Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119818 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nirwana
"Rendahnya keterampilan penolong persalinan dapat menyebabkan rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan. Rendahnya kualitas pelayanan oleb tenaga kesebalan ditandai deingan adanya lebih dari 200.000 kematian ibu setiap tahun. Perdarahan post partum ruerupakan satu sebab kematian utama, yang sebagian besar disebabkan oleh retensi plasenta, yang menunjukkan adanya manajemen persalinan kala ffi yang kurang akurat Oleh karena penolong persalinan yaitu bidan, harus memiliki kompetensi tinggi. Bidan barus memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai. Namun demikian, banyak faktor yang mempengaruhi penampilan kompetensi ini, misalnya umur, masa kerja. pendidikan, pelatihan, motivasi, dan supervisi.
Tujuan penelitlan ini adalah untuk mengetahui gambaran kompetensi bidan dan hubungannya dalam pelayanan pertolongan persalinan di Kota Bandar Lampung Tahun 2008. ]enis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan desain studi Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah selurnh bidan yang memberikan pelayanan pertolongan persalinan di wilayah Kota Bandar Lampung sebanyak 239 orang, baik yang sudah dilatih maupun yang belum dilatih APN (Asuhan Persalinan Normal). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus estimasi proporsi, maka diperoleh jumlah sampel minimal 97 bidan. Analisis data terdiri dari analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi SqlKlre, sedangkan multivariat menggunakan uji Regresi logistik Ganda.
Hasil penelitian univariat menunjukkan sebsgian besar yaitu 71% memiliki kompetensi yang kurang dalam pelayanan pertolongan pernalinan. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidalk ada hubungan yang bermakna antara umur dan masa kerja dengan kompetensi bidan. Sedangkan pendidikan, pelatihan, motivasi dan supervisi ada hubungan yang bermakna. Analisis mtiltivariat menunjukkan faktor yang paling dominan adalah variabel motivasi.
Penelitian ini merekomendasikan dilakukan pembinaaan yang terstruktur, meningkatkan strata pendidikan bidan, sistem pelariban mengutamakan kualitas pelatihan, supervisi dilakukan secara teratur diberikan umpan balik dan diberikan reward bagi yang berprestasi sedangkan kinerja buruk dilakukan pembinaan secara intensif.

The low capability and poor skill health worker in delivecy cause the low quality of health service. It is indicated by the number of mother mortality about 200.0000 per year. Post partum bleeding is the main cause of mother mortality, largely caused by placenta retention. It shows inadequate management in delivery service especially on the third phase. Therefore, delivecy services sbould be given by high competent midwifes who abould have adequate knowledge and skill. However, so many factors influence this competency, for example education & training, experience, length of working, motivation, etc.
The purpose of this research is to understand the midwili: competency related to the delivery service at Bandar Lampung in 2008. This is a qualitative research which uses sectional study design. The population in this research is all midwifes who give delivery services whether trained or not trained in normal delivecy service. The number of population is 239 midwives, which 97 are withdrawn as sample by using proportion estimation formula. The data analysis consists of univariant, hi-variant and multi-variant. Bi-variant analysis uses chi square test while multi-variant uses double logiatic regression test.
The result of tri-variant analysis shows that 71 % midwife have low competency in delivery service. In hi-variant analysis shows that there is no significant correlation between competency and delivery service while education, training, motivation and supension have significant correlatioiL The multivariant analysis shows that the dominant factor is motivation. Based on the result of the research, it recommends that structured counseling, increasing midwife education, training focused on quality, regular suspension and reward-punishment system should he applied to increase the quality of health service in delivery.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Andriani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan desain cross sectional. Obyek penelitian adalah bidan di desa yang ada di Kabupaten Lampung Barat dengan jumlah sampel 137 (Total Sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (70.8%) bidan di desa di Kabupaten Lampung Barat yang mempunyai kinerja kurang dalam pelaksanaan program Jampersal.
Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hasil yang berhubungan secara signifikan dengan kinerja bidan di desa dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan adalah variabel individu (pengetahuan dan pelatihan), variabel organisasi (supervisi dan kepemimpinan) dan variabel psikologi (sikap dan motivasi), jadi disarankan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas agar lebih mengintensifkan proses supervisi yang sudah ada terhadap bidan di desa.

This research was carried out to know about description and factors related to midwife village performance in Labour Assurance program implementation in West Lampung regency 2012. This research is a quantitative study with cross sectional design. The objects of this research are midwives village occupied in West Lampung Regency with 137 total samples. Research result shows that most of midwives village in West Lampung Regency have less performance in labour assurance program implementation.
From the result of bivariate analysis, shows that the result related significantly to midwives performance in village labour assurance program implementation is individual variable (knowledge and training), organization variable (supervision and leadership) and psychology variable (attitude and motivation). Therefore , it is suggested to Health Department and Public Health Center in order to more intensify existed supervision process to midwives in villages.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Widoretno
"Pencegahan infeksi merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi dari pasien ke tenaga kesehatan dan sebaliknya, sehingga perpindahan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi dapat dihilangkan. Bidan merupakan profesi tenaga kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) . Dalam melaksanakan tindakan pertolongan persalinan, bidan selalu terpapar dengan darah dan cairan tubuh pasien yang meningkatkan risiko tertular penyakit, sehingga perlu melakukan prosedur pencegahan infeksi dengan benar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi oleh bidan di kabupaten Lampung Timur tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan besar sampel 152 orang.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa bidan yang melakukan pencegahan infeksi saat melakukan pertolongan persalinan hanya sebesar 32,2%. Ada hubungan antara sikap dan motivasi dengan perilaku pencegahan infeksi ( p < 0,005), serta tidak ada hubungan antara pengetahuan, pelatihan dan pengawasan dengan perilaku pencegahan infeksi (p > 0,005).
Disarankan memberikan sosialisasi tentang keselamatan kerja dan pentingnya pelaksanaan pencegahan infeksi untuk mengubah sikap bidan yang negatif terhadap pencegahan infeksi. serta untuk menumbuhkan motivasi yang positif dari bidan perlu perhatian dari dinas kesehatan maupun dari organisasi dengan menimbulkan kepuasan kerja, memberikan penghargaan atas prestasi kerja dan kesempatan meningkatkan karir bagi yang berprestasi.

Prevention of infection is an act to prevent the occurrence of infectious disease transmission from patient to health worker and otherwise, so that the transfer of microorganisms that can cause infection can be eliminated. Midwives are health professionals who have an important role in the decline in maternal mortality rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). In implementing the measures help labor, the midwife is always exposed to blood and body fluids of patients increases the risk of contracting the disease, so it needs to perform properly the infection prevention procedures.
Objektive of this research is analysis behavior in executing prevention procedure of infection by midwife in Lampung Timur district the year 2012. Research design applied is cross sectional with sample amount 152.
Result of this research showed that midwife doing prevention of infection when doing help of copy only equal to 32,2%. There is relation between attitude and motivation with behavior of prevention of infection ( p < 0,005), and there is no relation between knowledge, training and observation with behavior of prevention of infection ( p > 0,005).
Suggested gives socialization about working safety and the importance of execution of prevention of infection to sing different tune negative midwife to prevention of infection and grow motivation which are positive from midwife needs attention from on duty health nor organizational by generating job satisfaction, gives appreciation to labour capacity and opportunity increases career for having achievement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Hernawati
"Salah satu upaya untuk menurunkan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang dapat terjangkau oleh masyarakat secara luas sampai ke tingkat desa yang terpencil. Untuk mempermudah upaya tersebut dilakukan penempatan bidan di desa. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitaif dan dianalisa secara deskriptif, Bivariar, Multivariat, Uji Intertaksi, perhitungan Dampak Potensi. Penelitian dilaksanakan di 34 puskesmas 118 bidan di desa di kabupaten Bekasi.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan Antenatal Care dan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan adalah; imbalan, kepemilikan motor, alat, dan motivasi. Faktor yang tidak berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah; umur, domisili, lama bekerja, kemampuan, status kepegawaian, status perkawinan, rencana kerja, supervisi, peran SPKDS, pelatihan, sikap, dan motivasi. Faktor yang paling bermakna berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah motivasi, sedangkan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja bidan di desa adalah imbalan. Perlu adanya peningkatan dedikasi oleh bidan di desa serta pembekalan alat bidan kit yang lengkap bagi peningkatan bidan di desa.

