Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141078 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirait, Robert Wesley Sihar
"Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui Kecendrungan upah dan total penghasilan alumni BBLKI Setang berdasarkan karakteristik individu denga menggunakan respond alumni BBLKI dari angkatan pertama (I) sampai dengan alumni angkatan ke enam (VI) dengan jumlah populasi 236. Dari hasil penyebaran kuisioner tertutup dan terbuka, kuisioner yang kembali sebanyak 120. Hasil penelitian upah terhadap variabcl bebas: bidang pelatihan, kesesuaian peladhan, pernah tidaknya pelatihan dipemsahaan, status kexja, pengalaman keija, jenis Industri, status kawin, pindah kelja, dan IPK (indeks prestasi); mcnunjukkan bahwa variabel yang signiiikan adalah bidang pelatihan, Slatus kelja., dan pindah keija.
Kecendrungan mereka yang di bidang pelatihan melcanik industri lebih tinggi 2.93 kali terhadap mereka yang di bidang pelatihan elektronika industri, dan kecendrungan meneka yang di bidang pelatihan las industri Iebih tinggi 10.62 kali terhadap mereka yang dibidang eleklronika industri, untuk mendapatkan gaji diatas 2 juta rupiah. Kecendrungan mereka yang dibidang las industri lebih tinggi 3.62 kali terhadap mereka yang di mekanik industri untuk mendapatkan gaji lcbih tinggi dari 2 juta rupiah
The focus of this research is to detemiine the probability and the total wages of graduates BBLKI Serang based on individual characteristics of respondents using BBLKI graduate of the first (1) up to the sixth (VI) with a population of 236. From the results of the distribution of closed and open questionnaire, the questionnaire is retumed as 120.
Results of research wage towards the independent variables such as the field of training, appropriate training, the taining specialized by the company, employment status, working experience, type of industry, the status of marrying, have the respondent ever move to other company, and GPA (achievement index); indicates that the signiiicant variable are in the 'field of training, employment status, and have the respondent ever move to other company, The probability graduates training in Mechanical Industry is 2.93 times higher than those graduates training in the field of Electronics Industry, and the probability graduates training in the field of Las Industry is higher 10.62 times toward graduates training in the electronics industry; to get a salary over 2 million. Probability training in Las industry is 3.62 times higher than graduates training in the Mechanical lndustry to get salary higher than 2 million.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkalkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Integrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dan filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini. Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C. K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dari sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C. K.Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga faktor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikatakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkatkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. lntegrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dari filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini.
Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C-K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dan sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C.-K, Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga factor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikalakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM.

Total Quality Management concept has been widely recognized as a way of performance continuous improvement in each level of operation or process using available human resources and capital. The starting point of the integration of TQM concepts and techniques into safety and health management system is how to get some cores of safety management from the philosophy of TQM which have been admitted principally during the time.
This research tries to use the framework formulated by Stephen C.-K. Yu and Bob Hunt which proposed an approach of TQM in applying safety and health management system in a construction company. The audit system conducted by company during the time only identifying the fluctuation of safety indexes without the existence of analysis to identify which safety factor constraint should be given high priority in the on going project. Hereinafter by following the framework proposed by Yu and Hunt, the overall analysis was conducted to see the possibility of TQM approach in safety management system in the company.
The result of analysis indicates that there are three factors of safety and health, i.e. Hazard Materials, Hazard Communications, and Compressed Gases that become constraint priority in the on going project. Inconsistency attainment of zero accident becomes a resistance to the company to be able to be said that have conducted TQM-based safety and health management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Yuwono Wicaksono
"Penerapan Total Quality Management perlu dikaji keberhasilannya, yaitu diukur dengan menggunakan Total Quality Index (TQI) yang dimodelkan oleh Tavana. Penilaian TQI dirunut dari aktual pelaksanaan manajemen kualitas suatu organisasi yang mempertimbangkan 8 faktor kritikal manajemen kualitas menurut Saraph dimana penilaian tersebut membandingkan TQI aktual dengan TQI ideal. Selisih dari nilai TQI aktual dengan TQI ideal diharapkan sekecil mungkin yang berarti penerapan TQM lebih baik di organisasi tersebut. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terhadap sejumlah perusahaan manufaktur otomotif dan pangan dimana hasilnya penerapan TQMdi industri otomotif mempunyai nilai rata-rata gap lebih buruk dibandingkan dengan industri pangan. Secara statistik di dapat faktor Hubungan Karyawan saja yang memiliki perbedaan dalam penerapan TQM pada kedua sektor industri tersebut, sehingga dapat ditentukan strategi penerapannya dalam perbaikan kualitas.

