Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eryanto Nugroho
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S23959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benediktus Hendro
"Tesis ini membahas tentang pengembangan Pasar Tradisional di Entikong yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa tidak berkembanganya Pasar Tradisional di Entikong disebabkan oleh implementasi kebijakan pengembangan Pasar Tradisional yang dilakukan oleh aparatur Pemerintah Daerah tidak berjalan optimal serta lemahnya manajemen pengelolaan pasar yang diterapkan oleh Dinas Perdagangan dan pengelola pasar. Terdapat beberapa faktor yang membuat pasar menjadi tidak berkembang, seperti kurangnya kunjungan pembeli di pasar, minimnya keuntungan yang diperoleh pedagang, besarnya kenaikan tarif retribusi penyewaan kios, kondisi lingkungan pasar yang tidak kondusif dan banyaknya sarana fisik pasar yang rusak.

This thesis discuss about the development of Traditional Market in Entikong by local government Sanggau regency. The research used a qualitative approach to the type of descriptive study research. The result of this study show that the undeveloped of traditional market in Entikong caused by the implementation of development traditional market policy by local government employer doesn?t run optimally and weak managing that applied by department of trade and market organizer. There are several factor that make market become undeveloped, such as the less of buyers come to the market, the less of profit that merchant can get, the increase of retribution shop rent fee, the condition of market area that unsupported and a lot of market facility that out of order."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Surti Nastiti
"Kegiatan ekonomi merupakan salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungan. Sejak masa prasejarah manusia telah menyelenggarakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup utamanya. Adapun faktor yang mendorong perkembangan ekonomi, pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs), yaitu kebutuhan untuk memuaskan kebutuhan hidup/biologis. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya, sebagai makhluk sosial manusia juga menghadapi kebutuhan sosial, serta integratif bagi makhluk berakal seperti aktualisasi diri, keagamaan, dan legitimasi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak banyak masalah, akan tetapi justru kebutuhan sosial yang berkaitan dengan problem untuk mencapai kepuasan atau keinginan (wants) atas kekuasaan (power), kekayaan (wealth), dan martabat/wibawa (prestige) itu yang tidak mengenal batas.
Kegiatan ekonomi yang tadinya hanya didasarkan kebutuhan hidup kemudian meluas menjadi kebutuhan sosial, karena manusia tidak pernah menikmati hasil produksinya sendiri tapi juga dinikmati oleh orang lain. Dalam ilmu ekonomi dikenal dua kegiatan ekonomi, yaitu ekonomi subsistensi dan ekonomi pasar. Ekonomi subsistensi ialah ekonomi yang terselenggara dengan melakukan produksi untuk kebutuhan sendiri, sedangkan ekonomi pasar terjadi akibat terciptanya hubungan antara dua pihak karena adanya penawaran (supply) dan permintaan (demand) (Wibisono 1991:23). Pada prakteknya tidak ada ekonomi subsistensi yang memungkinkan segala macam hasil produksi dikonsumsi sendiri oleh produsen. Juga tidak ada ekonomi pasar yang memungkinkan semua barang dan jasa didistribusikan melalui pasar. Tidak ada masyarakat yang dapat berfungsi tanpa produksi subsistensi (Evers 1988:171).
