Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115688 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Mun`im
"Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) dilaporkan memiliki khasiat dalam menurunkan tekanan darah tinggi. Herba seledri (Apium graveolens) juga telah dikenal sebagai herbal antihipertensi dengan efek diuretik dan vasodilator. Karena kesamaan khasiat dalam menurunkan tekanan darah, kombinasi keduanya diharapkan memiliki efek sinergis. Penelitian ini bertujuan membuat kombinasi teh herbal dari kelopak bunga rosella dan herba seledri yang distandardisasi. Standardisasi ditetapkan terhadap simplisia kelopak bunga rosella dan herba seledri meliputi beberapa parameter spesifik dan non-spesifik. Tiga formula teh herbal yang dibuat kemudian diuji kesukaan untuk mengetahui formula yang paling disukai dari 30 panelis. Formula yang paling disukai adalah formula C yang terdiri atas 2 gram kelopak bunga rosella dan 0,5 gram herba seledri.

Rosella calyx (Hibiscus sabdariffa) has been reported exhibited on decreasing high blood pressure activity. Celery herb (Apium graveolens) has been acknowledged as an antihypertension herb with vasodilator and diuretic effect. Combination of the extracts was expected to provide synergism effect on decreasing high blood pressure. This study was intended to prepare the combination of herbal tea from standardized extracts of rosella calyx and celery herb. Standardization of rosella calyx and celery herb included determination of several specific and non-specific parameters. Three different formulas of herbal tea were prepared that would be hedonically tested to obtain the most favorable herbal tea formula from the 30 panelists. The most favorable formula was formula C which contained rosella calyx (2 gram) and celery herb (0.5 gram)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Mandasari
"Penggunaan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) telah diteliti memiliki khasiat dalam menurunkan tekanan darah tinggi melalui efek vasodilator. Herba seledri (Apium graveolens) juga telah dikenal sebagai herbal antihipertensi dengan efek diuretik dan vasodilator. Karena kesamaan khasiat keduanya dalam menurunkan tekanan darah, penelitian ini bertujuan membuat kombinasi teh herbal dari kelopak bunga rosella dan herba seledri yang distandardisasi.
Standardisasi ditetapkan terhadap simplisia kelopak bunga rosella dan herba seledri meliputi beberapa parameter spesifik dan non-spesifik. Tiga formula teh herbal yang dibuat kemudian diuji kesukaan untuk mengetahui formula yang paling disukai dari 30 panelis. Formula yang paling disukai adalah formula C yang terdiri atas 2 gram kelopak bunga rosella dan 0,5 gram herba seledri.

The use of rosella calyx (Hibiscus sabdariffa) has been examined to have an activity on decreasing high blood pressure through vasodilator effect. Celery herb (Apium graveolens) has been acknowledged as an antihypertension herb with vasodilator and diuretic effect. Since both have similar activity on decreasing high blood pressure, this study was to intended to prepare the combination of herbal tea from standardized rosella calyx and celery herb.
Standardization determined for rosella calyx and celery herb required several spesific and non-spesific parameters. Three different formulas of herbal tea were prepared that would be hedonically tested to obtain the most favoured from the 30 panelists. The most favoured herbal tea formula was formula C which contained 2 gram rosella calyx and 0,5 gram celery herb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32711
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herra Williany Monalissa
"Kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan faktor resiko dari aterosklerosis yang menyebabkan berbagai penyakit. Intervensi farmakologik utama untuk mengurangi kadar kolesterol ialah menghambat enzim HMG-KoA reduktase. Salah satu tanaman dari marga Garcinia, yakni Garcinia dulcis memiliki potensi sebagai aktivitas antikolesterol. Berdasarkan kemotaksonomi, Garcinia latissima Miq. diperkirakan juga mempunyai potensi aktivitas antikolesterol.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas HMG-KoA reduktase ekstrak air daging buah G.latissima dengan perbedaan durasi infusa, serta penetapan kadar flavonoid total dan fenol total pada ekstrak. Selain itu, simplisia daging buah G. latissima Miq. akan dibuat dalam bentuk teh dan dilakukan uji hedonis untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat pada teh tersebut.
