Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Sri Wahyuni Setyawaty
"Penelitian ini berfokus pada kajian analisis implementasi program pemberdayaan pernuda berbasis tempat ibadah, khususuya di masjid yang dilakukan oleh Kemenpora dalam rentang waktu 2008 s/d 2011. Program ini masih menjadi pilot project yang dilaksanakan di beberapa tempat ibadah, yang tersebar di berbagai daerah. Penelitian ini k11usus meneliti implementasi di tempat ibadah masjtd. Pilot project program Pemberdayaan Pemuda Berbasis Tempat Ibadah (PPBTI) di masjid dilaksar.akan di empat Kabupaten yaitu Kahupaten Kendal, Indmmayu, Denpasar dan Mataram.
Penulis memandang periu menganalisis implementasi pilot project ini untuk mengetahui efektivitas implernentasi program ini dengan melihat kesesuaian antara program, organisasi pelaksana program dan peman(aat/ penerima program, serta melihat kesesuaian antara tujuan program dengan manfaat dan dampak yang diterima pemanfaat/ penerima program. Hasilnya dapat digunakan sebagai landasan keputusan implentasi kebijalam yang ak:an direalisasi dan direplikasi berikutnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena keterbatasan waktu data primer diambil dari dua daerah yaitu Kabupaten Kendal 'dan Indramayu. Data diambil dari basil wawancara mendalam terhadap para informan diantaranya Asdep Peningkatan Kapasitas Pemuda Kemenpora dan para pelaksana serta peserta program PPBTI di Kendal dan Indramayu. Hasilnya, di Kendal dan Indramayu program PPBTI ini.

This study focuses on the analytical study about the implementation of youth empowerment program based on worship place, especially on mosques, which has been performed by Kemenegpora (The Ministry of Youth and Sports) of the Republic of Indonesia within the period of 2008 until 2011. The program is a pilot project that has been being conducted in several places of worship in various areas. However, this study examines only on the implementation of the program in mosques. The pilot project of Youth Empowerment Program Based on Worship Places {PPBTI) was conducted in four districs namely Kendal regency) Indramayu, Denpasar and Mataram.
The author sees the need to analyze the implementation of this pilot project to examine the effectiveness of the program implementation by ob-serving the fitness among the program, the organization that implements the program and the beneficiaries. of the program; as well as the fitness between the program objectives with the benefits and impacts of the program received by the beneficiaries. The result of this analysis could be used as a base for implementation decision of the policies that will be realized and replicated in the future.
This study uses a qualitative approach. Due ro the time constraints, the primary datas are collected from two areasonly namely Kendal and Indramayu District. The data's are collected using depth interviews with informants such as Asdep on Youth Capacity Building of Kemenegpora and the committee of the programs as well as program participants of PPBTI in Kendal and Indramayu District.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T20985
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Nurjanah
"Program Pemuda Andal yang Mcmiliki lmunitas dari Pcnjualan dan Pernakaian Narkoba (PANTAS JUARA) merupakan program dari Kementcrian Negara Pemuda dan Olaharaga yang bertujuan untuk memberikan penyadamn dan pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan pemuda yang telah berlangsung scjak lahun 2006. Namun, dalam kurun waktu tahun 2000-2008 kasus tindak pidana narkoba meningkat lebih dari 7 kali lipat, dengan kecenderungan tersangka scmakin muda usianya. Oleh karena itu, pencliti ingin melihat sejauhmana efektivitas program PANTAS JUARA dan mengindcntifikasi kendala-kendala yang dihadapi.
Metode analisa kerangka berpikir logis (logical framework analysis) digunakan dalam melakukan evaluasi cfcktivitas program. Evaluasi dilakukau dengan melihat masukkan (inpur), proscs (process), keluaran (ourpur), manfaat (outcome) dan dampak (impact). Evaluasi bertujuan untuk mcmpclajari apakah program mencapai tujuan yang telah direncanakan dan apa saja kcndala selama pelaksanaan kcgiatan. Dcngan indikator efektivitas program adalah pescrla program PANTAS JUARA tetap bersih dari penyalahgunaan narl-:oba setclah 3 tahun program tersebul berlalu.
Program PANTAS JUARA memiliki beragam kegiatan, yang utarna adalah lokakarya dan pembenrukkan kader bersih narkoba. Kegiatan Iokakarya telah berlangsung di 15 propinsi tersebut dengan peserta sebanyak 750 orang. Kcgiatan pembentukkan kader telah menghasilkan 19.000 kader pemuda bersih narkoba dan telah terbentuk Gerakan Pemuda Bersih Narkoba (GPBN) di 15 propinsi.
Hasil analisis menunjukkan program PANT AS JUARA efektif dalam menccgah pcnyalahgunaan narkoba dikalangan pemuda, karena pcscrta yang pemah mengikuti kegiatan PANTAS JUARA tetap bersih dari penyalahgunaan narkoba. Kcndala yang dihadapi antara lain ketcrbatasan anggaran dan durasi pclaksanaan kegiatan.

