Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Willy Utomo
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji permasalahan rasisme dan identitas budaya Afro-Amerika dari sudut pandang Malcolm-X yang diangkat oleh sutradara Spike Lee dalam film berjudul Malcolm-X. Pengkajian ini dilakukan untuk mendeskripsikan rasisme, prejudice, diskriminasi dan krisis identitas budaya masyarakat kulit hitam sebagai permasalahan utama masyarakat Amerika pada tahun 1960an yang dianalis oleh Spike Lee melalui filmnya, Malcolm-X. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan mise-en-scene dengan memperlakukan film sebagai teks yang kemudian dianalisis berdasarkan pada teks-konteksnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa rasisme tetap ada karena terpelihara oleh pandangan hidup masyarakat kulit putih dan kulit hitam sendiri yang disosialisasikan. Stereotype dan prejudice di kalangan kulit putih dan kulit hitam melahirkan mitos superioritas-inferioritas sehingga terjadi diskriminasi di Amerika Serikat. Film ini mempunyai pesan agar masyarakat kulit hitam menguatkan jati diri mereka sebagai komunitas kulit hitam dengan konsep cultural pluralism, dan mendorong masyarakat kulit hitam untuk melihat Malcolm-X sebagai salah satu contoh identitas budaya Afro-Amerika.

ABSTRACT
This study investigates the problems of racism and cultural identity crisis of Afro-American people shown in the movie entitled Malcolm-X which was directed by Spike Lee. The aims of this study are to describe common problems in America in the1960s such as: racism, prejudice, discrimination, and cultural identity crises analyzed by Spike Lee through his film, Malcolm-X. Qualitative method and mise-en-scene concept were employed to analyze shots and dialogs in the movie. The study shows that racism exists due to society’s view and it has been socialized among them. Stereotype and prejudice produced the concept of superiority-inferiority, as they become the reason of discrimination in America. This movie suggests that black Americans try to strengthen their identity by using cultural pluralism’s concept and Spike Lee, the director, tries to expose Malcolm-X as one of Afro-American figures."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandana Anggaraksa
"Musik jazz menjadi salah satu alat perjuangan kesetaraan ras khususnya bagi masyarakat Afro-Amerika di Amerika. Masyarakat Afro-Amerika di Amerika sendiri kebanyakan adalah budak impor dari negara dunia ketiga, dan selayaknya budak mereka dipekerjakan dengan bayaran yang murah. Sejak sebelum kemerdekaan Amerika (tahun 1776), banyak budak afrika yang dikirim ke Amerika hingga penghapusan perdagangan budak impor awal abad 19. Secara kasta sosial mereka cenderung sama dengan suku indian. Mereka menyebar ke seluruh negara bagian, sebenarnya masyarakat kulit hitam ini cukup banyak namun harus diakui bahwa supermasi kulit putih menjadi penghalang untuk menciptakan kesetaraan sosial Musik jazz berkembang di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 di New Orleans, dekat muara Sungai Mississippi, memainkan peran kunci dalam perkembangan musik jazz. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menggunakan sumber primer salah satunya surat kabar sezaman yang sudah terdigitalisasi dan kebaruan akan penelitian ini terletak pada pembahasan mengenai kaitan musik jazz dengan pergerakan masyarakat Afro-Amerika khususnya di New Orleans, Louisianna.

