Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121868 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H.A.W. Widjaja,1940-
Jakarta: Bina Aksara, 2010
302.2 WID k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
H.A.W. Widjaja,1940-
Jakarta: Bumi Aksara, 1993
302.2 WID k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku May Rudy
Bandung: Refika Aditama, 2005
350.874 TEU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, S.M.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
302.2 SIA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Putri Iswari
"Tesis ini meneliti peran hubungan masyarakat dalam meningkatkan reputasi organisasi dengan studi kasus pada bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Sekretariat Negara. Teori yang digunakan adalah teori peran, teori peran kehumasan, teori empat model of kehumasan, teori perencanaan strategis kehumasan, dan teori reputasi organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam serta observasi partisipatoris.
Hasil penelitian memperlihatkan humas Kementerian Sekretariat Negara menjalankan peran communication technician, media relations, dan communication and liaison yang diimplementasikan ke dalam rangkaian perencanaan strategis kehumasannya dengan model dua arah asimetris dalam rangka memperkuat reputasi organisasi.

This thesis studies about the role of public relations in order to enhance its organization’s reputation, case study on public relations division of Secretariat of State Ministry. Theories that were applied are role theory, role of public relations, four models of public relations, strategic planning of public relations, and reputation of organization. This research is qualitative descriptive. The data were collected by means of in-depth interview and participative observation.
The results show that the Secretariat of State Ministry's public relations performs communication technician role, media relations role, communication and liaison role, and implement them into PR strategic planning under two way asymmetrical model of public relations in order to enhance its organization’s reputation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wibawa
"
Penelitian ini adalah mengenai efektivitas penggunaan media komunikasi internal
ditinjau dari pendekatan motif dan penggunaan sasaran dalam rangka sosialisasi
kebijakan oganisasi. Adapun tujuan penelitian adalah melihat faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap motif responden audience dalam menggunakan media
komunikasi internal, dan kepuasan audience setelah menggunakan media
komunikasi internal tersebut dengan pendekatan teori Uses and Gratification.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan hasil
penelitian bahwa hanya terdapat satu faktor yang menentukan motif responden
dalam menggunakan media komunikasi internal, dan secara umum media
komunikasi internal belum memuaskan responden dalam memenuhi kebutuhan
informasi. Walaupun demikian, media website merupakan media yang paling
sering digunakan responden dalam memenuhi kebutuhan informasi.

ABSTRACT
This study is about the effectiveness of internal communication media in terms of
approach and the use of target motives in the socialization organization policy.
The purpose of the study is to see the factors that influence respondents motives
audience in using the internal communication media, and audience satisfaction
after using the internal communication media with approach of the Uses and
Gratification theory. The study was conducted using quantitative methods with the
findings that there is only one factor that determines the motives of respondents
using media in internal communications, and internal communications media in
general has not been satisfactory in meeting the information needs of the
respondents. However, media websites are the most commonly used media in
meeting the information needs of the respondents."
2013
T34887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Natasa Atidhira
"ABSTRAK
Berbelitnya sistem birokrasi yang ditetapkan oleh Polri dalam pengumaan
SIM, STNK, dan BPKP (SSB) menimbulkan citra negatif di mata masyarakat yang
akhirnya menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian dan
menyebabkan masyarakat enggan bersentuhan langsung dengan kepolisian.
Menyadari buruknya reputasi kepolisian inilah yang pada akhirnya melatar belakangi
Polri untuk segera kembali membangun trust building yang dijabarkan dalam
program reformasi birokrasi 2005-2010 yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang cepat, transparan dan akuntabel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi Polda
Metro Jaya dalam menjalankan program transparansi pelayanan SSB melalui Nine
Steps of Strategic Public Relations. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara rnendalam dengan
responden terpilih. Metode analisa data dilakukan dengan dengan menelaah seluruh
data yang didapat dari berbagai sumber, kemudian data tersebut dianalisa dan
dibandingkan dengan teori yang digunakan sebagai acuan penelitian. Selain
melakukan wawancara, peneliti juga melakukan survey mengenai transparansi
pelayanan SSB kepada masyarakat selaku stakeholder, melalui kuesioner.
Hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa strategi komuuikasi pada
pelayanan SSB Polda Metro Jaya menerapkan kerangka Nine Steps yakni dengan
strategi proactive, meliputi action strategies dan communication strategies, yang
ditujukan kepada internal dan eksternal publik Polda Metro Jaya.. Selain itu, hasil
kuesioner juga menunjukkan bagaimana masyarakat mengetahui adanya sosialisasi
program transparansi tersebut, dan perubahan seperti apa yang dirasakan oleh
masyarakat selaku pengguna jasa.

