Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Parameshwary
"ABSTRAK
Burnout merupakan suatu sindrom psikologis yang ditandai dengan adanya kelelahan fisik, depersonalisasi dan penurunan hasrat pencapaian diri yang muncul pada orang-orang yang bekelja untuk melayani orang lain. Caregiver keluarga pasien stroke adalah seluruh orang-orang yang memiliki hubungan darah terutama yang seeara psikologis terikat dengan diri penderita stroke seperti pasangan, anak, keluarga, saudara dan melakukan fimgsi perawatan dan pelayanan terhadap pasien stroke secara intens. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik: pasangan (istri), anak dan keluarga dekat pasien stroke yang dalam kesehariannya merawat pasien, telah melakukan fimgsi perawatan minimal satu tahun serta tinggal serumah dengan penderita stroke. Berdasarkan uji validitas, korelasi skor item total pada MBI bergerak antara 0.320 sampai dengan 0. 71 L Uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach memberikan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.846. Hasil pengbitungan statistik menjelaskan bahwa sebanyak 21 orang (65.6%) dari 32 responden mengalami burnout dalam taraf rendah, dimana 1 4 responden (66.7%) diantaranya beljenis kelarnin wanita, berusia 20 sampai dengan 29 tahun dan 50 sampai dengan 59 tahun (33.4%), berperan sebagai anak dari pasien stroke (57.1%), bekerja sebagai karyawan swasta (52.4%) ,memiliki latar belakang SMA (42.9%), telah berperan sebagai caregiver selama 1 sampai dengan 3 tahun dan 7 sampai dengan 10 tahun (38.1%) dan melakukan perawatan dengan kondisi pasien saat ini tergolong ringan (61.9"/o)."
2007
T32837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Willy Claussen
"ABSTRAK
Proses penyembuhan dari penderita stroke yang tidak dapat dipastikan dalam hitungan waktu yang jelas, membuat penderita maupun anggota keluarga yang merawat (caregiver keluarga berada pada kondisi psikologis yang menyulitkan Interaksi keseharian yang terjadi antara caregiver keluarga dan penderita stroke memungkinkan timbulnya persepsi ketidakseimbangan peran dengan dua aspeknya yaitu underbenefit dan underinvestment sehingga akan mengganggu fungsi perawatan dari caregiver keluarga yang mengarala pada sindroma burnout.
Penelitian ini dilakukan atas dasar studi korelasional, dengan sampel populasi yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling, kemudian data yag didapatkari diolah dengan menggunakan ruetode uji korelasi Spearman. Kekuatan hubungan antar variabel yang ingin diteliti tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara persepsi underbenefit dan underinvestment dengan burnout pada caregiver keluarga dari penderita stroke.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman, didapatkan hasil hipotesis diterima di taraf signifikansi 5% bahwa aspek persepsi underbenefit dalam berkorelasi signifikan dengan dua aspek burnout yaitu aspek kelelahan emosional dengan nilai korelasi 0:489 dan berkorelasi signifikan pula dengan aspek depersonalisasi dengan adanya nilai korelasi 0.696. Sedangkan aspek persepsi underinveriment dalam variabel persepsi ketidakseimbangan peran tidak berkorelasi secara signifikan dengan ketiga aspek burnout.
Penelitian ini juga menggambarkan taraf burnout yang dialami oleh caregiver keluarga yang dapat dikategorikan sebagai berikut, sebanyak 37.6% atau 21 oang dari 56 subyek mengalami kelelahan emosional (EE) yang tinggi Selanjutnya pada aspek depersonalisasi (DP) sebanyak 21 orang atau 37.6% subyek penelitian berada taraf tinggi. Sementara itu untuk Penurunan Hasrat Pencapaian Diri (PA) ternyata seluruh responden yang berjumlah 56 orang atau 100% masuk dalari kategori rendah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah Kusumowardani
2010
T37825
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kezya Indriani
"Penelitian ini membahas gambaran tentang burnout yang dialami oleh caregiver yang memberikan perawatan pada penyandang penyandang disabilitas ganda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber burnout yang dialami caregiver yaitu berasal dari beban kerja, konflik di tempat kerja, dan minimnya upah yang diberikan oleh lembaga. Sedangkan strategi/ coping yang dilakukan caregiver dalam menyelesaikan masalah adalah mencari dukungan sosial, mencari pekerjaan tambahan, berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan menghindari masalah.

