Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Andika Priohutomo
"Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap service quality. Selanjutnya peneliti mengukur pengaruh srvice quality, value dan satisfaction terhadap behavioral intention. Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan adalah terdapat dua dari tujuh dimensi yang berpengaruh positif terhadap service quality, dimana dua dimensi yang berpengaruh antara lain connection quality dan contextual quality. Sedangkan yang tidak berpengaruh positif adalah interaction, device, content, custumer service dan privacy. Hasil lain yang didapatkan adalah bahwa service quality dan satisfaction mempengaruhi behavioral intention, sedangkan value tidak mempengaruhi behavioral intention.

The focus of this study is to invenstigate the factors which influence service quality. After we get the which factors influence service quality, we assess the effect of service quality, value and satisfaction toward behavioral intention. This research shows there are two of seven dimension which influence service quality positively. The two dimension which influence service quality are connection quality and contextual quality, and the rest which not influence are interaction, device, content, customer service and privacy. Another result that gained by this study is that service quality and satisfaction are influencing behavioral intention positively, whether value is not influence behavioral intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Agustiningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor (kualitas lingkungan fisik, kualitas interaksional, kualitas hasil) yang mempengaruhi sikap utilitarian dan hedonis konsumen dalam membangun sebuah preferensi merek restoran di Magnum Cafe. Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan kualitas lingkungan fisik memiliki pengaruh positif terhadap kualitas interaksional dan kualitas hasil, begitu pula dengan kualitas interaksional juga memiliki pengaruh positif terhadap kualitas hasil. Lalu kualitas lingkungan fisik berpengaruh positif terhadap sikap hedonis tetapi tidak memiliki pengaruh positif terhadap sikap utilitarian. Kualitas interaksional tidak memiliki pengaruh positif baik terhadap sikap utilitarian maupun sikap hedonis, sedangkan untuk kualitas hasil memiliki pengaruh positif terhadap sikap utilitarian tetapi tidak memiliki pengaruh positif terhadap sikap hedonis. Pada sikap utilitarian tidak memiliki pengaruh positif terhadap preferensi merek sedangkan sikap hedonis memiliki pengaruh positif terhadap preferensi merek.

This research is intended to identify the factors (physical environment quality, interactional quality, outcome quality) that influence utilitarian and hedonic attitudes of consumers in building a brand preference at Magnum Cafe. This research used Structural Equation Modeling (SEM) as the data analysis technique. The results show that physical environment quality have a positive influence on the interactional quality and outcome quality, as well as interactional quality also have a positive influence on outcome quality. Then physical environment quality have a positive influence on hedonic attitude but do not have a positive influence on utilitarian attitude. Interactional quality does not have a positive influence on utilitarian and hedonic attitude, whereas for the outcome quality have a positive influence on utilitarian attitude but does not have a positive influence on hedonic attitude. In the utilitarian attitude does not have a positive influence on brand preference while hedonic attitude has a positive influence on brand preference."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Vidyanti
"Kepuasan pelanggan masih menjadi topik utama dalam menjalankan bisnis perusahaan yang bergerak di semua jenis industri karena kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen, atau penyedia jasa. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Salah satu faktor yang dapat mendorong tercapainya kepuasan pelanggan adalah kualitas layanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya. Trend terhadap Service Quality diawali pada tahun 1980an ketika para pemar menyadari bahwa kualitas produk tidak menjamin terpeliharanya competitive advantage.