Reliable Youth Who Have Immunity from Sales and Use of Drugs Program (PANT AS JUARA) is a program of the Ministry of Youth and Sport which aims to provide awareness and prevention of drug abuse among youths. The program has been ongoing since 2006. However, during the years 2000-2008 criminal drug cases increased more than 7 times, with a trend of increasingly younger suspects. Therefore, this research wanted to evaluate the program?s effectiveness and identify constraints faced by the program.
Logical framework analysis method used in evaluating program effectiveness. Evaluation is done by observing the input, process, output, benefits and impact. The evaluation aimed to learn whether the programs achieve the objectives which have been planned and what constraints during the implementation of programs. With program effectiveness indicators are the participants to stay clean from drug abuse after 3 years of the program passed.
PANTAS JUARA program has a variety of activities, the main one is workshops and the formation of free-of-drugs cadres. Workshops have been held in 15 provinces with the participants as many as 750 people. Formation of clean drug cadres activity has resulted in 19,000 young, free~of-drugs cadres and has established the Free~of-Drugs Youth Movement (GPBN) in 15 provinces.
The analysis showed APPROPRIATE CHAMPION program is effective in preventing dnrg abuse among the youth, because the participants who attended the activities APPROPRIATE CHAMPION remain clean from drug abuse. Constraints faced include the limited budget and duration of implementation of activities.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29148
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Afif
"Komposisi pemuda merupakan bagian terbesar dalam komponen masyarakat Indonesia. Meropakan kelas masyarakat dengan potensi yang sangat besar. Dengan kata lain pemuda meropakan barapan dan penentu masa depan bangsa kedepannya. Oleh sebab itu upaya - upaya dalam pemberdayaan pemuda sangatalah penting, salah satunya yaitu yang di lakukan oleh Kementrian Negara pemuda dan Olahraga sebagai penanggung jawab dan pemegang mandat untuk pembanguanan dan pengembangan pemuda dan olahraga di Indonesia, melaksanabn suatu program pertukaran pemuda antar negara (PPAN).dibentuknya program ini dihiapakan dapat meningkatakan daya saing pemuda Indonesia dengan meningkatkan kapasitas merek:a melalui program PPAN ini. Akan tetapi keberhasilan suatu program hams diukur efeklivitasnya dengan melakukan eveluasi secara berkala, untuk: mengetahui kendala-kendala yang hams diatasi pada periode berikutnya.

The composition of the youth constitute the largest part of the community component of Indonesia. Is a class society with enormous potential. In other words, youth is the hope and future of the nation's critical going forward. Therefore efforts - efforts in youth empowerment sangatalah important, one of which will be undertaken by the Ministry of Youth and Sports in charge and mandate holders to pembanguanan and youth and sports development in Indonesia, carried out a youth exchange programs between countries (PPAN) .the establishment of this program can increasing the competitiveness of Indonesian youth 10 enhance their capacity through this PPAN program. But the success of a program should be measured effectiveness by doing evaluation periodically, to determine the constraints that must be overcome in the next period."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29134
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Humairoh
"ABSTRAK
Pemberantasan korupsi di Indonesia belum berdampak secara signifikan
untuk mengurangi angka korupsi di Indonesia, sementara korupsi semakin
disadari menjadi faktor penghambat perkembangan di Negara ini, baik ekonomi
maupun sosial. Karena korupsi dipandang sebagai masalah utama menghadapi
transisi ekonomi dan Negara berkembang, banyak organisas internasional seperti
United Nation (UN), World Bank (WB), International Monetary Fund (IMF), dan
juga organasasi non-pemerintah seperti Transparency International (TI)
meluncurkan program-program anti-korupsi.
Jika sebelumnya pemerintah, sektor privat, akuntan, dan media dijadikan
sebagai aktor penting dalam ranah anti-korupsi, maka sekarang pemuda
ditegaskan sebagai aktor anti-korupsi. Perkembangan fokus pemuda dalam antikorupsi
ini juga Nampak pada program kerja Transparency International
Indonesia (TII), cabang dari TI di Indonesia.
Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis, penelitian ini
mencoba untuk mengungkap bagaimana pemuda dikonstruksi dalam tarikan dua
kepentingan yang berbeda, yaitu kepentingan global yang diwakili oleh TII dan
kepentingan nasional.
Kesimpulan dari dokumen yang telah dianalisa adalah, pemuda
dikonstruksikan dengan sudut pandang yang sangat positif, seperti grup kolektif
yang penuh dengan energy dan idealisme, sebagai agen perubahan, dan agen
reformasi. Namun di sisi lain pemuda dianggap sebagai sosok anarkis. Dalam
konteks sosiokultural, pemuda dalam aksi pemberantasan korupsi terbelenggu
dalam dualism pemahaman dan pemaknaan.