Implementation of Total Quality Management needs to be studied success, ie measured using Total Quality Index (TQI), which is modeled by Tavana. TQI traced assessment of the actual implementation of quality management of an organization that considers eight critical factors of quality management according to Saraph where the assessment comparing the actual TQI with ideal TQI. The difference from the value of the actual TQI with the ideal TQI expected as small as possible, which means better application of TQM in the organization. Collecting data using a questionnaire to automotive and food manufacturing companies where the results of TQM implementation in the automotive industry have an average value gap worse than the food industry. Statistically can be a factor in Employee Relations who has a difference in the application of TQM in both the industrial sector, so it can be determined strategy implementation in quality improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Piesca Salsabila
"Nilai produksi dari rokok putih di Indonesia selama tahun 2006 hingga 2010 memiliki trend yang negatif sebesar -11,82%. Sebaliknya, faktor-faktor input - seperti tenaga kerja dan bahan baku- yang digunakan memiliki trend yang positif. Ketika faktor-faktor input meningkat sedangkan outputnya menurun, maka perlu dicari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penurunan output melalui Total Faktor Produktivitas.
Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat membantu industri rokok putih dalam menentukan kombinasi faktor-faktor input, melalui elastisitas input terhadap produksinya dan determinan yang dapat mempengaruhi produktivitas industri rokok putih di Indonesia.
Hasil penelitian ini memperlihatkan Kapital, Tenaga Kerja & Bahan Baku signifikan mempengaruhi output Industri Rokok Putih di Indonesia. Sedangkan tarif bea masuk impor, produktivitas tenaga kerja, ineffisiensi dan konsentrasi industri seluruhnya signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Total Faktor Produktivitas nya.

The production value of white cigarettes in Indonesia during 2006 and 2010 had a negative trend of -11.82%. On the contrary, the input factors used -such as labor and raw materials- had a positive trend. When input factors used increases and the output decreases, it is necessary to look for other factors that can affect a decrease in output through the Total Factor Productivity.
Hence, the objectives of this study is to help the white cigarettes industry in determining a combination of factors input, through the input?s elasticity of production and determinants that can affect the productivity of white cigarette industry in Indonesia.
