Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Adriyan
"Fenomena street art merupakan suatu bentuk propaganda dari fine art, dan biasanya menjadi konsumsi masyarakat dari kelas tertentu, namun street art mencoba mendobrak hal tersebut dengan menampilkan seni di tempat umum, dengan menghadirkan seni tersebut kepada masyarakat, dan bukan membuat masyarakat yang mendatangi sebuah galeri. Salah satu dari perwujudan street art yaitu seni grafiti yang pada awalnya berfungsi sebagai penunjuk identitas bagi individu atau sekelompok orang, dengan hasil yang terkadang bersifat vandalisme. Tetapi sekarang grafiti mulai diterima oleh sebagian kalangan tertentu. Dalam hal ini grafiti tersebut sudah di gunakan sebagai elemen dekorasi suatu ruangan dan membentuk identitas dari ruangan tersebut.
Beberapa studi kasus yang dipilih dibandingkan dengan berbagai bentuk grafiti yang ditempatkan pada ruang yang berbeda-beda, dimulai pada grafiti yang ditempatkan di dalam ruang interior bangunan, lalu grafiti pada luar bangunan tetapi masih didalam satu kompleks interior bangunan, selanjutnya di bandingkan kembali dengan penempatan grafiti yang berada di luar bangunan. Selain itu dibandingkan dengan satu bentuk mural yang terdapat pada ruang interior. Dengan penempatan grafiti yang berbeda-beda tersebut, ternyata menghasilkan dampak dan kesan yang berbeda dengan grafiti yang berada dipinggir jalan dengan eksterior bangunan sebagai medianya.
Skripsi ini mencoba menggali tentang faktor apa saja yang mempengaruhi grafiti untuk dapat difungsikan sebagai elemen suatu ruang, dan grafiti seperti apa yang dapat digunakan pada ruang tersebut. Dengan melakukan perbandingan analisis dalam studi kasus, akan didapat jawaban dari faktor apa yang mempengaruhi grafiti tersebut untuk dapat kembali masuk kedalam konteks suatu ruang.

Street art phenomenon has became a propaganda of fine art, and it usually used by specific consumer, but street art tried to break the rules by showing it off on public spaces, presenting it to people in order to make them see it on the street, not in the gallery. One of its kind is graffiti, which exists to identify certain people or group at the first time, and sometimes, it is considered as vandalisme. But now, some people has started to accept it, and it is used more for decoration which can help to communicate the characteristic of the space.
Case study has been done by comparing many kind of graffiti that are made in different places; which are done within the interior spaces, outer side of the building, and the exterior. It then, also compared with mural of the interior spaces. Applicating graffiti in many different places, resulting the different impact and impression of shape and function, in comparison to the exterior media.
This paper by discover the factors that influence the use of graffiti as one element or space. By comparing them for different purposes, one can find the factors which affect the graffiti to be applied within different spatial contexts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Natanael
"ABSTRAK
Jalan layang adalah salah satu solusi untuk masalah persinggungan titik
transportasi jalur darat. Namun keberadaan jalan layang berdampak pada munculnya ruang bawah jalan layang tempat kolom-kolom penahan jalan layang tersebut. Jalan layang yang berbeban besar membutuhkan kolom berukuran besar pula, dan kolom berukuran besar membutuhkan ruang yang berukuran besar pula. Pada ruang-ruang bawah jalan layang ini kerap dijumpai tindakan vandalisme. Vandalisme menjadi sampah visual di wajah kota dan menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat kota. Namun dalam beberapa kasus, ruang-ruang bawah jalan layang justru dimanfaatkan sebagai taman graffiti, sebuah tempat berekspresi dan menyampaikan pesan-pesan sosial yang positif bagi masyarakat kota.
Studi kasus dilakukan dengan membandingkan vandalisme dan graffiti yang terjadi di beberapa jalan layang yang terdapat di kota Jakarta. Lokasi, kepadatan lalu lintas, dan kondisi sekitar yang berbeda dari jalan layang ternyata memberikan perbedaan hasil yang mucul di ruang bawah jalan layang, apakah vandalisme atau seni graffiti. Dengan melakukan perbandingan analisis dalam studi kasus antara ruang bawah jalan layang yang mendapat tindakan vandalisme dan seni graffiti, akan didapat jawaban apa faktor dibalik terjadinya vandalisme seni graffiti di ruang bawah jalan layang.