Highly Maternal Mortality Ratio (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) can be decreased by improving health service able to be reached by society widely until cloistered villages. This research was done by cross sectional method using a quantitative approach and descriptive analysis. Research executed in 34 public health centers, 118 village midwifes in sub-province of Bekasi.
Researches Result indicates that factors related to countryside midwife performance in Antenatal Care and Bearing Help by health officer are; reward ownership of motor, appliance, and motivation. Meanwhile, Factors which unrelated to countryside midwife performance are: age, domicile, old work, ability, officer status, marriage status, Job planning, supervision, SPKDS role, training, attitude, and motivation. Improving dedication by village midwife and providing midwifes complete kit are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T30818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak khususnya pada saat persalinan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang terampil termasuk didalamnya bidan yang melakukan praktek swasta. Bertitik tolak dari masalah tingginya angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia diketahui bahwa kematian tersebut sebagian besar terjadi pada saat persalinan, sedangkan penyebab terbesar adalah penyebab langsung yang sering disebut dengan "bias klasik" yaitu perdarahan, pre-eklampsi dan infeksi. Berdasarkan data tahun 1997 dan 1998, perdarahan dan pre-eklampsi mengalami penurunan, namun kejadian infeksi justru sebaliknya yaitu mengalami peningkatan.
Cakupan pertolongan persalinan di kota Jambi tahun 2001 sebesar 84,6%, dari jumlah persalinan tersebut diketahui bahwa pertolongan persalinan sebagian besar dilaksanakan oleh tenaga bidan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perilaku pencegahan seseorang berbeda masing-masing setiap individu, perilaku tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi oleh bidan praktek pada waktu melakukan pertolongan persalinan di kota Jambi.
Penelitian ini bersifat deskriftif dan analitik yang dilakukan dengan menggunakan desain non experimental secara cross sectional. Besar sample sebanyak 55 orang yang terdiri dari bidan yang melakukan praktek swasta di kota Jambi dengan pengambilan sampel secara random.
Dari penelitian ini terungkap bahwa perilaku pencegahan infeksi responden pada pertolongan persalinan berada pada kategori kurang sebanyak 27 (49,1%) orang dan pada kategori baik sebanyak 28 (50,9%) orang.
Selanjutaya dari uji Chi-Square terbukti bahwa
1. Variabel faktor predisposisi: lama praktek, pengetahuan dan persepsi berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi, sementara. variabel umur dan tingkat pendidikan tidak berhubungan.
2. Variabel faktor pemungkin: fasilitas praktek berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responden, sementara variabel jumlah persalinan yang ditolong tidak berhubungan.
3. Variabel faktor penguat: pelatihan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responder, sementara variabel bimbingan teknis dan pengawasan praktek tidak berhubungan.
Analisis multivariate diketahui bahwa variabel fasilitas praktek dan pelatihan merupakan variabel yang berhubungan secara signifikan, namun dari kedua variabel tersebut fasilitas praktek merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dengan OR 11,88 (CI: 2,77-50,99).
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada pertolongan persalinan oleh bidan praktek disarankan agar dinas kesehatan mengadakan evaluasi kebijakan tentang pemberian izin praktek bidan dengan terlebih dahulu mengadakan studi kelayakan terhadap fasilitas praktek sebelum mengeluarkan izin praktek sesuai dengan Kepmenkes nomor 900 tahun 2002, dan mengadakan pengawasan yang rutin secara bulanan maupun tribulanan baik dari aspek kuantitas maupun kualitas peralatan yang dimiliki praktek bidan. Untuk peningkatan keterampilan bidan praktek, dinas kesehatan kota Jambi perlu mengusulkan kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat mahir (skill proficiency), dengan melibatkan pihak terkait diantaranya organisasi profesi IBI dan POGI.