ABSTRACT
The corruption eradication in Indonesia has yet to create a significant
impact in lowering the corruption in Indonesia, and it’s increasingly recognized
that corruption hinders development in this country, both economic and social.
Since the issue of corruption is viewed as one the main problems facing transition
economies and developing countries, there are many international organizations
such as United Nation (UN), World Bank (WB), International Monetary Fund
(IMF), and also non-governmental organizations (NGO) like Transparency
International (TI) launched anti-corruption programmes.
If in the past years, government, the private sector, accountants, and media
are emphasized as important participants in the anti-corruption field, but now,
youth is emphasized as an actor of anti-corruption. This developing focus on
youth in anti-corruption also represents in the work of Transparency International
Indonesia (TII), a chapter of TI in Indonesia.
By using critical discourse analysis method, we seek to uncover how youth
are constructed by two different interests; global interest (which is represented by
TII) and national interest.
Based on the document analyzed, we conclude that youth are constructed
in a very positive point of view, such as a collective group with full of energy and
idealism, as an agent of change, and an agent of reformation. But in the other
hand, youth are viewed as the anarchists . In a sociocultural context, youth in anticorruption are fettered in a dualism of meaning."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merissa Elmahda
"Tesis ini membahas pengaruh servant leadership terhadap komitmen berorganisasi pengurus organisasi kepemudaan IPM, Peradah, dan FIM. Pengukuran servant leadership menggunakan instrumen Barbuto dan Wheeler (2006) dan komitmen berorganisasi menggunakan instrumen Meyer dan Allen (2004). Dari lima dimensi servant leadership terdapat empat yang dikategorikan tinggi yaitu altruistic calling, wisdom, persuasive mapping, dan organizational stewardship, sedangkan emotional healing dikategori sedang. Diketahui juga bahwa komitmen afektif pengurus berada pada kategori tinggi, sedangkan komitmen berkelanjutan berada pada kategori sedang. Hasil uji multi korelasional diketahui bahwa terdapat pengaruh servant leadership terhadap komitmen berorganisasi. Komitmen afektif memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dimensi wisdom, dan organizational stewardship. Sedangkan komitmen berkelanjutan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dimensi altruistic calling, dimensi emotional healing, dimensi wisdom, dan dimensi persuasive mapping.

This thesis discuss about the influence of servant leadership on organizational commitment of the Youth Organizations in IPM, Peradah, and FIM. The research uses Barbuto and Wheeler (2006) questionnaire for servant leadership instrument, and Meyer and Allen (2004) questionnaire for organizational commitment instrument. The result, from five dimensions of servant leadership, four dimensions in high category such as altruistic calling, wisdom, persuasive mapping, organizational stewardship, only emotional healing in average category. For the organizational commitment, affective commitment in high category, but continuance commitment in average category. Moreover, from the multi correlational test, this research found that wisdom and organizational stewardship have a positive influence to affective commitment, and altruistic calling, emotional healing, wisdom, and persuasive mapping, have a positive influence to continuance commitment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astatia Damaiska
"Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI masih ditenggarai beberapa permasalahan padahal hal tersebut berperan penting terhadap pembangunan kepemudaan nasional. Fokus penelitian ini adalah pemberdayaan Organisasi Kepemudaan nasional pasca terbitnya Undang-Undang Kepemudaan Tahun 2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data Mixed Method.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan belum berhasil dan membutuhkan peninjauan kembali terkait peraturan Undang-Undang Kepemudaan. Hal ini disebabkan sosialisasi peraturan yang belum merata dan tingginya penolakan peraturan pembatasan usia pemuda; rendahnya koordinasi kemitraan strategis; minimnya ikatan yang terjalin antara Organisasi Kepemudaan nasional dengan Kemenpora; serta bantuan dana untuk program kerja Organisasi Kepemudaan nasional yang dianggap masih belum memadai.