abstrack
Flyover is one of solution for the contiguity of land transportation tracks problem. However, a flyover give an impact for its existence and it is the emergence of space underneath that flyover. Space underneath a flyover is an absolute impact of the flyover?s big columns. A flyover with huge load require a lot of big colums, and a lot of big colums require a big underneath space. It is not a shocking fact if people have seen many vandalism acts in these underneath spaces. Vandalism is visual trashes for urban face and make people feel insecure. But in some cases,
spaces underneath the flyovers were used as graffiti parks, places where people express and deliver positive massages for urban people through graffiti art. Writer do the case studies by comparing vandalism act and graffiti art in several flyovers? spaces underneath in Jakarta. Different location, traffic density, and sorrounding environment of each flyover turn out to be some causes of the result difference, whether it is vandalism act or graffiti art. By comparing analysis of the
space underneath a flyover with vandalism act and the space underneath a flyover with graffiti art, writer will know the causes behind emergence of vandalism act and graffiti art in space underneath the flyovers."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42769
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imaniar Sofia Asharhani
"Setiap kota akan memberikan citra yang berbeda ketika kita menelusuri bagian-bagiannya. Skripsi ini memaparkan pembentukan citra yang dapat diwujudkan dari tampilan visual kota pada façade. Peran serta warga kota dalam membentuk citra kota merupakan hasil dari perwujudan pemenuhan kebutuhan mereka dalam berkota. Seni visual, khususnya Mural dan Graffiti menjadi bahasan pada skripsi ini dalam pembentukan townscape dan juga sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan warga. Pemilihan lokasi penyajian seni visual juga terkait dengan beberapa faktor tertentu. Hasil analisis dari studi pustaka dan studi kasus menunjukkan bahwa peranan seni visual yang yang muncul akan menghadirkan dampak yang beragam. Demikian pula dalam hal kemunculannya yang memiliki pola berbeda. Kota Yogyakarta menjadi lahan observasi untuk mendukung penulisan ini.

Every city will impress their image differently when we through its parts. This paper tries to reveal how the image of a city emerges from the city visual display appeared on façade. Citizen needs is the motive of them to participating on city image making (townscape). Visual Art especially Mural and Graffiti is the main topic in this paper to making townscape beside to accomplish citizen needs. The locations are choosing with concerned on certain factor. The analysis results from theory and case study shows that visual art which appeared on city façade represent different impact on townscape. The character of location is divers from each other. Yogyakarta City becomes the case study in this paper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sopi Maulidia
"Grafiti merupakan seni urban yang sangat terkait dengan dimensi spasial, dengan para penulisnya terlibat dalam pengambilan dan pembuatan ruang kota dengan menggunakan dinding-dinding kota sebagai kanvasnya. Melalui penggunaan konsep perilaku spasial dalam geografi, penelitian ini mencakup dua aspek utama: bagaimana persepsi penulis grafiti memengaruhi pemilihan lokasi, dan bagaimana pemilihan lokasi berkaitan dengan gaya penulisan para penulis grafiti di Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, temuan menunjukkan bahwa, di Jakarta Selatan, penulis grafiti memiliki persepsi terhadap lokasi yang akan mereka pilih untuk melancarkan aksinya, yang dapat dibagi menjadi dua kategori: lokasi santai dan lokasi menantang. Lokasi santai dipilih untuk gaya penulisan yang rumit dan kompleks karena kondisi yang minim gangguan dan risiko penghapusan oleh pihak berwenang. Sebaliknya, lokasi menantang dipilih untuk gaya penulisan tanda tangan dasar, penulisan cepat bergaya gelembung, dan gaya blok besar. Persepsi terhadap lokasi yang menantang ini didorong oleh motivasi berupa pencapaian adrenalin, dengan pertimbangan pada lokasi yang menawarkan tantangan dan visibilitas tinggi. Namun, tidak semua penulis grafiti memenuhi kriteria spesifik ini, melainkan memiliki preferensi yang berbeda dan penyesuaian dengan lokasi yang tersedia.