This study shows Capital, Labor & Raw Material significantly affect output in white cigarette industry. While import tariffs, labor productivity, inefficiency and concentration significantly affect its Total Factor Productivity Growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
May Susandy
"ABSTRAK
Nama : May SusandyProgram Studi : Magister Perencanaan dan Kebijakan PublikJudul : Analisis Daya Saing Ekonomi Daerah 2010-2014 Menurut Total Factor Productivity Tesis ini mengidentifikasi daya saing perekonomian daerah selama 2010-2014 menurut Total Factor Productivity TFP dengan menggunakan kajian Kawasan Barat Indonesia KBI dan Kawasan Timur Indonesia KTI , Jawa dan Luar Jawa, serta Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Model analisis daya saing menggunakan TFP dengan metode Stochastic Frontier Analysis SFA . Hasil analisis menunjukkan bahwa daya saing ekonomi daerah dalam kondisi rendah. Daya saing KBI dan Jawa lebih tinggi dibandingkan KTI dan Luar Jawa. Variabel pertumbuhan modal, pertumbuhan tenaga kerja, upah minimum UMK dan kebijakan produktivitas tenaga kerja mempengaruhi pertumbuhan dan daya saing ekonomi daerah secara signifikan. Sedangkan Indeks pembangunan manusia IPM hanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah dan kebijakan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah EKPPD hanya berpengaruh terhadap daya saing ekonomi daerah. Kata kunci:Daya saing, Total factor productivity, ekonomi daerah, stochastic frontier analysis, data panel

ABSTRACT
Name May SusandyStudy Program Magister of Planning and Public PolicyTitle Analysis of regional economic competitiveness 2010 2014 based on total factor productivity approach This thesis identifies regional economic competitiveness during 2010 2014 based on Total Factor Productivity TFP using the study of the Western Region of Indonesia KBI and Eastern Region of Indonesia KTI , Java and Outer Territories, and Provinces, Districts and Cities. The Stochastic Frontier Analysis SFA method is used in the Regional Economic Competitiveness Analysis. The result of the analysis shows the competitiveness of regional economy is in low condition. KBI and Java competitiveness is better than KTI and Outer Java. Variables of capital growth, labor growth, regional minimum wage UMK and Labor productivity policies significantly influence regional economic growth and competitiveness. While the human development index HDI only affects regional economic growth and the performance evaluation of local government EKPPD only affect the competitiveness of regional economy. Keywords Competitiveness, Total factor productivity, regional economic, stochastic frontier analysis, panel data "
2017
T48522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Lutfiah
"Tesis ini membahas mengenai determinan fertilitas antara provinsi dengan tren TFR meningkat dan menurun tahun 2002-2012 dengan membedakan determinan menjadi dua level, yaitu level individu dan level provinsi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan Data SDKI 2002/2003, 2007, 2012, serta Data Laporan Umpan Balik dan Pengendalian Lapangan BKKBN Tahun 2012.
Hasil penelitian menyarankan bahwa Pemerintah Pusat dan Daerah harus melakukan upaya peningkatkan sosial ekonomi WUS dan peningkatan partisipasi WUS dalam pendidikan. Bagi BKKBN pada provinsi dengan TFR meningkat perlu melaksanakan intervensi khusus kepada WUS dengan suami tidak bekerja dan pendidikan rendah agar pilihan WUS berubah terkait jumlah anak ideal yang dimiliki menjadi £ 2 anak dengan selang kelahiran < 36 bulan.
Selain itu, perlu dilakukan peningkatan paparan informasi KB, persediaan alat kontrasepsi jangka panjang, dan pemberdayaan perempuan khususnya untuk aspek pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Fokus penurunan tingkat fertilitas harus fokus pada WUS di daerah pedesaan.

This research explains about determinant of fertility between two groups, provinces with trend up and trend down of TFR in 2002-2012, use two levels of analysis. The levels of analysis are individual and province level. This research is quantitative research, use Data?s SDKI 2002/2003, 2007,2 012 and Data Report of Umpan Balik and Pengendalian Lapangan BKKBN 2012.
This research suggests that Central and Local Government have to increase social economic of WUS and participation of WUS in education. BKKBN as a organization that handle fertility problem have to do intervention, especially for WUS with unemployment husband and has low education. This intervention be expected can change the ideal number of children of WUS to be 2 or lower with birth interval 36 month or lower.
Furthermore, BKKBN have to increase access information of contraceptive, supply of longterm contraceptive method, and increase empowerment women especially about decision in household. The intervention be focused for WUS in rural area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hardiman
"Hasil pengkajian di dua belas Rumah Sakit pada Propinsi Jawa Timur, Bali dan Sumatra Barat menunjukan kondisi tentang kurang baiknya mutu pelayanan Rumah Sakit Pemerintah. Kebijaksanaan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap II dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit diupayakan melalui peningkatan sumber daya manusia, pelatihan dalam penerapan peningkatan mutu dan pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit.
Telah diupayakan intervensi implementasi Sistem Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di lima Rumah Sakit Swadana, tetapi masih didapat hasil yang belum memuaskan. Status Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang sebagai instansi Pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak yang merupakan transisi kearah unit Swadana membutuhkan model implementasi Sistem Manajemen Mutu Terpadu.