Abstract
Complicated bureaucracy established by the Police in handling driver's
license, vehicle registration, and certificate of ownership (SIM/ STNK/BPKP - SSB)
has led to a negative image in the eyes of the public. This negative image ultimately
reduces the level of public confidence in the institution and has caused a public
reluctance to come into contact with the police. Realizing its poor reputation the
Indonesian Police urged to immediately re-establish its trustworthiness to the public.
This program is outlined in the 2005-2010 bureaucratic reform programs that aim to
provide fast transparent and accountable service.
The purpose of this study was to determine how Polda Metro Jaya strategize
its communication program for the SSB service transparency through the Nine Steps
of Strategic Public Relations. This research was conducted with a qualitative
approach, through in-depth interviews with selected respondents. The data was then
analyzed by reviewing all the data obtained from various sources, then analyzed and
compared with the theories used as the research reference. Additional& this study
also accommodated a survey on transparency SSB, through questionnaires
distributed to the community as stakeholder.
The findings suggested that the communication strategy for SSB services in
Polda Metro Jaya is adapting to the Nine Steps framework through proactive
strategies, including action strategies and communication strategies, aimed to Polda
Metro Jaya's internal and external public. In addition, the questionnaire also
suggested how the community is aware of such transparency socialization program,
and how the perceive the changes as service user.
"
2010
T29388
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sizigia Pikhansa
"Pendekatan hubungan sudah seharusnya dijadikan substansi dan fokus perhatian di dalam Public Relations (PR), khususnya Political Public Relations. Pendekatan tersebut dapat difasilitasi dengan munculnya media baru microblogging Twitter. Namun permasalahannya masih banyak aktor politik, khususnya pemimpin negara, yang memperlakukan media tersebut sama dengan media tradisional yaitu sekedar untuk penyebaran informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pemanfaatan media sosial Twitter digunakan oleh pemimpin negara Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai alat PR untuk berhubungan dengan publiknya. Hal tersebut dilakukan dengan meneliti tema pesan yang dipilih Presiden SBY, model PR yang digunakan dalam berkomunikasi, dan hubungan yang berlangsung dengan publiknya berdasarkan indikator Grunig dan Hon. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, dan merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode analisis isi.
Hasil yang didapatkan dari analisis tweet akun Presiden SBY selama periode satu bulan, adalah bahwa tweet paling banyak bertemakan pesan pribadi, informasi mengenai situasi yang dialami Indonesia, serta kegiatannya dalam bertugas menjadi Presiden. Model publisitas/ press agentry merupakan model PR yang paling sering digunakan, yang berarti Presiden SBY memanfaatkan Twitter sama seperti media tradisional sebagai alat untuk publikasi positif mengenai dirinya. Namun, Presiden SBY sebenarnya ingin membangun hubungan komunal, kendati baru berhasil memperlihatkan komitmen atau kepeduliannya pada publik. Indikasi terbanyak adalah kepercayaan dan komitmen. Sedangkan indikasi terendah yaitu adanya persamaan kontrol dan kepuasan. Hal ini memperlihatkan bahwa Presiden SBY kurang memaksimalkan fungsi Twitter sebagai media untuk manajemen hubungan.