Jazz music became one of the tools to fight for racial equality, especially for the Afro-American community in America. Afro-Americans in America were mostly imported slaves from third-world countries, and as slaves they were employed with low pay. Since before American independence (1776), many African slaves were sent to America until the abolition of the imported slave trade in the early 19th century. In terms of social caste, they tended to be the same as the Indians. They spread throughout the state, actually this black community is quite a lot but it must be recognized that white supremacy is an obstacle to creating social equality Jazz music developed in the United States in the early 20th century in New Orleans, near the mouth of the Mississippi River, played a key role in the development of jazz music. This research uses the historical method, which consists of four stages, namely heuristics, verification, interpretation, and historiography. This research uses primary sources, one of which is digitized contemporaneous newspapers and the novelty of this research lies in the discussion of the relationship between jazz music and the Afro-American community movement, especially in New Orleans, Louisianna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Rana Hanifa
"Cuplikan atau unggahan mengenai 'Karen' dapat ditemukan di berbagai platform media sosial oleh pengguna Internet. Melalui video TikTok 'Karen' yang diambil dari akun bernama @CalvinLee, artikel ini mengkaji reaksi penonton terhadap rasisme oleh 'Karen' dan bagaimana reaksi tersebut meredefinisi label 'Karen' itu sendiri serta identitas dari orang Amerika dalam keseluruhan narasi. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan etnografi virtual, hasil penelitian secara lebih lanjut dijelaskan menggunakan Emotional Broadcast Theory (EBT) of Social Sharing oleh Harber & Cohen (2005) dan Reader’s Reception Theory oleh Hall (1973). Penelitian ini menyimpulkan bahwa mengekspos identitas/informasi pribadi (doxing) 'Karen' di Internet berfungsi sebagai pengawasan sosial terhadap perilaku masyarakat serta menjadi salah satu cara untuk melawan rasisme melalui perilaku penonton dalam bereaksi terhadap unggahan tersebut.

Many footages or posts of ‘Karen’ can be found all across social media, shared by different Internet users. Through a TikTok video of ‘Karen’ taken from @CalvinLee’s TikTok account, this article examines the audience’s reactions to racism by ‘Karen’ and how those reactions redefine the label ‘Karen’ itself as well as finding the significance in the questioning of who can be considered as Americans toward the whole narrative. Using the qualitative research method with a virtual ethnography approach, the research findings will be elaborated through the Emotional Broadcast Theory (EBT) of Social Sharing by Harber & Cohen (2005) and the Reader’s Reception Theory by Hall (1973). This paper concludes that exposing ‘Karen’ on the Internet functioned as social surveillance of society’s behavior. It is also a way of resisting racism, which is the main issue behind the image of ‘Karen’ through the audience’s behaviors in reacting to the event."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Craven, Paul R.
California: Dickenson Publishing, 1968
923.02 CRA b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah
"Wanita Afro-Amerika mendapatkan diskriminasi ganda yaitu karena ras-nya dan juga karena wanita oleh karenanya sering dianggap lemah dan merupakan korban dari berbagai penindasan. Akan tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa mereka memegang peranan yang dominan sebagai pencetus sekaligus memotivasi gerakan untuk memperoleh persamaan hak di tahun 1950-66-an. Hal ini antara lain dilakukan dengan mengabdikan diri secara tekun dalam pengasuhan anak (baik anak sendiri maupun anak yang berasal dani lingkungan/komunitas mereka) yaitu dengan menjadi ibu asuh serta membangkitkan etika pengasuhan anak secara kolektif(bekerjasama) Dengan demikian terjadi kedekatan batin (hubungan yang erat) antara ibu asuh dan anak asuh.
Kemudian ibu asuh ini bisa juga menjadi ibu asuh masyarakat yang dalam keadaan kritis turun tangan untuk memecahkan masalah-masalah yang dapat mengancam kelangsungan hidup masyarakatnya. Seperti diketahui hampir setiap orang Afro-Amerika yang tinggal di Selatan pada waktu itu mengalami perlakuan diskriminasi dan berbagai penindasan yang boleh dibilang merata. Akibat dari tekanan-tekanan dan penindasan yang berkepanjangan ini, mereka merasa frustrasi dengan keadaan tersebut. Tindakan simbolis Rosa Parks menentang diskriminasi dalam bus di Montgomery yang akhirnya membuat ia dipenjarakan dan kemudian tindakan Ella Baker mengkoordinir gerakan pemuda sit-in serta mendorong mereka menuntut persamaan hak di segala bidang.
Terjunnya kedua tokoh wanita yang merupakan ibu asuh ini dalam perjuangan tersebut, telah memotivasi masyarakat Afro-Amerika untuk bergerak seeara serentak menuntut persamaan hak yang pada akhirnya telah membawa perubahan hukum (undang-undanglperaturan diskriminasi bus Montgomery telah ditumbangkan oleh keputusan Mahkarnah Agung Browder v. Gayle (1956) dan keputusan dalam Bell v. Maryland (1964) melarang diskriminasi di tempat-tempat umum/akomodasi publik). Selain itu gerakan ini telah membawa perubahan sikap dalam masyarakat (banyak kantin dan restoran yang bersedia untuk berintegrasi).