Daftar bacaan : 51 (1971-2002)

In order to improve mother and child health care particularly at delivery, support in term of skillful health personnel including private practicing midwives is necessary. High Maternal Mortality Ratio (MMR) and high Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia was mainly occurred at delivery and mostly caused by direct causes called as classical triad namely bleeding, pre-eclampsia, and infection. The 1997 and 1998 data indicated declines on bleeding and pre-eclampsia but an increase figure for infection.
Coverage of health personnel assisted delivery in City of Jambi in 2001 was 84.6%, mostly assisted by midwife. It is known that infection prevention behavior is differed among persons and was influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors.
The aim of this study is obtain information on factors related to infection prevention behavior among private practicing midwives at delivery in City of Jambi.
This study is descriptive and analytical conducted using cross sectional non-experimental design. There were 55 subjects (private practicing midwives in City of Jambi) who were randomly selected.
The study shows that 27 subjects (49.1%) were in poor category of infection prevention behavior at delivery and 28 subjects (50.9%).
The Chi-Square test shows that:
1. For predisposing factors: there were significant relationships between infection prevention behavior and length of practice, knowledge, and perception; while there were no significant relationship found for age and level of education.
2. For enabling factors: significant relationships were found for practice facility; while no significant relationship was found for number of assisted delivery.
3. For reinforcing factors: training was significantly related to infection prevention behavior while no significant relationships were found for technical assistance and practice monitoring.
The multivariate analysis shows that both practice facility and training on infection prevention were significantly related to infection prevention behavior with practice facility posed as the most dominant factor with OR of 11.88 (CI: 2.77-50.99).
In order to prevent infection at delivery care by private practicing midwives, it is suggested that health office evaluate the policy on licensing midwife practice by inserting a feasibility study on practice facility according to Kepmenkes No 900/2002, and conduct routine monitoring either monthly or tri-monthly on both quantity and quality of private practicing midwife facility. To improve midwife's skill, health office of City of Jambi should propose training activities as to enable midwives to achieve a level of skill proficiency collaborating with related institutions such as IBI and POGI.
References: 51 (1971-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang dan merupakan dasar terhadap hasil kerja/prestasi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi bidan dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal diwilayah kerja Kabupaten Bireuen tahun 2013 yang mencakup karakteristik individu (Lama Kerja, Tingkat Pendidikan, Pelatihan), faktor Psikologis (Motivasi) dan faktor Organisasi (Supervisi).
Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bidan yang melakukan pertolongan persalinan dengan mengajukan Klaim Jampersal dengan total sampel 128 bidan. Analisis menggunakan Chi Square pada 5 variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara: tingkat pendidikan (3.58; 1,36-9.39), Pelatihan (2.914; 1.26-6.72), Motivasi (2.75; 1.23-6.11) dengan Kompetensi Bidan dalam Melakukan Asuhan Persalinan Normal.

Competensy is the ability to be prossessed by a person and is the basic for the work/achievements someone. This study aims to determine the factors associated with midwifery competence in performing Normal Delivery Care District bireuen working area of 2013 which include indivual caracteristic (Old Work, Education level, training), psychological factors (motivation), and the Organization factors (supervisi on).
This study uses cross sectional design by distributing questionnaires. The population in this study ware all midwives who help born an with a Jampersal Cleams is total sampling of 128 midwives. Analysis using Chi Square on 5 variabels.
The results showed no significans association between education level (3.58; 1.36-9.39), training (2.91; 1.26-6.72), Motivation (2.75; 1.23-6.11) with midwives competence in counducting Normal Delivery Care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pinantari Hanum
"Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi masalah kependudukan yaitu jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Untuk mengatasi hal itu sejak tahun 1970 dimulai Program Keluarga Berencana, dengan tujuan menurunkan angka kelahiran sampai 50% nya pada tahun 2000 melalui upaya penurunan fertilitas. Salah satu upaya untuk menurunkan fertilitas adalah dengan pelayanan kontrasepsi. Tingkat pemakaian kontrasepsi di Indonesia sebesar 57% dengan pemilihan alat kontrasepsi dari urutan terbanyak hingga paling sedikit digunakan adalah suntik, pil, AKDR, norplan, dan metoda operasi (sterilisasi).