Timbulnya pasar tidak lepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Kelebihan produksi setelah kebutuhan sendiri terpenuhi memerlukan tempat penyaluran untuk dijual. Selain itu, tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi dengan hasil produksinya sendiri. Manusia memerlukan "pasar" tempat ia bisa memperoleh barang atau jasa yang diperlukan akan tetapi tidak mungkin dihasilkan sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Purbasari
"Penelitian ini membahas mengenai spillover volatilitas antara pasar ekuitas negara anggota ASEAN-5 dengan pasar ekuitas Amerika Serikat dan Jepang, pada periode 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2014. Seluruhperiode penelitian dibagai kedalam tiga periode, yaitu : pra krisis, krisis dan pasca krisis. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah bivariate GARCH (1,1) - full BEKK. Hasil empiris pada penelitian ini, yaitu Pertama, Spillover volatilitas memiliki sifat dan besaran yang berbeda beda tergantung pada periode pra krisis, krisis dan pasca krisis. Kedua, ditemukan bukti bahwa pada periode pra krisis tidak ditemukan adanya spillover volatilitas diantara pasar saham ASEAN-5, namun hasil yang berbeda ditunjukan pada periode krisis dan pasca krisis, pada periode tersebut spillover volatilitas terjadi diantara pasar ASEAN-5, namun pada saat krisis magnitude nya lebih besar dibandingkan pasca krisis. Spillover volatilitas yang terjadi diantara negara ASEAN-5 bersifat satu arah (unidirectional). Ketiga, Ditemukan adanya bukti spillover volatilitas dari pasar Amerika dan Jepang menuju pasar ASEAN-5. Pada saat periode pra krisis, pasar Jepang memberikan pengaruh spillover volatilitas lebih besar dibandingkan pasar Amerika. Sedangkan pada saat krisis dan pasca krisis, pasar Amerika memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pasar Jepang. Keempat, Hubungan antara pasar Amerika Serikat dan Jepang dengan pasar ASEAN-5 menjadi lebih kompleks pada saat setelah krisis.

This study examines volatility spillover between ASEAN-5 countries? equity market with USA and Japanese markets in the period January 1, 2004 through December 31, 2004. The whole time-period is divided into three periods as related to the world financial and economic crisis of 2008-2009, namely : precrisis, crisis and post-crisis. Bivariate GARCH (1,1) ? FULL BEKK model is employed to simultaneously estimate the conditional variance between seven different indexes. The following are the results of empirical research : The first, volatility spillover has a different nature and magnitude depending on the period of the pre crisis, crisis and post-crisis. Second, there is evidence that in the pre-crisis period, there are no volatility spillover among the ASEAN-5 stock markets, but the different results shown in the crisis and post-crisis period, during this period of volatility spillover occurs between the ASEAN-5 markets, but in times of crisis magnitude is larger than the post-crisis. Internal volatility spillover occurs among ASEAN-5 is one-way (unidirectional).Third, there is evidence of volatility spillover from the U.S. and Japan to the ASEAN-5 markets. At the time of pre-crisis period, the Japanese market volatility spillover effect is greater than the American market. While in times of crisis and post-crisis, the U.S. market gives greater influence than the Japanese market. Fourth, the external and internal relationship in the ASEAN-5 markets become more complex during the post-crisis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sual, Winston
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimastiko Prahadisasongko
"Tesis ini mendeskripsikan penataan PKL di kawasan Pasar Anyar Kota Bogor dan upaya pemasaran sosial. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penataan PKL di sekitar Pasar Anyar Kota Bogor dan upaya pemasaran sosial, masih menyisahkan banyak persoalan yang perlu untuk ditindak-lanjuti, menyangkut dengan desain program penataan PKL, implementasi program penataan PKL, dan pengawasan program penataan PKL. Desain program penataan PKL masih jauh dari harapan para PKL. Kondisi dilapangan seperti ini dapat dilihat dari desain program yang belum membuahkan hasil yang optimal yaitu antara lain, Isi program masih mengacu pada peraturan-peraturan yang lama tanpa melihat kondisi atau volume PKL yang begitu banyak serta pertentangan kepentingan antara kepentingan pemerintah daerah sebagai regulator dan para PKL sebagai rakyat yang mempunyai hak untuk hidup. Implementasi program penataan PKL meliputi tahap-tahap pelaksanaan yang lebih merupakan tahap perencanaan atau perumusan arah pemasaran sosial itu sendiri. Tahap ini berkaitan dengan penentuan tujuan pemasaran sosial, penentuan produk sosial, penentuan target adopter dan tenaga pemasaran. Sedangkan dalam hal pengawasan dan pengendalian ternyata banyak menemui kendala yang dihadapi sehingga kegiatan pengawasan dan pengendalian tidak dapat berjalan sesuai dengan harapan Pemda Kota Bogor.