of Youth Organisation that conducted by the Ministry of Youth and Sports is still suspected some problems though have important role against the national youth development. The focus of this research is the empowerment of national Youth Organisations after the publication of the Youth Law in year 2009. This study used a qualitative approach with a mixed methods of data retrieval.
These results indicate that empowerment has not been successful and requires a review of the Youth law. This is due to socialization Youth Act that has not been spreaded evenly and high rejection of regulatory restrictions on the age of youth; low level of strategic partnership of coordination; lack of bond exists between the National Youth Organization with the Ministry of Youth and Sports; and funding for the program of national youth organizations that were deemed to be inadequate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Yousure, 2011
305.23 PEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wuri Ayu Dwi Hartanti
"Penelitian ini fokus pada implemenlasi Program Pengembangan Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP}(Studi pada empat KUPP di Kabupaten Bekasi}. Selain itu diteliti pula pemberdayaan yang tetjadi pada empat KUPP tersebut. Dari analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa implementasi program pengembangan KUPP pada tahun 2009, sudah betjalan blrik dalam aspek komunikasi, namun kurang berbasil dalam aspek sumber-sumber, disposisi atau sikap, dan s!rektur birokrasi. Hal tersebut adalah salah satu yang menyebahkan kurang berhasilnya 3 KliPP yang memperoleb bantuan dana untuk dapat tumbuh menjadi kelompok yang survive. Upaya pemberdayrum pada 3 KUPP yang kurang optimal dari pemerintah daerah disehabkan minimnya sumber-sumber, yaitu dana, sumber daya manusia, dan fasilitas. Untuk pelaksanaan program pengembangan KUPP pada 2010, dapa!dikatakan sudah lebih baik dari masa sebelumnya, karena pemorintah daerah Ielah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendnkung keberlangsungan program pengembangan KUPP. Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat adalah knnci dari sukaesnya salah satu KUPP yang diteliti, yaitu KUPP Mekar Bahagia, yang terlctak di daerah pesisir dan bergerak dalam usaha hudidaya rumput !aut dan bandeng. KUPP ini memperoleh pendnmpingan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi sejak sekilllr tahun 2008. KUPP Mekar Bahagia berbasil survive dan ketuanya dapat dikatakan memiliki kara.kter entrepreneur, antara lain: sifat inovatif, sifat inslrumental, sifat prestatif dan pengambilan resiko."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T20990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Bonita Diliana
"Pemuda yang tidak sekolah dan tidak bekerja (NEE) menjadi suatu masalah karena orang muda tidak mengerjakan apa-apa, maka transisi kehidupan mereka selanjutnya akan semakin sulit. Studi ini menganalisis apakah pemuda yang NEE akan seterusnya menjadi NEE dengan menggunakan data panel IFLS 2007 dan 2014 untuk pemuda usia 15-29 tahun dengan metode regresi multinomial logit.
Analisis menunjukkan bahwa pemuda yang tetap NEE sejumlah 11,4 persen. Karakteristik yang berpengaruh terhadap peluang pemuda untuk tetap NEE yaitu karakteristik sosial demografi, regional, ekonomi, dan soft skills. Pemuda tersebut perlu dibantu dengan biaya pendidikan yang murah atau gratis dan peningkatan soft skills untuk menunjang employability.

Youth not in school and not working (NEE) become a problem because young people do not do anything, then the transition of their life will be increasingly difficult. This study analyzes whether the youth who are NEE will always be NEE using panel data from the 2007 and 2014 IFLS that covered youth aged 15-29 years with a multinomial logit regression method.
Analysis showed that the number of youth who remain NEE are 11.4 percent. Characteristics that affect the opportunities of youth to remain NEE are youth's socio demographic, economic characteristics, region, and soft skills. The youth needs help with the cheap or free cost for education and improving the soft skills for employability."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, 2009
305.23 DIA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>