Sebagai dampak krisis moneter, harga obat/alat kontrasepsi menjadi mahal khususnya pil dan suntikan, maka AKDR menjadi altematif alat kontrasepsi yang harganya relatif murah, efektif dan praktis untuk mencegah dan mengatur kehamilan. Besamya minat masyarakat pada AKDR terus meningkat, tetapi angka putus pakainya juga meningkat.
Tingginya angka putus pakai pada AKDR di Kota Bogor sebesar 18,65% lebih tinggi dari angka nasional yaitu 12,3%, sehingga perlu dilihat penyebabnya. Dari hasil penelitian diketahui salah satu faktor penyebabnya adalah masalah kepatuhan bidan dalam menerapkan prosedur yang ditetapkan. Penelitian tentang kepatuhan bidan dalam menerapkan baku klinis, dilakukan secara cross sectional dengan sampel sebanyak 77 orang bidan atau total populasi bidan di 23 Puskesmas yang tersebar di Kota Bogor.
Untuk mengetahui kepatuhan bidan dalam menerapkan Baku klinis, dilihat dari faktor pengetahuan, sikap, pelatihan, masa kerja, kelengkapan sarana dan supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan bermakna (p < 0,05) adalah pengetahuan dan supervisi. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan, terungkap bahwa bidan yang berpengetahuan lebih akan lebih patuh dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang. Selain itu juga supervisi, bidan yang disupervisi lebih patuh daripada bidan yang tidak disupervisi.
Melihat hasil diatas, untuk perbaikan maka perlu dikaji kembali materi dan metoda pelatihan serta penerapan baku klinis pemasangan AKDR CuT 380 agar angka putus pakai kontrasepsi akibat efek samping dapat diturunkan.

As a developing country, Indonesia faces inhabitant problem i.e. high number of population and high population growth. To solve the problem, Family Planning program has been implementing since 1970 for the purpose to reduce the number of birth as much as 50% in year 2000 by decreasing fertility. One among the efforts to decrease the fertility is by giving service for contraception. The degree of the use of contraception in Indonesia is 57% where using injection is the most use and than followed by using pill, AKDR, implant and then the less is by using operation method/sterilization.
Due to the impact of crisis monetary where the price of medicine/contraception parts became expensive especially for pill and injection, hence AKDR became an alternative of contraception part because it has relatively lower price. Technically, AKDR is more practical, effective and economical to prevent and organize pregnant. People became more interest and the use of AKDR was increased, but the number of the drop out was also increased.
High number of the drop out of AKDR at Bogor is 18.65% which is higher than the drop out number of the national figure of 12.3°/x. Therefore, it is necessary to find out the cause. From the study, it is revealed that one among the factors causing this high number is the compliance factor of the midwife in implementing the procedure.
The study for the discipline of the midwife in implementing the clinical standard is performed with cross-sectional way with the number of sample as much as 77 (seventy seven) midwifes from the total population of midwife from as much as 23 Puskesmas located in Bogor city. In order to know the compliance of midwife in implementing the clinical standard, the study is performed on the followings factors: knowledge, attitude, training, work experience, availability of facility as well as supervision. The study indicates that the variable which has meaning correlation (p<0.05) is the knowledge and the supervision.
Based on the correlation between the knowledge and compliance, it is revealed that midwifes who have more knowledge will have more compliance compare those who has less knowledge. Other than that is supervision, where midwifes who get supervision will have more compliance than those who do not get supervision.