Landasan teori yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah: teori frustration aggression theory' dan `identity formation-' yang berhubungan derigan penindasan ras, kelas dan gender serta teori `psikologi-biologi' Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif dan teknik deskriptif interpretatif dalam pengkajian datanya.

The Role of African-American Women's ethics of care and othermother in the movement demanding equal rights in America in the 1950-1960s. By : Azizah ( American Studies Graduate Program, U.I 2002 )Afro-American women faced double discrimination because of their race and sex therefore they had often been characterized as powerless, victims of various opperessions. But the facts showed that they had played the dominant role as a trigger mechanism that could motivate the movement for equality in 1950-1960-an. This was done through devoting themselves in caring the children of their own and other children in their community. They became othermother to the childen of their community and stimulating the ethics of caring through cooperative action. Through this way or others the connectedness was developed between othermothers and the children (foster children).
Then other mothers could also become community othermothers who intervened in critical situations and conditions and solve the problem that threatened the survival of their communities. Almost every Afro-American living in the South at that time had to face multiple oppressions and discriminations. This long-standing oppressions and discriminations frustrated them. Rosa Parks' symbolic action to challenge discrimination in the Montgomery bus made her stay in jail for a moment and then Ella Baker who coordinated the sit-ins movement and motivated the young generations to demand equality in various aspects of life.
This kind of intervention done by Rosa Parks and Ella Baker (as community othermothers) had motivated them to get involved in the movement for equality that eventually brought about important legal changes (Montgomery bus segregation law was struck down by the Supreme Court's decision - Browder v. Gayle (1956) and Supreme Court's decision in Bell v. Maryland (1964) which prohibited discrimination in public accommodation.) This movement also changed the attitude or the heart and the mind of the people ( many were ready to integrate their lunch counters, cafes or restaurants).
The theories applied in the writing of this thesis are: 'frustration aggression theory, identity formation theory' related to race, class and gender oppression and then 'psychology-biology' theory. The Method of research used in this thesis is the library research method with qualitative approach and the technique of data analysis is descriptive, interpretative.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Probojati
"ABSTRAK
Thesis ini mengetengahkan tentang bisnis kewirausahaan dari organisasi warga Muslim Afro Amerika, Nation of lslam yang didirikan tahun 1920 dan masih berdiri sampai sekarang. Saya tertarik dengan penelitian ini karena bisnis kewirausahaan ini memiliki hubungan erat dengan pemberdayaan warga Muslim Afro Amerika.
Nation of Islam mendirikan beberapa bisnis kewirausahaan kooperatif yang berlandaskan dengan ajaran Islam yang dikombinasikan dengan pemikiran- pemikiran dari pendirinya, yaitu W.D. Farad dan Elijah Mohammed.
Bisnis utama dari dari organisasi ini adalah perkebunan Mohammed Farms, yang menyediakan bahan makanan bagi Nation of Islam, surat kabar Mohammed Speaks, restoran, real estate, supermarket dII. Bisnis ini memberikan kesempatan bagi warga Afro Amerika untuk mendapatkan pekerjaan, edukasi disamping memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Tujuan utama pendirian bisnis ini adalah selain menyebarkan ajaran Islam, juga untuk membantu warga Afro Amerika keluar dari kemiskinan. Organisasi ini membangun sekolah¬sekolah, mesjid, panti- panti rehabilitasi sehingga warga Afro Amerika memiliki rasa kebanggaan terhadap diri dan kaumnya. Dengan kebanggan ini, maka stereotip terhadap warga Afro Amerika yang mengatakan bahwa mereka adalah kriminal, miskin, pemalas dapat dirubah karena bisnis ini memberikan nilai- nilai budaya seperti kerja keras, penghematan, penghargaan.