Graffiti is an urban art form intrinsically linked to spatial dimensions, with its writers engaging in the appropriation and creation of urban spaces using city walls as their canvas. By applying the concept of spatial behavior in geography, this research addresses two main aspects: how graffiti writers' perceptions influence location selection, and how location choice is related to their writing styles in South Jakarta. Employing a qualitative approach through in-depth interviews and participatory observation, the findings reveal that, in South Jakarta, graffiti writers have specific perceptions of the locations they select for their activities, which can be categorized into two types: relaxed locations and challenging locations. Relaxed locations are chosen for intricate and complex writing styles due to the minimal disturbances and low risk of removal by authorities. Conversely, challenging locations are selected for basic tag writing, quick bubble-style writing, and large block styles. The perception of these challenging locations is driven by motivations such as achieving an adrenaline rush, considering locations that offer both challenges and high visibility. However, not all graffiti writers meet these specific criteria; instead, they have different preferences and adaptations to the available locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Putra Pamungkas
"Tulisan ini membahas bagaimana fotografi bisa dijadikan media pembelajaran arsitektur Fotografi adalah salah satu media representatif bagi arsitektur karena sifatnya yang dapat dipahami seperti sebuah teks Saya melihat kemampuan sebuah foto sebagai elemen generatif keruangan Tulisan ini membahas bagaimana fotografi bisa dijadikan media pembelajaran arsitektur. Fotografi adalah salah satu media representatif bagi arsitektur, karena sifatnya yang dapat dipahami seperti sebuah teks. Saya melihat kemampuan sebuah foto sebagai elemen generatif keruangan. Di sini, saya membuat diagram yang saya awali dari foto ke dalam bentuk denah dan pemodelan tiga dimensi. Saya menganalisis studi kasus melalui pendekatan arsitektur interior, pemahaman fotografi, hingga persepsi.

This paper discusses how photography can be used as a media for architectural study. Photography can serve as a representative media for architecture, as it can also be understood just as a text. Here I see how photographic works can be a spatial generative element in architecture. I convert photos into diagrams, in the forms of floor plans and three-dimensional modelling. Analysis of the case study is done using approaches of interior architecture, photographical understanding, and the theory of perception."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisha Syakira Prawiraatmadja
"Manusia memiliki ketertarikan alami terhadap makhluk hidup lain dan alam, dan manusia membutuhkan kehadiran alam dalam hidupnya untuk mencapai kondisi well-being terbaiknya. Fenomena ini disebut dengan biophilia dan desain biophilic sebagai salah satu upaya untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut dalam perancangan. Penggunaan elemen alam dalam desain biophilic dapat dihadirkan antara lain melalui tanaman. Dengan banyaknya waktu yang dihabiskan manusia dalam ruang, kehadiran tanaman sebagai elemen ruang dalam menjadi penting yang berdampak pada well-being manusia. Tanaman yang terdapat pada ruang dalam tentunya membutuhkan perawatan untuk hidup. Kehadiran tanaman sebagai elemen alam terbukti memberikan dampak positif bagi keadaan fisik maupun psikis manusia dan juga dapat menjadi elemen ruang dalam yang berpengaruh penting pada elemen desain lain dan kualitas ruangnya. Sebagai hasil simpulan, untuk mendapatkan hasil yang optimal, kondisi ruang dalam harus dipahami untuk menentukan bentuk penerapan dan jenis tanaman yang tepat, serta karakteristik dari tanaman itu sendiri kemudian dikombinasikan menjadi sebuah komposisi.