Based on the above finding, for the correction and improvement, it is necessary to review the material and method of the training as well as the implementation of the clinical standard of the installation AKDR CUT 380 in order to reduce the number of contraception drop out that caused by side effect.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Afrina Ferawati
"Salah satu intervensi kunci dan cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI adalah pertolongan persalinan berkualitas sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih, antara lain penggunaan partograf sebagai alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap penggunaan partograf pada pertolongan persalinan di Kabupaten Samosir tahun 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional dengan desain cross sectional. Besar sampel menggunakan uji beda rata-rata dua proporsi dengan teknik sistematic random sampling. Jumlah sampel 96 orang sesuai kriteria inklusi. Pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi langsung menggunakan daftar tilik. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan yang patuh menggunakan partograf masih rendah yaitu 57,3%. Faktor yang berhubungan secara signifikan pada CI 95% antara lain: pengetahuan ( p-value 0,001), sikap (p-value 0,001), motivasi (p-value 0,003), keterampilan (p-value 0.001), pelatihan APN (p-value 0,025), alasan menggunakan (p-value 0,001). Melalui analisis multivariat diketahui faktor paling dominan adalah pengetahuan (p- value 0,000) OR 20.04. Disarankan kepada Dinas Kesehatan, puskemas dan organisasi IBI agar melakukan upaya peningkatan pengetahuan bidan melalui pelatihan, sosialisasi dan supervisi secara berkala.

One of the key interventions and the most effective way to reduce MMR is qualified according to standard delivery assistance by trained health personnel, among others, the use of partograph as a tool to monitor the progress of labor (Bappenas 2010). This study aims to determine the factors associated with adherence midwife to the use of partograph in attendance at the birth in Samosir regency in 2013. This study uses a quantitative observational approach with the cross-sectional design. Of the samples using different test average of two proportions with sistematic random sampling technique. Number of samples 96 people fit the inclusion criteria. Collecting data through questionnaires and direct observation using a checklist. Data analyzed using univariate, bivariate and multivariate analyzes. The results showed that the proportion of midwives who dutifully using partograph is still low at 57.3%. Factors significantly associated with 95% CI are: knowledge (p-value 0.001), attitude (p-value 0.001), motivation (p-value 0.003), skills (p-value 0.001), APN training (p- value 0.025), the reason for using (p-value 0.001). Through multivariate analysis known to most dominant factor is the knowledge (p-value 0.001) OR 20.04. Recommended to the Department of Health, Public Health Centers and organizations IBI that make efforts to increase knowledge for midwife through training, socialization and supervision perodically."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eulisa Fajriana
"Sebuah penelitian dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tengah bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja bidan khususnya dalam pertolongan persalinan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah bidan di desa yang bertugas di Kabupaten Aceh Tengah dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara total populasi dengan jumlah sampel 146, yang terdiri dari bidan di desa dengan masa kerja < 5 tahun.
Variabel-variabel yang diteliti meliputi variabel dependen yaitu kinerja bidan dalam pertolongan persalinan , sedangkan variabel independen adalah faktor internal yang terdiri atas lama tugas, pengalaman, sikap, status perkawinan dan faktor eksternal yang terdiri atas tempat tinggal, sosialisasi, penghargaan, umpan balik, JPS-BK, sarana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja bidan dengan kategori baik sebesar 36, 2%, dan kinerja bidan dengan kategori kurang 63,8 %. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) dan pengalaman mempunyai hubungan yang bermakna tehadap kinerja bidan di desa.
Penelitian ini menyarankan kepada pembuat kebijakan, agar terus mengupayakan rangsangan yang dapat meningkatkan kinerja bidan dengan pemberdayaan yang lebih effektif dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Kepada Pelaksana program hendaknya berupaya meningkatkan pengalaman bidan dengan pelatihan, diskusi bahkan program magang atau kakak asuh. Selain itu mengingat pentingnya dana JPS-BK, perlu diusahakan agar dana itu tetap tersedia di masyarakat atau dicari penggantinya.

Factors Associated With Midwife Performance at Rural For Delivery Aids at District of Central Aceh - September 1999A study was implemented at District of Central Aceh to asses the midwifes performance and find factors related to it.
The research method used is cross sectional one. The sample was the community midwife in charge at District of Central Aceh. All midwifes who worked for period less than five years, were used as samples, the number was 146.