This thesis describes the structuring PKL in the area of Bogor City Market Anyar and social marketing efforts. This study is a qualitative research with the type of descriptive research. The number of informants in this study werw as 8 people. The results suggest that social marketing in the organization of PKL around the city of Bogor Anyar Market, still many issues that need to follow-up, comes with the program design structuring the PKL, PKL structuring program implementation, program monitoring arrangement and PKL. PKL structuring program design is still far from the PKL. Field conditions like this can be seen from the design of programs that have not yielded optimal results among other things, content of the program still refers to the rules of time without seeing the condition of so many PKL or volume and conflicts of interest between the interests of local government as regulator and the PKL as the people who have the right to life. PKL program implementation arrangement include phase of implementation is more of a planning or formulation stage direction of social marketing itself. This stage is concerned with determining the purpose of social marketing, social product determination, the determination of the target adopter and marketing personnel. Supervision and controling of program structuring PKL, there are many obstacles faced so that the activities of supervision and control can not be run in accordance with the Bogor City Government hopes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29511
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
"Dasawarsa setelah Perang Dunia II menunjukkan kemajuan teknologi yang teramat pesat dan banyak melahirkan ciptaan baru. Tidak hanya kepada penemuan peralatan dan mesin modern, tetapi juga membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Salah satu yang menonjol di bidang sosial-ekonomi dalam masyarakat kita adalah fenomena yang disebut sebagai pasar swalayan (super market) yang menggeser peranan pasar tradisional.
Pasar tradisional, sebagai suatu bentuk awal kegiatan ekonomi sederhana dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama di Batavia/Jakarta, mempunyai sejarah yang panjang. Ini dibuktikan dengan nama-nama sejumlah wilayah di kawasan DKI Jakarta yang mengambil nama pasar dan nama hari pasar, seperti: Pasar Ikan, Pasar Baru, Pasar Glodok, Pasar Tanah Abang, dan Pasar Senen.
Sejarah pemberian nama wilayah berkaitan dengan nama pasar dan hari pasar bermula dari aturan yang dibuat oleh pemerintah kolonial di jaman VOC Hindia Belanda, kegiatan pasar ditentukan harinya untuk wilayah-wilayah tertentu. Jadi Pasar Senen yang dulunya dikenal sebagai Vinke Bazaar mendapat giliran hari pasar yang jatuh pada hari Senen. Demikian pula pasar juga merupakan suatu peristiwa sejarah pada waktu penyerangan tentara Mataram ke Batavia."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Amin
"Pasar adalah tempat orang berjual beli barang dan jasa. Di pasar terjadi interaksi antara institusi, produsen, konsumen dan distributor barang dan jasa (Ehrenberg dan Smith, 2003). Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis dan jenis barang dan jasa yang diperjualbelikan. Pasar bisa digolongkan menjadi dua yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Dari aktivitas jual beli di pasar tersebut dihasilkan limbah baik limbah padat maupun limbah cair. Di Indonesia, sampah dari pasar merupakan sumber sampah domestik terbesar ke dua setelah sampah rumah tangga (Aye, 2006).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analisa timbulan dan komposisi limbah padat di Pasar Pondok Bambu dan Pasar Segar Cinere sebagai upaya menentukan alternatif sistem teknik operasional di pasar tersebut. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah modifikasi dari SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata volume timbulan limbah padat di Pasar Pondok Bambu dan Pasar Segar Cinere berturut-turut sebesar 2,74 m3/hari dan 0,759 m3/hari atau 658,81 kg/hari dan 171,53 kg/hari. Komposisi utama limbah padat Pasar Pondok Bambu adalah 65,56% sampah kebun dan sayuran, 13,04% limbah pemotongan hewan, 7,34% plastic dan 7,28% sisa makanan. Sementara itu, komposisi utama limbah padat Pasar Segar Cinere adalah 58,77% sampah kebun dan sayuran, 20,58% sisa makanan, 9,60% plastic, dan 3,76% kertas.