Dilakukan analisis lima konsep Sistem Manajemen Mutu Terpadu sehingga didapatkan suatu konsep model sintesa. Model kemudian diuji dengan melakukan implementasi pada Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang. Kemudian dilakukan analisis dan hasil implementasi di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang tersebut. Dari analisis dihasilkan; pertama Model Implementasi Sistem MMT untuk Rumah Sakit;kedua deskripsi model konseptual implementasi Sistem MMT; ketiga deskripsi model implementasi di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang; keempat model evaluasi implementasi Sistem MMT; kelima masalah potensial dalam implementasi Sistem MMT di Rumah Sakit adalah belum siapnya individu, kelompok dan organisasi menerima perubahan.
Berdasarkan kesimpulan disarankan kepada Departemen Kesehatan untuk membuat rumusan konsep Model dan Strategi untuk Implementasi Sistem MMT bagi Rumah Sakit Pemerintah; memilih beberapa Rumah Sakit Jiwa Pusat menjadi unit swadana;merumuskan perubahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Pusat dan Pelatihan MMT bagi Pimpinan Rumah Sakit Jiwa Pusat. Disarankan pula kepada Pimpinan Rumah Sakit untuk komit terhadap implementasi Sistem MMT. Kepada PERSI agar melaksanakan pelatihan teknis perumah sakitan dan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam pengawasan mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit.

Model Development and Total Quality Management System Implementation Analysis in Hospital, A Case Study in Semarang State Mental Hospital. Survey result 12 Hospital in East Java, Bali and West Sumatra indicate that public hospital quality care were not good. Directorate General Medical Care Policy in Longterm Development Stage 11 due to hospital quality care improvement is effort with human resources empowerment, implementing quality improvement training, and hospital accreditation.
It has been done Total Quality Management System intervention in five Self Financing ("Swadana") a hospital, but the result were not satisfied. Semarang State Mental Hospital status as institution of government revenue non tax ("Instansi Pengguna Penerimaan Bukan Pajak") as transition to self financing unit required Total Quality Management System Model.
There are five Total Quality Management Concept have been analyzed and then Synthesized Model Concept as a result. Synthesized Model has been implemented in Semarang State Mental Hospital and follow by analyze. The result of analyzed are : First, Total Quality Management Implementation System for Hospital ; Second, Total Quality Management Implementation Conceptual Model description ; Third, Implementation Model description in Semarang State Mental Hospital ; Fourth, Evaluation model of Total Quality Management Implementation ; Fifth, Potential problem in Total Quality Management Implementation in Hospital are individual, group and organization nit ready for changes.
As a conclusion is suggested to Ministry of Health for making conceptual Model and Total Quality Management System implementation strategic for public hospital , choosing several state mental hospital become self financing unit, changing state mental hospital organizational structure and training Total Quality Management for State mental hospital's Director. Another suggestion to Hospital Director had commitment for Total Quality Management implementation. To Indonesian Hospital Association doing hospital technical training and to community doing participation and controlling hospital quality care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Pandi Wijaya
"Total Quality Management (TQM) masih tetap menjadi suatu yang kontroversial, karena kesulitan mempraktekkannya. Ada yang mengatakan TQM sebagai kiasan baru manajemen, ada juga yang memujinya sebagai lompatan manajemen menuju kesuksesan. Beberapa bukti telah menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan TQM mampu meningkatkan kinerjanya secara kuantitatif, misalnya peningkatan profitabilitas dan pangsa pasar, maupun kualitatif seperti makin terpenuhinya kebutuhan konsumen dan meningkatkan motivasi kerja karyawan. Namun, kadang-kadang penerapan TQM tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak adanya komitmen manajemen, tidak adanya visi serta perencanaan yang jelas, karyawan tidak