The dependent variable was the midwifes performance in deliver us services, whereas the independent variables were internal factors comprised of job period, experience, attitude, marital status and external factors consisted of socialization, award, feedback, and JPS-BK facilities and residing.
This research found that 36,2% of midwifes had a good performance and 63,8% had a fair performance. It was found that social safety net in Health and experience were significantly correlated with then midwifes performance.
This research suggest to policy maker to consistency seek out stimulation that may increase midwifes performance by empowering in more effective framework to increase midwifes experience the program executives should give the midwifes use experience through training, discussion and learning by doing. It is advised to keep Social Safety Net in health find or its replacement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T1910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zaim
"Angka kematian bayi dan angka kematian ibu di Kalimantan Barat masih tinggi, karena cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan masih rendah. Cakupan pertolongan persalinan di Kabupaten Sanggau paling rendah dari Kabupaten dan Kota lainnya di Kalimantan Barat, kemungkinan karena kinerja bidan PTT di desa masih rendah.
Tujuan penelitian ini untuk mengelahui gambaran kinerja bidan PTT di desa dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tersebut meliputi: status perkawinan, pelatihan, lama kerja, tempat tinggal, supervisi, jumlah dukun bayi dan dukungan pemerintah desa di Kabupaten Sanggau tahun 1999.
Metode penelitian dengan rancangan potong lintang dan sample seluruh populasi sebanyak 137 responden. Pengumpulan data dilakukan wawancara langsung. Analisis data dengan univariat, bivariat menggunakan chi Kuadrat dan multivariat menggunakan Regresi Logistik.
Hasil penelitian kinerja bidan PTT di desa relatif rendah, dimana cakupan pertolongan persalinan S 27% dari target sebesar 50,1%. Variabel yang terbukti bermakna adalah pelatihan, lama kerja dan supervisi. Pelatihan memberikan kontribusi relatif dominan terhadap peningkatan kerja bidan PTT di desa.
Disarankan adanya kebijakan pelatihan, meneruskan perpanjangan kontrak kerja dan kewenangan pengangkatan bidan PTT atau PNS oleh pemerintah daerah. Adanya program perencanaan prioritas pelatihan, penempatan dan kemandirian bidan PTT serta supervisi. Selanjutnya agar diadakan penelitian jenis latihan dan supervisi yang efektif dan efisien serta lama kerja yang dapat meningkatkan kinerja.

Factors that Correlate with Delivery Performance of On-Contract-Basis Midwives in Village in Sanggau District West Kalimantan Year 1999 Infant Mortality and Maternal Mortality rates in West Kalimantan remain high as consequence of coverage of delivery service by health workers is still small. The coverage of delivery service in Sanggau District is the lowest one compare to other districts or cities in West Kalimantan. This may be related to low delivery performance of on-contract-basis midwives of villages in the district.
The purpose of this study was to investigate the performance of on-contractbasis midwives in villages and factors that correlate with the performance. The factors are : marital status, training, duration of work in village, residence, supervision, number of traditional birth attendant and support from the village office in Sanggau District in 1999.
The study employed a cross sectional design and the number of selected sample from the population was 137 respondents. Data were gathered by direct interviews. Data analysis was carried out by means of univariat, bivariat tests using Chi-Square and multivariat test using Logistic Regression.
The study result reveals that the delivery performance of on-contract-basis midwives in villages in the district is relatively low in which the coverage of the delivery service of S 27% of the target reached from 50.1%. It is also revealed that training, duration of work and supervision correlate significantly with the performance. Training contributes relatively dominantly to the improvement of the delivery performance of on-contract-basis midwives in the villages.
This study recommends that training policies be established, work contract be extended and recruitment of on-contract-basis midwives and state-employed midwives be authorized- to the local government. This study also recommends that there should be programs that cover training priority planning, distribution and independence of on-contract-basis midwives as well as supervision. There should also be studies focusing on effective and efficient training and supervision programs as well as on duration of work thay may lead to improvement of delivery performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T 10499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>