Rekomendasi pengelolaan limbah padat meliputi pewadahan, pemindahan, pengolahan, dan pengangkutan. Pengolahan limbah padat yang akan dilakukan berupa pengomposan dan pembuatan bank sampah. Sistem pengelolaan alternatif ini diharapkan dapat mengurangi timbulan limbah padata di Pasar Pondok Bambu dan Pasar Segar Cinere berturut-turut sebesar 418,82 kg/hari dan 134,55 kg/hari. Selain itu, sistem pengelolaan alternatif ini memiliki keuntungan lain yaitu menurunkan potensi emisi gas rumah kaca sebesar 13 metric ton/tahun di Pasar Pondok Bambu dan 20 metric ton/tahun.

The marketplace is a place for buying and selling goods and services. In the market, there are interaction between institutions, producers, consumers and distributors of goods and services (Ehrenberg and Smith, 2003). These Markets vary in size, range, geographic scale and types of goods and services that are provided in which can be classified into traditional markets and modern markets. Trading activity in the market would result in either solid waste or liquid waste. In Indonesia, solid waste from marketplace is the second largest source of domestic waste after household waste (Aye, 2006).
This research is a quantitative analysis of solid waste generation and composition in Pondok Bambu Market and Cinere Fresh Market as a design consideration for alternative solid waste management in the market. The method used to obtain the data in this study is a modification of SNI 19-3964-1994.
From the study, the average volume of solid waste generation at Pondok Bambu Market and Fresh Market Cinere are 2.74 m3/day and 0.759 m3/day respectively or 658.81 kg / day and 171.53 kg / day respectively. The main composition of the solid waste in Pondok Bambu Market are 65.56% vegetables and garden waste, 13.04% cut meat waste, 7.34% plastic and 7.28% food scraps. Meanwhile, the main composition of solid waste in Cinere Fresh Market are 65.56% vegetables and garden waste, 20.58% food scraps, 9.6% plastic, and 3.76% paper.
Recommendations for solid waste management include containment, transfering, processing and transportation. Solid waste processing will be done in the form of composting and bank sampah. An alternative management system, if applied, is expected to reduce the generation of solid waste in Pondok Bambu Market and Fresh Market Cinere by 418.82 kg/day and 134.55 kg/day respectively. In addition, this alternative management system has other advantage, to reduce the potential greenhouse gas emissions by 13 metric tons / year in Pondok Bambu Market and 20 metric tons / year in Cinere Fresh Masket respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justarina Sinta Marisi Nalborhu; Suharwan Argadikusuma
"ABSTRAK
Sasaran pertumbuhan perekonomian Indonesia yang ditar
getkan dalam Pelita IV dan Repelita V adalah rata?rata 5 %
per tahun. Salah satu faktor yang. menunjang tingkat
pencapaian sasaran diatas adalah perlunya nilai investasi
dan masyarakat sebesar Rp 131,5 trilyun.
Bursa saham sebagai salah satu instrumen pasar modal
diharapkan dapat menggali potensi masyarakat dan swasta
untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut, serta mengarah
kan dana masyarakat ke dalam sektor-sektor yang produktif
Keadaan pasar modal di Indonesia masih berada pada
tahapan perkembangan awal. Pada tingkat perkembangan mana
sangat dlbutuhkan pemantauan terhadap faktor?faktor yang
dapat menganggu efektifitas serta efisiensi pasar modal.
Tulisan ini bertujuan untuk melakukan studi. tentang
tingkat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pasar modal, untuk kemudian dapat memberikan saran saran
guna mengantisipasi masalah masalah yang akan
dihadapi.
Faktor?faktor tersebut dapat dikelompokkan dalarn fak
tor?faktor rasional dan irrasional. Besarnya pengaruh
faktor rasional menggambarkan suatu keadaan pasar yang
sangat efislen, dimana informasi sangat transparan dan
keputusan didasarkan atas perhitungan yang teliti. Dalam
keadaan ini peluang memperoleh keuntungan di pasar modal
sangat rendah. Besarnya pengaruh faktor Irrasional menggam
barkan keadaan pasar yang tidak efisien, dalam keadaan ini
peluang memperoleh keuntungan dan pasar modal sangat bersi
fat spekulatif. Penilaku pasar spekulatif cenderung kepada
keadaan hiperaktif, yang dikhawatirkan dalam jangka panjang
akan mempunyai dampak yang negatif terhadap perkembangan
pasar modal.