This study discusses the description of burnout that helps caregivers who provide care for multiple disabilities. This research uses a descriptive qualitative approach. The data techniques used were interviews, observation, literature study, and documentation study. The results of this study indicate that the sources provided by caregivers come from workloads, conflicts in the workplace, and the minimum wage given by the institution. Meanwhile, the caregivers coping strategies in solving problems are seeking social support, seeking additional work, praying and surrendering to God Almighty, doing fun activities, and avoiding problems."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Yasmin Maharani
"Stroke merupakan penyebab disabilitas tertinggi yang disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah ke otak. Oleh karena itu, pasien stroke membutuhkan adanya bantuan dari family caregiver untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyaknya bantuan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh family caregiver rentan membuat family caregiver merasa terbebani. Melihat permasalahan tersebut, salah satu faktor protektif yang ditemukan mampu membantu family caregiver memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk bangkit dari situasi sulit dan mengurangi beban yang dirasakan adalah resiliensi keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk menguji besar peranan resiliensi keluarga pada beban caregiver pada family caregiver pasien stroke. Penelitian dilakukan terhadap 58 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18–62 tahun. Pengukuran variabel dilakukan menggunakan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat peranan negatif dan signifikan dari resiliensi keluarga terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). Hasil tersebut menyimpulkan tingginya resiliensi keluarga dapat berperan terhadap rendahnya beban caregiver. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya untuk menggali lebih dalam mengenai peran resiliensi keluarga dalam menanggulangi beban caregiver.

Stroke is the leading cause of disability and it occurs when blood vessels in the brain are blocked or burst. Due to the resulting disabilities, stroke patients require assistance from family caregivers to perform daily activities. The high demand and support needed from family caregivers make them vulnerable to feeling burdened. Considering this issue, one protective factor that has been found to help family caregivers maximize their potential and reduce the perceived burden is family resilience. This study aimed to examine the significant role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients. The research involved 58 family caregivers of stroke patients aged between 18 and 62 years. The variables were measured using the Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). The results of a simple linear regression analysis indicate a significant negative role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). These findings concluded that high family resilience can contribute to a reduced caregiver burden.  It is hoped that the findings of this research will serve as a reference for further studies to explore the role of family resilience in alleviating caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Febriana Tri Astuti
"Dengan semakin tingginya usia harapan hidup, makin jumlah orang lanjut usia (lansia) meningkat di masa yang akan datang. Pemberian perhatian pada peran pengasuhan terhadap orang lanjut usia menjadi hal yang tak terelakkan. Perempuan dalam keluarga selama ini telah menjadi sumber utama pengasuhan lansia; namun dengan pergeseran fungsi keluarga, pergeseran peran perempuan menjadi pencari nafkah, telah menggarisbawahi pentingnya peran sektor pengasuhan formal, seperti panti werdha, dalam menduukng para caregiver dari pihak keluarga lansia. Makin tinggi kebutuhan akan tersedianya pengasuhan lansia tersebut, makin tinggi pulalah tuntutan akan tersedianya caregiver yang efektif, yaitu memiliki keterampilan dan kemampuan yang relevan, sumber daya emosional dan material yang memadai, serta motivasi untuk menyediakan pengasuhan. Tuntutan yang tinggi dari masyarakat, tidak tersedianya sumber daya secara memadai dalam institusi formal tempat bekerja, serta karakteristik lansia yang dihadapi meningkatkan resiko terhadap terjadinya burnout pada caregiver.
Burnout memiliki tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri. Burnout dapat timbul karena tiga faktor yaitu faktor keterlibatan dengan lansia, faktor seting pekerjaan dan lingkungan kerja, serta faktor karakteristik individual. Selain itu, karena caregiver yang diteliti adalah perempuan, faktor keluarga juga dimasukkan sebagai tambahan. Proses burnout yang terjadi pada caregiver juga diteliti di sini. Proses burnout dianalisa berdasarkan gabungan dari model proses transaksional menurut Chemiss (1980) dan model transaksional dari stres pekerjaan menurut Cox (1993). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan memperolah gambaran tentang burnout yang terjadi pada caregiver, meliputi penyebab terjadinya burnout, gambaran dimensi burnout dan proses terjadinya.