Hasil uji menunjukkan ekstrak air daging buah G. latissima Miq 100 ppm dengan infusa selama 5, 10 dan 15 menit menghambat aktivitas enzim HMG-KoA reduktase berturut turut sebesar 11,32; 29,02; 13,03%. Ekstrak 10 menit dengan penghambatan enzim terbesar memiliki kadar flavonoid total sebesar 31,24 mg QE/gram ekstrak dan kadar fenol total sebesar 4,64 mg GAE/gram ekstrak. Sedangkan kesukaan masyarakat terhadap warna, aroma, rasa teh celup formula A buah G. latissima Miq. berturut turut sebesar 30; 30; 20% dan terhadap formula B berturut turut sebesar 40; 33,3; 50%.

High cholesterol in the blood is a risk factor of atherosclerosis that causes various diseases. The main pharmacologic intervention to reduce cholesterol levels is inhibiting the HMG-CoA reductase enzyme. One of the genera of Garcinia, Garcinia dulcis, has potential as an anticholesterol. Based on chemotaxonomy, Garcinia latissima Miq. is also estimated to have a potency as anticholesterol.
This study aims to test the inhibition activity of HMG-CoA reductase from mesocarp water extract of G.latissima with different duration of infusions, as well as determination of total flavonoid and total phenol content in the extract. In addition, the simplicia of the mesocarp of G. latissima Miq, will be made as herbal tea and a hedonic test is performed to find out the degree of liking for the tea.
The test results showed inhibitory activity of 100 ppm G. latissima Miq. mesocarp water extract with infusion for 5, 10 and 15 minute repectively 11.32; 29.02; 13.03%. The 10 minute extract with the largest enzyme inhibition had total flavonoids content of 31.24 mg QE / gram extract and total phenol content of 4.64 mg GAE / gram extract. The result of hedonic test for the color, aroma, flavor of herbal tea formula A respectively 30; 30; 20% and formula B respectively for 40; 33.3; 50%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Febriani Sundari Fadhilah
"Salah satu terapi untuk mengatasi tinggi level kolesterol dengan menghambat enzim HMG-KoA reduktase pada biosintesis kolesterol. Penelitian sebelumnya pada hewan uji, ekstrak etanol Garcinia xanthochymus dapat menghambat peningkatan kolesterol.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas penghambatan enzim HMG-KoA reduktase pada ekstrak air Garcinia xanthochymus, penetapan kadar flavonoid dan fenol total, pembuatan sediaan teh herbal dari simplisia yang sudah dikarakterisasi dan uji hedonis. Pengujian aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase secara enzimatis, penetapan kadar flavonoid total secara kolorimetri AlCl3 dan penetapan kadar fenol total dengan Folin-Ciocalteu.
Hasil pengujian penghambatan enzim HMG-KoA reduktase tertinngi adalah ekstrak air 5 menit yaitu 46,45 4.1140. Hasil dari susut pengeringan memenuhi persyaratan < 10 sedangkan hasil kadar sari larut air 42,77 0,0255 , kadar sari larut etanol 45,52 0,0036, kadar abu total 10,77 0,0021, dan kadar abu tidak larut asam 4,42 0,002. Hasil penetapan kadar flavonoid total tertinggi adalah ekstrak 5 menit yaitu 24,213 mgQE/gr ekstrak.
Hasil penetapan kadar fenol total tertinggi adalah ekstrak 15 menit yaitu 12,171 mgGAE/gr ekstrak. Hasil uji hedonis pada parameter warna,aroma, dan rasa, adanya perbedaan signifikan pada uji kesukaan rasa. Berdasarkan hasil penelitain ini ekstrak air memiliki aktivitas penghambatan yang kecil terhadap enzim HMG-KoA reduktase.

One of the therapies that can be used to treat high cholesterol levels is by inhibiting the enzyme HMG CoA reductase inhibitors on biosynthesis cholesterol. Previous research conducted with animal test, Garcinia xanthochymus can inhibit the increase in cholesterol.
This research aims to test the inhibitory activity of the enzyme HMG Coa reductase on water extract of Garcinia xanthochymus, the determination of the levels of flavonoids and phenols, total manufacture of preparations of the herb tea simplisia already characterized and test the hedonist. Inhibitory activity of testing of HMG Coa reductase in enzimatis, the determination of the levels of total flavonoids in kolorimetri of AlCl3 and the determination of the levels of total phenols by Folin Ciocalteu.