Beberapa dekade terakhir, kegiatan monopoli di bidang telekomunikxasi di Indonesia telah berubah dan pasar lebih terbuka dan lebih kompetitif. Sebagai hasil, banyak perubahan baik yang sifatnya mendasar dan fungsional telah terjadi di reformasi telekomunikasi Indonesia dan industri telekomunikasi Indonesia telah berkembang termasuk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional II yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang menjalankan bisnisnya secara monopoli. Sejak menjadi perusahaan milik publik, Telkom menghadapi tantangan baru, yaitu bagaimana memenangkan kompetisi karena banyak operator baru yang menjadi pesaing. Oleh karena itu, Telkom telah mengganti strateginya dengan menggunakan pendekatan customer-centric. Strategi ini diambil karena era konvergensi digital temyata menghasilkan kebijakan baru dimana suksesnya pemain tidak hanya terletak pada penguasaan teknologi, kepemilikan jaringan, atau kemampuan memproduksi layanan, melainkan kemampuan dalam memahami kebutuhan, masalah, dan harapan pelanggan. Untuk menjadi perusahaan yang berbasis pelanggan, maka seluruh kegiatan operasional TELKOM harus fokus ke pelanggan. Dengan rumusan strategi Telkom yang baru yang bebasis pelanggan, seharusnya pelayanan yang diberikan semakin baik. Selama ini perusahaan belum pernah mengukur bagaimana kualitas pelayanan yang mereka berikan kepada pelanggannya. Ada beberapa kejadian yang semakin berkembang bahwa persepsi pelanggan terhadap service quality mempengaruhi kencenderungan perilaku mereka. Kecenderungan dalam berperilaku merupakan hasil dari pengalaman dengan jasa atau informasi mengenai pelayanan tersebut. Sikap ini dilihat sebagai faktor yang menentukan perilaku konsumen terhadap penawaran di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut dari Service Quality Telkom yang panting bagi pelanggan, mengetahui gap antara harapan pelanggan dengan pengalaman pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Telkom, mengetahui pengaruh antara Service Quality dengan Customer Behavioral Intention.
Metode yang digunakan adalah SERVQUAL merupakan salah satu alat pengukuran kualitas jasa yang paling popular dan banyak dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran. Alat ini dikembangkan oleh A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, dan Leonard L. Target responden adalah pelanggan Telkom yang berusia minimal 17 tahun dan bertempat tinggal di wilayah Telkom Divre II dengan total sampel sebanyak 174 responden. Cara penarikan sampel yang digunakan adalah dengan teknik convenience sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis multirespon, analisis crosstab, analisis kepentingan - kinerja, analisis faktor, dan analisis regresi.
Hasil penelitian terlihat bahwa atribut-atribut yang dianggap panting oleh pelanggan adalah ketepatan waktu pelayanan, kepastian waktu pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan, pelanggan menerirna pelayanan yang telah dijanjikan dari karyawan TELKOM, dan TELKOM mengutamakan pelanggan dalam pelayanannya. Sedangkan menurut metode ServQual. masih terdapat kesenjangan antara ekspektasi pelanggan atau harapan pelanggan dengan pelayanan yang diterima pelanggan TELKOM yaitu sebesar 0.602 dan dimensi yang paling besar gapnya adalah reliability. Dari hasil perhitungan, terdapat pengaruh persepsi terhadap CBI sebesar 14.9%.
Saran yang dapat diberikan sebagai perusahaan yang berbasis pelanggan dan untuk meminimalisasi gap yang akan berdampak kepada perilaku pelanggan adalah Manajemen Telkom perlu mengkomunikasikan "kalau saya membuat janji, maka haruslah saya penuhi. Saya sadar bahwa kesalahan sedikit sungguh berarti banyak buat perusahaan" kepada karyawannya dan mengkomunikasikan kepada pelanggan mengenai proses pelayanan yang diberikan sehingga pelanggan dapat mengetahui secara pasti kapan komplain mereka akan diselesaikan. Telkom perlu meminimalisasi kesalahan dengan memberikan pelayanan "no mistake" melalui pelatihan secara terus-menerus dan menekankan kerja teamwork agar komplain dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat sehingga pelanggan merasa tidak di ping pang, dan pelayanan dapat diberikan sesuai dengan yang dijanjikan. Untuk dapat senantiasa mengutamakan pelanggan dalam pelayanannya, sebaiknya Telkom memperbaiki data pelanggan dan memaksimalkan penggunaannya sehingga program-program yang berhubungan dengan peningkatan empathi pelanggan dapat dijalankan secara optimal. Untuk atribut-atribut yang berada di kuadran D, dinilai terlalu berlebihan oleh pelanggan. Oleh karena itu sebaiknya atribut-atribut yang berada di kuadran D dikurangi tingkat pelayanannya minimal sama dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan sehingga investasi yang ditanamkan untuk atribut-atribut yang berada di kuadran D dapat dialihkan guna meningkatkan kualitas pelayanan atribut-atribut yang berada di kuadran A. Apabila perusahaan ingin secara berkesinambungan memperbaiki kualitas pelayannya, sebaiknya dilakukan penelitian SERVQUAL secara rutin.