Sampai dengan tanggal 24 November 1989 baru 85 perusa
haan yang masuk ke pasar modal. Jumlah dana yang berhasil
dihimpun sebesar Rp 4.898,1 milyar, yang terdiri dari 65
perusahaan menerbitkan saham dengan nilai perdana sebesar Rp
3.402,9 milyar dan 21 perusahaan menerbitkan obligasi dengan
nilai perdana Rp 1.492,2 mflyar, serta 1 perusahaan mener
bitkan sekuritas dengan nilai perdana Rp 3 milyar.
Dalam Pasar Modal Indonesia terdapat empat golongan
pelaku, yaitu Investor (Pemodal); sektor bisnis/pencari
modal (Emiten); Badan Pemerintah dan Lembaga Penunjang Pasar
Modal yang terdiri atas, Underwriter, Akuntan Publik, Nota
ris, Konsultan Hukum, Perusahaan Penilai (Appraisal), Peran
tara Pedagang Efek (Broker) dan Pedagang Efek (Trader).
Permasalahan yang secara kiasik dihadapi pasar modal
adalah perkiraan nilai harga saham, dan untuk itu dikenal 2
pendekatan teoritis yaitu pendekatan fundamental dan pende
katan teknis.
Penelitian mengenai tingkat harga saham serta
perilakunya telah banyak dilakukan. Diantaranya Menton H.
Miller and Franco Modigliani, yang menjelaskan hubungan
antara deviden, earning dan growth rate. Sebagai implemen
tasi dan teori tersebut, Volkert S. Whitbeck dan Manown
Kisor, Jr. melakukan analisis kombinasi terhadap perilaku
135 saham di bursa Amerika Serikat. Dengan menggunakan
pendekatan yang dilakukan oleh Volkert S. Whitbeck dan
Manown Kisor, Jr., studi ini berusaha melakukan pengamatan
terhadap perilaku pasar saham di Indonesia.
Pengamatan dilakukan dengan penerapan model Volkert
terhadap perilaku harga saham dan 24 saham perusahaan yang
go-public sebelum era deregulasi dan 20 buah saham perusa
haan yang go?public setelah era deregulasi.
Temuan yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain,
pasar modal di Indonesia sedarig menuju pada suatu bentuk
yang mengikuti mekanisme pasar. Hal ini terjadi sebagai
akibat dan diberlakukannya serangkaian deregulasi dalam
bidang keuangan dan perdagangari, sejak tahun 1987.
Dalam perjalanannya sejak tahun 1987, terdapat perilaku
pasar yang menarik untuk diamati yaitu bahwa sebelum deregu
lasi motivasi perdagangan saham lebìh berdasarkan perolehan
deviden. Motif perdagangan seperti ini memiliki waktu jual
beli yang relative lebih panjang, sedangkan jumlah saham
masih terbatas, sehingga mengakibatkan mutasi perdagangan
saham menjadì kurang dinamis dan mengakibatkan pula likuidi
tas pasar yang rendah.
Setelah diberlakukannya diregulasi, terdapat pergeseran
motif perdagangan saham dan motive perolehan deviden ke
motif perolehan capital gain. Motif perolehan capital gain
rnempunyai periode jual ? beli yang bersifat lebih berjangka
pendek, yang mendorong terjadinya mutasi perdagangan saham
yang dinamis sehingga likuiditas pasar menjadi lebih baik.
Harga saham 24 perusahaan lama yang dalam periode
1972?1987 tidak mempunyai kesempatan di?revalue? oleh pasar,
tetapi mekanisme pasar segera melakukan ?revaluasi? atas
harga 24 saham tersebut. Terjadinya mekanisme ? revaluasi ?
pasar tersebut telah menimbulkan permintaan yang sangat
meningkat terhadap ke-24 saham tersebut yang diikuti oleh
meningkatnya harga kedua puluh saham secara mengejutkan.