dilibatkan secara penuh, ataupun ketidakcermatan menginterpretasi masalah yang dihadapi konsumen. Kontroversi antara pendukung keberhasilan TQM dengan pengkritik penerapan TQM perlu dijembatani oleh suatu pandangan atau penelitian yang mampu mengidentifikasi apa saja faktor-faktor yang mungkin berpotensi menjadi penghambat keberhasilan penerapan TQM, khususnya di perusahaan yang telah dilabeli sertifikat ISO- 9000. Jangan sampai label sertifikasi ini hanya kiasan agar perusahaan tersebut dipandang sebagai perusahaan berkualitas tinggi, namun faktanya tidak. Seharusnya menilai kendala potensial penerapan TQM merupakan bagian integral dari proses penerapan TQM. Penggunaan alat bantu statistik juga diperlukan untuk mengukur besarnya korelasi dan pengaruh dari faktor-faktor potensial penghambat penerapan TQM, sehingga diketahui apa saja faktor penghambat dan seberapa besar hambatan itu, agar penerapan TQM menjadi mempunyai arah dan pijakan yang jelas dan sertifikasi ISO-9000 yang sudah dibayar mahal menjadi bermanfaat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26529
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riangga Aji Prasetyo
"Pemerintah Indonesia telah menaikkan harga BBM melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 218.K/MG.01/MEM.M/2022. Hal ini merespons kenaikan anggaran subsidi energi sebesar Rp502,4 triliun. Selain itu, kondisi geopolitik dunia yang penuh ketidakpastian, misalnya perang antara Rusia dan Ukraina yang sangat mempengaruhi harga komoditas energi di pasar dunia. Hal inilah yang melatarbelakangi pemerintah mengubah konsumsi bahan bakar menjadi energi listrik. Penggunaan energi listrik pada skenario optimis mencapai 409 TWH pada tahun 2030, sedangkan pada skenario moderat diperkirakan penggunaan listrik pada tahun 2030 mencapai 390TWH dibandingkan tahun 2021 sebesar 253-256 TWH. Melihat kondisi tersebut, sektor ketenagalistrikan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Permasalahan terkait keselamatan ketenagalistrikan, baik dari segi instalasi, kualitas produk dan material, hingga sistem manajemen penyedia jasa dan produsen material ketenagalistrikan, harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan industri. PT XYZ Sebagai LPK yang terakreditasi menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001 yang merupakan bagian dari standar ISO 9000 yang erat kaitannya dengan TQM. TQM telah menarik perhatian karena dampaknya yang signifikan terhadap kinerja. Penelitian ini mempelajari korelasi antara praktik TQM dan Kinerja Organisasi (OP) pada PT XYZ, untuk memberikan data bagi manajemen PT XYZ dalam mengembangkan kebijakan untuk menjaga keunggulan kompetitif mereka. Pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan metode survei kemudian diolah menggunakan metode SEM untuk mengetahui hubungan antar variabel. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2024 menunjukkan hasil bahwa TQM sebagai serangkaian kegiatan mempunyai dampak langsung dan positif terhadap OP. Nilai Loading menunjukkan korelasi yang kuat antara implementasi TQM dengan OP.

Indonesian government has increased fuel prices through Decree 218.K/MG.01/MEM.M/2022. This is in response to an increase in the energy subsidy budget of IDR 502.4 trillion. Apart from that, current world geopolitical conditions which has greatly influenced the price of energy commodities on the world market. This is made government start to change fossil fuel usage into electrical energy. Electrical energy use in the optimistic scenario reaches 409 TWH in 2030 compared to 2021 of 253-256 TWH, the result is electricity sector will experience extraordinary growth. Issues related to electricity safety, in terms of installation, product and material quality, of service providers and electricity material producers , must be a top priority in industrial development. Nowadays TQM has attracted attention because of its significant impact on performance. This research studies the correlation between TQM practices and Organizational Performance(OP) at PT XYZ, to provide data for PT XYZ management in developing policies to maintain their competitive advantage. Research conducted in 2024 shows the results that TQM as a series of activities has a direct and positive impact on OP."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>