Customer satisfaction is still become a leading topic in every industries since customer satisfaction can influence the company's financial performance. A satisfied customer is a customer who feels that they gain values from the supplier, producer, or service provider. These values were originated from the products, services, systems or something that is emotional. One of the factor that leads to customer satisfaction is the quality of services that offered by a company to its customers. The Service Quality trend was began on 1980s where marketer realized that product quality did not guarantee competitive advantage. On the last few decades, Indonesian telecommunication monopoly has changed and the market became more open and competitive. As the result, a lot of fundamental and functional changes occurred in the Indonesian telecommunication reformation era and Indonesian telecommunication industry is developing, including PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Divisi Regional II - one of the telecommunication companies that run its business by monopolized the market. Since it?s became a public company, Telkom faced a new challenge, i.e. how to win the competition since many new operators arouse into competitors. Therefore, Telkom has changed its strategy by using customer-centric approach. This strategy was taken because digital convergence era resulting new policies where the player's success not only caused by technological capabilities, networking or service production, but rather on the ability to understand customer's needs, problems and expectations. To be a customer based company, all part of Telkom's operational activities have to be focused on its customer. Using this new strategy, the service should become better.
So far, the company never measures their customer service quality. Some developing cases showed that customer's perception about service quality influence their behavioral tendencies. These behavioral tendencies are the results from their experience that related to the service or information. This attitude viewed as a determining factor of consumer behavior in the future.
This research's purposes were to find out the most important Customer Service Quality attributes for Telkom, the gap between customer's expectation and customer's experience with Telkom's services, the relationship between Service Quality and Customer Behavioral Intention.
The method used in this research was SERVQUAL, i.e. one of the most popular and referred service quality measurement tools in management and marketing research. This tool was developed by A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, and Leonard L. The respondent target was Telkom's customer, with minimum age 17 and domiciled in Telkom Divre I1 Area. Total sample was 174 respondents. The sampling method was convenience sampling while the analysis method used was descriptive analysis, multi responses analysis, cross tab analysis, interest-performance analysis, factor analysis, and regression analysis.
The result showed that for customers the most important service quality attributes are punctuality of service time, assurance of allocated service time for the customer, customer received the promised service from Telkom employee, and Telkom prioritized its customer on its service. While according to SERVQUAL method, there was a gap between customer's expectation and the service provided by Telkom, i.e. 0.602 and reliability dimension has the biggest gap. From the calculation we can see that all of five dimensions of service quality influenced customer behavioral intention with total numbers 14.9%.
Advice could be given to Telkom as a customer based company and to minimalized the gap that will affected customer's behavior is Telkom Management needs to communicate to their employee that "When i made promises, i have to fulfilled it. I realized that small mistakes mean so much for the company." And also to communicate to their customers about the service process provided by Telkom until the customers knew exactly when their complained can be settled. Telkom needs to minimalize mistakes by providing "no mistake" service through continous training and emphasized teamwork. Therefore, customer's complaints can be settled in a short time and services performed as promised. To be able to prioritize its customers, Telkom should improve the customer data base and maximalized the usage. Therefore all programs related to customer's empathy improvement can be optimized. The attributes found in D quadrant, were marked as too excessive by the customers. Therefore, those attributes need to be decreased at least to the level where the customer's expectation can be achieved so the investment made for the attributes in Quadrant D can be allocated to increase the service quality of attributes on Quadrant A. If the company wants to continuously improve its service quality, it should perform SERVQUAL research in a routine basis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Adi Seputro
"Peningkatan kualitas pada layanan jasa bengkel Roda Kencana Motor diperlukan untuk meningkatkan daya saing bengkel, meningkatkan pendapatan bengkel dan meningkatkan kepuasan bagi pelanggan melalui layanan jasa bengkel. Penelitian ini, dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan jasa bengkel Roda Kencana Motor dengan menggunkan metode Servqual dan metode Quality Function Deployment (QFD).
