executive performance to prevent nosocomial infections. But, it can be displayed that the nurse executive performance in patient care unit and intensive care unit were 50.9% good (CI= 95%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Aufi Habibie Alfahmi
"Penyelenggaraan kesehatan yang dilaksanakan oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib dilaksanakan dengan mepertimbangkan aspek mutu dan keselamatan pasien. Perawat merupakan salah satu komponen sumber daya manusia terbesar dalam sistem pelayanan di rumah sakit yang lebih banyak berhadapan langsung dengan pasien dan memegang peranan penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi beban kerja perawat dan kinerja perawat berdasarkan jumlah angka insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang akan menganalisis persepsi beban kerja terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Persepsi beban kerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (80,2%) dan persepsi beban kerja tinggi (17,6%). Kinerja perawat yang dilihat dari indikator sensitif keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih didapatkan angka kejadian phlebitis sebesar 72,7% sesuai standar, angka kejadian infeksi daerah operasi secara keseluruhan 100% memenuhi angka standar dan pasien jatuh sebesar 72,7% memenuhi angka standar selama periode pelaporan Januari-November 2023.

The provision of health services carried out by each health service facility must be carried out by considering aspects of quality and patient safety. Nurses are one of the largest health human resources in the hospital service system who deal directly with patients and play an important role in implementing patient safety. This study aims to determine the relationship between perceptions of nurses' workload and the number of patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. This study is a quantitative research with a cross sectional study design which will analyze perceptions of workload regarding patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. The perception of the workload of nurses in the inpatient ward is mostly in the medium category (80.2%) and the perception of high workload (17.6%). The performance of nurses as seen from sensitive indicators of patient safety in the inpatient room at RSUD Budhi Asih Jakarta obtained a phlebitis incidence rate of 72.7% according to the standard, the overall incidence of surgical site infections was 100% meeting the standard figure and patient falls were 72.7% meeting the standard figure during the January-November 2023 reporting period."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetyana Madjid
"Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi program pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD Tebet melalui pengamatan terhadap tindakan pemasangan infus,mengganti perban, menyuntik dan menangani limbah oleh perawat di ruang rawat inap, juga dicari data tentang karakteristik perawat, kebijakan, sarana dan prasarana, pengawasan serta pelaporan infeksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, unit analisis adalah 105 jumlah tindakan.
Hasil menunjukkan sebagian besar dari 4 tindakan telah dilakukan perawat dengan baik, analisis data menggunakan univariat, bivariat, multivariat regresi logistik. Variabel yang paling mempengaruhi tindakan tersebut adalah pelaporan infeksi. Saran untuk rumah sakit memperbaiki struktur organisasi, menugaskan perawat IPCN purna waktu, meningkatkan efektifitas pelatihan.

The focus of this research is identifying infection prevention and control program in Tebet hospital through observation of nursing action on infusion, bandage,injecting and waste management, and identifying nurses characteristics, policies,facilities, monitoring and reporting of infection. This research using qualitative and quantitative approach. Unit analysis of this research is 105 of actions mentioned above by all nurses in the inpatient room.
The results of this study show that most of the actions performed by the nurses were good, analysis with univariat, bivariat and logistic regression of multivariate. The most affecting variables is the reporting of infection. Suggestions for hospitals is to improve organizational structure, assign full timen IPCN nurses and improve training effectiveness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Rukiah
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis turnover perawat rawat inap di RSU Zahirah Tahun 2012. Latar belakang dari penelitian ini adalah tingginya angka turnover perawat rawat inap pada tahun 2012 yang mencapai 40%. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan turnover, dilihat dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis-deskriptif. Terdapat 8 (delapan) orang informan, diantaranya manajer SDM, manajer keperawatan, kepala unit rawat inap, 3 (tiga) orang perawat rawat inap yang masih bekerja, dan 2 orang perawat rawat inap yang sudah keluar dari RSU Zahirah. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan dengan turnover perawat rawat inap di RSU Zahirah, yaitu kompensasi sebagai faktor utama, beban kerja, dan kesempatan untuk maju.

This thesis aims to analyze the inpatient nurses turnover at Zahirah Hospital on 2012. The background of this study was the high rate of inpatient nurses turnover on 2012 reached 40%. Therefore, the researchers wanted to know what factors are associated with turnover, views of the individual factors, occupational factors, and organizational factors. This research is a qualitative with descriptive-analysis method. There are 8 (eight) informant, including HR manager, nursing manager, heads of inpatient units, three (3) inpatient nurses who are still working, and 2 inpatient nurses who are already out of RSU Zahirah. The study states that there are several factors related to inpatient nurses turnover in Zahirah Hospital, namely compensation as a major factor, workload, and the opportunity to advance."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S47582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>