Diperoleh hasil bahwa perempuan yang bekerja sebagai caregiver lansi mengalami burnout, dengan tingkat keparahan dan kemunculan dimensi burnout yang berbedabeda. Kelelahan emosional dan depersonalisasi dialami oleh setiap caregiver terutama karena keterlibatan dengan lansia. Sedangkan faktor seting pekerjaan menimbulkan kelelahan emosional dan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri. Burnout rentan terjadi pada caregiver yang cenderung memilih perilaku coping pertahanan intrapsikis yang bersifat paiiiative. Pelatihan keterampilan sosial dan pembentukan support group secara formal serta pengoptimalan fungsi penyelia dan pertemuan rutin dalam pemberian feedback dan peningkatan partisipasi caregiver menjadi saran praktis dari penelitian ini. Dari penelitian ini nampak pula pentingnya pemahaman tentang segi psikologi perkembangan orang lanjut usia memberikan pengasuhan yang efektif bagi lansia. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Biantari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor organisasional sebagai penyebab burnout pada caregiver di SOS Children?s Village, Cibubur, Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan tipe penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa caregiver mengalami beberapa aspek yang terdapat pada faktor organisasional sebagai penyebab burnout, seperti beban kerja yang berat, reward yang masih kurang, ketidakpercayaan dan kurangnya keterbukaan organisasi, konflik di dalam komunitas, serta konflik nilai-nilai dengan organisasi.

ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the organizational factors that cause burnout to caregiver in SOS Children?s Village, Cibubur, Jakarta Timur. This research is a qualitative research with descriptive approach and case study type. The research result shows that caregivers are experiencing some of the aspects of organizational factors as the cause of burnout, such as workload, insufficient reward, breakdown of the community, distrust and lack of openness, and conflict with the organization.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Restu Wardhani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Pines' Couple Burnout
Questionnaire and Measurement Alai ini dibuat oleh Pines, seorang psikolog dan konselor
pernikahan, yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya bumout dalam suatu hubungan interpersonal. Pines memberi istilah couple burnout untuk menyebut fenomena tersebut, yaitu suatu keadaan menyakitkan yang menimpa orang-orang, yang berharap cinta romantis akan memberi arti dalam hidup mereka (Pines, 1996).
Pines juga membuat sebuah model untuk menjelaskan bagaimana terjadinya burnout dan apakah hai itu dapat dihindari. Model tersebut terdiri dari dua lajur, yang sama-sama dimulai dengan lahap jatuh cinta, namun jalur yang satu berakhir dengan bumout dan lajur yang lain
berakhir dengan roots dan wings. Burnout dapat terjadi oleh karena adanya ketidaksesuaian antara harapan yang ada dengan kenyataan sehari-hari. Terjadinya burnout dalam suatu pernikahan merupakan proees yang terjadi secara berlahap. Adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang ada, ditambah dengan stres eehari-hari, dapat membuat keintiman dan cinta semakin menghilang.
Pemilihan wanita, sebagai subyek dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat yang menyalakan bahwa bagi wanita pernikahan adalah suatu hai yang panting sebagai alat untuk
mendapatkan kehidupan yang menjamin adanya rasa aman. Dengan keyakinan tersebut, wanita
akan memasuki suatu pemikahan dengan harapan bahwa ia akan mendapaikan cinta, rasa aman
dan kehahagiaan dari pasangan maupun dari pernikahannya. Bila harapan ini tidak eesuai dengan kenyataan yang ada maka akan terjadi pengikisan cinta dan komitmen sehingga menjadi burnout.
Tujuan dari penelitian ini adaiah untuk mendapatkan gambaran skor burnout pada wanita
dewasa yang menikah dan memiliki anak. Seiain itu iuga untuk mendapatkan gambaran masalah-
masalah yang dihadapi wanita dalam pernikahannya, cara coping yang digunakan serta bagaimana pereepsi tentang cinta romantis.
Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan pendekatan
kualitatif dilakukan dengan wawancara pada subyek yang memiliki skor burnout rendah dan
subyek dengan skor tinggi untuk mendapatkan ilustrasi terjadinya bumout serta roots and wings.
Subyek penelitian ini adalah wanita bekerja yang menikah dan memiliki anak, dengan
menggunakan teknik incidental sampling untuk pengambilan sampelnya.
Hasil dari penelilian ini adalah ssbanyak 80% dari keseluruhan wanita dalam penelitian ini
memiliki pernikahan yang baik-baik saja. Sedangkan 20% sisanya memiliki pernikhan yang hampir burnout dan ada yang sudah mengalami burnout. Sedangkan masalah-masalah dalam hubungan pernikahan yang terungkap dalam penelitian ini berkisar antara sifat, sikap maupun tingkah laku suami, misalnya egois, kurang komunikasi, atau kurang perhatian.
Ada perbedaan dalam cara coping yang digunakan oleh subyek dengan skor burnout rendah dengan subyek dengan skor tinggi. Pada kelompok burnout rendah, cara coping yang
digunakan adalah optimism action, dengan cara berdiskusi alau kompromi dangan suami.