Dari penelitian diperoleh 17 atribut pelayanan yang merupakan kebutuhan bagi pengguna jasa layanan bengkel. Dengan mengintegrasikan metode Servqual ke dalam QFD, maka diperoleh hasil dengan melihat hasil House of Quality adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan, pelatihan costumer service dan pelayanan, melengkapi peralatan bengkel, melengkapi persediaan suku cadang dan memberikan tanda kejelasan menuju lokasi.

Improve the quality of service station on roda kencana motor are needed to increase competitiveness workshop the raising of revenue service station and increase customer satisfaction through service for the service station. This research, done as an effort to improve the quality of service roda kencana motor with both a method of servqual and methods quality function deployment ( QFD ).
Obtained from research service 17 an attribute that is a need for users of the service of the service station. By integrating a method of servqual into QFD, and obtained the result with see the result of the house of quality is in education and training, training costumer service and service; furnish equipment workshop furnish an inventory of replacement parts danmemberikan a sign of clarity to the location.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Armelia Kawe
"Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh service quality perception dan merchandise quality perception terhadap brand trust dan behavioral intentions pada industry Casual Dining Restaurant, yaitu pada restoran Warunk Upnormal. Penelitian ini menguji peran langsung dari service quality perception yang terdiri dari lima dimensi; tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy , dan merchandise quality perception, serta menguji peran brand trust sebagai variabel mediasi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 431 pelanggan Warunk Upnormal yang pernah mengunjungi dan makan di Warunk Upnormal, berusia 17-25 tahun, dan berdomisili di Jabodetabek. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling SEM dengan menggunakan Lisrel 8.80. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 service quality perception dan merchandise quality perception berpengaruh positif terhadap brand trust, 2 service quality perception and merchandise quality perception berpengaruh positif terhadap behavioral intentions, dan 3 brand trust berpengaruh positif terhadap behavioral intentions.

This research aims to analyze the effects of service quality perception and merchandise quality perception toward brand trust and behavioral intentions on Warunk Upnormal Restaurant as a casual dining restaurant. This research examine direct role of service quality perception that consist of five dimensions tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy , and merchandise quality perception, and also examine the role of brand trust as mediating variable. The data were collected from 431 customer from Warunk Upnormal, that have an experience eating in Warunk Upnormal, aged 17 25 years old, and live in Jabodetabek. Data analysis was performed using structural equation modeling SEM with Lisrel 8.80. The result shows that 1 service quality perception and merchandise quality perception positively influence brand trust, 2 service quality perception and merchandise quality perception positively influence behavioral intentions, 3 brand trust positively influences behavioral intentions. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhriyah Isnaini Zulfah
"Pesatnya pertumbuhan industri kuliner di Kota Depok membuat para pengusaha berlomba-lomba untuk mendirikan restoran dan kafe yang inovatif guna menarik konsumen yang potensial. Perilaku remaja yang cenderung konsumtif menjadikan remaja sebagai target utama pemasar dalam memasarkan produknya. Skripsi ini membahas tentang pentingnya lingkungan jasa (servicescape dan human service), kualitas makanan, dan harga terhadap kepuasan serta loyalitas konsumen remaja. Sebanyak 106 responden berpartisipasi dalam penelitian yang menggunakan metode analisis regresi berganda ini. Hasil menunjukkan bahwa kunci dari kepuasan remaja ialah lingkungan jasa (servicescape dan human service). Sedangkan servicescape, kualitas makanan, harga, dan kepuasan berpengaruh pada loyalitas konsumen remaja.