Results of testing the inhibition of the enzyme HMG CoA reductase inhibitors showed that the water extract of 5 minutes has the highest percent inhibition activity is 46.45 4.1140, Results of drying shrinkage meets the requirements of drying shrinkage meets the requirements of <10% while the yield levels ..."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariiq Azmi Rofiqi Sulkhan
"Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan penyakit mulut ditandai dengan ulkus berwarna putih-kekuningan yang umumnya sembuh selama 14 hari. Berbagai bentuk sediaan memiliki waktu kontak terbatas dengan lesi sehingga dapat mengurangi efek terapinya. Aktivitas anti-inflamasi, antiulkus, antioksidan, antibakteri glycyrrhizin (GL) dan ekstrak kayu secang sudah banyak dilaporkan tetapi belum ada yang menguji efeknya pada penyembuhan ulkus oral. Penelitian dilakukan bertujuan untuk membuat film mukoadhesif menggunakan zat aktif GL dan ekstrak kayu secang dengan karakteristik yang baik yang dapat diterima, memiliki aktivitas anti-inflamasi, dan tidak mengiritasi. Uji aktivitas anti-inflamasi zat aktif dilakukan sebagai uji pendahuluan penentuan dosis formulasi. Sembilan formula dengan variasi chitosan (CH) dan propilen glikol (PG) diuji terhadap parameter indeks mengembang, kekuatan mukoadhesif, waktu mukoadhesif, ketahanan regangan, dan pH permukaan. Formula optimal film dievaluasi karakteristik fisik, aktivitas anti-inflamasi, dan iritasinya. Total 3% kombinasi GL:ekstrak kayu secang (2:1) merupakan dosis optimal untuk formulasi. Formula optimal film (CH 0,53%; PG 3,00%) memiliki karakteristik sediaan film mukoadhesif yang baik yaitu mengembang >200%; melekat kuat pada mukosa selama 180,67 ± 9,85 menit; pH 6,39 ± 0,02 sama dengan rongga mulut; tahan terhadap lipatan >300 kali; stabil; dan tidak mengiritasi. Formula optimal film secara signifikan (p<0,05) menurukan diameter ulkus >90% sejak hari ke-4 dan jumlah leukosit mendekati normal yaitu 8975 ± 435,5/μL dibandingkan triamcinolone salep yaitu 9575 ± 415,1/μL. Pengamatan histologi menunjukkan formula optimal film memberikan profil regenerasi jaringan mirip dengan mukosa oral yang sehat. Formula optimal film dengan 3% kombinasi GL:ekstrak kayu secang (2:1) yang dihasilkan disimpulkan berpotensi dikembangkan sebagai alternatif pengobatan untuk SAR

Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) is the oral mucosal lesions characterized by round ulcers with yellow-white color and heals up to 14 days. Many commercialized forms of treatment have limited residence time with the lesion that may decrease therapeutic efficiency. The anti-inflammatory, anti-ulcer, antioxidant, antibacterial properties of glycyrrhizin (GL) and C. sappan extract (CSE) have been demonstrated in many recent studies but no study has demonstrated the effect on the oral mucosal ulcer. The objective of this study was to optimize mucoadhesive oral film containing GL and CSE that is aesthetically acceptable, provides anti-inflammatory activity, and not irritant. Anti-inflammatory activity of GL and CSE was conducted as the preliminary study to determine the dosage of the formulation. All nine experimental runs with the various chitosan (CH) and propylene glycol (PG) concentrations were optimized against swelling index, mucoadhesive strength, residence time, tear resistance, and surface pH then physical characteristics, anti-inflammatory activity, and irritancy of the optimum formula were evaluated. Combination of 3% GL:CSE (2:1) showed the optimum dosage for formulation. The optimum formula (0.53% CH; 3.00% PG) showed a swelling index >200%; residence time up to 180.67 ± 9.85 minutes; pH 6.39 ± 0.02 similar to oral cavity; folding endurance >300 times; physical stable; and not irritant. The optimum formula was significantly (p<0.05) decreased the ulcer size up to >90% since day 4 with the leukocyte number 8975 ± 435.5/μL that was similar to the normal value compared to the triamcinolone paste 9575 ± 415.1/μL. In addition, the histological examination from optimum formula treatment showed a similar tissue regeneration profile with the healthy oral mucosa. This study was concluded that the mucoadhesive film containing combination of 3% GL:CSE (2:1) may be potential as the alternative treatment for RAS."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora E. Gondokusumo