Human has natural intention towards other living things and nature elements, and human needs the presence of nature in their life to achieve their best well-being. this phenomena is called biophilia and biophilic design as one of the attempt to accommodate that need in design. One of nature elements in biophilic design can be presented by plant. People spend most of their time in indoor space, so the presence of plant as indoor element becomes important and impact human's well being. Plant in indoor space needs maintenance to live. The presence of plant a as nature element in indoor space gives a positive impact for human's physical and mental health and plant can also be an interior element that compliment other design elements and the quality of the space. As a conclusion, to obtain optimal result, the condition of indoor space should be fully understood to determine the application and the type of plant that suits best, and the characteristics of the plant itself to be combined into a composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingge Viesty Cessya Revia
"Ambiguitas dalam arsitektur menjadi bahasa yang akan menerima berbagai bentuk reaksi manusia terhadap pembahasan fenomena. Elemen spasial dapat berperan untuk membentuk berbagai oposisi yang berpotensi menimbulkan cara pandang yang berbeda terhadap ruang. Penulisan skripsi ini membahas mengenai bagaimana kontras dijadikan sebagai landasan terbentuknya ambiguitas sehingga menghasilkan perbedaan secara fungsi pada susunan elemen spasial. Berdasarkan analisis susunan ruang dengan fitur display yang berbasis studi literatur pada Jewish Museum Berlin, terlihat adanya ambiguitas fungsi pada area ruang sirkulasi bangunan, yang teridentifikasi melalui pola pergerakan manusia saat mengalami ruang yang memiliki fungsi sebagai traffic dan inhabitation. Faktor kehadiran manusia menjadi pemicu terbentuknya ambiguitas pada susunan elemen spasial dan digunakan sebagai panduan untuk menentukan interaksi. Persepsi manusia menjadi pemberi arah untuk melihat kemungkinan jejak yang terdahulu telah hadir dan menetap dalam ruang

Ambiguity in architecture becomes a language that will accept various forms of human reactions to the phenomenon discussed. Spatial elements play a role in forming various oppositions that have the potential to bring up different perspectives in a space. This paper discusses how contrast is used as the basis for the formation of ambiguity and produce functional differences in the arrangement of spatial elements. Based on architectural space analysis with display features from literature studies of the Berlin Jewish Museum, an ambiguity of function appears in the circulation space of the building, which is identified through patterns of human movement when experiencing space which has a purpose to accommodates traffic and inhabitation. The human presence triggers the formation of ambiguity in the arrangement of spatial elements and used as a guide for determining interactions, which perception also directs the possibility of traces that previously existed and settled in a space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cabriela Jennifer
"ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai bagaimana tema menjadi metode perancangan ruang yang kemudian berpengaruh terhadap bagaimana manusia menerima sensasi dan persepsi didalamnya. Arsitektur, seperti yang kita ketahui, menjadi medium ruang yang selalu dialami manusia.

Sementara tema, merupakan suatu cara dalam memberikan suatu konsep nyata kepada suatu pengalaman. Menerapkan tema pada ruang arsitektur, khususnya theme park, menjadi topik utama yang dianalisa dengan melihat keterhubungan tersebut. Dengan mengambil World Bazaar (Tokyo Disneyland) sebagai studi preseden dan Studio Central (Trans Studio Bandung) sebagai studi kasus.

Skripsi ini mengupas bagaimana strategi yang diterapkan kedua theme park dalam penerapan tema yang dilakukan. Satu cara yang membedakan metode penerapan tema pada arsitektur dengan metode lainnya adalah, dilakukannya manipulasi terhadap indera lewat elemenelemen ruang yang membentuknya sehingga menimbulkan sensasi yang menggugah dan persepsi berupa keadaan hiper-realitas. Temuan pada skripsi ini adalah bagaimana arsitektur dapat berperan besar pada penciptaan suatu kondisi tertentu dengan pengaturan elemen ruang didalamnya, sehingga manusia dapat menerima sensasi dan persepsi yang lebih terarah.


ABSTRACT

This study discuss about how theme used as a method on designing space and how human receive the sensation and the perception inside the space. Architecture, as we all know, is a space medium that is always experienced by

human.

Theme, on the other hand, is a method to bring a factual concept to the experience. The using of a theme on architectural space, especially theme park, become the main topic in this study, related to that connection. With World Bazaar (Tokyo Disneyland) as a precedent and Studio Central (Trans Studio Bandung) as a case study, this study will analyze the strategy between the two study with the use of theme on the two. One way that differentiate this method to the others is by using the manipulation on human senses with the arrangement of spatial elements, so it will create an enhanced sensation and hiperreality as perception.