Pada akhimya, thesis ini menunjukkan kesuksesan Bagi bisnis kewirausahaan yang dijalankan oleh Nation of Islam dan mengubah kehidupan warga Muslim Afro Amerika.

This thesis pertains to the study of the Nation of Islam and the Afro-American Moslem organization in regards to entrepreneurial business ventures, correlating with, which has been established since 1920.
The focal point is Mohammed Farms, which supplies food for the Nation of Islam, but secondly, the newspaper "Mohammed Speaks", which, while it serves as a profitable published literature, it also presents job opportunities, and educates the reader on local small business including restaurants, real estate venues, supermarkets, etc.
I am particularly interested in this research because of the strong correlation between the American cultural values and the independent spirit possessed by the followers of these organizations. These businesses were established based on Islamic ideology and the forethought of the founder W.D. Farad and Elijah Mohammed.
These businesses are so critical because while spreading the Nation of Islam's ideology and restoring communities by building schools and mosques, they also instill a sense of pride in the Afro-American culture, by encouraging values such as independence, investing in one's future, acknowledging achievements, and the importance of working to achieve one's goals. These values contradict the stereotypical Afro-American, which is portrayed as poor, lazy, uneducated, and pertinent to crime.
Finally, this thesis will provide evidence that the entrepreneurial businesses in conjunction with the Nation of Islam create positive changes to the lives of its followers."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafiah Sifa
"Tesis ini berusaha membongkar terjadinya dominasi Amerika dalam film Spanglish. Film yang bercerita tentang imigran Meksiko yang bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah keluarga Amerika ini dianalisis secara semiotika Barthes yang menekankan kepada terjadinya ketimpangan identitas budaya orang Amerika dan Imigran dalam film produksi Amerika.Teori-teori yang digunakan adalah Hegemoni Gramsci dan Semiotika Barthes.Dalam penelitian tergambarkan bahwa ada hegemoni pada film produksi Columbia pitures ini.Secara kasat mata, dalam film tidak terlihat terjadinya hegemoni, namun setelah di analisis secara semiotika ditemukan adanya ideologi terselubung yaitu Rasisme dan Amerikanisme.Representasi identitas budaya yang dibangun oleh media ini bisa membantu kelompok dominan untuk melanggengkan ideologinya. Oleh karena itu, para peneliti menyarankan para sineas film bisa lebih berhati-hati dalam membangun makna melalui film mereka, karena film yang ditonton akan memberikan kontribusi kepada penonton atau merendahkan kelas subordinat.

This Thesis is trying to break down the american dominance in film Spanglish. The Film tells the story of immigrants Mexico who worksin American family as a housekeeper. This film is analyzed by a semiotics Barthes to see inequality inside cultural identity of Americans and immigrants. The research used hegemony theory Gramsci and semiotic technique of Roland Barthes's model. In research reflected that there are hegemony on this Columbia pictures Film. In this film, hegemony is not seen, but after it is analyzed by semiotic covert ideology have been found which are Racism and Americanism. The representation of cultural identity that built by media can help to perpetuate its ideology of dominant group. Therefore, the researcher suggestthe filmmakers to be more careful in constructing meaning through their films, since film has contribution to the audience in degrading the subordinate classes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30874
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidzrotin Setiawaty Rainan
"Tesis ini membahas karya penulis kulit hitam yang menyuarakan masalah rasisme. Permasalah ras di Amerika khususnya terhadapat ras kulit hitam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Said
"Sejarah pergerakan selalu terjadi pada situasi di mana kezhaliman, ketidakadilan dan pelanggaran hak-hak asasi manusia menimpa kehidupan umat manusia. Hak-hak asasi manusia yang memberikan ruang luas untuk "bebas" dan "merdeka" menjadi terhambat karena arogansi kekuasaan dengan kesewenang-wenangan tirani penguasa. Oleh karena itu bila kita berbicara tentang sejarah pergerakan, secara tidak langsung kita akan dihadapkan oleh pembahasan mengenai sejarah hak-hak asasi manusia. Singkatnya bahwa sejarah pergerakan selalu identik dengan sejarah HAM.