Relational perspective should be the main focus in Public Relations, especially Political Pubic Relations. Twitter as the new microblogging media have the ability to facilitate relational perspective. Unfortunately many political actors are still using social media as if it was a traditional media which used for information dissemination. The purpose of this research is to reveal the usage of social media by the President of Indonesian Republic as a PR tool to establish relation with his public. It can be described by looking at the thematic message in his Twitter account, PR model used in it and his relationship with publics based on Grunig and Hon indicators. This research use positivist paradigm, quantitative approach and a descriptive study using content analysis method.
The results from the tweets analysis of President account over one month period, is that most tweets themed personal messages, information about Indonesia current situation, as well as official activities as a President. publicity/ press agentry model is a PR model that used most often, which means the president use Twitter same as traditional media, where the media is used as a tool for positive publicity. However, the president attempted to establish a communal relationship because He shows his concern for the public. Most tweets indicate trust and commitment indicators. While the lowest indication are the control mutuality and satisfaction. This shows that the President is not maximizing Twitter as a medium of relationship management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shela Muktamarisa
"
ABSTRAK
Pada lembaga pemerintah, penyelenggaraan edukasi publik merupakan bentuk pengelolaan komunikasi dan citra yang dilakukan oleh humas pemerintah secara berkelanjutan guna mendukung pelaksanaan kebijakan yang efektif dan memperoleh pemahaman serta kepercayaan publik terhadap kredibilitas lembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap pada kegiatan edukasi publik dalam bentuk site-visit dan seminar terhadap pembentukan citra Bank Indonesia sebagai lembaga negara dimata mahasiswa sebagai salah satu publik pemangku kepentingan. Dalam kaitannya dengan pembentukan citra, penelitian ini juga meggali personaliti Bank Indonesia yang muncul melalui kegiatan site-visit dan seminar. Metode penelitian yang digunakan menggunkan pendekatan kuantitatif yang bersifat eksplanatif dengan metode survey. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi publik dalam bentuk kegiatan site-visit berkontribusi sebesar 27 sedangkan seminar sebesar 30 terhadap pembentukan citra. Dari hasil pengujian independent t-test diketahui tidak terhadap perbedaan signifikan antara rata-rata pada sikap dan citra Bank Indonesia ada kegiatan site-visit dan seminar.Kata Kunci: humas lembaga pemerintah, edukasi publik, site-visit, seminar, citra, personaliti.

ABSTRAK
ABSTRACTIn government institutions, public education is a form of sustainable communication and image management conducted by government public relations in order to support the implementation of effective policies and gain public understanding and trust in government credibility. This study aims to determine the effect of attitudes on public education activities in the form of site visit and seminar on the establishment of the image of Bank Indonesia as a state institution in the eyes of students as one of the stakeholder. In relation to image building, this study also finds the personalities of Bank Indonesia that arise through site visit and seminar activities. The approach used is explanative quantitative approach with survey method. The results of this study indicate that public education in the form of site visit contrubutes 27 , and seminars activities contribute 30 to image building. From the results of independent t test there is no significant difference between the average of attitudes and the image of Bank Indonesia on site visit and seminar activities.Keywords public relations institution, public education, site visit, seminar, image, personalities. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Arizona
"Peran Humas yang ideal akan mendukung organisasi dalam mencapai tujuan dan keberhasilan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana Humas di Bank Tabungan Negara telah menerapkan prinsip-prinsip Excellence Communication yang dikembangkan oleh James Grunig di dalam Excellence Theory. Excellence Communication memiliki tiga bulatan (sphere) yang saling berkaitan antara lain Knowledge Core, Shared Expectation, dan Participative Culture.
Penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme, pendekatan kualitatif, dan bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian adalah wawancara mendalam, observasi partisipan, studi dokumentasi, dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Excellence Communication sudah diterapkan di BTN. Namun penerapannya belum memenuhi kriteria Grunig sepenuhnya karena komunikasi organisasi masih asimetris dan posisi Humas yang tidak memiliki akses langsung kepada pimpinan sehingga tidak terlibat dalam rapat pembuatan keputusan bersama direksi. Hasil ini dipengaruhi oleh penerapan Excellence Communication yang disesuaikan dengan konteks perbankan dan budaya organisasi di Indonesia.

Ideal public relations role advocate organization in achieving its goal. This paper explains up to what extent public relations of Bank Tabungan Negara have applied the Principal of Excellence Communication attributed to James Grunig in The Excellence Theory. Excellence Communication has three interrelated spheres. These spheres are Knowledge Core, Shared Expectation and Participative Culture.
This research is a descriptive research processed in a qualitative way and exerts post positivism paradigm. Data collection method used in this study are in-depth interview, participant observation, and study of documentation and literature.
The result of this paper shows that Excellence Communication has been applied in Bank Tabungan Negara. Nevertheless, it has not fully met the criteria of Grunig because the communication of organization of Bank Tabungan negara is still asimetric and its public relations that has no direct access to the chairman of organization can not be engaged in the decision making meeting. The results are affected by the implementation of Excellence Communication which should be adjusted to the context of the banking and organization culture of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>