This study find out that architecture can be a big role in deciding what condition human will experience with the arrangement of spatial elements in it, so that human can receive a more directed sensation and perception.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Agri Shafira
"Skripsi ini ditulis dalam rangka mengkaji apa saja elemen pada stage lighting yang berperan sebagai pembentuk ruang multiprogram di panggung pertunjukan berjenis proscenium. Panggung proscenium sendiri merupakan sebuah panggung yang umum digunakan untuk berbagai macam pertunjukan dan dapat menjadi tempat untuk beberapa jenis yang berbeda seperti tari, teater, dan musik. Cahaya berperan sebagai elemen independen yang dapat dikontrol dalam rangka membuat ruang temporal pada stage lighting.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berupa pengkajian literatur dari buku dan jurnal yang membahas tentang stage lighting secara umum. Stage lighting pada panggung berbentuk proscenium, stage lighting general pada pertunjukan tari, teater, dan musik. Selain itu terdapat studi preseden terkait aplikasi teori stage lighting yang ditunjang dengan kuesioner sebagai data pendukung yang bersifat kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa elaborasi antara jenis elemen pada tata cahaya seperti jenis lampu, jumlah lampu, variabel, dan filter akan menghasilkan sebuah desain ruang. Hal menarik yang ditemukan adalah desain ruang dapat dibentuk oleh berbagai jenis lampu yang berbeda. Selain itu, desain ruang yang berbeda dapat pula dibentuk oleh jenis lampu yang sama. Medium yang sama berupa cahaya dapat menghasilkan berbagai macam desain ruang yang berbeda.

This thesis was written to examine what elements of the stage lighting that play a role in forming multiprogram space on the stage of the proscenium type. The proscenium stage itself is a stage that is commonly used for a variety of performances and can be a place for several different types such as dance, theater, and music. Light acts as an independent element that can be controlled to create a temporal space on stage lighting.
Data collection methods used in writing this thesis in the form of a literature review of books and journals that discuss stage lighting in general. Stage Lighting in the form of the proscenium, general stage lighting in dance, theater, and music performances. Besides, there are precedent studies related to the application of the stage lighting theory which is supported by questionnaires as supporting qualitative data.
Based on the results of the study, it was concluded that the elaboration between types of elements in the lighting system such as the type of lamp, the number of lights, variables, and filters will produce a design space. The interesting thing found is that the design of space can be formed by a variety of different types of lights. Besides, different spatial designs can also be formed by the same type of lamp. The same medium in the form of light can produce a variety of different spatial designs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusneri Prasetiani Ekawaty
"Ruang publik merupakan tempat dimana orang-orang dapat berkegiatan dan bersosialisasi di dalamnya. Untuk mewujudkan suatu ruang publik yang dapat berfungsi dengan baik, perlu adanya keterlibatan karya seni publik di dalamnya. Patung merupakan salah satu bentuk karya seni publik yang sering ditemui pada ruang publik. Arti kehadiran patung tersebut menjadi penting, karena bukan hanya berfungsi sebagai elemen penambah estetika ruang saja. Kehadiran patung di dalam ruang publik seharusnya juga dapat memberikan begitu banyak manfaat seperti menciptakan rasa senang, bangga dan kagum akan kehidupan pada lingkungan di mana ia berada, merangsang kreativitas, dan juga memacu komunikasi antar individu yang berkegiatan di sekitarnya. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, diperiukan adanya pengetahuan mengenai cara-cara penempatan karya seni publik yang baik pada sebuah ruang publik, sehingga keberadaan karya seni tersebut dapat lebih terasa di dalamnya.

Public space is a place where people can do their activities and socialize. To make a better functional public space, it needs the involvement of public art work within. Sculpture is one kind of public art which often can be found at some public spaces. Its presence become valuable when it is not only being aesthetical element. Its presence suppose to be more meaningful by giving sense of happiness, proud ness and admired by its surroundings, it can also desiring sense of creativity and can be connecting peoples working on it. For this purpose, it is require the knowledge about how to place this sculpture as public art in a public space in a good and right way, so its presence become meaningful."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>