Kelebihan permintaan untuk saham saham tersebut telah
menimbulkan ?band wagon effect? yang dimanfaatkan oleh
beberapa emiten yang segera melemparkan saham saham perusa
haan baru.
Investor kurang menyadari bahwa terdapat pembedaan
perilaku harga saham antara kelompok ?lama? dan kelompok
?baru? dimana capital gain dan saham saham baru telah
dinikmati oleh pemilik perusahaan dalam bentuk ?agio?.
Pada akhirnya mekanisme pasar melakukan koreksi terha
dap saham saham baru sehingga tampak permintaan dan harga
dan saham saham baru cenderung menurun.
Dari hasil studi juga diidentifikasi kejadian kejadian
yang mempanguruhi faktor-faktor irasional yang antara lain
meningkat pada saat saat :
- Diberlakukannya peraturan pemerintah.
- Terjadi emisi saham baru.
Bagi para Investor disarankan untuk lebih memperhatikan
saham saham transisi, pasar trani, kiasifiasi serta jenis
jenis saham dan informasi perkembangan perusahaan, dan
pengaruhnya terhadap harga saham.
Bagi para emiten disarankan untuk mempertimbangkan
pemanfaatan momentum perilaku hiperaktif investor dalam
upaya memperoleh perolehan, tetapi harus mempertimbangkan
resiko citra perusahaan ?go?public?, karena citra ini dapat
membawa dampak akumulatip terhadap operasi perusahaan.
Bagi Bapepam dan lembaga keuangan terkait lainnya,
disarankan untuk memperbaiki effisiensi market, meningkatkan
efektivitas, memperbaiki kualitas para pelaku pasar modal
seperti perantara, underwriter, akuntan publik dan penilai
antara lain derigan mendorong terwujudnya kode etik pro-fesi
dan usaha.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaskia Ayunda Lukietta
"Penelitian ini fokus pada pengukuran interkoneksi pasar saham pada negara-negara yang tergolong dalam wilayah Systemically Important Regions (SIRs). Dengan menggunakan variabel makro, negara-negara yang diidentifikasi sebagai SIRs memiliki connected lines lebih dari 4 lines di tiap tahunnya. Sedangkan besarnya nilai interkoneksi pada pasar saham SIRs menjadi bias karena adanya pengaruh dari faktor dinamika global. Oleh karena itu, penulis melakukan estimasi ulang nilai returns tiap pasar saham SIRs menggunakan simple market model. Untuk melihat efek dari faktor dinamika global, penelitian ini membandingkan hasil interkoneksi pasar saham sebelum dan setelah proses filtering menggunakan model Vector Autoregression yang diinterpretasi melalui hasil Generalized Forecast Error Variance Decompositions (GFEVD). Terdapat perbedaan signifikan pada hasil interkoneksi pasar saham setelah proses filtering. Interkoneksi tergolong tinggi sebelum filtering, dengan pasar saham Amerika Serikat, Swedia, dan Jerman sebagai poros. Setelah filtering, poros dari interkoneksi menyebar ke beberapa negara Eropa lainnya. Perbedaan hasil ini direpresentasikan pada nilai GFEVD yang turun secara signifikan antara sebelum dan setelah proses filtering.

This research focuses on the measure of stock market interconnectedness in Systemically Important Regions or SIRs. By using macro variables, countries identified as SIRs have the average 4 connected lines in each year on the research period.  Thus, the author is reestimate the returns of each stock markets of SIRs using the simple market model. To see the effects from common global factors, this research compares the interconnectedness level of stock markets before and after filtering process using the Vector Autoregression Model (VAR Model). The author found significant changes of the stock market interconnectedness after the filtering process. The interconnectedness is considered high before filtering, with the US, Sweden, and German stock markets as the pivot. After filtering, the pivot of interconnectedness spreads to other Europe stock markets. The results are represented on the GFEVD value which decreased significantly between the before and after filtering process."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>