Sedangkan pada kelompok bumout tinggi, cara coping yang digunakan adalah rabbnmizatrbn-
resignation, yaitu dengan mendiamkan hingga waklu yang akan menyelesaikan serta berusaha
mencari kesibukan lain agar dapat melupakan masalah. Selain itu ada beberapa cara coping lain yang digunakan yaitu mengingatkan pasangan, memberi pengertian, menasehati, serta mengambil inisiatif dan keputusan sendiri.
Saran-saran diberikan untuk memberi masukan pada penelitian salaniutnya agar alat ini
dapat benar-benar membantu untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya burnout dalam
pernikahan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aditama
"Perkembangan dan perubahan di masyarakat beqalan begitu cepat. Dinamika kehidupan telah begitu kompleks dan mobilitas masyarakat pun sudah semakin tinggi. Hal ini menuntut kebutuhan akan peranan kepolisian yang juga semakin tinggi, sehingga peranan Polri dalam melaksanakan fungsi kepolisian menjadi bertambah penting. Pada kenyataannya di lapangan, berbagai respon masyarakat telah memperlihatkan adanya kesan yang negatif terhadap penampilan kerja anggota Polri. Misalnya, sikap anggota reserse yang ogah-ogahan dalam menuntaskan kasus, masih merupakan gambaran yang dipersepsi oleh masyarakat tentang polisi dewasa ini.
Penampilan kerja polisi yang mengecewakan tersebut salah satu asumsinya disebabkan oleh adanya gejala burnout yang timbul dikalangan anggota Polri. Gejala burnout ini terdiri atas kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment, yang dialami oleh individu yang bekerja memberikan pelayanan bagi orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran burnout pada anggota Polri secara umum. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Incidental sampling. Teknik ini tergolong non probability sampling. Sampel berjumlah sebanyak 100 orang anggota Polri berpangkat bintara yang bertugas di Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Maslach Burnout Inventory (MBI). Untuk pengolahan data dilakukan teknik penghitungan nilai rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala burnout memang dialami oleh anggota Polri di Jakarta. Gejala burnout yang dialami oleh anggota Polri di Jakarta secara umum dirasakan setidaknya satu kali dalam enam bulan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesalonika Sih Mardi Bekti
"Stroke adalah penyakit dengan tingkat disabilitas dan mortalitas yang tinggi. Pasien stroke mengalami berbagai gejala yang mengakibatkan disabilitas sehingga pasien tidak mampu beraktivitas dan memenuhi kebutuhannya seorang diri. Kondisi ini membuat pasien sangat bergantung pada family caregiver dalam beraktivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, perawatan stroke yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama dapat menyebabkan family caregiver mengalami beban caregiver. Dalam hal ini, kesiapan merawat dapat menjadi bekal bagi individu dalam mencegah beban caregiver karena persepsi bahwa individu siap untuk merawat dapat memfasilitasi individu dalam melakukan tugasnya sebagai caregiver dan menghadapi tantangan yang dialami ketika merawat pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kesiapan merawat pada beban caregiver pasien stroke. Penelitian ini melibatkan 67 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18-65 tahun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesian Preparedness for Caregiving (I-PCS) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan merawat berperan secara negatif dan signifikan pada beban caregiver pasien stroke (p<0,05, R²=0,21). Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa caregiver perlu memiliki kesiapan merawat untuk meminimalisasi beban caregiver. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pihak tenaga kesehatan, psikolog serta pihak terkait lainnya untuk menyelenggarakan sebuah program pelatihan dan kolaborasi untuk membantu caregiver dalam mempersiapkan dirinya baik secara praktis maupun emosional untuk mencegah beban caregiver.

Stroke is a disease with a high rate of disability and death. Stroke patients experience various symptoms that cause disability so that patients become unable to carry out activities and meet their own needs. This condition makes the patients very dependent on family caregivers to carry out activities and meet daily needs. Stroke treatment is complex and time-consuming, these conditions can lead caregivers to experience a heavy burden on caregivers. In this case, the preparedness to provide care is one of the things that can prevent caregiver burden because the perception that someone is ready to care can make it easier for that person to carry out their duties and challenges as a caregiver when taking care of stroke patients. This study aims to examine the role of preparedness to caregiving in caregiver burden on caregivers of stroke patients. This study involved 67 family caregivers of stroke patients with an age range from 18-65 years old. The instruments used in this study were Indonesian Preparedness to Caregiving (I-PCS) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). Statistical analysis in this study shows that preparedness to caregiving has a negative and significant role on caregiver burden on stroke patients (p < 0.05, R² = 0.21). The research findings indicate that caregivers need to be prepared to provide care in order to reduce the burden on caregivers. This can be a consideration for health workers, psychologists and other related parties to organize training and collaboration programs to help caregivers prepare practically and emotionally to prevent caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>