"Brazilin dan 6-gingerol, senyawa bioaktif dalam ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), memiliki berbagai potensi manfaat farmakologis. Kombinasi ekstrak ini telah menunjukkan sifat antitrombotik dan antihiperlipidemia, sehingga menunjukkan potensi penggunaan kombinasi ini dalam produk herbal. Analisis kuantitatif diperlukan untuk memastikan kontrol kualitas produk herbal. Namun, kuantifikasi simultan Brazilin dan 6-gingerol menggunakan metode HPLC saat ini tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi metode kuantifikasi simultan untuk Brazilin dan 6-gingerol dalam ekstrak gabungan kayu secang dan jahe menggunakan KCKT- fase terbalik. Analisis kromatografi dilakukan menggunakan kolom C18 Inertsil ODS3 fase terbalik (4,5x250mm; ukuran partikel 5μm) pada suhu kamar, dengan deteksi pada 282nm menggunakan detektor UV. Fase gerak terdiri dari asetonitril (A) dan air yang mengandung 0,1% asam asetat (B), dengan elusi gradien yang dioptimalkan sebagai berikut: 0-12 menit 15% A: 85% B; 12-16 menit 30% A: 70% B; 16-21 menit 45% A: 55% B; 21-35 menit 60% A: 40% B, dengan laju aliran 1mL/menit dengan volume injeksi 20 μL. Metode yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian sistem yang dapat diterima (resolusi puncak, faktor tailing, nomor plat teoritis, selektivitas), dan parameter yang divalidasi. Baik Brazilin dan 6-gingerol menampilkan kurva kalibrasi linier (R2 > 0,999), presisi intraday dan interday tinggi (%RSD <2%), dan akurasi (93-106%). Studi ini berhasil mengembangkan dan memvalidasi metode KCKT yang cepat dan akurat untuk mengkuantifikasi Brazilin dan 6-gingerol secara simultan dalam ekstrak gabungan kayu secang dan rimpang jahe. Metode ini dapat digunakan unuk pengendalian mutu dan dapat memfasilitasi pengembangan produk herbal yang menggunakan kombinasi senyawa bioaktif ini.

Brazilin and 6-gingerol, bioactive compounds found in sappan wood (Caesalpinia sappan L.) and ginger rhizome (Zingiber officinale Rosc.) extracts, offer various potential pharmacological benefits. The combination of these extracts has shown promising antithrombotic and antihyperlipidemic properties, suggesting the potential use of this combination in herbal products. Quantitative analysis is required to ensure the quality control of herbal products. However, the simultaneous quantification of Brazilin and 6-gingerol using an HPLC method is currently unavailable. To address this gap, this study aimed to develop and validate a simultaneous quantification method for Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger using RP-HPLC. Chromatographic analysis was performed using a reverse-phase C18 Inertsil ODS3 column (4.5x250mm; particle size 5μm) at room temperature, with detection at 282nm using a UV detector. The mobile phase consisted of acetonitrile (A) and water containing 0.1% acetic acid (B), with gradient elution optimized as follows: 0-12 min 15% A: 85% B; 12-16 min 30% A: 70% B; 16-21 min 45% A: 55% B; 21- 35 min 60% A: 40% B, at a flow rate of 1mL/min with an injected volume of 20 μL. The developed method demonstrated acceptable system suitability (peak resolution, tailing factor, theoretical plate number, selectivity), and validated parameters. Both Brazilin and 6-gingerol displayed linear calibration curves (R2 > 0.999), high intraday and interday precision (%RSD < 2%), and accuracy (93-106%). This study successfully developed and validated a rapid RP- HPLC method for simultaneous quantifying Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger rhizome. This method provides a reliable means for quality control analysis and could facilitate the development of herbal products incorporating these bioactive compounds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Safina
"Kulit buah manggis (Garcinia mangostana) dan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) telah digunakan sebagai obat tradisional dalam berbagai khasiat. Pada penelitian ini, campuran kulit buah manggis dan kelopak bunga rosella dalam teh herbal ditentukan aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode penangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-pycrylhydrazyl (DPPH).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kulit buah manggis dan kelopak bunga rosella dalam formula A dengan komposisi 1,5 g kulit buah manggis dan 1,0 g kelopak bunga rosella memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi (IC50=148,1 ¯g/mL) di antara formula lain dengan komposisi yang berbeda. Formula tersebut yang juga mengandung 60 mg ekstrak stevia lebih disukai oleh panelis pada uji kesukaan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S33024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devaraj, T.L.
India: New Dawn Press, INC, 1992
615.321 DEV s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Elsevier, 2005
615.321 RES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>