The rapid growth of the culinary industry in Depok creates entrepreneur vying in establishing innovative restaurants and cafés to attract potential customers. Youth behaviour that tends to be consumptive is the primary target for markerters in marketing their products. This thesis discusses about the importance of service environment (servicescape and human services), food quality, and price to youth satisfaction and loyalty. A total of 106 respondents participated in this study that use multiple regression analysis method. The result indicates that youth satisfaction is the key of service environments (servicescape and human services). While servicescape, food quality, price, and satisfaction influence to youth loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mar`atun Isnaeni
"Skripsi ini membahas persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan perizinan SIUP dan IMB di BPMP2T Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa waktu pembuatan melebihi waktu resmi yang ditentukan oleh BPMP2T. Hal ini terjadi karena kurangnya koordnasi antara BPMP2T dengan dinas-dinas teknis. Peneliti menyarankan bahwa perlu adanya realisasi penyatuan dinas-dinas teknis dengan BPMP2T agar lebih mempermudah koordinasi pelayanan perizinan dan memangkas waktu proses pembuatan peizinan SIUP dan IMB. Simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan perizinan SIUP dan IMB di BPMP2T Kota Depok sudah tergolong baik, hanya saja masih perlu ditingkatkan lagi koordinasi dengan dinas teknis, kecamatan dan kelurahan.

Focus of this study is Society Perception about Quality of SIUP and IMB Licensing Service on BPMP2T Depok City. This research is quantitative which use descriptive interpretative. The results of research stated that time the manufacture of exceeding the official time prescribed by BPMP2T. It happened because of a lack of coordination between BPMP2T with technical team. Researcher suggest that requires the realization of the unification of technical team with BPMP2T to be more facilitate coordination permit service and cut the time the process of making SIUP and IMB licensing service. Summary of this research show that Quality of SIUP and IMB Licensing Service on BPMP2T Depok City is good, but it still need to increase coordination with technical team, subdistrict and village government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Triasih
"Skripsi ini membahas tentang adanya tren penurunan jumlah kunjungan pasien rawat inap yang menunjukkan indikasi rendahnya tingkat loyalitas pasien di Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita, dimana pasien mungkin beralih pada rumah sakit lain atau mungkin tidak kembali melakukan kunjungan karena merasa tidak puas karena layanan yang diberikan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy) dengan variabel dependen yaitu loyalitas pasien di Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 106 responden yang merupakan pasien baru ataupun pasien lama. Untuk menguji analisis univariat digunakan analisis distribusi frekuensi, sedangkan untuk menguji analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien karena p value < α (α = 0,05). Didapatkan nilai p value untuk masing-masing dimensi kualitas pelayanan; yaitu tangibles (p value = 0,001), reliability (p value = 0,023), responsiveness (p value = 0,006), assurance (p value = 0,002) dan empathy (p value = 0,033). Begitu juga dengan hubungan kepuasan pasien dengan loyalitas pasien menunjukkan adanya hubungan yang signifikan yaitu p value = 0,001.

This thesis discusses the trend of decline in the number of patient visits that show indications of low levels of patient loyalty Installation Inpatient RSAB Harapan Kita, where the patient may be switched to another hospital or may not return to visit because it was not satisfied by the services provided.
The purpose of this study to determine the relationship of independent variables of service quality (tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy) with the dependent variable in patient loyalty Installation Inpatient RSAB Harapan Kita in 2012. This study used a cross-sectional study design, the sample size is 106 respondents were new patients or patients longer. To test for univariate analysis of frequency distribution analysis was used, while to test bivariate analysis using quadratic kai test.