Imperialisme dan Kolonialisme yang diprakarsai oleh negara-negara Barat, berangkat dari transisi paham spiritualisme kepada paham materialisme. Dunia Barat pada sebelum abad pertengahan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma keagamaan. Suasana religius sedemikian mewarnai kehidupan, baik pada segmen masyarakat maupun pemerintahan. Ketika ilmu pengetahuan dan tekhnologi mulai banyak dikembangkan, maka Barat secara perlahan mulai meninggalkan gereja dan paham spritualismenya. Hanya satu yang mereka yakini, bahwa materi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan tehnologi akan dapat meningkatkan taraf kesejahteran hidup umat manusia. Di bawah dorongan kuat paham materialime inilah dunia barat mulai merambah dunia timur, dengan melakukan petualangan kolonialnya untuk menguras sumber daya alam dan sumber daya manusianya sekaligus.
Meskipun Amerika menjadi gerbong terakhir dalam rangkaian panjang kereta kolonial dengan Inggris sebagai lokomotifnya, Amerikapun ikut mencicipi jajahan beberapa wilayah di bagian Timur. Salah satu bentuk penjajahan Amerika yang menguras sumber daya manusia secara besar-besaran adalah pengiriman budak-budak kulit hitam dari Negara-negara di bagian benua Afrika. Ini merupakan penjajahan model baru, sebab tanpa harus bertandang ke negeri jajahan, pemerintah kolonial dapat secara efektif menguras sumber daya manusia untuk mendongkrak angka pertumbuhan kekayaan negerinya."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T10948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Partiwi Arianto
"ABSTRAK
Dalam tesis ini saya akan memaparkan corak hubungan pria dan wanita Afro-Amerika dalam kehidupan keluarga sebagaimana terungkap dalam keempat karya-karya penulis wanita Afro-Amerika, Alice Walker dan Toni Morrison. Pada umumnya keempat novel itu mengungkapkan hubungan yang tidak serasi; pria kulit hitam cenderung menekan wanita dalam keluarga.
Alice Walker dan Toni Morrison adalah dua diantara penulis Afro-Arerika yang terkenal sejak tahun 1970, malahan Alice Walker mendapat Pulitzer Prize for Fiction tahun 1983, Toni Morrison mendapat National Book Critics Awards (Mari Evans, 1984 :370).
Penulis-penulis wanita Afro-Amerika myenyuarakan kesadaran akan ketidakadilan dan diskriminasi ras serta diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, yang mereka alami, baik dari masyarakat kulit putih Amerika yang dominan, maupun dari sesama kulit hitam, di dalam komuniti Afro-Amerika sendiri. Sejak abad ke delapan belaspun, kaum wanita Afro-Amerika telah menulis sajak, catatan harian, pengalaman-pengalaman yang berisi nilai-nilai budaya Afrika yang ada dalam kehidupan mereka seperti misalnya: Lucy Terry Prince, Phillis Wheatley, Ann Plato, dan Harriet E.Wilson 1).
Di dalam tulisan-tulisan tersebut, mereka makin sering mengungkapkan kondisi mereka yang menyedihkan, terutama dalam hubungan mereka dengan para pria dalam keluarga, seperti ayah, suami dan saudara lelaki. Hubungan mereka dengan kaum pria tampak sebagai penekanan, karena anggapan pria kulit hitam bahwa wanita lebih rendah kedudukannya, seperti yang diungkapkan oleh penulis wanita Maya Angelou.
If we look out of our eyes at the immediate world around us, we see whites and males in dominant rules (Angelou, in Claudia Tate, 1981: 2).
Pandangan tentang dominasi pria (kulit putih maupun kulit hitam) yang menyebabkan penderitaan terhadap kaum wanita Afro-Amerika semakin sering tampak dalam karya-karya fiksi yang ditulis oleh kaum wanita Afro-Amerika sendiri. Mereka berusaha untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran kaumnya dan ternyata memang hal inilah yang ingin mereka baca. Hal itu menunjukkan adanya kesadaran akan kondisi mereka serta adanya kebutuhan untuk memperbaiki kondisi tersebut."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>