The analysis showed no significant relationship between service quality and loyalty of patients as p value < α (α = 0.05). Obtained p value for each dimension of service quality, that is tangibles (p value = 0.001), reliability (p value = 0.023), responsiveness (p value = 0.006), assurance (p value = 0.002) and empathy (p value = 0.033). So is the relationship of patient satisfaction with the loyalty of the patients showed a significant relationship ie, p value = 0.001.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Oktarina
"Tesis ini membahas hubungan antara praktik-praktik manajemen sumber daya manusia dengan kualitas pelayanan account representative dengan kepuasan kerja sebagai mediator di KPP di KANWIL DJP wajib pajak besar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain survey dengan menggunakan kuisioner penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh praktik-praktik manajemen SDM terhadap kualitas pelayanan. Hasil Penelitian ini menyarankan manajemen KPP pada khususnya dan manajemen DJP pada umumnya dalam mengembangkan atau menjalankan praktik-praktik SDM perlu memperhatikan variabel evaluasi kinerja; dari segi kepuasan kerja manajemen DJP diharapkan dapat membuat suatu kebijakan yang memperhatikan jaminan kehidupan dimasa yang akan datang baik dari segi material maupun non material, misalnya dalam bentuk tunjangan kepindahan keluarga dan pendapatan di masa pensiun yang tidak jauh perbedaannya dengan pendapatan pada masa aktif bekerja; manajemen terutama kepala seksi yang membawahi para account representative harus dapat menciptakan mood yang positif yang mempengaruhi kualitas pelayanan.

This thesis examines the influence of practices of human resources management on quality of service of account representatives with job satisfaction as a mediator at KPP in KANWIL DJP Wajib Pajak Besar. This research is a quantitative research design using a questionnaire survey approach. The Results of regresion analysis show that job satisfaction mediates the influence of human resources mangement practices on service quality. The results of this study also suggest KPP management in particular and DJP management in general need to consider variable performance evaluation in developing or running HRM practices; in terms of job satisfaction DJP management is expected to develop a life assurance policy in the future both in terms of material and non-material, for example in the form of relocation allowance and income after retirement is not much difference with revenues during active work; management especially section chief in charge of the account representative should be able to create positive mood which influences the quality of service.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruan, Frendy Mars
"Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik adalah merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara. Perusahaan Listrik Negara atau yang sering kita kenal dengan PT. PLN (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melayani pelayanan publik dalam Penyediaan dan Pemanfaatan Listrik Negara berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat sebagai pelanggan. Hal ini harus dilakukan oleh PT. PLN Ciracas dikarenakan pada awal Juli 2010 Pemerintah menaikan Tarif Dasar Listrik sebesar 30% secara bertahap. Oleh karena itu, PT PLN dituntut untuk memberikan pelayana terbaik kepada masyarakat sebagai pelanggannya.
Untuk mendukung penelitian ini, 100 pertanyaan didistribusikan, terdiri dari 14 pertanyaan yang terkait dengan semua indikator seperti yang disebutkan di atas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sampel accidental sampling. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat sebagai pelanggan PT PLN Ciracas sudah merasa cukup puas atas kualitas layanan yang diberikan oleh PT PLN Ciracas.

Public services (public services) by the public bureaucracy is one embodiment of the state apparatus functions as a public servant in addition to state servants. State Electricity Company, or that often we are familiar with the PT. PLN (Persero) as one of the State Owned Enterprise that serves the public service in the Provision and Use of State Electricity try to improve the quality of service to the community as a customer. This should be done by PT. PLN Ciracas?s due in early July 2010 the Government Electricity Basic Tariff increase by 30% gradually. Therefore, PT PLN is required to provide the best service to the community as customers.
In support of this study, 100 questions distributed, consisting of 14 questions associated with all indicators as mentioned above. This study uses a quantitative approach to sampling accidental sampling technique. This study concluded that the public as customers of PT PLN Ciracas already feeling quite satisfied with the quality of services provided by PT PLN Ciracas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>